1.Asal usul
Spherometer merupakan alat untuk mengukur jejari kelengkungan suatu permukaan. Biasanya
digunakan untuk mengukur kelengkungan lensa. Spherometer memiliki 4 kaki, dengan 3 kaki yang
permanen dan satu kaki tengah yang dapat diubah-ubah ketinggiannya.
Ketelitian spherometer bias mencapai 0,01 mm.
Spherometer digunakan untuk mengukur tebal benda-benda yang tipis dan mengukur kelengkungan
suatu permukaan spheris. Alat ini mempunyai dua macam skala, yaitu skala utama pada mistar M yang
tegak dan skala nonius pada piringan P yang dapat berputar bersama sekrup putar S. Cara menentukan
harga satu skala nonius sama dengan cara yang digunakan pada micrometer sekrup.
2.Cara kerja
Cara pemakaian spherometer adalah sebagai berikut:
Menentukan titik nol alat, yaitu spherometer diletakkan di tempat (alas) yang rata dan sekrup S diputar
sampai ujung sekrup U menyentuh alas tersebut. Jika menggunakan alas dari kaca plan parallel, maka
pada saat bayangan ujung sekrup berhimpit dengan ujung sekrup itu menandakan bahwa ujung sekrup
sudah tepat menyinggung/ menyentuh alas jika tidak menggunakan kaca plan parallel, maka pada saat
sekrup S diputar ternyata kaki spherometer K akan ikut berputar berarti ujung sekrup U sudah
menyentuh alas
Sekrup S diputar sehingga jarak antara ujung sekrup dengan alas dapat ditempati oleh benda yang mau
diukur tebal atau kelengkungannya.
Benda yang akan diukur tebal atau kelengkungannya diletakkan di antara alas dan ujung sekrup U.
Sekrup S diputar sampai ujung sekrup tepat menyentuh permukaan benda yang diukur.
Tebal atau kelengkungan benda dapat ditentukan dengan menghitung selisih penunjukan pada langkah
4 dan langkah 1.
Benda yang dapat diukur tebal atau kelengkungannya dengan spherometer adalah benda yang
ukurannya lebih kecil dari jarak antara kaki-kaki spherometer. Spherometer yang masih baik digunakan
adalah spherometer yang ujung-ujung piringannya tidak peot dan ujung sekrup U benar-benar runcing.
3.Contoh perhitungan
Misal mengukur Radius Lengkung, R
The (tetap) luar kaki spherometer yang menentukan jarak SM.
Ini hanyalah jari-jari lingkaran yang dibentuk oleh kaki. Untuk menemukan ini radius, mengukur jarak
dari kaki pusat (bila coplanar dengan yang lain
kaki) ke salah satu kaki luar. Jarak ini ditampilkan dalam diagram skema
r = SM
BD Jarak ditentukan dari kejauhan bergerak kaki pusat.
Pertama menentukan posisi kaki sentral ketika coplanar dengan kaki luar dengan menggunakan flat
disediakan. (Untuk spherometer baru, "goyang" teknik disarankan Kaki spherometer pusat adalah
tekanan sensitif dan mekanis menggerakkan lengan tuas yang menimbulkan sepotong kawat.
Selanjutnya, temukan posisi kaki pusat di permukaan yang diukur. Perbedaan antara dua posisi ini
adalah perubahan dari h kaki pusat yang sama dengan DB pada diagram perhitungan.
Persamaan kami sekarang berbunyi: R = r2/2h + h / 2
Spherometer merupakan suatu alat atau instrument yang digunakan untuk mengukur panjang yang sangat
kecil. Spherometer dibuat pada tahun 1810 oleh seorang ahli optik berkebangsaan Prancis, Robert Aglae
Cauchoix, dan pertama kali diperkenalkan oleh Nicolas Fortin. Awalnya, spherometer terutama
digunakan oleh ahli kacamata untuk mengukur lengkungan permukaan suatu lensa.
A. Kegunaan
Spherometer merupakan salah satu alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur jari-jari (radius)
dari permukaan suatu lensa. Selain itu, spherometer juga digunakan untuk mengukur ketebalan suatu
lempengan atau plat tipis.
B. Bagian-bagian Spherometer
Pada spherometer yang baru, skala utama dimulai dari 0,5 mm dengan skala terkecil 0,005 mm. Namun,
pada spherometer yang lama skala terkecilnya adalah 0,001 mm.
C. Kalibrasi
Kalibrasi adalah proses dalam membandingkan suatu acuan lokal kepada standar yang berlaku untuk
memastikan ketelitian suatu alat ukur. Pengkalibrasian pada spherometer yaitu dengan menghimpitkan
angka nol pada skala utama dan angka nol pada piringan spherometer. Berarti, spherometer telah
terkalibrasi jika angka nol pada skala utama berimpit dengan angka nol pada piringan spherometer.
D. Ketelitian
Spherometer memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi daripada mistar, jangka sorong, dan
mikrometer. Ketelitian spherometer yaitu 0,01 mm.
E. Prinsip Kerja
Prinsip kerja spherometer hampir sama dengan prinsip kerja mikrometer. Spherometer memiliki dua
jenis skala, yaitu skala utama dan skala pada piringan spherometer (skala geser). Pembacaan hasil ukur
pada sperometer, yaitu dengan melihat skala yang saling berhimpit (skala utama berhimpit dengan skala
pada piringan spherometer). Untuk pegukuran jari-jari (radius) permukaan suatu lensa, digunakan
persamaan:
Sebelum menggunakan spherometer untuk mengukur jari-jari (radius) permukaan suatu lensa dan
ketebalan suatu lempengan atau pelat tipis, pastikan spherometer dalam keaadan layak pakai, dan
sudah terkalibrasi supaya pengukuran yang dilakukan akurat.
F. Prosedur Pengukuran
Dengan persamaan di bawah ini, radius permukaan suatu lensa dapat diketahui:
Lensa yang sangat kecil tidak dapat diukur dengan tepat jika menggunakan spherometer biasa. Untuk
itu, digunakan mikro spherometer yang dapat mengukur lensa yang sangat kecil. Jari-jari (radius)
permukaan lensa mungkin bisa sekecil 2 mm. Berikut adalah contoh yang khas:
Sebagai informasi, Gardner dan BK Johnson memodifikasi sebuah mikroskop standar agar dapat
mengukur jari-jari (radius) permukaan lensa yang sangat kecil ke presisi tinggi.
Spherometer ini terdiri dari dua bar logam yang bergabung di suatu akhir untuk satu poros yang sangat
singkat dari pergerakan yang diukur pada kebalikan bagian akhir. Pusat ball adalah tetap untuk satu bar,
dua kaki ball ke yang lain, semua dalam satu baris. Karena pusat ball terletak di sepertiga jarak ke
mikrometer, perpindahan sepertiga sebagai pengukuran pada mikrometer.
Ada tambahan baut ditempatkan di dekat sumbu baut. Pergerakan terhadap lensa 10 kali dari
pergerakan linear mikrometer, sehingga kepekaannya besar. Keberhasilan dari akurasi pengukuran
bergantung pada rasa sentuhan ketika kontak dibuat, bersama lengan dan mikrometer yang diputar
sampai pelat akhir.
Lensa ditempatkan 90 deg dari bar dan 45 deg, dari horizontal. Konfigurasi ini memastikan bahwa lensa
dan spherometer ditempatkan dengan gravitasi.
Kelebihan desain ini adalah murah. Kekurangan ialah membutuhkan waktu lebih banyak untuk
menghitung kepekaan faktor amplifikasi.
Meja berkaki tiga spherometer dibuat dari logam, dimana mejanya berupa pelat logam. Diperlukan
pengeboran lubang yang harus ditempatkan dengan tepat dalam suatu pelat logam untuk tempat ketiga
kaki spherometer. Lubang tersebut dapat dibor dengan suatu mesin. Simetri dan akurat tidaknya lubang
dapat diketahui dengan mengukur jarak antara ujung kaki (seperti menggunakan kaliber). Kaliber yang
digunakan adalah dari jenis digital standar, yang mengukur sampai keakuratan 0,01mm.
Pada website Bob May, terdapat petunjuk untuk membuat spherometer sederhana, murah, tetapi
akurat. Yang digunakan adalah sebuah indikator angka (a dial indicator) dengan ketelitian 0,01 mm dan
harga sekitar $ 32. Untuk mengapit indikator angka pada tempatnya digunakan dua baut, pastikan
indikator angka tidak dapat berpindah tempat agar pengukuran konsisten. Aluminium dengan ketebalan
6 mm, lebar 20 mm, dan panjang sekitar 150 mm sebagai penopang kaki. Tiga logam (bisa aluminium)
silinder dengan ketebalan 6 mm untuk membuat kaki-kaki spherometer, beberapa logam epoxy untuk
melekatkan kaki ke dalam lubang pada penopang kaki.
Spherometer
Sperometer merupakan salah satu alat ukur panjang yang mempunyai 4 buah
kaki, yaitu 3 kaki tetap dan 1 kaki lainnya yang dapat bergeraknaik / turun yang terletak
di tengah-tengah ketiga kaki tetap. Ketiga kaki tetap berjarak sama satu dengan yang
Alat ini dapat dipergunakan untuk mengukur jari-jari kelengkungan benda yang
berbentuk bidang bola seperti cermin dan lensa cembung atau cekung. Hasil
R= (1/2) h + S2/(6h)
Keterangan :
H = jarak pergeseran kaki tengah dari bidang yang sama dengan kaki yang lainnya,
Skala utama pada spherometer berupa skala tegak yang terdiri dari 10 skala
arah ke atas dan 10 skala arah ke bawah dengan angka nol di tengah-tengah, sehingga
alat ini hanya mampu mengukur panjang sampai 10 mm. Nst skala utama alat ini
adalah 1 mm, sehingga tanpa memperhatikan nonius nst adalah 1 mm. alat ini
mempunyai nonius berupa skala datar yang terdiri dari 100 skala (untuk 1 kali putaran)
yang sama dengan jarak 1 bagian skala tegak. Sehingga nilai 1 bagian skala nonius
adalah 1/100 mm = 0,01 mm. Nilai 0,01 mm merupakan nst nonius spherometer atau
Setelah h diukur dengan spherometer, kemudian diukur jarak antar sesama kaki
tegak yang tidak dapat bergerak (S) dengan mistar. Selanjutnya jari-jari kelengkungan
lima kali untuk mengurangi kesalahan data yang diperoleh diolah dengan ralat mutlak.
e. Pemutar sekrup.
Spherometer dapat dilakukan dengan cara meletakkannya pada dasar yang rata,
kemudian sekrup diputar sehingga ujung sekrup menyinggung bagian atas plat glass.
Perbedaan sekrup adalah tebal plat glass. Membaca skala pada spherometer hamper
cara:
d. Saat akan bergerak, gunakan bagian yang paling atas untuk memutar sampai bunyi
“klik”.
Sperometer merupakan salah satu alat ukur panjang yang mempunyai 4 buah kaki, yaitu 3
kaki tetap dan 1 kaki lainnya yang dapat bergeraknaik / turun yang terletak di tengah-
tengah ketiga kaki tetap
Alat ini dapat dipergunakan untuk mengukur jari-jari kelengkungan benda yang
berbentuk bidang bola seperti cermin dan lensa cembung atau cekung
Nilai 0,01 mm merupakan nst nonius spherometer atau tingkat keteletian spherometer.
Kesimpulan yang di dapat dari percobaan yang dilakukan mengenai Spherometer adalah :
1. Dengan menggunakan Spherometer kita dapat mengukur jari – jari sebuah bola dan tebal
plat gelas.
2. Dalam penggunaan Spherometer di butuhkan ketelitian yang sangat tinggi dan
pengulangan pembacaan beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
3. Hasil dari percobaan ini tidaklah mutlak, karena ada kemungkinan kesalahan dalam
pembacaan data.
Hukum gravitasi universal newton dirumuskan :
“Setiap massa menarik massa yang lain dengan gaya segaris yang menghubungkan kedua
inti massa. Besarnya gaya tarik yang terjadi berbading lurus dengan perkalian kedua massa
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua titik massa tersebut.”
Dari persamaan rumus di atas dapat sobat ketahui bahwa gaya atau berat benda akan berbanding
lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.
#semakin besar massa benda maka akan semakin besar gaya gravitasi
#semakin jauh jarak benda maka akan semakin kecil gaya gravitasi dengan faktor kuadrat
pengali
http://mustofaabihamid.blogspot.com/2011/04/spherometer.html
http://kitieharjanto.blogspot.com/2011/01/spherometer.html
http://nona-riwindabarhttp://image.slidesharecdn.com/rumusgravitasi-121105035848-
phpapp02/95/slide-1-638.jpg?cb=1352109575.blogspot.com/2011/03/makalah-praktikum-fisika.html
http://rudinimulyateknikindustrimercubuana.blogspot.com/2014/03/soherometer-industrial-
engineering.html
http://image.slidesharecdn.com/rumusgravitasi-121105035848-phpapp02/95/slide-1-
638.jpg?cb=1352109575
http://mahasiswa-sibuk.blogspot.com/2012/01/spherometer.html