ALAT-ALAT UKUR
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 5
ZULIZAH : 140204090
NURHAYATI : 140204115
ALMADI : 140204125
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menganugerahkan karunia dan
nikmat yang tidak terhitung jumlahnya kepada manusia yang salah satunya berupa
akal dan pikiran sehingga manusia dapat melakukan berbagai aktivitas salah
satunya adalah belajar. Shalawat dan salam tidak lupa kita sanjungkan kepada
baginda Rasullullah Muhammad SAW, karena dengan jasa beliaulah kita dapat
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik ditinjau dari segi bahasa maupun
aspek penulisannya. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI................................................................................................ii
AMPERMETER........................................................................................21
PERCOBAAN V :TRANSFORMATOR...................................................70
3
BAB I
ALAT UKUR DASAR
Tujuan Percobaan :
teratur (simetris).
A. Latar Belakang
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang
sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran.
gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Namun
ukur dan setiap alat ukur memiliki niali skala terkecil (nst). Setiap alat ukur
4
Pada skala terdapat goresan dan goresan kecil sebagai pembagi, dibubuhi
nilai tertentu. Keadaan menjadi lebih buruk lagi bila ujung atau pinggir objek
yang diukur tidak tajam. Nilai skala sesuai dengan jarak terkecil itu disebut alat
ukur tersebut.
5
B. Dasar Teori
1.
Jangka sorong
Jangka sorong ditemukan pertama kali oleh Pierre Vernier. Alat tersebut
memiliki ketepatan sampai dengan 0,01 cm. Bagian-bagian utama dari jangka
sorong yaitu : rahang dalam, rahang luar, sekrup, skala utama, skala vernier, ekor.
Skala utama biasanya terbuat dari baja tipis sepanjang 15 cm. Sekrup S berfungsi
skala utama. Rahang luar digunakan untuk mengukur dimensi luar sebuah benda,
seperti panjang sisi luar, diameter luar dari sebuah silinder, bola, dan sebagainya.
Rahang dalam digunakan untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda, seperti
diameter dalam dari sebuah silinder berongga. Bagian ekor digunakan untuk
6
2.
Mikrometer sekrup
sangat tipis atau benda-benda yang serupa. Alat tersebut memiliki tingkat akurasi
sampai dengan 0,001 cm. Bagian-bagian mikrometer sekrup yaitu, rahang tetap,
rahang bergerak, skala utama, skala putar, selubung, ratchet, bingkau U. Pada
salah satu ujung bingkau-U terdapat poros diam atau landasan A sebagai rahang
tetap. Pada ujung lainnya terdapat poros bergerak B yang terhubung ke sekrup
kecil akan terlepas dan membuat suara berderik-derik. Dengan demikian, ujung B
7
dari sekrup tidak terdorong lagi ke arah landasan A. Nilai dari nilai skala terkecil
umum digunakan untuk mengukur diameter dalam benda. Jangka sorong dapat
mengukur diametr luar sbuah benda. Jangka sorong terdiri atas dua bagian, rahang
tetap dan rahang geser, jangka sorong juga terdiri atas dua sekalar yaitu sekala
utama dan nonius. Jadi, skala terkecil jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
panjang bole yang memiliki ukuran maksimum 2,5 cm dan mempunyai angka
8
Neraca ouhos memiliki lebih dari dua lengan, pada masing-masing lengan
terdapat skala dan anak timbangan. Benda yang akan diukur masanya diletakkan
pada piringan neraca, kemudian anak timbangan pada setiap lengan digerakkan
Menurut Dr. Muhammad Hikam (2005 : 15) menyatakan bahwa alat ukur
1.
Penggaris / mistar
mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang dibaca.
2.
Jangka Sorong
9
Jangka Sorong dapat digunakan untuk menentukan dimenzi dalam,
luar, dan kedalaman dari benda uji. Skala dari jangka sorong
ketelitian kecil yaitu 0,01 mm. skala terkecil pada mikrometer skrup
rahang tetap.
10
C. Alat dan Bahan
1. Jangka sorong
2. Mikrometer skrup
3. Neraca O’houss
4. Kubus Alumanium
5. Kelereng
D. Prosedur Percobaan
1. Diukur massa kubus dan silinder alumanium dan kelereng dengan
11
E. Data Pengamatan
S=d=Su + m
ρ= (gr /
Su (Sn) V=S³ v
No
(cm) (mm) (Sn.Kt) (cm³)
(cm) cm³)
1 3 cm 9 mm
2 3 cm 8 mm
3 3 cm 9 mm
4 3 cm 7 mm
5 3 cm 7,5 mm
V=
Su Sn 1 m
No D r= . ρ=
2 v
(mm) (mm) 4
π .r³
3
1 15 mm 31 mm
2 15 mm 34 mm
3 15 mm 33 mm
4 15 mm 18 mm
5 15 mm 30 mm
12
F. Pengolahan Data
1. Pada kubus Alumunium (JangkaSorong).
S₁ = Su + (Sn .Kt)
= 1,9 cm + (9 mm . 0,1 mm)
= 1,9 cm + (0,9 mm)
= 1,9 cm + (0,09 cm)
= 1,99 cm
S₂ = Su + (Sn .Kt)
= 1,9 cm + ( 1 mm . 0,1 mm)
= 1,9 cm + (0,1 mm)
= 1,9 cm + (0,01 cm)
= 1,91 cm
S₃ = Su + (Sn .Kt)
= 1,9 cm + ( 8,5 mm . 0,1 mm)
= 1,9 cm + (0,85 mm)
= 1,9 cm + (0,085 cm)
= 1,98 cm
S₄ = Su + (Sn .Kt)
= 1,9 cm + (0,5 mm . 0,1 mm)
= 1,9 cm + (0,05 mm)
= 1,9 cm + (0,005 cm)
= 1,90 cm
S₅ = Su + (Sn .Kt)
= 1,9 cm + ( 9 mm . 0,1 mm)
= 1,9 cm + (0,9 mm)
= 1,9 cm + (0,09 cm)
= 1,99 cm
V₁ = S³
= (1,99 cm)³
= 7,88 cm³
V₂ = S³
= (1,91 cm)³
= 6,96 cm³
V₃ = S³
13
= (1,98 cm)³
= 7,76 cm³
V₄ = S³
= (1,90 cm)³
= 7,88 cm³
V₅ = S³
= (1,99 cm)³
= 7,88 cm³
M
ρ₂ =
V
65,6 gr
=
6,96 cm³
gr
= 9,42
cm³
M
ρ₃ =
V
65,6 gr
=
6,96 cm³
gr
= 9,42
cm³
M
ρ₄ =
V
65,6 gr
=
6,85 cm ³
gr
= 9,57 3
cm
14
M
ρ₅ =
V
65,6 gr
=
7,88 cm ³
gr
= 8,32
cm³
No ρ ρ²
1 gr gr
8,32 69,22
cm³ cm³
2 gr gr
9,42 88,73
cm³ cm³
3 gr gr
8,45 71,40
cm³ cm³
4 gr gr
9,57 91,58
cm³ cm³
5 gr gr
8,32 69,22
cm³ cm³
gr gr
∑ρ = 44,08 ∑ρ² = 390,75
cm³ cm³
∑ρ
ρρ̅ =
n
gr
44,08
= cm ³
5
gr
= 8,81
cm³
2 2
n ( ∑ ρ )−(∑ ρ)
Sd (ρ) = n ( n−1 )
¿
√¿
√
gr gr
= (
5 390,75
cm 3 )
−(44,05
c m3
)²
5(5−1)
√
gr gr
= (
5 390,75
cm 3 )– (1943,04
c m3
)
5( 4)
15
=
√ 1950,75−1943,04
20
=
√ 7,71
20
= √ 0,38
= 0,61
Sd (ρ)
KR = x 100%
ρρ
0,61
= x 100%
8,81
= 0,06 x 100%
=6%
KT = 100% - KR
= 100% - 6 %
= 94 %
2. pada kelereng (Mikrometer Sekrup)
D₁ = Su + (Sn . KT)
= 15 mm + (34 mm . 0,01mm)
=16mm + (0,334 mm)
= 15,34 mm
= 1,534 cm
D₂ = Su + (Sn . KT)
= 15 mm + (6 mm . 0,01mm)
=15 mm + (0,06mm)
= 15,06 mm
= 1,506 cm
D₃ = Su + (Sn . KT)
16
= 15 mm + (3 mm . 0,01mm)
=15 mm + (0,03mm)
= 15,03mm
= 1,503 cm
D₄ = Su + (Sn . KT)
= 15 mm + (40 mm . 0,01mm)
=15 mm + (0,4 mm)
= 15,4mm
= 1,54cm
D₅ = Su + (Sn . KT)
= 15 mm + (43 mm . 0,01mm)
=15 mm + (0,43 mm)
= 15,43 mm
= 1,543 cm
1
r₁= .D
2
1
= . 1,53 cm
2
= 0,76 cm
1
r₂= .D
2
1
= . 1,50 cm
2
= 0,75 cm
1
r₃= .D
2
17
1
= . 1,50 cm
2
= 0,75 cm
1
r₄= .D
2
1
= . 1,54cm
2
= 0,77 cm
1
r₅= .D
2
1
= . 1,547 cm
2
= 0,77 cm
Mencari volum( V )
4
V₁= . π . r³
3
4
= . 3,14 . (0,76 cm)³
3
4
= . 3,14 . (0,43cm³)
3
5,4 cm ³
=
3
= 1,8 cm³
4
V₂= . π . r³
3
18
4
= . 3,14 . (0,75 cm)³
3
4
= . 3,14 . (0,42 cm³)
3
5,24 cm ³
=
3
= 1,74 cm³
4
V₃= . π . r³
3
4
= . 3,14 . (0,75 cm)³
3
4
= . 3,14 . (0,42 cm³)
3
5,27 cm³
=
3
= 1,74 cm³
4
V₄= . π . r³
3
4
= . 3,14 . (0,77 cm)³
3
4
= . 3,14 . (0,45 cm³)
3
5,65 cm ³
=
3
= 1,88 cm³
4
V₅= . π . r³
3
4
= . 3,14 . (0,77 cm)³
3
4
= . 3,14 . (0,45 cm³)
3
19
5,65 cm ³
=
3
= 1,88 cm³
m
ρ₂ =
v
5,2 gr
=
1,74 cm ³
gr
= 2,98
cm³
m
ρ₃ =
v
5,2 gr
=
1,74 cm ³
gr
= 2,98
cm³
m
ρ₄ =
v
5,2 gr
=
1,88 cm ³
gr
= 2,76
c m3
m
ρ₅ =
v
5,2 gr
=
1,88 cm ³
gr
= 2,76
cm³
20
No Ρ ρ²
1 gr gr
2,89 8,35
cm³ cm³
2 gr gr
2,98 8,88
cm³ cm³
3 gr gr
2,98 8,88
cm³ cm³
4 gr gr
2,76 7,61
cm³ cm³
5 gr gr
2,76 7,61
cm³ cm³
gr gr
∑ρ = 14,37 ∑ρ = 14,33
cm³ cm³
∑ρ
ρρ̅ =
n
gr
14,37
= cm ³
5
gr
= 2,87
cm³
√
2 2
n ( ∑ ρ ) −( ∑ ρ)
Sd (ρ) =
n(n−1)
√
gr gr
= (
5 41,33
cm 3 )
−(14,37
c m3
)²
5(5−1)
21
cm ³
gr
41,33 ¿
¿
cm ³
= gr
206,49
¿
¿
5¿
¿
√¿
=
√ 206,65−206,49
20
=
√ 0,16
20
= √ 0,008
= 0,08
Sd ( ρ)
KR = x 100%
ρ
0,08
= gr x 100%
2,87
cm ³
= 0,02 x 100%
=2%
KT = 100% - KR
= 100% - 2%
= 98%
22
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Untuk mengukur panjang dan ketebalan suatu benda dapat kita gunakan
m
Ρ=
v
kg
Dimana = ρ = massa jenis ( )
m³
m = massa benda (kg)
v = volum (m³)
Pengukuran yang dilakukan harus disertai dengan kecermatan agar
2. Saran
23
Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih buat kakak asisten yang
alatnya, dan mengajari kami cara menggunakannya. Saran kami kepada kakak
24
H. Tugas dan Pertanyaan Akhir
1. Tentukan massa jenis kubus dan kelereng lengkap dengan angka
ketidakpastian masing-masing.
2. Tentukan kesalahan relative antara massa jenis kubus Alumunium dan
kelereng.
3. Simpulkan dari percobaan yang telah anda praktekkan.
Jawab:
1. A. Massa jenis benda (kubus) serta angka ketidakpastiannya.
gr
- ρ₁ = 8,32
cm³
8,3 ± 0,1 (angka ketidakpastian)
gr
- ρ₂ = 8,32
cm³
gr
- ρ₃ = 8,45
cm³
8,4 ± 0,1 (angka ketidakpastian)
gr
- ρ₄ = 9,57
cm³
9,5 ± 0,1 (angka ketidakpastian)
gr
- ρ₅ = 8,32
cm³
8,3 ± 0,1 (angka ketidakpastian)
gr
- ρ₂ = 2,98
cm³
2,98 ± 0,1 (angka ketidakpastian)
25
gr
- ρ₃ = 2,98
cm³
2,98 ± 0,1 (angka ketidakpastian)
gr
- ρ₄ = 2,76
cm³
2,76 ± 0,1 (angka ketidakpastian)
gr
- ρ₅ = 2,76
cm³
2,76 ± 0,1 (angka ketidakpastian)
0,08
= gr x 100%
2,87
cm ³
= 0,02 x 100%
= 2%
26
jenis suatu benda. Kita harus mengetahui massa benda dan volume itu
dengan cara mengukur panjang dan berat benda itu dengan menggunakan
27
DAFTAR PUSTAKA
Sunardi Etsa Indra Irawan. Fisika Bilingual. Bandung : Yrana Widya. 2006.
28
BAB II
A. Latar Belakang
Dalam sebuah rangkai listrik biasanya terdapat arus listrik tegangan dan
hambatan. Pada dasarnya sebuah rangkain listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri electron bebas secara terus menerus, aliran ini lah yang disebut
dengan arus. Sedangkan tegangan adalah beda potensial yang ada diantara titik
rangkaian listrik tersebut. Untuk mengukur kuat arus listrik dan tegangan kita
pengukuran, begitu juga alat pengukur arus (ampermeter) dan alat pengukur
tegangan (voltmeter).
29
B. Dasar Teori
30
C. Alat Dan Bahan
1. Voltmeter DC 1 buah
2. Amperemeter DC 1 buah
3. Hambatan Variable ( reostard )
4. Power Suplay
5. Kabel Penghubung
D. Prosedur Percobaan
a. Mengubah Batas Ukur Ampermeter
1. Disusun rangkaian seperti gambar di bawah ini dan setelah itu
b.
E. Data pengamatan
1. Pada Ampermeter
31
0,24 A 37,5Ω 0,5 A 18 Ω
9 volt 0,6 A 0,28 A 32,14 Ω 3A 0,8 A 11,25 Ω
0,38A 23,68 Ω 0,9 A 10 Ω
0,34A 35,29Ω 0,3 A 40 Ω
12 volt 0,6 A 0,5 A 24Ω 3A 2A 6 Ω
0,42 A 28,57Ω 1A 12 Ω
2. Pada Voltmeter
Batas Batas
Vs Tegangan V1 Tegangan V1
Ukur Ukur
3 Volt 10 Volt 3 Volt 50 Volt 3 Volt
6 Volt 10 Volt 6 Volt 50Volt 5 volt
9 Volt 10 Volt 9,2 Volt 50Volt 8 volt
12 Volt 10 Volt - 50Volt 11 volt
F. PENGOLAHAN DATA
a. UntukmengubahbatasukurAmperemeter
BU = 0,6 A
Vs = 3 V
PJ
I1 = x BU
st
9 x 0,02
= x 0,6
0,6
32
= 0,18 A
PJ
I2 = x BU
st
6 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,06 A
PJ
I3 = x BU
st
6 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,12 A
Vs = 6 V
PJ
I1 = x BU
st
7 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,14 A
PJ
I2 = x BU
st
3 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,06 A
PJ
I3 = x BU
st
4 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,08 A
Vs = 9 V
PJ
I1 = x BU
st
12 x 0,02
= x 0,6
0,6
33
= 0,24 A
PJ
I2 = x BU
st
14 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,28 A
PJ
I3 = x BU
st
19 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,38 A
Vs = 12 V
PJ
I1 = x BU
st
17 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,34 A
PJ
I2 = x BU
st
25 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,5 A
PJ
I3 = x BU
st
21 x 0,02
= x 0,6
0,6
= 0,42A
MencarinilaihambatanpadaAmperemeter
BU = 0,6 A
Vs = 3 V
V
R1 =
I
34
3v
=
0,18 A
= 16,67 Ω
V
R2 =
I
3v
=
0,06 A
= 50 Ω
V
R3 =
I
3v
=
0,12 A
= 25 Ω
Vs = 6 V
V
R1 =
I
6v
=
0,14 A
= 42,85 Ω
V
R2 =
I
6v
=
0,06 A
= 100 Ω
V
R3 =
I
6v
=
0,08 A
= 75 Ω
Vs = 9 V
35
V
R1 =
I
9v
=
0,24 A
= 37,5 Ω
V
R2 =
I
9v
=
0,28 A
= 32,14 Ω
V
R3 =
I
9v
=
0,38 A
= 18 Ω
Vs = 12 V
V
R1 =
I
12 v
=
0,34 A
= 35,29 Ω
V
R2 =
I
12 v
=
0,25 A
= 24 Ω
V
R3 =
I
12 v
=
0, 42 A
= 28,53 Ω
36
BU = 3 A
Vs = 3 V
PJ
I1 = x BU
st
3 x 0,1
= x3
3
= 0,3 A
PJ
I2 = x BU
st
4 x 0,1
= x3
3
= 0,4 A
PJ
I3 = x BU
st
2 x 0,1
= x3
3
= 0,2A
Vs = 6 V
PJ
I1 = x BU
st
2 x 0,1
= x3
3
= 0,2 A
PJ
I2 = x BU
st
37
3 x 0,1
= x3
3
= 0,3 A
PJ
I3 = x BU
st
7 x 0,1
= x3
3
= 0,7A
Vs = 9 V
PJ
I1 = x BU
st
5 x 0,1
= x3
3
= 0,5 A
PJ
I2 = x BU
st
8 x 0,1
= x3
3
= 0,8A
PJ
I3 = x BU
st
9 x 0,1
= x3
3
= 10 A
Vs = 12 V
PJ
I1 = x BU
st
3 x 0,1
= x3
3
= 0,3 A
38
PJ
I2 = x BU
st
20 x 0,1
= x3
3
= 2A
PJ
I3 = x BU
st
10 x 0,1
= x3
3
= 1A
MencarinilaihambatanpadaAmperemeter
BU = 3 A
Vs = 3 V
V
R1 =
I
3v
=
0,3 A
= 10 Ω
V
R2 =
I
3v
=
0, 4 A
= 7,5 Ω
V
R3 =
I
3v
=
0,2 A
= 15 Ω
Vs = 6 V
39
V
R1 =
I
6v
=
0,2 A
= 30 Ω
V
R2 =
I
6v
=
0,3 A
= 20 Ω
V
R3 =
I
6v
=
0,7 A
=8,57 Ω
Vs = 9 V
V
R1 =
I
9v
=
0,5 A
= 18 Ω
V
R2 =
I
9v
=
0,8 A
= 11,25 Ω
V
R3 =
I
9v
=
0,9 A
= 10 Ω
40
Vs = 12 V
V
R1 =
I
12 v
=
0,3 A
= 40 Ω
V
R2 =
I
12 v
=
2A
=6Ω
V
R3 =
I
12 v
=
1A
= 12 Ω
PJ
V1 = x BU
st
15 x 0,2
= x 10
10
=3V
Vs = 6V
PJ
V2 = x BU
st
29 x 0,2
= x 10
10
= 5,8 V
Vs = 9V
41
PJ
V3 = x BU
st
46 x 0,2
= x 10
10
= 9,2 V
Vs = 12V
PJ
V4 = x BU
st
=tidakterbaca
PJ
V1 = x BU
st
3x1
= x 50
50
=3V
Vs = 6V
PJ
V2 = x BU
st
6x1
= x 50
50
=6V
Vs = 9V
PJ
V3 = x BU
st
8x 1
= x 50
50
42
=8V
Vs = 12V
PJ
V4 = x BU
st
11 x 1
= x 50
50
= 11 V
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
43
1. Tentukanperbandinganbatasukuramperemetersetelahdipasanghambatan
shunt denganbatasukuramperemetersebelumdipasang shunt dantentukan
pula hambatandalamamperemeter.
Jawab :Amperemetersetelahdipasanghambatan shunt(paralel)
tidakbisaterbacakarnaarus yang
terdapatterlalukecil,bahkantidakadajarumpenunjuknyatidakbergerak.Tetapi
juikaamperemetersebelumdipasanghambatan shunt
dirangkaiserimakajarumpenunjukakanbergerakdanhasilpengukurannyadap
atdibaca.
3. Buatlahkesimpualanterhadappercobaanini.
Jawab : Dari percobaan yang
telahdilkukandapatdisimpulkanbahwaapabilaampermeter di
rangkaisecaraparalelmakahasilnyatidakdapatdi baca,
makaamperemeterharusselaludipasangseri agar bisaterbaca.
Sedangkan voltmeter semakinbesartegangandari power
suplaydaripadategangan yang beradapada multi
makategangannyatidakdapatdibacasamasekali.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
BAB III
ENERGI DAN DAYA LISTRIK
A. LatarBelakang
Padaumumnyasistemtenagalistrikterdiridaritigaelemenyait
upusatpembangkit,
transmisidanpusatbeban.Dayapadalistrikbolakbalik (AC)
memilikiduabuahkomponenyaitudayaaktif (P) dandayareaktif (Q)
resultanantarakeduannyadisebutsebagaidayanyata (S) yang
merupakandaya yang dirasakanoleh PLN sebagaipemasukdaya.
Dayareaktif (Q)
dapatterjadikarenainduktansiataukapasitasi.Dayaaktif (P)
adalahdaya yang sebenarnyadibutuhkanolehbeban power
ataudayaadalahberapabesargaya yang
dapatdilakukandalamsetiapwaktu. Dayasecaramekanik yang
bisadigunakan di
amerikaadalahmengunakanhosepower.Dayalistrikbiasanyadiberis
atuan watt, danbisadihitungdenganpersamaan P = I. V
Pemakaianenergilistrikinisangatluas,
bahkanmanusiasangatsulitmelepaskandiridarikebutuhanmanusia
yang
tidakmembutuhkanlistrik.Karenamanusiasetiaphariselaluberfikirb
agaimanamenciptakandanmenggunakanenergilistrik.
46
Energilistrikmerupakansuatubentukenergi yang
berasaldarisumberarus, energilistrikdapatdiubahmenjadibentk
lain sepertimenjadipanas, contohnyasetrikadan solder.
Jikaaruslistrikmengalirpadasuatupenghantar yang
berhambatan R
makasumberarusmengeluarkanenergipadapenghntar yang
bergantungpadabedapotensial (U), kuatarus yang mengalir (I),
danwaktu tau lamanyaarusmengalir (t).
1. TujuanPercobaan
a. Untukmengetahuiketergantungandaya (P) terhadaparus
(I) padavoltasetertentu.
B. DASAR TEORI
MenurutHendri Hartono,
(2012:176).MenyatakanbahwaEnergiListrikadalahbesarnyaenergil
istrik (W) yang mengalirpadasebuahpenghantar. Energilistrik (W)
dapatdirumuskan W= q.Vkarenaq= I.t→ W= v.i t
Dayalistrikadalahbesarnyaenergilistrik yang
diperolehuntukmengalirkanaruslistrikdalampenghantartiapsekon.
W
Dirumuskan : P = .
t
Keterangan : P = dayalistrik (Watt)
W = energilistrik (Joule)
t= waktu (s)
v= bedapotensial (Volt)
I= kuatarus (A)
MenurutEfrizon Umar,
(2008:34).Menyatakanbahwadayamerupakanbesaran yang
47
menujukanusaha yang
dilakukanpersatuanwaktuataukelajuandalammelakukanusahaP =
W
. Dalamkehidupansehari-haridikenal pula
t
satuandayadengansebutandayakuda (horse power) yang
disingkatdenganhpatau dk.
Satuaninibanyakdigunakanuntukmenyatakandayamesinkenderaa
n, dayapompa air, ataudayakompresospadalemaries,
dansistempendinginruangan (1 hpsetaradengan 746 w).
Dayajugadapatdihubungkandengankecepatangeraksuatubenda
P= F.V
Energilistrikadalahenergi yang
berkaitandenganarusdanakumulasielektron.impanEnergilistrikdal
amjenisenergitransisionalnyamerupakanaliranelektronmelaluiseb
uahkonduktor,
sedangkanmenurutjenisenergitersimpanmerupakanenergimedan
elektronikatausebagaimedaninduksi.
MenurutBambangMurdakaEkaJatidan Tri
KuntoroPriyambodo
(2008:87).Menyatakanbahwaselainbesaranusaha (kerja), dikena
pula besarnlajuperubahanusaha.
IkanBesaraninimemberikangambaranbesarnyalajusistemdalamm
elakukanusahaataumengonsumsitenagabesaranitudisebutdaya
(power = dayakerja). Biasanyaberlambang P yang dalam MKS,
bersatuan watt (disingkat W), joule /sekon, dalamcgsbersatuan
erg/s. Selaindalamsatuan MKS
dancgsbisapuladigunakansuatudayakuda( hp= horse power) atau
PK, terdapatkesetaran 1 Hp = 746 watt. Daya (P)
kerjadirumuskansebagaiperubahanusaha (dw)
persatuanselangwaktu (dt):
48
dw
P=
dt
Mengingatpelakuusaha (gaya) F yang
menyebabkanpergeserandtmaka dw=F−dt . Hal itu
menyebabkan penampilan :
dr
p=F . = F. V
dt
B. PROSEDUR PERCOBAAN
a. percobaan 1
1. Dihubungkanlampusecaraparalel
2. DirangepengukuranVoltase 3 VDC.
3. derangepengukuranArus 3 VDC
4. Ditelitiketergantungandaya (p) terhadaparus (I).
5. Dicatatkedalamtabelpengamatan.
49
b. Percobaan 2
1. Dirangkain bola lampusecarapararel.
2. DirangepengukuranVoltase 3 ADC.
3. Dirangepengukuran 0.3 ADC.
4. Dihubungsteker d dengan A, B dengan C dan C
berturut-turutdengankenaikanArus1 sebesar 0.1 A.
5. DiukurjaraklintasVoltase V, padamasing-
masinglampuPijar.
6. Ditelitiketergantungandaya (P) terhadapArus (I).
50
E. DATA PENGAMATAN
NO Vs Itotal Vtotal I1 I2 I3 P1 P2 P3
1 3V 0,5 A 2 V 0,22A 0,24A 0,21A 0,44 Watt 0,48 Watt 0,42 Watt
2 4V 0,61A 3,5V 0,26A 0,28A 0,28A 0,91 Watt 0,98 Watt 0,98 Watt
3 5V 0,69A 4,3V 0,3 A 0,28A 0,32A 1,29 Watt 1,204Watt 1,376Watt
N Vs Itotal Vtotal V1 V2 V3 P1 P2 P3
O
1 3V 0,5 A 2 V 2 V 2 V 2 V 1 Watt 1 Watt 1 Watt
2 4V 0,61A 3,5V 3,5 V 3,5 V 3,5 V 2,135Watt 2,135Watt 2,135Watt
3 5V 0,72A 5 V 5 V 5 V 5 V 3,6 Watt 3,6 Watt 3,6 Watt
F. PENGOLAHAN DATA
1. Mencarinilai P1. P2.P3 untuk table 1mengukur Arus.
-. Padasumbertegangan 3V
P1 = Vt.I1
= 2V .0.22A
= 0.44 watt
51
P2 = Vt. I2
= 2V .0.24A
= 0.48 watt
P2 = Vt. I3
= 2V . 0.21A
= 0.42 watt
-. Padasumbertegangan 4V
P1 = Vt. I1
= 3.5V . 0.24A
= 0.91 watt
P2 = Vt. I2
= 3.5V . 0.28A
= 0.98 watt
P2 = Vt. I3
= 3.5V . 0.28A
= 0.98 watt
-. Padasumbertegangan 5V
P1 = Vt. I1
= 4.3V . 0.3A
= 1.29 watt
P2 = Vt. I2
= 4.3 V . 0.28A
= 1.204 watt
P2 = Vt. I3
= 4.3V . 0.32A
= 1.376 watt.
P2 = It . V2
= 0.5A . 2V
52
= 1 watt
P3 = It . V3
= 0.5A . 2V
= 1 watt
-. Padas umber tegangan 4 V
P1 = It . V1
= 0.61A . 3.5V
= 2.135 watt.
P2 = It . V2
= 0.61A . 3.5V
= 2.135 watt.
P3 = It . V3
= 0.61A . 3.5V
= 2.135 watt.
P3 = It . V3
= 0.72A . 5V
= 3.6 watt.
53
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Daya listrik merupakan bagian dari besarnya beda
potensial, kuat arus hambatan dan waktu satuan daya adalah
watt. Daya listrik adalah usaha dibagi waktu dan ketergantungan
daya terhadap arus dapat disimpulkan bahwa pada sumber 3 V,
nilai arus dayanya memiliki hasil yang sama karena semakin
besar tegangannya maka hasil dayanya semakin besar, begitu
juga pada tegangan jika nilai dayanya semakin besar maka untuk
hambatan atau tegangannya untuk nilai V1 V2 dan V3 mempunyai
nilai yang sama dan dapat disimpulkan lagi bahwasannya
Amperemeter selalu dipasang secara seri terhadap rangkaian
dan Voltmeter dipasang secara paralel terhadap rangkaian dan
apabila penghambat arus dikecilkan maka arus yang masuk pada
amperemeter makin besar begitu juga sebaliknya.
2. Saran
Untukkakak yang menjadiasistenpraktikum,
terimakasihkarenatelahmengajarkanpercobaankepada
kami.Mohon agar kakakmemperbanyaksenyum,
karenasenyumituadalahibadah.
54
H. TUGAS DAN PERTANYAAN AKHIR
1. Berikanpenjelasansingkattentangkeduapercobaantersebut.
Jawab
Setelah melakukan kedua percobaan maka dapat
dijelaskan bahwa apabila power suplay atau sumber tegangan
semakin dinaikkan maka arus total yang masuk pada ampere
meter lebih besar dari pada arus yang masuk pada voltmeter
dikarnakan pada rangkain voltmeter dipasang secara pararel
sehingga arus yang mengalir dibagi-bagi dengan bola lampu.
2. Buatlahhasilpengamatantersebutdalambentuktabel.
Jawab
a. Tabel 1: MengukurArusPada Bola Lampu
NO Vs Itotal Vtotal I1 I2 I3 P1 P2 P3
1 3V 0,5 A 2 V 0,22A 0,24A 0,21A 0,44 Watt 0,48 Watt 0,42 Watt
2 4V 0,61A 3,5V 0,26A 0,28A 0,28A 0,91 Watt 0,98 Watt 0,98 Watt
3 5V 0,69A 4,3V 0,3 A 0,28A 0,32A 1,29 Watt 1,204Watt 1,376Watt
55
N Vs Itotal Vtotal V1 V2 V3 P1 P2 P3
O
1 3V 0,5 A 2 V 2 V 2 V 2 V 1 Watt 1 Watt 1 Watt
2 4V 0,61A 3,5V 3,5 V 3,5 V 3,5 V 2,135Watt 2,135Watt 2,135Watt
3 5V 0,72A 5 V 5 V 5 V 5 V 3,6 Watt 3,6 Watt 3,6 Watt
3. Buatlahkesimpulan
Jawab
Setelahmelakukanpercobaaninimakadapatdiambilkesimpu
lanbahwa ampere meter
selaludipasangseriterhadaprangkaiandan voltmeter
dipasangpararelterhadaprangkaian.danapabilapenghambatarusli
strikdikecilkanmakaarus yang masukpada ampere meter
makinbesar, begitu pula sebaliknya,
danapabilatengangansumberdiperbesarataudibesarkanmaka bola
lampuakanmenyalalebihterang, dannilai yang
ditujukanpadaamperemeterdan voltmeter sama,
akantetapiberbedahanyapadaarus total dan volt totalnya.
DAFTAR PUSTAKA
BambangMurdakaEkaJatidan Tri
KuntoroPriyambodo.FisikaDasaruntukMahasiswa Ilmu-
IlmuEksaktadanTeknik. Yogyakarta: Andi Offset. 2008.
Efrizon Umar.BukuPintarFisika. Jakarta: Media Pusindo. 2008.
Hendi Hartono.Cara CepatdanMudahMenguasaiFisika
SMA.Yogjakarta: Indonesia Tera.2012.
56
BAB IV
RANGKAIAN LISTRIK
Tujuan Percobaan :
paralel.
c. Membuktikan rumus hambatan pengganti untuk rangkaian
A. Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan alam tanpa kita
sadari penerapan fisika sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Misal, listrik
dahulu tentang alat-alat listrik dan tata cara memakai alat listrik baik secara
paraler maupun seri. Rangkaian seri dipasang secara bergandengan dan rangkaian
57
B. Dasar Teori
Menurut Agus Tanggoro (2004 : 59) menyatakan bahwa beda potensial
adalah banyaknya energy untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari satu titik ke
energi
Beda potensial =
muatacn
Apabila energy (W) dan muatan listrik (Q) beda potensial (V) dapat
W
dirumuskan : V=
Q
W = Energi (Joule)
Q = Muatan (Coulomb)
Beda potensial antara dua titik penghantar terjadi apabila dua titik
penghantar itu dihubungan dengan sumber tegangan, misalnya baterai. Dua titik
sebelum satu coulomb dari satu titik ke titik yang lain. Alat yang digunakan untuk
Menurut Slamet Widodo (2002 : 102) menyatakan bahwa arus listrik dapat
diukur dan hanya timbul pada rangakaian terhadap yaitu rangkaian yang tidak
Kuat arus listrik (I) banyaknya muatan listrik yang mengalir persatuan
58
Q
I=
t
t = waktu (s)
coulomb
Satuan I =
satuan
= c/s amper (A) atau
Mikroamper(mA) = 10-6 A
59
3. Ohm meter
4. Volt meter
5. Sumber tegangan
6. Papan rangkain
D. Prosedur Percobaan
1. Diukur hambatan filamen masing-masing bola lampu senter
2. Dirangkai alat-alat seperti gambar dibawah ini (susunan Hambatan seri)
Sumber Teganagan V I P
Bola I
Bola II
Bola III
Sumber Tegangan
60
5. Dicatat nilai yang ditunjukan oleh masing-masing voltmeter dan
Sumber Teganagan V I P
Bola I
Bola II
Bola III
Sumber Tegangan
E. Data Pengamatan
a. Pada Rangkaian Seri
61
Sumber Teganagan V I P
Bola I 1V 0,3 A
Bola II 0,5 V 0,3 A
Bola III 0,5 V 0,3 A
Sumber Tegangan 2V 0,3 A
Sumber Teganagan V I P
Bola I 1V 0,8 A
Bola II 1V 0,7 A
Bola III 1V 0,1 A
Sumber Tegangan 1V 0,7 A
F. Pengolahan Data
a. Pada Rangkaian Seri
P1 = V 1 × I 1
= 0,3 × 1
= 0,3 Watt
P2 = V 2 × I2
= 0,5 × 0,3
= 0,15 Watt
P3 = V 3 × I3
= 0,5 × 0,3
= 0,15 Watt
62
P4 = V 4 × I4
= 2 × 0,3
= 0,6 Watt
P2 = V 2 × I 2
= 1 × 0,7
= 0,7 Watt
P3 = V 3 × I 3
= 1 × 1,1
=1,1 Watt
P4 = V 4 × I 4
= 1 × 0,7
=1,7 Watt
63
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
1) Pada rangkaian seri, arus pada setiap bola mengalir sama tetapi hanya
2. Saran
1. Apa kesimpulan yang dapat diambil dari pengukuran beda potensial dan
Jawab
Kesimpulan dari pengukuran beda potensial dan kuat arus pada hambatan
seri adalah pada rangkaian seri, beda potensial pada sumber tegangan lebih
64
besar dari pada bola I dan bola II sama. Sedangkan kuat arus pada sumber
tegangan berbeda dengan bola I dan bola II. Akan tetapi daya yang
dihasilkan oleh sumber tegangan lebih besar dari pada bola bola lampu I
yaitu: Rn = ∑ Ri .
Jawab
n=¿
merupakan hambatan penganti atau hambatan total atau jumlah R
R¿
Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + . . . . . . Ri
3. apa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pegukuran beda potensial dan
Jawab
Kesimpulan dari pengukuran beda potensial dan kuat arus pada hambatan
arus pada bola I dan bola II dan juga sumber tegangan berbeda. Tetapi
65
66
DAFTAR PUSTAKA
Widya. 2002.
67
BAB V
TRANSFORMATOR
Tujuan Percobaan :
transformator.
A. Latar Belakang
Saat ini hamper seluruh benda yang kita gunakan untuk beraktivitas adalah
benda elekrtik yang menggunakan listrik. Bias dikatakan listrik adalah salah satu
kebutuhan pokok di dunia saat ini. Ketika membahas listrik, tentu tidak terlepas
dari kuat arus, beda potensial, dan hambatan. Namun ada beberapa komponen lagi
yang terkait dengan listrik seperti transformator yang berfungsi menaikkan atau
mentransfer tenanga listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya, dengan cara
transformator step-down.
B. Dasar Teori
68
Menurut Bambang Murdaka Eka Jati (2010 : 146-148) menyatakan bahwa
transformator bias disebut juga dengan trafo, rmerupakan alat untuk menaik
turunkan tegangan listrik bolak balik. Pembuatan trafo didasari oleh hokum
kirchoff dan hokum faraday. Trafo jenis step-up dingunakan untuk menaikkan
tegangan dan step-down untuk menurunkan tegangan. Trafo terbuat dari sejumlah
Teras trafo berada di inti dari 2 buah kumparan. Kumparan pertama terhubung
dengan tgl dan disebut dengan kumparan primer. Sementara itu, kumparan kedua
sekunder (N2) berhungan dengan peran trafo sebagai step-up dan step-down.
Peran trafo disebut step-up apabila Ƹ2 lebih besar dari Ƹ1 (Ƹ2 > Ƹ1) karena N2 >
N1. Sementara itu, sebagi trafo step-down bila Ƹ 2 lebih kecil dari Ƹ1 (Ƹ2 < Ƹ1)
bolak balik yang mengalir dalam suatu kumparan, menurut hokum Maxwell
kedua tengangan induksi dalam kumparan akan sebesar : Vind = -N1 x d ∅ /dt
Jika kumparan kedua terletak pada inti besi yang sama sehingga kecepatan
fluks yang sama menembus kumparan kedua, maka tengangan induksi V 2 adalah :
V2 = -N2/N1 x V1.
Transformator adalah sebuah alat yang terdiri dari lilitan primer, lilitan
sekunder dan inti magnet yang berfungsi untuk mengubah basaran listrik.
69
Hubungan antara tegangan V1 dan arus I dan kumparan N menurut persamaan di
atas adalah :
Kerungian daya pada transformator terjadi pada inti material dan lilitan kawat
primer dan arus sekunder. Kerugian lilitan dapat dihitung dari tahanan lilitan R dan
I:
adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurutkan tegangan AC. Sebuah
transformator memiliki dua komponen kawat yang dinamai dengan inti besi lunak
kumparan sekunder. Namun, tegangan yang timbul akan berada sesuai dengan
jumlah lilitan pada setiap kumparan. Dari hokum faraday, tegangan atau ggl
70
C. Alat Dan Bahan
1. Multimeter
2. Power Suplay
3. Papan Rangkaian
4. Kumparan N = 400 lilitan dan N = 1600 lilitan
5. Besi Transformator
6. Kabel Penghubung
D. Prosedur Percobaan
1. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini
2. Diukur tengangan primer dan sekunder untuk beberapa harga tegangan.
3. Diganti kumparan primer dan sekunder, kemudian dilakukan pengukuran
71
E. Data Pengamatan
a. Step-up
b. Step-down
72
F. Pengolahan Data
73
G. Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
2.
74
H. Tugas Dan Pertanyaan Akhir
step-down?
Jawaban :
1. Karena dipengaruhi oleh jumlah lilitan, semakin banyak jumlah lilitan
arusnya.
2. a. transformator step-up ialah trafo yamg memiliki jumlah lilitan
tegangan).
75
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Murdaka Eka Jati. Fisika Dasar. Listrik –Magnet, optika, fisika modern.
76
77