Anda di halaman 1dari 5

MISTAR

1. Mistar Ukur
Salah satu alat ukur yang paling umum dan sering digunakan sehari-hari
adalah penggaris atau mistar. Kebanyakan penggaris terbuat dari baja atau plastik.
Mistar digunakan untuk mengukur besaran pokok berupa panjang, lebar dan tebal
suatu benda. Alat ukur ini memiliki ketelitian ± 0,5 mm.
2. Mistar Lipat
Meteran dengan jarak lipatan 10 cm akan terdapat 10 bilah ukur, sedangkan
jarak lipatan 20 cm akan terdapat 5 bilah ukur. Bahan meteran terbuat dari baja,
aluminium, plastik, formika atau kayu.Sistem ukuran biasanya dipakai ke duanya
metrik dan imperial tetapi tidak menutup kemungkinan hanya mencantumkan salah
satu sistem ukuran.
3. Mistar Gulung
Dalam perkembangannya, meteran dibuat lebih panjang dari satu meter,
bahkan ada yang sampai 100 m. Meteran semacam ini terbuat dari bahan serat
nylon, kain, kulit atau lembaran plat baja tipis sehingga dapat digulung pada sebuah
selubung, oleh karena itu dinamakan mistarmeteran gulung. Panjang meteran gulung
yang terbuat dari plat baja antara 2 s.d. 10 m, meteran ini mempunyai konstruksi
khusus yang dapat menggulung kembali secara otomatis, sedangkan meteran gulung
kainkulit panjangnya bisa mencapai 100 m tetapi tidak dapat menggulung secara
otomatis.

Cara Pembacaan Mistar


• Ambil sebuah penggaris Inggris. Penggaris Inggris memiliki 12 garis yang menandai
inchi di dalamnya. 12 inchi sama dengan 1 kaki (0.3 m). Panjang 1 kaki ini (0.3 m)
dipecahkan menjadi satuan inchi. Setiap inchi dipecahkan kembali menjadi 15 tanda
yang lebih kecil, menjumlahkan panjang 16 tanda ini sama dengan satu inchi dalam
penggaris.[2]Semakin panjang garis pada penggaris maka semakin besar pula
ukurannya. Tanda inchi adalah tanda terpanjang pada penggaris.
• Pastikan Anda membaca penggaris dari kiri ke kanan. Jika Anda mengukur sebuah
benda, sejajarkan dengan sisi kiri penggaris. Ujung benda di sebelah kanan adalah
hasil pengukuran dalam satuan inchi
JANGKA SORONG
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui
panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu. Jangka sorong
juga bisa digunakan untuk mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang tertentu,
seperti tabung. jangka sorong mampu mengukur panjang hingga ketelitian 0,1 mm
(milimeter).

Jangka sorong terbagi jadi dua bagian yaitu, rahang tetap dan rahang geser. Berbeda
dari penggaris yang cuma punya satu skala pembacaan, jangka sorong punya dua skala.
Skalanya terdiri dari skala utama dan skala vernier atau yang biasa dikenal dengan skala
nonius. Skala utama lebih panjang dan letaknya ada di rahang tetap. Kalau skala nonius itu
skala pendek yang ada di rahang geser.

Bagian-bagian Jangka Sorong


1. Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Fungsinya untuk mengukur
bagian dalam, seperti diameter lubang atau celah.
2. Rahang Luar
Rahang luar terdiri dari dua rahang juga yaitu geser dan tetap. Fungsinya untuk
mengukur bagian luar, seperti diameter, lebar, atau panjang benda.
3. Tangkai Ukur Kedalaman
Tangkai ukur kedalaman memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman lubang suatu
benda.

4. Skala Utama
Skala utama memiliki fungsi untuk menyatakan hasil ukuran utama, biasanya
dinyatakan dalam satuan cm atau inci. Umumnya panjang skala utama 15 – 17 cm.

5. Skala Nonius
Skala nonius memiliki fungsi untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra pada
pengukuran. Biasanya dinyatakan dalam satuan mm atau inchi.

6. Baut pengunci
Baut pengunci memiliki fungsi untuk menahan rahang pada tempatnya, agar objek
bisa ditahan/tidak terlepas dan skala tidak bergeser saat akan mengukur.

Cara Pembacaan Jangka Sorong


a) Baca skala utama dengan membaca garis angka nol skala vernier terletak pada ruas
atau garis keberapa diskala utama. Ini akan menunjukkan “ANGKA NOMINAL”
b) Baca skala nonimus dg membaca garis keberapa dari skala nonimus yg paling lurus dg
garis skala utama. Ini akan menunjukkan “ANGKA DESIMAL”

MIKROMETER SEKRUP
Mikrometer adalah alat ukur dengan ketepatan (presisi) yang tinggi. Digunakan untuk benda
kerja pada jarak ukur tertentu yakni 0 - 25 mm, 25 - 50 mm, 50 - 75 mm dengan tingkat
ketelitian 0.01 mm. (Hasna, 2011: 7).
Mikrometer merupakan alat ukur untuk mengukur panjang atau ketebalan benda,
kedalaman celah lubang, dan untuk mengukur diameter suatu lobang. Mikrometer memiliki
ketelitian 0.005 mm. (Marcello,1994 : 15).
Mikrometer digunakan untuk mengukur benda yang sangat tipis, seperti tebal kain,
tebal kawat, tebal kertas, bahkan sehelai rambut (Ti peler, 1998: 20)

Bagian-Baguian Mikrometer Sekrup


a) Bingkai = Bagian ini memiliki bentuk menyerupai huruf U. Frame biasanya
terbuat dari bahan logam tahan panas dan sangat tebal.
b) Landasan poros = Poros tetap berfungsi sebagai penahan benda. Fungsi utama
dari bagian ini adalah untuk mencegah benda bergerak atau bergeser saat akan
diukur.
c) Poros = Bagian mikrometer ini biasa disebut sebagai poros gerak. Bagian ini
memiliki bentuk silinder dan dapat digerakkan menuju poros tetap. Silinder
logam ini dapat digerakan maju- munder, menjauh, atau mendekati poros tetap.
d) Kunci Poros = Bagian ini berfungsi sebagai pengunci. Bagian ini dapat menahan
poros gerak atau spindel agar tidak bergerak saat proses pengukuran benda.
e) Selubung Luar = Bagian ini berbentuk batang logam dan diletakan pada bagian
skala utama pengukuran (dalam satuan mm). Bagian ini berbentuk lingkaran
yang berfungsi sebagai penunjuk skala pengukuran. Dalam satu buah mikrometer
sekrup terdapat skala ganda, yaitu skala utama (main scale) dan skala nonius
(skala putar).
f) Selubung Dalam = Merupakan bagian mikrometer sekrup yang berbentuk
batang logam dan bisa diputar. Ukurannya lebih besar dari sleeve dan jadi
tempat diletakannya skala nonius. Bagian ini bisa digerakkan dengan tangan
pengguna mikrometer.
g) Roda Gigi = Merupakan bagian mikrometer sekrup yang berfungsi
menggerakan bagian poros gerak. Bagian ini dapat mengencangkan poros gerak
jika sudah menyentuh benda dengan cara diputar searah jarum jam sampai
terdengar bunyi ketukan logam (tik). Untuk memastikan ujung poros gerak
menempel sempurna di benda, Anda bisa putar sebanyak 2 sampai 3 kali.

SPIROMETER
BAGIAN-BAGIAN
1. Meja berkaki tiga (biasanya terbuat dari logam). Jika dihubungkan dengan garis,
maka ketiga kaki tersebut membentuk segitiga sama sisi.
2. Sekrup yang terletak pada lubang ditengah-tengah meja kecil berkaki tiga.
3. Pangkal/ ujung sekrup
4. Pemutar sekrup
5. Piringan spherometer yang memiliki 100 skala, berbentuk lingkaran, dan melekat
pada sekrup. Satu putaran piringan menyebabkannya naik atau turun 1 mm.
6. Skala utama (dalam mm) berupa batang yang letaknya sejajar dengan sekrup. Skala
ini sebagai indeks untuk membaca skala pada piringan spherometer dan juga untuk
menandai banyaknya putaran penuh sekrup

PRINSIPKERJA
Prinsip kerja spherometer hampir sama dengan prinsip kerja mikrometer.
Spherometer Memiliki dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala pada piringan
spherometer (skala geser). Pembacaan hasil ukur pada sperometer, yaitu dengan
melihat skala yang saling berhimpit (skala utama berhimpit dengan skala pada piringan
spherometer).
Sebelum menggunakan spherometer untuk mengukur jari-jari (radius) permukaan
suatu lensa dan ketebalan suatu lempengan atau pelat tipis, pastikan spherometer
dalam keaadan layak pakai, dan sudah terkalibrasi supaya pengukuran yang dilakukan
akurat.

KETELITIAN
Spherometer memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi daripada mistar, jangka
sorong, dan mikrometer. Ketelitian spherometer yaitu 0,01 mm.

KALIBRASI
Dengan menghimpitkan angka nol pada skala utama dan angka nol pada piringan
spherometer. Berarti, spherometer telah terkalibrasi jika angka nol pada skala utama
berimpit dengan angka nol pada piringan spherometer.
PROSEDUR PENGGUNAAN
Pengukuran Jari-jari (Radius) Permukaan Suatu Lensa
1. Spherometer ditempatkan di permukaan yang rata.
2. Lensa yang akan diukur radiusnya dijepit dengan ketiga kaki spherometer.
3. Putar sekrup sampai menyentuh permukaan lensa tersebut.
4. Amati skala utama yang berhimpit dengan skala pada piringan spherometer
(sebagai h), dan mengukur jarak antar kaki spherometer (sebagai a).

CARA MEMBACA DAN MENULISKAN HASIL PENgukuran


CARA MEMBACA DAN MENULISKAN HASIL PENGUKURAN
1. Pengukuran Jari-jari (Radius) Permukaan Suatu Lensa

a) Skala utama (mm) berhimpit dengan skala pada piringan spherometer (sebagai h).
b) Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian spherometer (0,01 mm).
c) Jarak antar kaki (sebagai a).
d) Masukkan hasil pembacaan skala tersebut ke dalam suatu persamaan R, didapatlah
hasil pengukuran jari-jari (radius) permukaan lensa.
2. Pengukuran Ketebalan Suatu Lempengan atau Pelat Tipis
a) Skala utama (mm) berhimpit dengan skala pada piringan spherometer.
b) Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian spherometer (0,01 mm).
c) Hasil pengukuran ketebalan lempengan atau pelat tipis adalah perbedaan (selisih)
hasil pembacaan sebelum diselipkan lempengan atau pelat tipis dengan hasil
pembacaan sesudah diselipkan lempengan atau pelat tipis.

Anda mungkin juga menyukai