Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

INDENTIFIKASI BAHAN PEMANIS SECARA KUALITATIF

Nama Mahasiswa :FIRDAUS


NIM : 20.71.02247
Kelas : Farmasi A
Dosen pengampu : Susi Novariyatiin,M.Si

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021
I. TUJUAN
1. Mengetahui prinsip dasar identifikasi Siklamat dan Sakarin.
2. Mengetahui cara identifikasi adanya kandungan Siklamat dan
Sakarin pada sampel dengan menggunakan uji pengendapan.

II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
Siklamat Sakarin
Gelas Beaker Pengaduk
Erlenmeyer Gelas Beaker
Tabung Reaksi Cawan Penguap
Batang Pengaduk Hot Plate
Pipet Ukur Gelas Ukur
Corong Kaca Corong pisah
Kertas Saring

b. Bahan
Siklamat Sakarin
Sampel BaSO4 Aquades
Aquades Rosolsinol
NaOH 10% n-heksana
BaCl2 5% H2SO4 Pekat
HCl NaOH
NaNO2 HCl 25%
III. PROSEDUR KERJA
a. Siklamat

Masukan bahan yang akan diuji kedalam gelas


beaker

Larutkan dengan menggunakan menggunakan


aquades, aduk hingga larut

Tambahkan 1 ml NaOH 10%, aduk hingga larut dan


diamkan selama 5 menit

Letakan kertas saring pada corong lalu basahi


dengan aquades. Lalu saring sampel yang tadi.

Tambahkan 2 ml Barium Klorida 5%, lalu aduk


hingga larut

Tambahkan HCl

Tambahkan 0,2 gr Natrium Nitrit, aduk lalu


tuangkan dalam tabung reaksi. Amati
b. Sakarin

Masukan sampel kedalam gelas beaker

Tambahkan 50 ml aquades, aduk hingga homogen

Lalu masukan sampel kedalam corong pisah

Tambahkan 20 ml n-heksana kedalam corong pisah

Tambahkan 5 ml HCl 25% kedalam corong pisah

Kocok campuran dalam corong pisah untuk


mengekstrak Sakarin yang terkandung dalam
sampel

Lalu diamkan beberapa saat hingga terbentuk 2


lapisan

Pisahkan lapisan bawah

Ambil lapisan atas yang mengandung sakarin, tuang


kedalam cawan penguap
Lalu tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat kedalam
cawan

½
Tambahkan sendok spatula rosolsinol, aduk
hingga larut

Lalu uapkan pelarut dalam cawan penguap hingga


tersisa sedikit

Lau tuangkan kedalam tabung reaksi, lalu encerkan

Tambahkan NaOH hingga basa

Tambahkan I2 beberapa tetes, lalu amati.


IV. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan dari siklamat dan sakarin

No Sampel Hasil
1. Siklamat larutan berwarna keruh keputihan
2. Sakarin Larutan berwarna kekuningan

V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini uji pengendapan dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya kandungan Siklamat dan Sakarin pada sampel yang
diujikan.

Penggunaan Siklamat dapat dipastikan apabila larutan terbentuk


endapan putih. Sampel yang dimasukkan dalam gelas beaker lalu
ditambahkan dengan NaOH 10%, lalu disaring kemudaian ditambahkan
BaCl2 5%, HCl, dan NaNO2. Warna larutan mulai agak keruh hampir
membentuk endapan berwarna putih. Hal ini menunjukan bahwa larutan
yang diuji positif mengandung Siklamat.

Penggunaan Sakarin dapat dipastikan apabila hasil uji pada sampel


menunjukan perubahan pada warna larutan menjadi hijau kekuningan
atau kuning hijau. Sampel yang telah melalui proses penanbahan bahan
pereaksi dan dilakukan proses penguapan menunjukan hasil reaksi berupa
warna pada larutan berubah menjadi warna kekuningan. Hal ini
menunjukan bahwa sampel yang telah diuji positif mengandung Sakarin.

Setiap Negara pasti mempunyai aturan tersendiri dalam membatasi


jumlah konsumsi siklamat. Seperti di Indonesia melalui peraturan Menteri
Kesehatan RI no. 722/Menkes/per/IX/88 diatur bahwa kadar siklamat
dalam makanan dan minuman berkalori rendah dan penderita diabetes
mellitus adalah 3mg/kg bahan makanan atau mibnuman. Adapun
organisasi kesehatan dunia WHO sendiri membatasi konsumsi harian
siklamat yang aman adalah 11mg/kg BB (Yuliarti, 2007).

Dalam peraturan kepala badan pengawasan obat dan makanan RI


nomor 4 tahun 2014, tentang batas maksimum penggunaan bahan
tambahan pangan (BTP) pemanis dalam bab III (jenis dan batas
maksimum BTP pemanis) pasal 3 ayat 3 menyatakan, sakarin termasuk
salah satu pemanis buatan yang diizinkan dan dinyatakan aman untuk
dikonsumsi sesuai dengan Acceptable Daily Intake (ADI) yang
ditetapkan. Acceptable Daily Intake sakarin yang diizinkan adalah 5
mg/kgBB/hari untuk anak dan dewasa. Penggunaan sakarin dilarang di
Amerika dan Jepang karena terbukti berbahaya bagi kesehatan.
Keamanan mengonsumsi sakarin masih banyak diperdebatkan, oleh
karena itu penggunaan sakarin harus dibatasi walaupun penggunaannya
diizinkan (Bakal and Nabors, 2011; Effendi,2012).

VI. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dari hasil uji yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pada sampel yg diujikan positif mengandung
Siklamat karena sampel yang menunjukan hasil reaksi yang berupa
larutan nampak keruh putih.
pada uji penguapan untuk mengidentifikasi adanya Sakarin. Pada
hasil sampel yang telah diujikan positif mengandung Sakarin karena
sampel menunjukan hasil reaksi perubahan pada warna larutan menjadi
kekuningan.
DAFTAR PUSTAKA

Bakal and Nabors, 2011; Effendi,2012. Evaluasi Profil Sensori Sediaan

Pemanis Komersial Menggunakan Metode Check-All-That-

Apply (CATA). Jurnal Mutu Pangan.

Yuliarti. (2007). Awas! Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta:

Penerbit Andi Yogyakarta. hlm. 21.

Anda mungkin juga menyukai