Dosen Pengampu:
apt. Ni Made Amelia Ratnata Dewi, S.Farm., M.Farm.Klin.
apt. Rizqa Fersiyana Deccati, S.Farm., M.Farm.
2
PATOLOGI
(PATHOLOGY):
Salah satu cabang ilmu kedokteran yang berperan penting dalam mendiagnosa penyakit
3
PATOLOGI KLINIK
Clinical Patology
Laboratory Medicine
4
Kimia Klinik
Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat
digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain.
5
Kimia Klinik
Pemeriksaan laboratorium kimia klinik Mengukur perubahan senyawa
biokimia sebagai indikator status kesehatan atau penyakit
Perubahan biokimia di tubuh sebagai respons terhadap penyakit tidak sama
pada setiap jaringan dan organ
Marker biokimia dapat digunakan untuk diagnosis penyakit, dapat berupa
antigen, antibodi, enzim, hormon, dll
Contoh:
1. Peningkatan konsentrasi Blood urea nitrogen (BUN) dapat sebagai indikasi
gagal ginjal
2. Peningkatan konsentrasi kolesterol darah sebagai indikasi peningkatan risiko
penyakit jantung.
6
Spesimen pemeriksaan kimia klinik :
• Darah (serum/plasma)
• Cairan tubuh lain:
• Urin
• LCS (Liquor Cerebrospinalis)
• Cairan sendi
• Cairan pleura
• Dsb.
7
Kimia Klinik
Marker biokimia:
1. Karbohidrat
2. Lipid
3. Protein
4. Asam nukleat
5. Derivat marker di atas
6. Elektrolit
8
Prinsip Dasar
Satuan pengukuran
Reagen
Alat pengujian pada laboratorium
Perhitungan matematika
Spesimen
9
Pemeriksaan Kimia Klinik
• Elektrolit :sodium potasium,chloride
• Gas darah :PO2,pCO2,pH,HCO3, saturasi oksigen
• Endokrin: tiroid,estrogen ,testoteron
10
Lab.utama Kimia klinik
• Lipid: Total kolesterol, LDLc, HDLc, trigliseride
• Protein: total protein, albumin, imunoglobulin.’
• Glukosa
• Tumor Marker: prostate specific Antigen(PSA)
11
Contoh Fungsi Pemeriksaan Kimia Klinik
• Pemeriksaan Ureum dan Kreatinin fungsi ginjal
• Pemeriksaan SGOT dan SGPT fungsi hati
• Pemeriksaan lipid kolesterol
• Pemeriksaan Elektrolit
• Pemeriksaan endokrin melihat hormon tertentu
• Pemeriksaan gas darah pH tubuh
• Pemeriksaan gula darah penentu pasien DM
12
Tujuan pemeriksaan laboratorium
menegakkan diagnosis
13
Penggunaan pemeriksaan laboratorium
14
Standar Perlindungan infeksi di Lab
• Proteksi (Jas lab, masker, sarung tangan, kaca mata pelindung)
• Mencuci tangan yang benar (dengan sabun dan air atau handrub yang
berisi alkohol)
15
16
PENCEGAHAN KEDARURATAN LABORATORIUM
• PENCEGAHAN UMUM:
1.Ruangan:
- disain dan penataan ruangan harus sesuai
utk: - kegiatan laboratorium rutin
18
19
20
Lanj’t
21
Fasilitas Penunjang
22
23
2. PERALATAN
- penggunaan dan pemeliharaan alat
harus sesuai PROTAP / GLP
- penataan peralatan harus ergonomik
24
3. SISTEM dan PROSEDUR
- harus ditetapkan PROTAP dan alur kerja
untuk semua kegiatan laboratorium.
- harus ada PROTAP tindakan dalam
keadaan darurat
- dilakukan audit internal terus menerus
thd pelaksanaan PROTAP.
25
4. PETUGAS dilarang
- menyimpan makanan, makan, minum,
merokok didalam laboratorium.
- menggunakan acessories selama
bekerja didalam laboratorium
- meletakkan barang2 pribadi di area kerja
- menggunakan alat pelindung diri keluar
laboratorium
26
• PETUGAS wajib
- melaksanakan semua kegiatan sesuai
PROTAP / GLP
- menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai dengan kegiatan
- menjaga kesehatan umum dan
imunitas thd penyakit tertentu
- memahami PROTAP tindakan pada
keadaan darurat
27
PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA
• Laksanakan PROTAP kegiatan menggunakan bahan
kimia
• Sediakan Material Safety Data Sheet (MSDS)
untuk semua bahan kimia yang ada di lab
• Gunakan alat pelindung yang sesuai dengan
bahan kimia yang ditangani
28
Pencegahan bahaya kimia….
1. Jangan memegang botol bahan kimia pd lehernya,
peganglah pd bagian badannya dan gunakan alat
bantu.
2. Pakailah pelindung mata bila bekerja dengan asam
kuat,bahan kaustik,bahan leleh-panas atau yg mudah
meledak.
3. Jangan memipet asam kuat,bahan kaustik, oksidan
kuat atau bahan toksik dg mulut, pakailah pipet
otomatik atau alat bantu pipet.
29
Pencegahan bahaya kimia…
5. Gunakan sungkup asap bila mengerjakan
bahan yang menghasilkan asap berracun,
korosif atau berbau menyengat
6. Bila mengencerkan asam pekat,
tuangkan asam sedikit demi sedikit kedalam air,
jangan tuangkan air kedalam asam pekat
7. Jangan menuang dua macam reagen atau lebih
secara berturutan ketempat pembuangan,
dpt berreaksi menghasilkan zat/gas berracun
30
PENCEGAHAN BAHAYA BIOLOGIK
• Didasarkan atas klasifikasi tingkat keamanan
biologik laboratorium yang bersangkutan
• Seluruh kegiatan laboratorium, desinfeksi, sterilisasi
dan pengelolaan limbah infeksius harus sesuai dengan
PROTAP/GLP
• Gunakan kabinet keamanan biologik yang
sesuai
31
Pencegahan bahaya biologik…..
32
Pencegahan bahaya biologik….
33
PAJANAN BAHAN INFEKSIUS
• Bila tertusuk jarum suntik bekas pakai:
- segera cuci dg air mengalir se- banyak
mungkin dan sabun atau antiseptik
- bagian yang tertusuk ditekan sampai
darah keluar
- jangan dihisap dg mulut
34
• Bila darah mengenai kulit utuh :
- cuci dg sabun dan air mengalir
- atau dg larutan garam dapur
• Bila darah masuk mulut :
- ludahkan dan kumur dg air beberapa kali
• Bila darah terpercik ke mata :
- lakukan irigasi dg air atau lar garam fisiologis
• Bila darah terpercik kedalam hidung :
- hembuskan keluar,cuci dg air atau larutan garam
fisiologis
35
TATALAKSANA PAJANAN BHN INFEKSIUS
• LANGKAH 1
-Cuci sebersih mungkin
36
• Cara pajanan :
- tusukan jarum
- goresan kulit
- pajanan kulit yang luka
- pajanan pd selaput mukosa
• Bahan pajanan
- darah
- cairan tubuh lain
37
• Status infeksi sumber pajanan :
- hepatitis B, C, HIV
- bila sumber tdk diketahui,anggap semua (+)
- jangan lakukan pmrks thd jarum bekas pakai
• Kerentanan terpajan :
- pernah vaksinasi hepatitis B ?
- status serologi HBV ?
- anti HCV ?
- anti HIV ?
38
• LANGKAH 3
- berikan Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
- HBV : -PPP segera mungkin, <24 jam
- ibu hamil juga boleh
- HCV : -tidak dianjurkan
- HIV : - dlm bbrp jam stlh pajanan
- PPP berupa ARV jangka pendek
39
• LANGKAH 4
- pemeriksaan laboratorium lanjutan
- laksanakan konseling bila perlu
- periksa kesehatan setiap ada gejala
penyakit apapun
40
Profilaksis Pasca Pajanan hepatitis B
• Bila korban terpajan belum pernah vaksinasi
1. Sumber pajanan HBsAg (-) :
- vaksinasi
2. Sumber pajanan HBsAg (+) :
- berikan HBIG
- vaksinasi
3. Sumber pajanan tidak diketahui:
- vaksinasi
41
• Bila korban terpajan pernah divaksinasi
1. Anti HBs (+) :
- tidak perlu pengobatan
2. Anti HBs (-) :
- sumber pajanan HBsAg (-):
tidak perlu pengobatan
- sumber pajanan HBsAg (+)/HBsAg(-) tetapi
berrisiko tinggi:
-berikan HBIG, lanjutkan vaksinasi
42
Terima kasih
43