Beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur sudut secara langsung adalah busur baja
(busur derajat), bilah busur (universal bevel protractor), dan proyektor bentuk (profil proyektor).
1. Busur Baja (Penggaris Sudut) Busur baja merupakan alat ukur sudut, hasil pengukuran dapat
dibaca langsung pada skala. Alat ini terbuat dari bahan baja lembaran, berbentuk setengah lingkaran
dan dilengkapi dengan dudukan serta palang pengunci. Skala sudut dipasang pada pelat setengah
lingkaran. Untuk mempermudahnya, kami menyebut skala spiral ini sebagai skala master. Antara
piringan timbangan utama dan palang penegang dihubungkan dengan pengunci yang berfungsi
menghentikan pergerakan piringan timbangan utama pada saat pengukuran. PRINSIP PENGUKURAN
INDUSTRI Bab III – Pengukuran Sudut 134 Busur baja ini hanya mempunyai ketelitian maksimal 1°.
Skala setengah lingkaran berisi skala sudut 0° sampai 180° maju mundur. Skala kecil setara dengan
1°. Busur baja ini cocok digunakan untuk mengukur sudut suatu benda ukur, terutama benda yang
terbuat dari pelat. Selain itu, untuk pengukuran yang cepat, alat ini juga cocok untuk mengukur
sudut alat potong, misalnya sudut mata bor atau muka pahat mesin bubut. Untuk mengukur sudut
yang kecil atau lancip, penggunaan lengkungan baja dapat ditopang dengan alat pelurus. Gambar
berikut menunjukkan gambar lengkungan baja dan contoh penggunaannya.
Cara membaca skala busur. Prinsip pembacaannya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan prinsip
pembacaan busur derajat, hanya saja satuan skala utama adalah derajat sedangkan skala nonius
dalam hitungan menit. Yang perlu diperhatikan adalah pembacaan skala nonius harus searah dengan
pembacaan skala utama. Jadi kita perlu melihat ke arah mana garis skala nol dari nonius bergerak
menuju garis skala utama. Misalnya, lihat Gambar 3.4. di bawahnya. Gambar menunjukkan ukuran
sudut 50° 55' (lima puluh derajat lima puluh lima menit). Garis nol skala nonius berada di antara 50
dan 60 skala utama, tepatnya di antara garis 50 dan 51. Artinya, skala utama berada sekitar 50
derajat lebih tinggi. Besarnya keunggulan ini dapat kita baca dengan melihat garis skala nonius yang
sejajar dengan salah satu garis skala mayor. Ternyata garis ini diberi nomor 55 pada skala nonius.
Artinya kelebihan waktu pengukuran adalah 55 menit (11 garis di sebelah kiri garis nol:11 x 5 menit =
55 menit). Jadi pembacaan totalnya adalah 50 derajat ditambah 55 menit = 56 derajat 55 menit (50°
55').
Proyektor merupakan suatu alat ukur yang prinsip pengoperasiannya menggunakan sistem optik dan
mekanik. Sistem optik digunakan untuk memperbesar bayangan benda yang akan diukur. Sedangkan
sistem mekanis digunakan pada sistem perubahan mikrometer. Gambaran benda yang akan diukur
dapat dilihat pada layar, dan hasil pengukuran (ukuran benda yang akan diukur) dapat dilihat pada
skala mikrometer atau skala sudut. Jadi proyektor gambar ini dapat digunakan untuk pengukuran
bentuk, pengukuran panjang dan pengukuran sudut. Karena sebagian besar komponen utama
menggunakan lensa, objek yang diukur dengan proyektor harus berukuran relatif kecil. Hal ini
diperlukan untuk menghindari kerusakan pada permukaan lensa tempat benda yang akan diukur
berada. Diagram proyektor video dapat dilihat pada Gambar 3.5. Dari gambar tersebut dapat
dijelaskan di sini bahwa beberapa komponen penting pada sebuah proyektor antara lain lampu,
lensa kondensor, filter penyerap panas, filter warna, kaca tanah, lensa proyeksi, cermin datar dan
layar. Secara singkat cara kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:Benda yang akan diukur
diletakkan pada kaca alat, bila perlu digunakan klem untuk benda yang diukur. Lampu dinyalakan
untuk memperoleh cahaya dengan sinar diarahkan ke benda yang akan diukur. Dengan lensa
proyeksi dan kaca/cermin datar, cahaya dibiaskan ke arah layar. Dengan cahaya tersebut, gambar
objek yang akan diukur dapat terlihat di layar. Gambar akan tampak lebih besar dari ukuran
sebenarnya. Hal ini terjadi karena proyektor berbentuk ini dilengkapi dengan lensa pembesar. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada skala mikrometer atau skala sudut. Sistem skala sudut diibaratkan
seperti sistem skala sudut kubah jika mempunyai skala utama dan skala nonius. Untuk pengukuran
sudut, tingkat ketelitian yang dapat dicapai dengan proyektor adalah 6 menit (6').
Untuk mengukur benda bersudut, hal ini bisa dilakukandengan dua cara, yaitu:Gunakan layar
miniatur dndengan memutar panel tempat skala sudut berada. Saat digunakanTampilannya berskala
sehingga pembacaannya proporsionalada di layar. Sebaliknya jika digunakan untuk mengukur
sudutmelibatkan memutar meja (turntable) untuk memperoleh hasil pengukurandapat dibaca pada
skala sudut yang ditempatkan pada meja putarITU.
Saat mengukur sudut, kita juga sering mendapati bahwa kita tidak bisaMembaca hasil pengukuran
tersebut langsung dengan menggunakan alat ukur penggunaan tidak mencapai tujuan di atas.
KARENA ITUAlat ukur yang digunakan bisa disebut alat ukur sudut langsung. Beberapa alat ukur
sudut tersebut antara lain: bezel sudut, blok sudut, batang sinusoidal, lampu sein sinusoidal, roller
dan bola baja.
1. Pelingkup sudut
Struktur cangkang sudut mencakup beberapa bilah Susunlah agar dapat digunakansesuai dengan
bentuk benda yang diukur. Gambar 3.6. menampilkanStruktur sederhana dari speaker sudut.
Ukur sudutnya denganLuas suatu sudut tidak dapat diketahui langsung dari besar
sudutnyamengukurnya, tetapi harus memeriksa terlebih dahulu dengan busur baja atau busur
pisau.Jadi, sebelum memeriksa dengan busur baja atau busur pisau, laluPosisi masing-masing
sudut haruskakukan/kunci dengan gembok terlebih dahulu agar tidak diam pada tempatnya
2. Blok Sudut (Angle Gauge)
Pada pengukuran linier tak langsung sudah dibicarakan tentang blok ukur (gauge block). Pada
pengukuran sudut secara tak langsung pun ada alat-alat ukur yang berupa balok baja yaitu yang
disebut dengan blok sudut. Blok sudut biasanya mempunyai ukuran panjang lebih kurang 75 mm dan
lebar biasanya 16 mm. Bagian tebalnya tidak sejajar karena kedua ujung memanjangnya membentuk
sudut. Dua permukaan dari sisi yang membentuk sudut tadi mempunyai bentuk yang rata dan halus
sehingga memungkinkan dapat dilekatkan dengan permukaan blok sudut lainnya. Karena kedua
sudut dari sisi-sisi yang rata dan halus itu membentuk sudut maka sudut yang mengecil biasanya
diberi tanda minus (“ – “) dan sudut untuk ujung yang lebih besar diberi tanda plus (“ + “). Tanda-
tanda seperti itu diperlukan guna menghindari terjadinya kesalahan perhitungan. Bila dua atau lebih
blok sudut disusun dengan tanda-tanda yang sama pada satu ujungnya maka berarti sudutnya makin
menjadi besar yang nilainya adalah jumlah angka-angka yang tercantum pada setiap blok sudut. Akan
tetapi, bila yang disusun pada satu ujung susunan tanda-tandanya tidak sama maka besarnya sudut
adalah jumlah yang bertanda plus (+) dikurangi dengan jumlah yang bertanda minus (–). Biasanya
blok sudut ini disusun dalam satu kotak yang terdiri dari beberapa blok sudut dengan tingkat
perbedaan sudut yang bermacam macam. Dengan demikian kita dapat menyusun bermacam-macam
susunan blok sudut dengan variasi yang bermacam-macam pula. Yang banyak terdapat adalah blok
ukur yang dalam satu set terdiri 15 blok rinciannya adalah sebagai berikut.
2. Batang sinus (sine bar)
Sine bar ini merupakan plat baja yang telah diolahPerlakuan panas spesifik, dilengkapi dari
kedua ujungnya dengan silinder atau roller dengan diameter yang sama. Jarak antaraSenter
pada kedua roll berbeda, ada yang 100mm, ada pula yang berbedaada yang 25mm, dan ada
pula yang 300mm. Itulah jaraknyadigunakan sebagai dasar perhitungan dengan
menggunakan batang sinus.Selama penggunaan seringkali harus
dilengkapi/didukungpengukur dan blok pengukur. Alat ukur ini digunakan untuk memeriksa
kerataanPermukaan benda yang akan diukur, sedangkan balok ukurnya digunakan
sebagaidasar untuk membuat permukaan benda yang akan diukur sejajar dengan data
menggunakan meja ukur (surface table).
Benda ukur diletakkan sedemikian rupa sesuai dengan sudut yang mana yang akan dicek.
Susunlah blok ukur dengan ukuran tertentu dan tempatkan di bawah salah satu ujung batang
sinus, biasanya pada ujung yang tidak ada kait/penahan benda ukur seperti nampak pada
batang. Kalau digambarkan secara trigonometri maka diperoleh gambaran hubungan antara
sudut benda ukur dengan tinggi susunan blok ukur dan dengan panjang dari batang ukur.
Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan rumus sinus sebagai berikut : Benda ukur
diletakkan sedemikian rupa sesuai dengan sudut yang mana yang akan dicek. Susunlah blok
ukur dengan ukuran tertentu dan tempatkan di bawah salah satu ujung batang sinus,
biasanya pada ujung yang tidak ada kait/penahan benda ukur seperti nampak pada batang.
Kalau digambarkan secara trigonometri maka diperoleh gambaran hubungan antara sudut
benda ukur dengan tinggi susunan blok ukur dan dengan panjang dari batang ukur.
Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan rumus sinus sebagai berikut :
Benda ukur diletakkan sedemikian rupa sesuai dengan sudut yang mana yang akan dicek.
Susunlah blok ukur dengan ukuran tertentu dan tempatkan di bawah salah satu ujung batang
sinus, biasanya pada ujung yang tidak ada kait/penahan benda ukur seperti nampak pada
batang. Kalau digambarkan secara trigonometri maka diperoleh gambaran hubungan antara
sudut benda ukur dengan tinggi susunan blok ukur dan dengan panjang dari batang ukur.
Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan rumus sinus sebagai berikut :
Dimana:
= sudut yang dibentuk batang sinus terhadap meja datar karena adanya susunan blok
ukur. Sudut ini sama besarnya dengan sudut benda ukur yang dicek karena permukaan
benda ukur sejajar dengan permukaan meja ukur.
H = tinggi susunan blok ukur, dalam mm.
L = panjang batang sinus, dalam mm.
Pengukuran dengan batang sinus akan banyak dijumpai kesalahan pengukuran bila proses
pengukuran tidak dilakukan menurut prinsipprinsip pengukuran yang benar. Dalam
penyusunan blok ukur, bila kurang memahami sifat dan cara menyusun blok ukur berarti
sudah satu kesalahan. Kemudian kurang cermat dalam menggunakan batang sinus dalam
pengukuran sudut harus diperhatikan betul bagaimana menyusun blok ukur dan bagaimana
cara menggunakan jam ukur dengan cara yang betul pula. Biasanya kesalahan sinus dapat
terjadi pada waktu pengukuran dengan alat-alat sinus seperti halnya dengan penggunaan
batang sinus. Perlu juga diingat bahwa untuk memastikan bahwa posisi muka ukur benda
ukur betul-betul sejajar dengan meja ukur maka perlu diperhatikan posisi dari jarum
penunjuk jam ukur. Bila jarum penunjuk itu masih bergerak ke kiri atau ke kanan pada waktu
jam ukur digeser ke kiri dan ke kanan berarti posisi muka ukur belum sejajar dengan
permukaan meja rata. Bila kesejajaran ini belum diperoleh maka perhitungan sudut belum
bisa dilakukan.
Perlu juga diperhatikan bahwa pada waktu meletakkan susunan blok ukur di bawah salah
satu ujung landasan senter sinus sebaiknya blok ukur yang tipis diletakkan paling bawah
sehingga menempel pada permukaan meja rata. Hal ini dimaksudkan agar terjadinya
pembengkokan blok ukur dapat dihindari.