0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
263 tayangan22 halaman
Sediaan spesimen untuk uji imunohistokimia dapat berupa jaringan atau organ yang disimpan pada suhu -80 derajat celcius atau blok parafin yang dipotong tipis. Proses fiksasi digunakan untuk mengawetkan sel dan jaringan agar tetap menyerupai keadaan normal dengan menggunakan senyawa kimia seperti etanol. Metode Papanicolau digunakan untuk membedakan sel pada sediaan apus sitologi dengan pewarnaan mult
Sediaan spesimen untuk uji imunohistokimia dapat berupa jaringan atau organ yang disimpan pada suhu -80 derajat celcius atau blok parafin yang dipotong tipis. Proses fiksasi digunakan untuk mengawetkan sel dan jaringan agar tetap menyerupai keadaan normal dengan menggunakan senyawa kimia seperti etanol. Metode Papanicolau digunakan untuk membedakan sel pada sediaan apus sitologi dengan pewarnaan mult
Sediaan spesimen untuk uji imunohistokimia dapat berupa jaringan atau organ yang disimpan pada suhu -80 derajat celcius atau blok parafin yang dipotong tipis. Proses fiksasi digunakan untuk mengawetkan sel dan jaringan agar tetap menyerupai keadaan normal dengan menggunakan senyawa kimia seperti etanol. Metode Papanicolau digunakan untuk membedakan sel pada sediaan apus sitologi dengan pewarnaan mult
IMUNOHISTOKIMIA OLEH: HIJRAL ASWAD, S.Si.M.Kes. SPESIMEN UJI HISTOKIMIA Spesimen dapat berupa jaringan atau organ yang disimpan pada suhu -80 derajat celcius
Sediaan specimen dapat dibuat secara histopatologi
berbentuk blok paraffin
Blok Parafin dipotong dengan mikrotom ketebalan sekitar
5 micron (Ukuran optimal untuk uji imunohistokimia) FIKSASI SEDIAAN JARINGAN IMUNOHISTOKIMIA Fiksasi adalah proses pengawetan sel, jaringan atau organ agar tetap menyerupai keadaan fisiologis normalnya. Senyawa yang digunakan; Senyawa kimia fiksatif Keberhasilan fiksasi untuk aplikasi imuhistokimia ditentukan oleh jenis senyawa kimia fiksatif dan lama waktu fiksasi sediaan MANFAAT PROSES FIKSASI SEDIAAN Mencegah otolisis jaringan Menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur pada jaringan Menstabilkan sediaan sehingga tidak mudah rusak dan terlepas pada saat uji imunohistokimia Mengawetkan sel dan jaringan dengan mengkoagulasi protein jaringan dan meng-inaktivasi enzim PERMASALAHAN UTAMA PROSES FIKSASI Kemungkinan terbentuknya artefak (kotoran) akibat adanya perubahan komposisi kimiawi Perubahan fisik komponen intraselular dan ekstraselular Kerusakan membrane non-permeable yang membungkus sel Jenis senyawa fiksatif dan waktu fiksasi harus sesuai terhadap sediaan jaringan dan antigen sasaran PREPARAT APUS SEL Jika berasal dari cairan sekresi dan ekskresi tubuh; metode apus tunggal (sediaan apus tipis)
Jika terlalu tebal (sediaan apus tebal) terjadi, maka
terjadi distribusi senyawa kimia pewarna (Kromogenik) dan mengganggu interpretasi hasil pengamatan SEDIAAN APUS DARAH Sebelum fiksasi, sediaan apus darah harus dikeringkan secepat mungkin pada suhu kamar, untuk mencegah kerusakan pada morfologi sel
Pengeringan apus darah berfungsi menjaga specimen tetap
utuh selama proses uji imunohistokimia Keuntungan Dan Kelemahan Pengeringan Suhu Kamar Keuntungan: Sel-Sel melekat lebih kuat
Kelemahan: Hasil pewarnaan imunohistokimia relative lemah,
karena adanya pengerutan sel yang menjadi kering sehingga menghasilkan densitas antigen yang lebih rendah Solusi: Dilakukan perpanjangan waktu inkubasi sediaan apus dengan antibody atau pewarna (kromogen), pengaplikasian uji imunohistokimia yang lebih sensitif Jenis Senyawa Kimia Fiksatif Untuk Apus Darah Methanol; pewarnaan efektif untuk pewarnaan rutin sediaan apus darah dengan pewarna tipe Romanowsky Aseton; Paling tepat untuk fiksasi Leukosit Campuran aseton formal; Fiksasi Leukosit, terutama limfosit Formalin; Fiksasi sitoplasma dan membrane sel Fiksatif yang dianggap paling sesuai untuk pemeriksaan sediaan jaringan melalui uji imunopatologis imunohistokimia adalah Larutan Pelly dan periodat Lisin- paraforaldehid. Merupakan fiksatif yang di anggap paling sesuai untuk fiksasi antigen intrasitoplasmik Prosedur Fiksasi Sediaan Darah Apus Apusan darah dibuat pada preparat yang bersih dan tidak berminyak Apusan dikeringkan pada suhu kamar (hingga berwarna putih) Lakukan fiksasi apus darah dengan cara direndam dalam senyawa kimia fiksatif yang sesuai (5-10 menit) Selanjutnya di keringkan dan dilanjutkan untuk uji imunohistokimia
*Jika tidak langsung diuji imunohistokimia, sediaan apus darah
dapat disimpan pada suhu 4 derajat celsius Pembuatan Apusan Darah Apusan Darah Apus Darah SEDIAAN APUS SITOLOGI Fiksasi Basah; Sampel di fiksasi segera setelah dibuat sediaan apus dapat dilakukan dengan Etanol 95%
Manfaat Fiksasi Basah; dapat mengawetkan struktur kromatin dan
mempermudah evaluasi perubahan yang mungkin ada pada nucleus
Masa inkubasi Fiksasi Basah: Sebaiknya di perpendek sesingkat
mungkin, tetapi digunakan antibody konsentrasi tinggi ataupun dengan meningkatkan suhu inkubasi Prosedur Fiksasi Sediaan Apus Sitologi Setelah sediaan apus sitology dibuat, rendam (fiksasi) sediaan apus sitology dalam Etanol 95% selama 10-15 menit
Keringkan pada suhu Kamar
Selanjutnya cuci dengan Etanol Absolute, Etanol
70% dan H2O sebelum diwarnai imunohistokimia Peran Etanol Dalam uji Imunohistokimia Etanol mampu menfiksasi secara cepat dan memberikan pengawetan sitology yang baik Mengawetkan jaringan dengan cara koagulasi tanpa membentuk senyawa sampingan Merupakan larutan koagulan, penetrasi antibody pada jaringan sempurna dan imureaktivitas epitope tidak mengalami kerusakan Etanol mempresipitasi karbohidrat, sehingga bermanfaat untuk fiksasi sel dan jaringan dan membantu mendeteksi antigen membrane permukaan yang mempunyai Epitop mengandung Karbohidrat Metode Papanicolau Dikenal juga dengan pewarnaan PAP
Dikembangkan oleh George Papanicolaou pada tahun
1942
Merupakan teknik pewarnaan Multikromatik (beraneka
warna)
Pewarnaan PAP di gunakan untuk membedakan sel
dalam sediaan apus Metode Papanicolau Pada Apus Sito Preparat apusan dicelupkan sebanyak 5 kali dalam alcohol 80%, 70%, 50% Bilas dengan air mengalir Preparat di masukkan ke dalam harris hematoxilin selama 5 menit, lalu di bilas dengan air mengalir selama 5 kali celup Preparat dicelup sebanyak 1 kali ke dalam HCL 0,5%, lalu bilas dengan air mengalir sebanyak 3 kali celup Celupkan preparat sebanyak 5 kali ke dalam alkohol 50%, 70%, 80%, 95% Rendam preaparat ke dalam larutan Orange-G selama 3 menit Preparat di celupkan sebanyak 5 kali ke dalam alcohol 95% Rendam preparat dalam larutan EA-50 selama 3 menit Celupkan preaparat sebanyak 5 kali ke dalam alcohol 95% Rendam preparat dalam alcohol 100% selama 1 menit Oranye-G Rendam kembali preparat dalam Xilol I dan II selama 2 menit Sediaan di keringkan dan ditutup dengan deckglass Sel Melanoma Liver Cara Pewarnaan Apusan Sitologi Yang Telah Diwarnai dengan Papanicolau Gelas penutup di lepas dengan cara di celupkan ke dalam xilen Cuci 3-5 kali dengan xilen Cuci dengan Ethanol absolute 2 kali Rendam apusan sitology ke dalam larutan campuran Hidrogen Peroksida/Metanol (Hidrogen Peroksida 3% dalam Metanol absolut) Lanjutkan dengan pewarnaan uji Imunohistokimia SEKIAN DAN TERIMAKASIH