PENGUKURAN SUDUT
derajat. Dengan bantuan skala nonius maka busur bilah ini mempunyai
ketelitian sampai 5 menit. Kunci nonius digunakan untuk menyetel skala
nonius dan kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama dengan
piringan skala utama.
1. Pelingkup Sudut
Konstruksi dari pelingkup sudut terdiri dari beberapa bilah yang
disusun sedemikian rupa sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan
dengan bentuk dari benda ukur. Pengukuran sudut dengan pelingkup sudut
tidak bisa diketahui secara langsung besarya sudut yang diukur, melainkan
harus dicek dulu dengan busur baja atau busur bilah. Oleh karena itu,
sebelum dicek dengan busur baja atau busur bilah maka kedudukan dari
masing-masing bila dari pelingkup sudut harus dikeraskan/dikunci dulu
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 135
Bab III – Pengukuran Sudut
dengan penguncinya agar posisinya tidak berubah waktu diambil dari benda
ukur.
Blok sudut dalam derajat : 1°, 3°, 9°, 27°, 41° = 5 blok
Blok sudut dalam menit : 1’, 3’, 9’, dan 27’ = 4 blok
Blok sudut dalam menit : 3”, 6”, 20” dan 30” = 4 blok
Jumlah = 15 blok
Adapula yang dalam satu setnya terdiri dari 16 blok, yaitu blok sudut
yang dibuat oleh pabrik Starret, rinciannya adalah sebagai berikut :
Blok sudut dalam derajat : 1°, 3°, 5°, 50°, 45° = 6 blok
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 136
Bab III – Pengukuran Sudut
Blok sudut dalam menit : 1’, 3’, 5’, 20’, dan 30’ = 5 blok
Blok sudut dalam menit : 1”, 3”, 5”, 20” dan 30” = 5 blok
Jumlah = 16 blok
Berikut ini sebuah contoh penyusunan blok sudut dan cara mengecek
benda ukur dengan blok sudut yang sudah disusun. Misalnya akan
membentuk sudut 360 23 ׳5” dan 260 12 ׳16”. Contoh susunannya lihat
Gambar 3.8. di bawah ini:
yang tidak ada kait/penahan benda ukur seperti nampak pada batang. Kalau
digambarkan secara trigonometri maka diperoleh gambaran hubungan
antara sudut benda ukur dengan tinggi susunan blok ukur dan dengan
panjang dari batang ukur. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan
rumus sinus sebagai berikut :
𝐻
sin 𝛼 =
𝐿
Dimana:
= sudut yang dibentuk batang sinus terhadap meja datar karena
adanya susunan blok ukur. Sudut ini sama besarnya dengan sudut
benda ukur yang dicek karena permukaan benda ukur sejajar
dengan permukaan meja ukur.
H = tinggi susunan blok ukur, dalam mm.
L = panjang batang sinus, dalam mm.
Perlu juga diingat bahwa untuk memastikan bahwa posisi muka ukur
benda ukur betul-betul sejajar dengan meja ukur maka perlu diperhatikan
posisi dari jarum penunjuk jam ukur. Bila jarum penunjuk itu masih
bergerak ke kiri atau ke kanan pada waktu jam ukur digeser ke kiri dan ke
kanan berarti posisi muka ukur belum sejajar dengan permukaan meja rata.
Bila kesejajaran ini belum diperoleh maka perhitungan sudut belum bisa
dilakukan.
5.1. Mengukur Sudut Luar dan Dalam dengan Rol dan Bola Baja
Untuk melakukan pengukuran sudut dengan bantuan rol dan bola baja
maka diperlukan alat-alat perlengkapan yang lain yaitu meja rata, mistar
ingsut atau mikrometer, mistar ketinggian, blok ukur, rol dan bola baja serta
alat-alat pembersih. Di samping itu, karena ini pengukuran tidak langsung
maka pengetahuan tentang trigoneometri perlu dikuasai. Pengentahuan ini
sangat penting karena sangat membantu di dalam perhitungan-perhitungan
radius dan sudut.
𝜶𝟏 = 𝟏𝟖𝟎° − 𝜶𝟐
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 141
Bab III – Pengukuran Sudut
𝑥
sin ∝2 =
𝑑
D = diameter rol
X = celah antara muka ukur dengan rol
1 = sudut benda ukur
1
∝= 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑖𝑠 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑑 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑛𝑜𝑙
2
m1 dan m2 = jarak bagian luar dari rol yang diukur dengan mikrometer
h1 dan h2 = tinggi susunan blok ukur yang diukur dengan mistar ke-
tinggian.
d x
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 142
Bab III – Pengukuran Sudut
d 2 d1
Sin1/ 2 2
d d1
h 2 h1 2
2
M1 M2
tan =
2h
90 0
D = M1 +d (1+cot )
2
Dmaks = D-2(H-S) tan
Dmin = D-2H tan
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 143
Bab III – Pengukuran Sudut
C. Pertanyaan-pertanyaan
1. Sebutkan beberapa alat ukur sudut langsung dan alat ukur sudut tak
langsung.
2. Berapakah besarnya satu skala (divisi) dari alat ukur sudut busur baja
(protractor)?
3. Sebutkan bagian-bagian utama dari busur bilah (universal bevel
protractor).
4. Berapakah besarnya ketelitian dari alat ukur sudut busur bilah?
5. Berapakah besarnya tingkat ketelitian yang bisa dicapai oleh alat ukur
sudut proyektor bentuk (profile projector)?
6. Sebutkan cara pengukuran sudut yang bisa dilakukan dengan proyektor
bentuk.
7. Sebutkan beberapa macam alat ukur sudut tak langsung.
8. Buatlah susunan blok sudut yang menunjukkan ukuran 36° 22’ 25” dan
26° 28’ 53”, yang dipilihkan dari set blok sudut :
1°, 3°, 5°, 3°, 45° ;
1’, 3’, 5’, 20’ ׳, 30’ ;
1”, 3”, 5”, 20”, 30” ;
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI 144
Bab III – Pengukuran Sudut