Anda di halaman 1dari 43

KIMIA KLINIK

Dosen Pengampu:
apt. Ni Made Amelia Ratnata Dewi, S.Farm., M.Farm.Klin.
apt. Rizqa Fersiyana Deccati, S.Farm., M.Farm.

Program Studi Farmasi


Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram
2021
1
Buku Acuan
Arneson, W., dan J. Brickell (2007) : Clinical Chemistry A Laboratory Perspective
FA Davis, Philadelphia
Bishop, M. (2020). Clinical chemistry: principles, techniques, and correlations.
Jones & Bartlett Publishers.
Burtin, C. A., Ashwood, E, R. and D. E, Bruns.(2008) : Fundamentals of Clinical
Chemistry. Sixth Edition. Saunders Elsevier, Missouri.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011) : Pedoman Interpretasi Data
Klinik. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1792
/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik, Jakarta

2
PATOLOGI
(PATHOLOGY):
Salah satu cabang ilmu kedokteran yang berperan penting dalam mendiagnosa penyakit

PATOLOGI PATOLOGI PATOLOGI


ANATOMI KLINIK FORENSIK

KIMIA KLINIK HEMATOLOGI IMUNOLOGI MIKROBIOLOGI

3
PATOLOGI KLINIK
Clinical Patology
Laboratory Medicine

Ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi


pada cairan tubuh yang disebabkan oleh penyakit

pemeriksaan laboratorium klinik

4
Kimia Klinik
Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat
digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain.

Tujuan utama kimia klinik: melaksanakan prosedur analitik sehingga


diperoleh informasi yang akurat yang dapat digunakan dalam diagnosa
dan terapi pasien. (Bishop, 2017)

5
Kimia Klinik
 Pemeriksaan laboratorium kimia klinik  Mengukur perubahan senyawa
biokimia sebagai indikator status kesehatan atau penyakit
 Perubahan biokimia di tubuh sebagai respons terhadap penyakit tidak sama
pada setiap jaringan dan organ
 Marker biokimia dapat digunakan untuk diagnosis penyakit, dapat berupa
antigen, antibodi, enzim, hormon, dll
 Contoh:
1. Peningkatan konsentrasi Blood urea nitrogen (BUN)  dapat sebagai indikasi
gagal ginjal
2. Peningkatan konsentrasi kolesterol darah  sebagai indikasi peningkatan risiko
penyakit jantung.
6
Spesimen pemeriksaan kimia klinik :
• Darah (serum/plasma)
• Cairan tubuh lain:
• Urin
• LCS (Liquor Cerebrospinalis)
• Cairan sendi
• Cairan pleura
• Dsb.

• Jenis pemeriksaan dalam kimia klinik:


• Substrat tertentu (albumin, BUN, SC, dll)
• Enzim (SGOT, SGPT, ALP, dll)
• Hormonal
• Elektrolit
• Gas darah.

7
Kimia Klinik
 Marker biokimia:
1. Karbohidrat
2. Lipid
3. Protein
4. Asam nukleat
5. Derivat marker di atas
6. Elektrolit

8
Prinsip Dasar
 Satuan pengukuran
 Reagen
 Alat pengujian pada laboratorium
 Perhitungan matematika
 Spesimen

9
Pemeriksaan Kimia Klinik
• Elektrolit :sodium potasium,chloride
• Gas darah :PO2,pCO2,pH,HCO3, saturasi oksigen
• Endokrin: tiroid,estrogen ,testoteron

10
Lab.utama Kimia klinik
• Lipid: Total kolesterol, LDLc, HDLc, trigliseride
• Protein: total protein, albumin, imunoglobulin.’
• Glukosa
• Tumor Marker: prostate specific Antigen(PSA)

11
Contoh Fungsi Pemeriksaan Kimia Klinik
• Pemeriksaan Ureum dan Kreatinin fungsi ginjal
• Pemeriksaan SGOT dan SGPT fungsi hati
• Pemeriksaan lipid kolesterol
• Pemeriksaan Elektrolit
• Pemeriksaan endokrin melihat hormon tertentu
• Pemeriksaan gas darah pH tubuh
• Pemeriksaan gula darah penentu pasien DM

12
Tujuan pemeriksaan laboratorium

menunjang pemeriksaan fisis

menegakkan diagnosis

13
Penggunaan pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan penyaring atau skrining ( rule in, rule out, case


finding, check up )
2) Pemeriksaan konfirmasi ( diagnostik, definitif)
3) Pemeriksaan pemantauan ( follow up )
4) Pemeriksaan penderita gawat ( emergency )
5) Pemeriksaan untuk persiapan operasi

14
Standar Perlindungan infeksi di Lab
• Proteksi (Jas lab, masker, sarung tangan, kaca mata pelindung)
• Mencuci tangan yang benar (dengan sabun dan air atau handrub yang
berisi alkohol)

15
16
PENCEGAHAN KEDARURATAN LABORATORIUM
• PENCEGAHAN UMUM:
1.Ruangan:
- disain dan penataan ruangan harus sesuai
utk: - kegiatan laboratorium rutin

- penyelamatan pd keadaan darurat


- aliran udara harus dibuat searah
- suhu ruangan 26–28 0C, kelembaban 50-
70%
17
PMK no. 43 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik

18
19
20
Lanj’t

21
Fasilitas Penunjang

22
23
2. PERALATAN
- penggunaan dan pemeliharaan alat
harus sesuai PROTAP / GLP
- penataan peralatan harus ergonomik

24
3. SISTEM dan PROSEDUR
- harus ditetapkan PROTAP dan alur kerja
untuk semua kegiatan laboratorium.
- harus ada PROTAP tindakan dalam
keadaan darurat
- dilakukan audit internal terus menerus
thd pelaksanaan PROTAP.

25
4. PETUGAS dilarang
- menyimpan makanan, makan, minum,
merokok didalam laboratorium.
- menggunakan acessories selama
bekerja didalam laboratorium
- meletakkan barang2 pribadi di area kerja
- menggunakan alat pelindung diri keluar
laboratorium

26
• PETUGAS wajib
- melaksanakan semua kegiatan sesuai
PROTAP / GLP
- menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai dengan kegiatan
- menjaga kesehatan umum dan
imunitas thd penyakit tertentu
- memahami PROTAP tindakan pada
keadaan darurat

27
PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA
• Laksanakan PROTAP kegiatan menggunakan bahan
kimia
• Sediakan Material Safety Data Sheet (MSDS)
untuk semua bahan kimia yang ada di lab
• Gunakan alat pelindung yang sesuai dengan
bahan kimia yang ditangani

28
Pencegahan bahaya kimia….
1. Jangan memegang botol bahan kimia pd lehernya,
peganglah pd bagian badannya dan gunakan alat
bantu.
2. Pakailah pelindung mata bila bekerja dengan asam
kuat,bahan kaustik,bahan leleh-panas atau yg mudah
meledak.
3. Jangan memipet asam kuat,bahan kaustik, oksidan
kuat atau bahan toksik dg mulut, pakailah pipet
otomatik atau alat bantu pipet.

29
Pencegahan bahaya kimia…
5. Gunakan sungkup asap bila mengerjakan
bahan yang menghasilkan asap berracun,
korosif atau berbau menyengat
6. Bila mengencerkan asam pekat,
tuangkan asam sedikit demi sedikit kedalam air,
jangan tuangkan air kedalam asam pekat
7. Jangan menuang dua macam reagen atau lebih
secara berturutan ketempat pembuangan,
dpt berreaksi menghasilkan zat/gas berracun

30
PENCEGAHAN BAHAYA BIOLOGIK
• Didasarkan atas klasifikasi tingkat keamanan
biologik laboratorium yang bersangkutan
• Seluruh kegiatan laboratorium, desinfeksi, sterilisasi
dan pengelolaan limbah infeksius harus sesuai dengan
PROTAP/GLP
• Gunakan kabinet keamanan biologik yang
sesuai

31
Pencegahan bahaya biologik…..

1. Berikan label yg jelas pada bahan2 infektif.


2. Spesimen yg dpt menularkan penyakit lewat
udara hrs ditangani dlm sungkup biologis yg
sesuai.
3. Lakukan dekontaminasi/desinfeksi /
sterilisasi dg prosedur yg sesuai

32
Pencegahan bahaya biologik….

4. Hindari kontak langsung dg spesimen biologis,


gunakan alat bantu/pelindung diri yang sesuai.
5. Jangan bekerja dengan luka terbuka pd tangan
6. Cuci tangan setelah menangani spesimen.
7. Jangan makan/minum/merokok dlm lab.
8. Jangan menyimpan makanan/minuman dlm lab
9. Jangan memasang asesoris/kosmetik dlm lab

33
PAJANAN BAHAN INFEKSIUS
• Bila tertusuk jarum suntik bekas pakai:
- segera cuci dg air mengalir se- banyak
mungkin dan sabun atau antiseptik
- bagian yang tertusuk ditekan sampai
darah keluar
- jangan dihisap dg mulut

34
• Bila darah mengenai kulit utuh :
- cuci dg sabun dan air mengalir
- atau dg larutan garam dapur
• Bila darah masuk mulut :
- ludahkan dan kumur dg air beberapa kali
• Bila darah terpercik ke mata :
- lakukan irigasi dg air atau lar garam fisiologis
• Bila darah terpercik kedalam hidung :
- hembuskan keluar,cuci dg air atau larutan garam
fisiologis

35
TATALAKSANA PAJANAN BHN INFEKSIUS
• LANGKAH 1
-Cuci sebersih mungkin

-catat dan laporkan dlm 24 jam


• LANGKAH 2
Telaah pajanan :
- cara pajanan
- bahan pajanan
- status infeksi sumber pajanan
- kerentanan terpajan

36
• Cara pajanan :
- tusukan jarum
- goresan kulit
- pajanan kulit yang luka
- pajanan pd selaput mukosa

• Bahan pajanan
- darah
- cairan tubuh lain

37
• Status infeksi sumber pajanan :
- hepatitis B, C, HIV
- bila sumber tdk diketahui,anggap semua (+)
- jangan lakukan pmrks thd jarum bekas pakai

• Kerentanan terpajan :
- pernah vaksinasi hepatitis B ?
- status serologi HBV ?
- anti HCV ?
- anti HIV ?

38
• LANGKAH 3
- berikan Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
- HBV : -PPP segera mungkin, <24 jam
- ibu hamil juga boleh
- HCV : -tidak dianjurkan
- HIV : - dlm bbrp jam stlh pajanan
- PPP berupa ARV jangka pendek

39
• LANGKAH 4
- pemeriksaan laboratorium lanjutan
- laksanakan konseling bila perlu
- periksa kesehatan setiap ada gejala
penyakit apapun

40
Profilaksis Pasca Pajanan hepatitis B
• Bila korban terpajan belum pernah vaksinasi
1. Sumber pajanan HBsAg (-) :
- vaksinasi
2. Sumber pajanan HBsAg (+) :
- berikan HBIG
- vaksinasi
3. Sumber pajanan tidak diketahui:
- vaksinasi

41
• Bila korban terpajan pernah divaksinasi
1. Anti HBs (+) :
- tidak perlu pengobatan
2. Anti HBs (-) :
- sumber pajanan HBsAg (-):
 tidak perlu pengobatan
- sumber pajanan HBsAg (+)/HBsAg(-) tetapi
berrisiko tinggi:
 -berikan HBIG, lanjutkan vaksinasi

42
Terima kasih

43

Anda mungkin juga menyukai