Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1. LATAR BELAKANG
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari caracara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi
relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya,
dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu
daerah
Pada dasarnya tujuan pengukuran adalah untuk menentukan letak atau
kedudukan suatu obyek di atas permukaan bumi dalam suatu sistem koordinat
(umumnya dipergunakan apa yang disebut sistem koordinat geodetis). Dan dalam
pelaksanaan pengukuran itu sendiri yang dicari dan dicatat adalah angka-angka,
jarak dan sudut. Jadi koordinat yang akan diperoleh adalah dengan melakukan
pengukuran-pengukuran sudut terhadap sistem koordinat geodetis tersebut
(Sosrosodarsono, 1997).
Perhitungan dan informasi luas merupakan salah satu informasi yang
dibutuhkan perencana dari hasil pengukuran lapangan. Pengukuran luas ini
dipergunakan untuk berbagai kepentingan, yaitu hokum pertanahan, perubahan
status hukum tanah, pajak bumi dan lain sebagainya.

Untuk mendalami ilmu ukur tanah dan kartografi maka diperlukan


beragam alat yang mendukung proses pengumpulan data-data yang akan
digunakan. Salah satu contoh alat itu adalah Planimeter.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat makalah tentang
Planimeter.
1. 2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Planimeter merupakan salah satu alat bantu pengukuran dalam Ilmu
Ukur Tanah/
1. 3. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Planimeter,
2. Untuk mengetahui kegunaan dari Planimeter,
3. Untuk mengetahui macam-macam jenis Planimeter.

\BAB

II

PEMBAHASAN
2. 1. PLANIMETER
Planimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur luas area
tertentu yang tidak beraturan pada daerah dua dimensi. Secara umum planimeter
terdiri dari dua jenis, yaitu planimeter linier dan planimeter polar.
Planimeter bisa disebut juga sebagai instrumen pengukuran luas yang
dilengkapi dengan ujung pelacak untuk mengukur luas suatu areal pada peta.
Adapun caranya adalah dengan menelusuri garis batas areal tersebut dengan ujung
pelacak instrumen tersebut. Pada instrument tersebut terdapat sebuah roda yang
dapat berputar bersamaan dengan gerakan dari ujung pelacak. Dari jumlah putaran
yang diperoleh dikalikan dengan konstanta tertentu, maka dengan mudah dapat
diketahui luas areal tersebut.
Secara umum planimeter terdiri dari dua jenis, yaitu planimeter linier dan
planimeter polar. Keduanya mempunyai komponen, ada tracer arm, tracer point,
dan sebuah roda yang terhubung ke scala yang berada di tengah tracer arm. Scala
tersebut digunakan untuk mengukur berapa besar putaran roda yang dihasilkan.
Yang membedakan dari kedua planimeter itu adalah di bagian ujung tracer point.
Dalam planimeter linier, ujung tracer hanya bergerak dalam arah translasi.
Sedangkan planimeter polar, ujung tracer dapat bergerak ke segala arah. Namun,
Planimeter

yang

pada

saat

ini

banyak

digunakan

adalah

planimeter

tipekutub.Instrumen tipe ini mempunyai ujung jarum tetap dan tangkai pelacak
yang dilengkapi dengan ujung pelacak yang berfungsi memindahkan gerakan
ujung pelacak ke sebuah roda di ujung lainnya.

1. 1. Planimeter Polar

1. 2. Planimeter Linear

2. 2. MACAM PLANIMETER
Planimeter di lapangan terbagi atas dua macam, yaitu : (1) Planimeter
Fixed Index Model (Model Tetap), (2) Planimeter Sliding Bar Model (Model
disetel).
1. Planimeter Fixed Index Model (Model Tetap).
Planimeter fixed index model merupakan planimeter yang tracer
larmnya tidak dapat disetel, juga pembacaan pada tracer arm tidak ada.
Konstruksi dari model ini terdiri dari :
a. Planimeter yang dilengkapi zero setting.
b. Planimeter yang tidak dilengkapi dengan zero setting.
Bagian-bagian dari Planimeter fixed index model, terdiri dari :
1. Pole weight (pemberat katup)
2. Pole arm (batang katup)

3. Tracer arm (batang penelusur)


4. Tracer magnifier (lensa penelusur)
5. Zero seitting (penyetel nol)
6. Recording dial (roda pencatat)
7. Measuring wheel (nonius roda pembaca)

2. Planimeter Sliding Bar Model (Modeldisetel)


Planimeter sliding bar model adalah planimeter yang dilengkapi
dengan pembacaan pada trace arm. Trace arm dapat disetel sesuai dengan
penggunaannya yang tergantung pada skala gambar/figure. Sama halnya
dengan planimeter fixed index model, sliding bar model ini konstruksinya
terbagi dua macam, yaitu :
a. Trace arm yang dilengkapi dengan zero setting
b. Trace arm yang tidak dilengkapi zero setting
Pada tempat penyimpanan alat ini, terdapat satu daftar. Seandainya daftar
tersebut tidak ada, terlebih dahulu kita tentu akan membuatnya terlebih

dahulu. Menurut bentuknya dan konstruksinya planimeter sliding bar


model ini terbagi atas dua macam.
a. Sliding bar mode dengan skrup penghalus
Pada alat sliding yang pertama, dilengkapi dengan pembacaan pada tracer
fine movement screw, sehingga sewaktu menyetel bacaan pada tracer arm
akan lebih mudah.

Planimeter polar kompensasi, terdiri dari beberapa bagian, antara lain :


1. Pole weight (pemberat katup)
2. Pole arm (batang katup)
3. Tracing magnifier (pembesar penelusur)
4. Tracing arm (batang penelusur)
5. Tracer arm vernier (nonius batang penelusur)
6. Idler wheel (penahan roda)
7. Clamp screw (skrup pengikat)
8. Fine movement screw (skrup penggerak halus)

9. Fine movement screw (roda pencatat)


10. Measuring wheel (roda pengukur)
11. Measuring wheel vernier (nonius roda pengukur)
12. Zero setting (penyetel roda)
13. Carriage (pembawa)

b. Sliding bar model tanpa skrup penghalus


Pada alat macam kedua, tracer armnya langsung saja disetel, jadi alat ini
tidak ada fine movement screw. Bagian-bagian dari macam kedua, antara
lain :
1. Pole weight (pemberat katup)
2. Pole arm (batang katup)
3. Tracing magnifier (pembesar penelusur), diganti dengan tracing pin

4. Tracing arm (batang penelusur)


5. Tracer arm vernier (nonius batang penelusur))
6. Clamp screw (skrup pengikat)
7. Recording dial (alat pencatat)
8. Measuring wheel (roda pengukur)
9. Measuring wheel vernier (nonius roda pengukur)
10. Zero setting (penyetel roda)
2. 3. PENGUKURAN DENGAN PLANIMETER
Menghitung luas dengan Planimeter dalam pemetaan, bentuk ukuran
dan

luas

merupakan

hal

yang

sangat

penting

untuk dapat

menggambarkan bentuk suatu benda yang berada di tanah keatas


selembar kertas yang k e m u d i a n d i s e b u t p e t a . L u a s a t a u v o l u m e
d a p a t d i k e t a h u i d e n g a n b e r b a g a i m a c a m m e t o d e . Setiap metode
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing - masing yang dapat menjadi
cirikhas dari masing masing metode tersebut. Dalam penentuan luas setiap centi
meter

tanah

merupakan

hal

yang

paling

penting.

Hal

ini dikarenakan setiap centi meter tanah menyangkut


h a k m i i k o r a n g l a i n y a n g h a r u s dipertanggung jawabkan. Untuk
itu

dalam

penentuan

luas

haruslah

dilakukan

dengan

hati-hati

dan sebisa mungkin meminimalisir kesalahan walaup


u n k e s a l a h a n p a s t i a d a d i s e t i a p pengukuran.
Pengukuran luasan dengan menggunakan alat Planimeter me
r u p a k a n m e t o d e y a n g sudah cukup familliar di kalangan surveyor yang

bergelut dibidang pemetaan dan perencanaan.Metode ini merupakan metode


perhitungan luasan dengan menggunakan alat planimeter yang dijalan
kan di sepanjang garis yang membatasi daerah yang akan dihitung luasan nya.
Metode inicukup efektif untuk menentukan luasan yang tidak terlalu besar dan
bentuknya tidak teraturan.
Dalam pengukuran luas sebenarnya, karena bentuk yang diukur tidak
beraturan, maka tidaklah dicari luasnya dengan matematika cukup dengan :
1. Mengecek ketelitian planimeter dengan checking bar.
2. Pengukuran dua atau tiga kali kemudian hasilnya dirata-rata.
3. Mengecek keadaan planimeter,sekrupsekrup dan sebagainya.
4. Meja benar-benar mendatar.

Cara mengoperasikan planimeter adalah

Pasang planimeter dengan salah satu lengan di tempatkan di tempat yang setabil
dan tidak goyahmaupun berubah. Tempatkan ujung yang lain untuk melihat dan
menelusuri sepanjang garis batas daerah yang akandiukur. Sebelumnya garis batas
luas sudah ditandai tempat awal dan ahirnya pengukuran. Baca angka yang
terdapat dialat dengan menambahkan angka yang terdapat di bacaaan
yang berbentuk bulat dengan angka yang terdapat diskala nonius. Kemudian
catat.

Perhatikan ujung planimeter yang berada tepat digaris batas daerah yang akan
dihitung. Jalankanujung tersebut dengan memastikan bahwa ujung tersebut berada
tepat di garis yang benar. Setelah ujung tersebut sampai dititik yang
merupakan titik awal dan sekaligus titik akhir, maka baca kembali
angka yang didapat. Kemudian catat.

10

Setelah selesai mengukur daerah persegi maka selanjutnya ukur daerah peta yang
akan dihitungluasannya. Lakukan sebnyak tiga kali. Bandingkan hasilnya.
Antara hasil pengukuran yang pertama sampai hasil pengukuran
yangketiga diambil rata ratanya.
Planimeter Untuk mendapatkan luasan suatu daerah permukaan bumi
dipeta maka diadakan pengukurandengan metode planimetri dari titik awal x0
sampai dengan titik akhir x1 dengan menggunakan rumus:

Keterangan :La = luas area yang dicari (km2)


Lx = luas daerah dalam peta diperoleh dari perhitungan menggunakan planimeter
Ly = luas kalibrasi dalam peta diperoleh dari perhitungan menggunakan planimeter
Lb = luas kotak kalibrasi
p = panjang (cm)
l = lebar (cm)

11

BAB III
PENUTUP
3. 1. KESIMPULAN
Planimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur luas area
tertentu yang tidak beraturan pada daerah dua dimensi. Secara umum planimeter
terdiri dari dua jenis, yaitu planimeter linier dan planimeter polar.
Planimeter bisa disebut juga sebagai instrumen pengukuran luas yang
dilengkapi dengan ujung pelacak untuk mengukur luas suatu areal pada peta.
Adapun caranya adalah dengan menelusuri garis batas areal tersebut dengan ujung
pelacak instrumen tersebut.
3. 2. SARAN
Pengukuran suatu wilayah haruslah dilakukan dengan sangat teliti jika kita
ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Pengukuran yang akan menghasilkan
nilai yang mendekati dengan nilai aslinya ditunjang juga oleh alat-alat yang baik.
Jadi sebaiknya, sebelum melakukan pengukuran kita harus bisa memilih alat yang
sesuai dengan pengukuran yang akan dilakukan.

12

Anda mungkin juga menyukai