Sperometer adalah suatu instrument yang digunakan untuk mengukur panjang yang
sangat kecil. Sperometer merupakan salah satu alat ukur panjang yang mempunyai 4 buah kaki,
yaitu 3 kaki tetap dan 1 kaki lainnya yang dapat bergeraknaik / turun yang terletak di tengah-
tengah ketiga kaki tetap. Ketiga kaki tetap berjarak sama satu dengan yang lainnya dan
membentuk segitiga sama sisi.
Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu hukum
Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika itu tabung yang berisi udara
akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari udara yang masuk
ke spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum newton yang diterapkan dalam sebuah
katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah bandul yang dapat bergerak naik turun. Bandul ini
kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat yang bergerak diatas silinder berputar.
Pengkalibrasian pada sperometer yaitu dengan menghimpitkan angka nol pada skala
utama dan angka nol pada piringan spherometer. Berarti, sperometer dapat dikatakan telah
terkalibrasi jika angka nol pada skala utama berimpit dengan angka nol pada piringan
spherometer.
Prinsip kerja sperometer hampir sama dengan prinsip kerja mikrometer. Sperometer
memiliki dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala pada piringan sperometer (skala geser).
Pembacaan hasil ukur pada sperometer, yaitu dengan melihat skala yang saling berhimpit (skala
utama berhimpit dengan skala pada piringan spherometer). Sebelum menggunakan sperometer
untuk mengukur jari-jari (radius) permukaan suatu lensa dan ketebalan suatu pelat tipis, pastikan
sperometer dalam keadaan layak pakai dan sudah terkalibrasi supaya pengukuran yang dilakukan
akurat.
Prosedur Pengukuran
Pengukuran Jari-Jari (Radius) Permukaan Suatu Lensa untuk mengukur radius permukaan suatu
lensa, sperometer ditempatkan diatas lensa (rata permukaannya). Setelah itu, lensa yang akan
diukur radiusnya dijepit dengan ketiga kaki sperometer. Selanjutnya, putar sekrup sampai
menyentuh permukaan lensa tersebut. Amati skala utama yang berhimpit dengan skala pada
piringan sperometer (sebagai h), dan mengukur jarak antar kaki sperometer (sebagai a). Dengan
persamaan dibawah ini, radius permukaan suatu lensa dapat diketahui:
Keterangan :
Pengukuran Ketebalan Suatu Pelat Tipis untuk mengukur ketebalan suatu lempengan atau pelat
tipis,spherometer ditempatkan di atas suatu tempat yang tepat (rata) permukaannya. Selanjutnya,
putar sekrup sampai menyentuh permukaan tersebut. Amati skala utama yang berhimpit dengan
skala pada piringan spherometer, kemudian membaca hasil bagi skala utama dengan skala pada
piringan spherometer. Setelah itu, sekrup diputar hingga tidak lagi menyentuh permukaan
tersebut. Selanjutnya, selipkan lempengan atau pelat tipis yang akan diukur ketebalannya, putar
kembali sekrup hingga menyentuh permukaan lempengan atau pelat tipis tersebut. Amati
kembali skala utama yang berhimpit dengan skala pada piringan spherometer, kemudian
membaca hasil bagi skala utama dengan skala pada piringan spherometer. Perbedaan (dalam hal
ini selisih) dari kedua hasil pembacaan tersebut adalah ketebalan lempengan atau pelat tipis yang
diukur.
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur besaran-besaran sudut pada benda kerja dan
untuk membantu pekerjaan melukis dan menandai. Protractor dibuat dengan beberapa bentuk,
sesuai dengan jenis kegunaannya dan tingkat ketelitiannya. Batas ukur dari protractor adalah dari
0 derajat sampai 180 derajat.
Untuk pengukuran besaran sudut dengan teliti, artinya pengukuran besaran sudut kurang
dari satu derajat (1 derajat) digunakan vernier bevel protractor. Alat ini mempunyai ketelitian
sebesar 5 menit. Jadi dengan menggunakan vernier bevel protractor kita dapat melakukan
pengukuran mulai dari ukuran sudut 5 menit sampai 180 derajat.
Pelat dasar.
.Menyatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan tebal pelat dasar sekitar 90 x 15 x 7 mm.
Sisi kerja pelat dasar dibuat rata dan lurus, dengan toleransi kerataan 0.01 mm untuk sepanjang
sisi kerja.
Piringan indeks.
Mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar. Pada piringan ini
tercantum garis indeks dan skala nonius sudut (skala nonius kiri dan kanan), biasanya dengan
kecermatan sampai 5 menit. Kadang dilengkapi dengan pemutar halus atau cermat.
Bilah utama dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan indeks.
Panjang, lebar dan tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2 mm, dan kedua ujungnya
dibuat menyudut masing – masing sebesar 450 dan 600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi
kerataan sebesar 0.02 sampai 0.03 mm untuk seluruh panjangnya.
Alat ukur merupakan pegembangan dari busur derajat(protactor) dengan dua bilah lengan
(balade) yang dapat berputar. Alat ini serring digunakan pada pekerjaan manufaktur, khususnya
untuk mengukur sudut dengan ketelitaian hingga 5 menit.
1 divisi skala utama = 1
1 divisi skala nonius = 5’ menit
=5’ (menit)
Penngukuran sudut bertujuan untuk mengetahui suatu sudut dari dua permukaan benda kerja.
Dalam pengukuran sudut menggunakan beperapa alat antara lain :
Bevel protractor adalah busur yang mempunyai lengan yang dapat digerak gerakkan bisa
digunakan untuk mengukur sudut dalam dan sudut luar dari benda kerja.
Posisikan benda kerja ,Gerakkan bilah dan tempelkan pada kedua permukaan benda kerja yang
akan diukur sudutnya. Kunci bilah dan kunci piringan skala. Baca hasil pengukuran pada
piringan skala
Busur baja terdiri dari satu busur yang berskala dan satu lengan yang bisa digerak – gerakkan
supaya bias ditempelkan pada sisi permukaan benda yang akan diukur sudutnya.
Langkah kerja penggunaan alat :
Posisikan benda kerja.
Gerakan bilah tempelkan sisinya pada satu sisi permukaan benda keja dan tempelkanlah sisi
busur pada sisi permukaan benda kerja yang lain.
Baca skala yang ditunjukan pada busur skala
Bataang sinus digunakan untuk mengukur sudut yang tidak diketahui dari benda kerja dengan
bantuan slip gauges dan dial indicator.
Langkah kerja penggunaan alat :
Tulis panjang batang sinus ( L ) yang sudah diketahui.
Pasang Slip Gauges, Benda Kerja dan Dial Indicator seperti pada gambar
Pasang penjepit pada tiap bagian supaya tidak terjadi pergeseran.
Ukur kedataran benda kerja dengan Dial Indikator dengan cara menggerakan Dial Indikator dari
ujung kiri sampai ujung kanan benda kerja.
Jika ada perbedaan skala antar ujung kiri dan ujung kanan benda kerja maka tambah atau
kurangi ketinggian dari Slip Gauges.
Sehingga tidak ada lagi perbedaan skala dari Dial Indikator antara ujung kiri dan ujung kanan
benda kerja tersebut (Benda Kerja sudah datar).
Ukur ketinggian dari Slip Gauges ( H ).
Maka sudut yang tidak diketahui ( θ ) = arc sin H/L
Pengukuran Sudut
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda yang memiliki
tingkat ketelitian satu per-seratus milimeter, dengan memakai alat ukur ini Anda bisa tahu
ukuran suatu benda secara pasti. Jangka sorong ini mempunyai dua buah bagian pengukur,
bagian pertama adalah bagian cembung yang berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda,
dan bagian yang kedua adalah bagian cekung mengarah ke dalam yang memiliki fungsi untuk
mengukur diameter bagian dalam suatu benda. Bagian ini umumnya disebut sebagai bagian
rahang dari jangka sorong.
Bagian rahang jangka sorong memiliki suatu skala yang bernama skala utama. Besar
panjang dari bagian skala utama adalah 1 milimeter. Bagian rahang sorong juga memiliki bagian
sebanyak 10 bagian skala yang bernama skala nonius atau skala Vernier. Vernier sendiri diambil
dari nama penemunya yang bernama Piere Vernier yang merupakan seorang ahli teknik yang
berasal dari Perancis. 10 skala nonius memiliki panjang 9 milimeter. Maka, 1 bagian dari skala
nonius ini sama dengan 0,9 milimeter.
Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam
milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius.
Besarnya setiap skala dalam skala nonius juga menyatakan ketelitian jangka sorong
tersebut.yaitu:
a. Apabila panjang skala nonius 9 mm yang dibagi menjadi 10 Bagian yang sama maka
mengakibatkan beda satu bagian skala nonius dengan satu bagian skala utama sebesar 1/10
bagian atau 0,1 mm, sehingga ketelitian jangka sorong ini sebesar 0,1 mm atau 0,01cm.
b.Apabila panjang skala nonius 9 mm yang dibagi menjadi 20 bagian yang sama maka
mengakibatkan beda satu bagian skala nonius dengan skala utama sebesar 1/20 bagian atau 0,05
mm,sehungga ketelitiannya sebesar 0,05 mm. Pada gambar di bawah ini perhatikan jumlah garis
pembaginya.
c. Apabila panjang skala nonius sebesar 9 mm yang dibagi menjadi 50 bagian yang sama
mengakibatkan beda skala nonius dengan satu bagian skala utama 1/50 bagian atau
0,02mm,dengan demikian ketelitian jangka sorong menjadi 0,02mm.
Apabila kunci pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan
sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjang atau
diameternya maka dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang
objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh
cm(0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai
seperseribu cm (0,001cm).
1. Kendorkan baut pengunci dan geser rahang gesernya, pastikan terlebih dahulu bahwa rahang
geser berfungsi dengan benar. Dan periksa terlebih daulu ketika rahang geser tertutup
hitungannya berada pada posisi nol.
2. Untuk menghindari kesalahan pengukuran, ada baiknya Anda membersihkan terlebih dahulu
permukaan benda yang akan Anda ukur, pastikan tidak ada benda lain yang melekat.
3. Tutup kedua rahang sampai menjepit benda yang akan diukur, kemudian Anda tinggal melihat
skalanya.
Berikut ini adalah cara untuk mengukur diameter sebuah benda menggunakan jangka
sorong
Melakukan pengukuran pada diameter sebuah benda sama dengan cara yang telah
dibahas tadi, hanya bedanya adalah kalau cara yang tadi rahang yang digunakan adalah rahang
bagian bawah, dan untuk melakukan pengukuran diameter sebuah benda, rahang yang digunakan
adalah rahang bagian atas. Cara penggunaannya adalah dengan merapatkan rahang bagian atas
kemudian taruh benda yang akan Anda ukur. Geser rahang geser sampai kedua bagian rahang
menekan dan menempel di bagian dalam benda, dan pastikan bahwa bagian dalam dinding
jangan miring atau lurus dengan skala.
Caranya hanya cukup untuk menaruh benda yang kedalamannya akan Anda ukur. Geser
rahang geser sampai menyentuh bagian permukaan bagian dalam atau dasar lubang. Benda yang
ingin diukur juga harus dalam keadaan tidak geser atau dalam keadaan statis. Baca juga Fungsi
Anemometer.
Cara Menghitung Jangka Sorong dengan Mudah
Jangka sorong dapat digunakan dengan mudah dalam menghitung panjang suatu benda.
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur dari besaran pokok panjang. Jangko sorong memiliki
bentuk yang mirip kunci inggris dengan rahang yang dapat digeser. Jangka sorong memiliki
ketelitian hingga 0,1 mm. Cara menghitung atau menggunakan jangka sorong merupakan
pelajaran di kelas x dan di kelas 3 sma dan bagi teman-teman yang sedang atau belum
mempelajarinya di bangku sekolah lebih baik anda cepat-cepat untuk mengetahui agar anda
terdepan di sekolah.
Untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian 0,1 mm (rahang tetap dan rahang geser
bawah)
Rahang tetap dan rahang geser atas, untuk mengukur diameter benda yang sangat kecil misalnya
cincin, pipa, dll
Tangkai ukur dibagian bawah, untuk mengukur kedalaman misalnya kedalaman tabung, lubang
kecul, atau perbedaan tinggi yang kecil.
Berikut cara dalam menggunakan jangka sorong yang diikuti dalam beberapa langkah
antara lain sebagai berikut,..
1. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser untuk menguji apakah
rahang geser bekerja dengan baik. Jangan ketika rahang tertutup harus dalam keadaan atau
menunjukkan angka nol. Jika tidak, atur ke angka nol.
2. Selanjutnya, membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang untuk tidak ada benda
yang menempel yang bisa menyebabkan keselahan pengukuran.
3. Tutup rahang sampai mengapit benda yang diukur. Tentukan posisi benda sesuai pengukuran
yang diambil. Selanjutnya tinggal membaca skalanya.
http://nona-riwindabar.blogspot.com/2011/03/makalah-praktikum-fisika.html
http://mustofaabihamid.blogspot.com/2011/04/spherometer.html
http://mahasiswa-sibuk.blogspot.com/2012/01/spherometer.html
http://wikimediafoundation.org/
www.google.com
Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri &
Kontrol
Kualitas.ITB.Bandung