TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran
sudut.
2. Agar praktikan memahami dan mampu menentukan karakteristik ulir.
3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa geometri sudut dari benda ukur
1.2 Pengukuran Sudut
1.2.1 Pengukuran sudut langsung
Pengukuran sudut langsung adalah pengukuran benda yang memiliki dimensi sudut dengan
menggunakan alat ukur langsung dan hasil pengukurannya dapat langsung terbaca.
1.2.1.1 Profil Projector
1. Profile projector
Proyektor bentuk merupakan alat ukur yang prinsip kerjanya menggunakan sistem optis dan
mekanis. Sistem optis digunakan untuk memperbesar bayangan dari benda ukur. Sedang sistem
mekanis digunakan pada sistem pengubah mikrometernya. Bayangan benda ukur bisa dilihat
pada layar dan hasil pengukuran (besarnya dimensi benda ukur) bisa dilihat pada skala
mikrometer atau skala sudut. Dengan demikian, proyektor bentuk ini bisa digunakan untuk
mengukur bentuk, mengukur panjang dan mengukur sudut. Karena komponen-komponen
utamanya banyak menggunakan lensa maka benda-benda yang diukur dengan proyektor bentuk
harus mempunyai dimensi ukuran yang relative kecil.
2. Fungsi profile projector
a. Untuk mengukur bentuk dari suatu benda yang berukuran kecil.
b. Untuk mengukur panjang dari suatu benda yang berukuran kecil.
c. Untuk mengukur sudut dari suatu benda yang berukuran kecil.
3. Bagian bagian profile projector
a. Lampu (lamp)
Lampu digunakan sebagai sumber cahaya yang digunakan untuk menerangi benda kerja
agar dapat muncul di proyektor.
b. Proyektor (projector)
Proyektor digunakan untuk memproyeksikan cahaya ke cermin lalu diteruskan ke layar.
c. Layar (screen)
Layar digunakan sebagai penerima cahaya yang telah diproyeksikan ke proyektor. Pada
layar terdapat garis silang untuk memposisikan bayangan benda ukur. Piringan layar
dapat berputar 360 untuk dapat membaca sudut bayangan.
d. Eretan dan meja
Eretan yang terdapat meja digunakan untuk menggerakkan meja searah horizontal untuk
eretan Y dan menggerakkan meja searah vertical untuk eretan X. sedangkan meja
digunakan untuk dudukan benda ukur.
e. Alat ukur
Pada profile projector terdapat alat ukur vernier digital untuk membaca panjang, lebar,
dan sudut benda ukur.
f. Switch
Terdapat tiga switch pada profile projector, yaitu switch lampu utama, switch angle
vernier, dan switch lampu sorot fleksibel.
4. Cara pembacaan profile projector.
a. Dimensi linier
Hasil pengukuran dapat dilihat pada skala mikrometer ataupun skala sudut. Sistem skala
sudutnya sama dengan sistem skala sudut dari busur bila yang mempunyai skala utama dan skala
nonius.
b. Dimensi sudut
Untuk pengukuran benda ukur yang bersudut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
dengan menggunakan layar yang berskala dan dengan memutar meja di mana skala sudut
berada. Bila yang digunakan layar berskala maka yang dibaca hasi pengukurannya adalah
skala yang ada pada layar. Sebaliknya bila yang digunakan untuk mengukur sudut adalah
dengan memutar meja (rotary table) maka hasil pengukurannya dapat dibaca pada skala
sudut yang diletakkan di atas meja putar tersebut.
5. Jenis jenis profile projector
(Jenis dan fungsi)
6. Kalibrasi
Kalibrasi profil proyektor yaitu dengan cara memutar skala piringan sehingga skala utama dan
skala nonius segaris angka nol masing masing skala tersebut.
yang segaris dengan salah satu garis skala utama. Ternyata yang segaris adalah garis angka 55
dari skala nonius. Ini berarti kelebihan ukuran tersebut adalah 55 menit (11 garis di sebelah kiri
garis nol: 11 x 5 menit = 55 menit). Jadi, keseluruhan pembacaannya adalah 50 derajat ditambah
55 menit = 56 derajat 55 menit (50 55).
: 1, 3, 9, 27, 41 = 5 blok
: 1, 3, 9, dan 27 = 4 blok
: 3, 6, 20 dan 30 = 4 blok
= 15 blok
Adapula yang dalam satu setnya terdiri dari 16 blok, yaitu blok sudut yang dibuat oleh pabrik
Starret, rinciannya adalah sebagai berikut :
Blok sudut dalam derajat
: 1, 3, 5, 50, 45 = 6 blok
: 1, 3, 5, 20, dan 30
= 5 blok
: 1, 3, 5, 20 dan 30
= 5 blok
= 16 blok
Untuk mengecek apakah permukaan benda ukur sudah satu bidang dengan permukaan susunan
blok dapat dicek dengan pisau bilah tipis pelengkap dari blok sudut. Bila masih ada celah berarti
sudut benda ukur belum sama dengan sudut susunan blok sudut. Atau bisa juga dicek dengan jam
ukur
Sebagai contoh bila diperlukan standar dimensi sebedar 91,668mm maka dapat dilakukan kombinasi blok ukur
karbida yang terdiri dari 88 blok seperti di tunjukan pada tabel berikut.
Tabel ... contoh perhitunganDimana susunan blok ukur di susun dariblok dengan ukuran terkecil ke ukuran
terbesarseperti di tunjukan gambar di bawah. Hal ini dilakukan unutk mempermudah pemindahan blokukur
kelokasi pengukuran.
5. Jenis jenis blok sudut
Pemeriksaan Kualitasnya Dilakukan
Kelas Blok Ukur
Dengan
Komparator, dibandingkan dengan blok
Kelas 3
ukur kelas 1
Komparator cermat, dibandingkan dengan
Kelas 2
blok ukur kelas 0
Komparator cermat, dibandingkan dengan
Kelas 1
blok ukur kelas 0
Komparator cermat, dibandingkan dengan
Kelas 0
blok ukur kelas 01
Kelas 01
Inter ferometer
6. Kalibrasi
a. Bersihkan perselin yang menutupinya dengan bensin pembersih dan letakkan blok ukur
pada alas yang bersih dan muka ukur terletak disamping.
b. Simpan kembali blok ukur agar ukuran tetap standart
1.2.2.2 Batang sinus
1. Batang sinus
Batang sinus ini merupakan pelat baja yang sudah diproses dengan perlakuan panas tertentu,
pada bagian dari kedua ujungnya dilengkapi dengan semacam silinder atau rol yang diameternya
sama. Jarak antara senter dari kedua rol tersebut bermacam-macam, ada yang 100 mm, ada yang
25 mm, dan ada pula yang berjarak 300 mm. Jarak inilah yang digunakan sebagai dasar
perhitungan dalam menggunakan batang sinus.
Dalam penggunaannya, biasanya harus dilengkapi/dibantu dengan jam ukur dan blok ukur. Jam
ukur digunakan untuk mengecek kedataran permukaan benda ukur, sedangkan blok ukur
digunakan untuk sebagai landasan guna membuat permukaan benda ukur menjadi data sejajar
dengan meja tempat pengukuran (surface table). Lihat gambar dibawah ini.
Dimana:
Sin = sudut yang dibentuk batang sinus terhadap meja datar karena adanya susunan blok
ukur. Sudut ini sama besarnya dengan sudut benda ukur yang dicek karena permukaan benda
ukur sejajar dengan permukaan meja ukur.
H = tinggi susunan blok ukur, dalam mm.
L = panjang batang sinus, dalam mm.
rumus perhitungan berbagai macam ketelitian)
(cara pembacaan dan rumus perhitungan berbagai macam ketelitian)
5. Jenis jenis batang sinus
(Jenis dan fungsi)
6. Kalibrasi
1.3. Metrologi Ulir
1.3.1 Karakteristik ulir
1. Definisi ulir
Ulir adalah garis atau/profil melingkar (melilit pada silinder yang mempunyai sudut kisar atau
uliran tetap).
2. Jenis Ulir
a. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalus Ulir
Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu ulir kiri dan ulir kanan. Untuk
mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau ulir kanan dilihat arah kemiringan sudut sisi
ulir. Atau bisa juga dicek dengan memutar pasangan dari komponen-komponen yang berulir
misalnya mur dan baut. Apabila sebuah mur dipasangkan pada baut yang kemudian diputar ke
kanan (searah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.
Sebaliknya, bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam) ternyata
murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kiri. Jadi, pada ulir kanan, kalau akan
melepaskan mur dari bautnya maka mur harus diputar ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untuk
melepaskan murnya adalah dengan memutar mur ke kanan. Yang paling banyak digunakan
adalah ulir kanan.
b. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di bedakan menjadi ulir tunggal dan
ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang
lain) terdapat lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini
biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua, ganda tiga dan ganda
empat. Gambar dibawah ini menunjukkan bagan dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat
bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjang dari
pada satu putaran ulir tunggal.
H
= 0.14434p
6
Rr = 0.14434p
5
H= 0.54127p
8
17
H = 0.61343p
24
b. Ulir Unified
1
n
0.361343
17
=
H
n
24
0.54127
5
hm = kedalaman ulir dalam = 0.54127p =
=
H
n
8
E = diameter tusuk = Diameter mayor 0.64952p
hb = kedalaman ulir luar = 0.361343p =
beberapa persamaan maka dapat dicari hubungan antara diameter kawat dengan sudut ulir
dan diameter efektif.
ec
21
cos
d
PF
d cos ec /2
=
2
2
PG=GC cot
cos ec
21
d
p cot
GF=PGPF=
Padahal H = X 2d
cos ec
21
p cot
2 FG=2.
es 21
cos
p
cot
4
d
2
Jadi, diameter efektif ulir adalah :
cos ec /21
2d
P
X 2 d+ cot
2
De=
cos
Jadi,
d=
BC
AB
BC
cos
d
p
=
2 4 cos
AB=
p
2 cos
Dimana:
2
Diameter
kawat
minimum
0,506p
0,505p
0,498p
1
d
2
= sudut ulir
4. Pengukuran pitch dan sudut pitch
5. Pengukuran kedalaman ulir
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
3. Alat
4. Bahan
2.2 Prosedur Pengujian
3. Profile Projector
(prosedur pemakaian dan prosedur pengambilan data)
2.3 Gambar Spesimen
(gambar spesimen 2D, Isometri dan print kertas foto)
2.4 Lembar Data Pengukuran