Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat- Nya Buku
Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi dapat diselesaikan dengan baik.
Buku petunjuk praktikum Analisis Farmasi ditujukan khusus untuk mahasiswa Jurusan
Farmasi Klinis Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Medika Persada dengan sasaran :
1. Membekali mahasiswa Jurusan Farmasi Klinis dengan segala pengetahuan praktis dan
teoritis tentang konsep analisis farmasi sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam
analisis obat.
2. Memberi panduan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum dengan baik dalam
waktu yang relatif singkat.
Demi tercapainya sasaran diatas, dalam petunjuk praktikum ini pada setiap percobaan
sudah dilengkapi dengan prinsip dan teori yang melandasinya.
Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu terselesaikannya Buku Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi ini. Semoga buku ini
dapat bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan Praktikum Analisis Farmasi.
Kami menyadari bahwa Buku Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi masih jauh dari
sempurna, untuk hal ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk perbaikan penyusunan buku ini di masa mendatang sehingga nantinya dapat mendukung
terselenggaranya Analisis Farmasi dengan lebih baik.
PERCOBAAN I ..................................................................................................................................... 9
PERCOBAAN II .................................................................................................................................. 15
LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 27
TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
Adapun tata tertib yang wajib ditaati oleh setiap Praktikan yang mengikuti kegiatan Praktikum
Analisis Farmasi adalah sebagai berikut :
1. Praktikan hanya boleh melakukan praktikum pada waktu-waktu yang telah ditentukan, kecuali
untuk membuat persiapan praktikum (membuat reagen) dapat dilakukan di luar jam praktikum
atas persetujuan Dosen, Laboran atau Asisten Praktikum
2. Seluruh praktikan diwajibkan hadir minimal 15 menit sebelum waktu praktikum dimulai dan
selambat-lambatnya 15 menit setelah praktikum dimulai dengan alasan yang telah disampaikan
terlebih dahulu kepada Dosen, Laboran atau Asisten Praktikum
3. Praktikan wajib memakai pakaian yang memenuhi persyaratan praktikum, Seperti :
a. Mengenakan pakaian berkerah dan sopan
b. Mengenakan Jas laboratorium setiap kali praktikum
c. Mengenakan sepatu tertutup bukan flatshoes atau sandal
d. Mengenakan masker dan handgloves setiap kali praktikum
e. Mengikat rambut dengan rapi tanpa poni
Bagi praktikan yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
4. Praktikan wajib membawa peralatan praktikum. Adapun peralatan yang harus dibawa oleh
praktikan (perorangan) selama praktikum adalah;
a. Masker dan handgloves
b. Pipet tetes panjang
c. Sendok tanduk
d. Batang pengaduk
e. Alat tulis lengkap
f. Kertas label harga
g. Kain lap
h. Calculator (bukan ponsel)
i. Tissue
j. Kresek untuk sampah
5. Praktikan wajib membawa buku Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi, Jurnal Awal, Log Book
(Skema kerja, Tabel Penimbangan, dan Hasil Percobaan), Laptop (berkelompok) dan beberapa
lembar kertas ke dalam Laboratorium. Tidak diperkenankan membawa buku literatur atau
segala bentuk kertas yang tidak berhubungan dengan kegiatan Praktikum.
6. Tas, ponsel dan perlegkapan lainnya yang tidak dipergunakan selama praktikum diletakkan
secara teratur di luar Laboratorium. Untuk keperluan dokumentasi kegiatan praktikum cukup
satu kelompok membawa satu ponsel.
7. Setiap praktikan harus mengikuti pretest atau postest (sesuai yang ditentukan Dosen, Laboran
atau Asisten Praktikum) dan melampaui passing grade (≥ 60,00) agar dapat mengikuti
praktikum pada hari dan materi pelaksanaan pretest atau postest tersebut
8. Selama mengikuti praktikum, praktikan tidak diperkenankan membawa makanan/minuman
ke dalam laboratorium, merokok, berbicara yang tidak berhubungan dengan praktikum,
menerima atau melakukan panggilan maupun mengirimkan pesan singkat melalui ponsel yang
dapat menganggu jalannya praktikum
9. Setiap kegiatan dan hasil pengukuran (voulume atau bobot), hasil analisa instrumen, hasil
reaksi dan seterusnya harus dilaporkan dan dituliskan dalam lembar yang tersedia atau pada
Log Book masing-masing praktikan dengan persetujuan Asisten Praktikum.
Praktikan tidak diperkenankan berbohong, menyembunyikan atau memanipulasi data
praktikum.
10. Praktikan wajib memeriksa dan menjaga kebersihan alat dan ruangan atau laboratorium
sebelum, selama dan sesudah praktikum
11. Jika terjadi kerusakan dan/atau kehilangan alat praktikum, maka praktikan bersama
kelompok/golongan/ angkatan (sesuai kesepakatan masing-masing) diwajibkan mengganti
alat dengan spesifikasi minimal sama sejumlah dua kali alat yang hilang/ rusak, dengan
tenggang waktu maksimal sehari sebelum praktikum selanjutnya atau sesuai kesepakatan
dengan dosen, Laboran atau Asisten Praktikum.
12. Jurnal praktikum dibuat berkelompok dengan format sesuai ketentuan dan diserahkan ke
Asisten Praktikum sesuai materi saat jadwal praktikum berlangsung.
13. Laporan praktikum dibuat berkelompok dengan format sesuai ketentuan dan diserahkan ke
Dosen atau Asisten Praktikum sesuai materi seminggu setelah praktikum tersebut
dilaksanakan, Laporan dikumpulkan dalam bentuk hardcopy (tanpa jilid). Keterlambatan
pengumpulan jurnal dengan alasan apapun akan diberikan nilai 0 (NOL)
14. Ketidakhadiran praktikan karena sakit, harus menyampaikan surat sakit secara tertulis dengan
melampirkan surat keterangan sakit dari dokter, paling lambat 2 hari setelah hari praktikum
(yang tidak dihadiri oleh ybs), dan wajib mengikuti kegiatan praktikum pada kelompok atau
golongan lain sesuai materi yang tidak bisa dihadiri oleh ybs.
15. Ketidakhadiran karena suatu keharusan dan alasan tertentu harus disampaikan secara lisan dan
tertulis paling lambat 1 (satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud, dan wajib mengikuti
kegiatan praktikum pada kelompok atau golongan lain sesuai materi yang tidak dihadiri oleh
ybs
16. Hal-hal yang belum dinyatakan dalam tata tertib ini dan sekiranya diperlukan demi kemajuan
dan ketertiban kegiatan praktikum Analisis Farmasi akan ditentukan dengan kesepakatan
bersama
KETENTUAN PENILAIAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
A. PENILAIAN HARIAN
1. Praktikum 60%
a. Pretest 30%
b. Sikap 30%
- Tanggung jawab (10)
- Kebersihan/kerapian (10)
- Kerja sama (10)
c. Keterampilan 40%
- Penggunaan Alat (20)
- Pelaksanaan Prosedur (20)
2. Diskusi 10%
3. Jurnal 10%
4. Laporan Akhir 20%
+
100%
B. PENILAIAN AKHIR
100%
FORMAT PENULISAN JURNAL DAN LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
Adapun ketentuan dan/atau format penulisan Jurnal dan Laporan Praktikum Analisis Farmasi
adalah sebagai berikut :
1. Penulisan keseluruhan digunakan font : “TIMES NEW ROMAN” dengan font size “12”,
line spacing “1,5” dengan spacing after, before paragraph “0 pt” dan rata tulisan “Justify”.
Batas ATAS dan KIRI “4 cm”. Batas KANAN dan KIRI “3 cm”. Seluruh huruf dicetak
TEGAK kecuali istilah asing atau tertentu dicetak MIRING
2. Sampul atau COVER seluruh tulisan dicetak “BOLD”. Judul percobaan font size “16”.
Logo IIK terbaru ukuran “4x4 cm” dibuat sesuai lampiran 1.
3. Isi tulisan, Judul kegiatan “BOLD”. Judul Bab, “BOLD”, judul sub-bab TIDAK BOLD.
Urutan penomeran tiap Bab dan Sub-bab ditulis seperti pada contoh.
4. Semua CATATAN KAKI dapat ditulis pada akhir paragraf SEBELUM TITIK. Jika dalam
paragraf terdapat DUA catatan kaki digabung pada AKHIR paragraf dengan batas tanda “;”
atau dapat dituliskan pada AKHIR KALIMAT yang dikutip.
5. SETIAP GAMBAR yang dilampirkan atau dikutip cantumkan CATATAN KAKI sumber.
Pembuatan SKEMA kerja pastikan kotak-kotak batas skema ukurannya SAMA BESAR dan
PANAH diletakkan pada tempat yang sama. Pembuatan TABEL penimbangan dan hasil
dipastikan ukuran tabel tidak MELEBIHI MARGIN penulisan.
6. Pembuatan halaman dimulai SETELAH COVER, diletakkan pojok kiri bawah dengan
ketentuan penulisan sama seperti poin 1.
7. Keseluruhan tulisan dicetak dengan TINTA HITAM
A. CONTOH ISI JURNAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
1. TUJUAN
(Berisi Tujuan sesuai dengan Buku Petunjuk Praktikum)
2. TINJAUAN PUSTAKA (Min. 1 halaman; maks. 3 halaman)
Analit atau Sampel
Metode analisis
Teori dasar atau prinsip
Instrumentasi
Dan seterusnya
Dan seterusnya
3. ALAT DAN BAHAN
Alat
a. alat gelas
b. Instrumen 1
c. Instrumen 2
d. Dan seterusnya
Bahan
a. Akuades dan pelarut lainnya.
b. Baku 1
c. Baku 2
d. Dan seterusnya
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
Perhitungan Pembuatan Larutan
a. Perhitungan Larutan Standar
b. Perhitungan Larutan Seri
c. Dan seterusnya
Prosedur Kerja
a. Prosedur Pembuatan Larutan Standar
b. Prosedur Pembuatan Larutan Seri
c. Pengukuran dengan Instrumen Spektrofotometer UV -Vis , pH meter, dll
d. Dan seterusnya
5. SKEMA KERJA
Skema Kerja Pembuatan Larutan
Skema Kerja Preparasi Uji dan Sampel (Bila ada)
Skema Kerja Pengukuran Uji dan Sampel dengan Instrumen
Dan seterusnya
DAFTAR PUSTAKA
B. CONTOH ISI LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
Laporan dibuat dari hasil revisi atau perbaikan jurnal (1. TUJUAN hingga 5. SKEMA
KERJA) ditambahkan komponen sebagai berikut :
6. HASIL DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengukuran (Cantumkan tabel hasil spektrofotometer dan Potensiometer)
Pembuatan Kurva Kaliberasi
Perhitungan Kadar (atau perhitungan lainnya)
Dan seterusnya
7. PEMBAHASAN
8. PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Berisikan Gambar kegiatan dan melampirkan Tabel Penimbangan serta Tabel Hasil yang
telah di ACC oleh dosen, laboran atau asisten praktikum pada hari pelaksanaan praktikum
sesuai materi yang dilaporkan.
PERCOBAAN I
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuat kurva hubungan konsentrasi dan absorban.
2. Menentukan persamaan garis regresi linier.
3. Menentukan kadar zat tunggal memakai Hukum Lambert Beer dan memakai persamaan garis regresi
linier.
4. Penentuan ketepatan (akurasi)
Dari penurunan rumus Lambert-Beer didapat bahwa kesalahan relative minimal terjadi bila larutan yang
diukur memberikan transmitan = 36,8% atau absorban 0,4343. Pada prakteknya agar persamaan linier Lambert-
Beer diikuti, konsentrasi larutan yang dibuat pembacaan transmitannya antara 15%-75%.
Menurut hukum Lambert-Beer absorban berbanding lurus dengan konsentrasi, Namun, pada
kenyataannya penyimpangan sering terjadi yaitu penyimpangan kimia, fisika, fotometri, polikromatis, dan radiasi
asing. Untuk menghindari hal ini kurva kalibrasi harus dibuat pada setiap kali analisis. Penyimpangan dapat terjadi
karena banyaknya variabel dalam pembentukan uap atom yang tidak terkendali. Dengan dibuat kurva kalibrasi pada
setiap kali analisis maka penyimpangan standar dari kurva kalibrasi dapat dikoreksi.
➢ Pengukuran
1. Menghidupkan UV/Vis Spectrophotometer AMV11PC.
• Dihidupkan alat dengan menekan tombol ON atau OFF (1 = ON, 0 = OFF )
• Penstabilan sumber radiasi (lampu sinar tampak = 20 menit, lampu UV/xenon = langsung)
2. Pengukuran larutan blanko dan larutan sampel
a. Pembacaan spektrofotometer diatur agar pembacaan %T=100 atau A=0,00 dengan
menggunakan larutan blanko.
b. Semua larutan baku parasetamol diukur pada panjang gelombang maksimumnya (panjang
gelombang maksimum parasetamol yang diambil dari hasil percobaan sebelumnya).
C. Absorbansi Paracetamol
Sampel Absorbansi
…..ppm
…..ppm
…..ppm
…..ppm
…..ppm
VI. Perhitungan
CONTOH :
Untuk 1 mL larutan stok :
Diketahui : Kadar larutan stok baku parasetamol = 0,2 mg/mL
V2 = 25 mL
Ditanya : Konsentrasi = .....?
M1 x V1 = M2 x V2
0,2 mg/mL X 1 ml = M2X25 mL
M2 = 0,008 mg/mL= 8 ppm
Kesimpulan :
SPEKTROFOTOMETRI SIMULTAN
PENETAPAN KADAR TEOFILIN DAN PARASETAMOL
1. Tujuaan Percobaan
A. Membuat kurva absorpsi campuran dua zat
B. Menentukan panjang gelombang pengukuran
C. Menentukan absortivitas molar ke dua zat pada setiap panjang gelombang
pengukuran
D. Menentukan kadar zat campuran secara simultan
2. Teori Umum
2.1 Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri merupakan hubungan antara pengukuran energi radiasi yang diserap oleh
suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun pengukuran panjang
absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu. Banyaknya serapan berbanding
lurus dengan banyaknya zat kimia (aspek kuantitatif). Hukum Lambert-Beer menyatakan
bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan
konsentrasi larutan, digambarkan dalam persamaan berikut:
A = - log T = - log It / Io = ε . b . C
Keterangan :
A = Absorbansi sampel yang akan diukur ε = Koefisien ekstingsi
T = Transmitansi b = Tebal kuvet yang digunakan
Io = Intensitas sinar masuk C = Konsentrasi sampel
It = Intensitas sinar yang diteruskan
2.2 Simultan
Kadar larutan campuran dua zat dapat ditentukan dengan metode spektrofotometri
tanpa harus dipisahkan lebih dahulu. Kedua zat harus memiliki panjang gelombang
maksimum yang tidak berimpit. Absorbsi larutan sampel/ campurannya pada panjang
gelombang pengukuran merupakan jumlah absorbsi dari masing-masing zat tunggalnya.
Kadar masing-masing zat ditentukan menggunakan metode simultan.
Pengukuran campuran dua senyawa baik pada panjang gelombang 1 (λ1), maupun panjang gelombang
2 (λ2), oleh absorbansi pada kedua panjang gelombang tersebut merupakan jumlah dari absorbansi
senyawa 1 dan absorbansi senyawa 2 (perhatikan gambar diatas yang menggambarkan spektra dua
buah senyawa, senyawa I dan II), yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Aλ1 = (a1c1) λ1 + (a2c2 ) λ1...................................................(1)
Aλ2 = (a1c1) λ2 + (a2c2) λ2...................................................(2)
Keterangan: nilai a (absorptivitas) dapat juga diganti dengan absorptivitas molar, dimana:
c 1 : Konsentrasi senyawa 1
c 2 : Konsentrasi senyawa 2
(a1) 1 : Absorptivitas senyawa 1 pada panjang gelombang pertama
(a1) 2 : Absorptivitas senyawa 1 pada panjang gelombang kedua
(a2) 1 : Absorptivitas senyawa 2 pada panjang gelombang pertama
(a2) 2 : Absorptivitas senyawa 2 pada panjang gelombang kedua
A1 : Absorbansi senyawa campuran pada panjang gelombang pertama
A2 : Absorbansi senyawa campuran pada panjang gelombang kedua
3.2 Bahan
1. Larutan Stok Parasetamol 1 mg/mL
2. Larutan Stok Teofilin 1 mg/mL
3. Aquadest
4. Kegiatan Praktikum
4.1 Penyiapan Larutan
a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 100 µg/mL
Dipipet 1 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 1 mg/mL, Dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 mL. Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam botol vial
dan diberikan label Larutan Baku Parasetamol 100 µg/mL.
e. Pembuatan Larutan Campuran Parasetamol (6,5 µg/mL) dan Teofilin (30 µg/mL)
Dipipet 0,65 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 100 µg/mL. Dimasukkan ke dalam
labu takar 10 mL. Dipipet 3 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL bersama dengan larutan Parasetamol sebelumnya.
Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan
label Larutan Campuran Parasetamol dan Teofilin.
4.2 Pengukuran
a. Tentukan panjang gelombang maksimum dari larutan baku paracetamol dan teofilin pada
panjang gelombang 220 nm – 300 nm.
b. Ukur absorbansi dari larutan baku paracetamol dan teofilin pada panjang gelombang maksimum
larutan baku paracetamol dan teofilin serta tentukan absortivitas paracetamol dan teofilin.
c. Ukur absorbansi campuran antara paracetamol dengan teofilin pada panjang gelombang
maksimum larutan baku paracetamol dan teofilin. serta tentukan konsentrasi paracetamol dan
teofilin dan tentukan % perolehan kembali paracetamol dan teofilin.
d. Ukur absorbansi sampel pada panjang gelombang maksimum larutan baku paracetamol dan
teofilin. serta tentukan konsentrasi paracetamol dan teofilin yang terkandung dalam sampel.
b. Analisis Simultan
1. Pilih menu “ Multi-Wavelength Analysis”.
2. Pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih “parameter” edit number of samples,
number of wl ( banyak panjang gelombang yang digunakan), unit.
3. Kemudian pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih “wavelength list” ketik Panjang
gelombang yang digunakan.
4. mulai pembacaan dengan menggeser kuvet yang berisi sampel sejajar monokromator dan detector
klik “set to zero” “start”
5. Tugas dan/atau pertanyaan
A. Buat kurva absorpsi larutan baku parasetamol, teofilin dan tentukan panjang
gelombang maksimumnya
B. Tentukan absorbansi setiap larutan pada masing-masing panjang gelombang
maksimumnya.
C. Hitung absortivitas molar parasetamol dan teofilin pada masing-masing panjang
gelombang maksimumnya
D. Tetapkan konsentrasi masing-masing komponen pada larutan Sampel yang telah
disiapkan oleh Asisten Praktikum
E. Bahas hasil yang diperoleh pada percobaan hari ini dalam laporan!
6. Data Pengamatan
Tabel 1. Absorbansi Parasetamol, Teofilin, dan Sampel pada rentang panjang gelombang
200nm-300nm.
Absorbansi Absorbansi Absorbansi Absorbansi
λ (nm)
Parasetamol Teofilin Campuran Sampel
198
201
204
207
210
213
216
219
222
225
228
231
234
237
240
243
246
249
252
255
258
261
264
267
270
273
276
279
282
285
288
291
294
297
300
Tabel 2. Absorbansi Parasetamol, Teofilin. Dan Sampel pada panjang gelombang maksimum
……… (nm);………………..(nm);……………………...(nm)
Panjang
Absorbansi Absorbansi Absorbansi Absorbansi
gelombang
Parasetamol Teofilin Campuran Sampel
(nm)
PERCOBAAN III
POTENSIOMETRI (PENGUKURAN pH)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Pengukuran
1.Penyiapan Buret.
Buret yang sudah bersih dipasang pada statif dengan baik. Buret diisi dengan NaOH sesuai kebutuhan.
2.Standarisasi NaOH 0,1 N.
Dipipet sebanyak 5 mL asam oksalat dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein dilakukan titrasi dengan NaOH sampai terbentuk warna
merah muda stabil. Dicatat volume NaOH yang digunakan. Titrasi diulang sebanyak 3 kali.
3.Titrasi Asam-Basa
Elektroda membran gelas dicuci dengan aquadest dan dikalibrasi. Dimasukkan HCl sebanyak 10 mL
pada gelas beaker. Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 25 mL. Elektroda membran gelas dicelupkan
pada larutan HCl tersebut, dijaga agar elektroda tidak bersinggungan dengan dinding dasar gelas kimia.
Dilakukan titrasi menggunakan NaOH yang telah dibakukan dengan penambahan volume sesuai buku
petunjuk praktikum pada tabel penambahan pentiter. Diukur potensial larutan setiap penambahan
pentiter dengan melihat angka yang tertera pada pH meter. Dilakukan titrasi hingga terjadi penurunan
drastis nilai potensial.
V. DATA PENGAMATAN
A. Standarisasi NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat 0,1 N (Indikator: fenolftalein)
Titrasi Volume NaOH Warna Kesimpulan
ke- (mL)
B. Titrasi HCl
Volume Pentiter (mL) pH
2 mL
2 mL
2 mL
1 mL
1 mL
1 mL
1 mL
0,5 mL
0,2 mL
0,2 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,1 mL
0,2 mL
0,2 mL
0,5 mL
1,0 mL
1,0 mL
1,0 mL
TUGAS
1.Hitunglah normalitas rata -rata NaOH pada standardisasi NaOH!
2.Buatlah kurva hubungan pH-volum pentiter!
3. Buatlah kurva hubungan volum pentiter dan Volume [H+] !
4.Hitunglah kadar HCL pada sampel!
LAMPIRAN
DISUSUN OLEH :
2019
Lampiran 2. Pengambilan Bahan dan Peminjaman Alat
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Golongan :
Kesimpulan :
C. Absorbansi Paracetamol
Sampel Absorbansi
…..ppm
…..ppm
…..ppm
…..ppm
…..ppm
1,5 M1 x V1 = M2 x V2
2,0 M1 x V1 = M2 x V2
2,5 M1 x V1 = M2 x V2
3,0 M1 x V1 = M2 x V2
Mengetahui:
Lampiran 4. Laporan Sementara Percobaan 2
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Golongan :
C. Hasil Absorbansi (Abs) zat aktif pada panjang gelombang maksimum (max)
Zat Aktif Abs Pada max Pct Abs Pada max Teo
Keterangan :
a = absortivitas
A = Absorbansi
c = Konsentrasi
2) Perhitungan Konsentrasi dan persentase (%) perolehan kembali dari Absorbansi campuran pada
panjang gelombang maksimum ( max)
Aλ1 = (a1c1) λ1 + (a2c2 ) λ1...................................................(1)
Aλ2 = (a1c1) λ2 + (a2c2) λ2...................................................(2)
3) % perolehan kembali pada konsentrasi paracetamol dan teofilin yang telah didapatkan
konsentrasi sebenarnya
% perolehan kembali = X 100 %
kosentrasi hasil (konsetrasi pada larutan baku)
4) Perhitungan Konsentrasi dari Absorbansi sampel pada panjang gelombang maksimum (max)
Mengetahui: