Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah yang


penting sekali dalam metode ilmiah. Memperoleh informasi dari penelitian
terdahulu harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian
menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut
menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium atau di dalam museum.

Survei terhadap data yang telah tersedia dapat di kerjakan setelah masalah
penelitian dipilih atau dilakukan sebelum masalah dipilih. Jika studi kepustakaan
dilakukan sebelum pemilihan masalah, penelaah kepustakaan termasuk
memperoleh ide tentang masalah apa yang paling up to date untuk di rumuskan
dalam penelitian dengan mengadakan survei terhadap data yang telah ada, si
peneliti bertugas menggali teori- teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu
yang berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam
mengumpulkan data atau dalam menganalisa data, yang telah pernah di gunakan
oleh peneliti terdahulu, memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan
yang di pilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang di
inginkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Studi Kepustakaan ?
2. Apak Sajakah Tujuan dari Studi Kepustakaan ?
3. Apakah Manfaat dari Studi Kepustakaan ?
4. Apa Sajakah Ciri-Ciri dari Studi Kepustakaan ?
5. Apa Sajakah Sumber Studi Kepustakaan ?
6. Bagaimanakah Sistem Klasifikasi Studi Kepustakaan ?
7. Bagaimanakah Alat Bantu Bilbiografi Studi Kepustakaan ?

1
8. Bagaimanakah Langkah-Langkah Studi Kepustakaan ?
9. Apa Sajakah Hambatan-hambatan Studi Kepustakaan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian dari Studi Kepustakaan.
2. Untuk Mengetahui Tujuan dari Studi Kepustakaan.
3. Untuk Memahami Manfaat dari Studi Kepustakaan.
4. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri dari Studi Kepustakaan.
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Sumber Studi Kepustakaan.
6. Untuk Memahami Sistem Klasifikasi Studi Kepustakaan.
7. Untuk Memahami Alat Bantu Bilbiografi Studi Kepustakaan.
8. Untuk Memahami Langkah-Langkah Studi Kepustakaan.
9. Untuk Mengetahui Apa Saja Hambatan-hambatan Studi Kepustakaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Kepustakaan

Studi kepustakan ialah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain.

Studi kepustkaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan


dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan
diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakan. Selain itu seorang
penelitian dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau
yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakan peneliti dapat
memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan
penelitiannya.

Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul ‘Metode Penelitian’


mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan: “Studi kepustakaan adalah
teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-
buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”

B. Tujuan Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian bertujuan


untuk :

1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti.


2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti.

3
4. Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor,
indikator, variable dan parameter penelitian yang tercermin di dalam
masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
5. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang
akan diteliti.
6. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan
penelitian yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu
mengenai hal yang akan diteliti dan atau mengenai hal lain yang berkaitan
dengan hal yang akan diteliti.
7. Mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari suatu masalah yang sudah
pernah diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama.

C. Manfaat Studi Kepustakaan

Dengan melakukan kaji literature peneliti akan memperoleh beberapa


manfaat yaitu:

1. Peneliti akan mengetahui apakah permasalahan yang dipilih untuk


dipecahkan melalui penilitian belum pernah diteliti oleh orang-orang
pendahulu.
2. Dapat mengetahui masalah-masalah lain yang mungkin lebih menarik
dibanding masalah yang sedang diteliti.
3. Peneliti dapat melancarkan menyelesaikan kerjaannya dengan melakukan
kaji literature.
4. Mengembangkan wawasan tentang bidang studi yang diteliti.

D. Ciri-Ciri Studi Kepustakaan

Ada empat ciri utama penelitian kepustakaan yang perlu diperhatikan oleh
mahasiswa atau calon peneliti dan keempat ciri itu akan mempengaruhi sifat dan
cara kera penelitian :

4
1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan
bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata (eye
witness) berupa kejadian, orang, atau benda lainnya. Teks memiliki sifat-
sifatnya sendiri dan memerlukan pendekatan tersendiri pula. kritik teks
merupakan metode yang biasa dikembangkan dalam studi fisiologi, dll.
Jadi perpustakaan adalah laborat peniliti kepustakaan dan karena itu
teknik membaca teks ( buku, artikel, dan dokumen) menjadi bagian yang
fundamental dalam penilitian kepustakaan.
2. Data pustaka bersifat siap pakai (ready mode): peneliti tidak kemana-
mana kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang
sudah tersedia di perpustakaan.ibarat orang belajar naik sepeda, orang tak
perlu membaca buku artikel atau buku tentang bagaimana teori naik
sepeda, begitu pula halnya dengan riset pustaka. Untuk melakukan riset
pustaka, orang tidak perlu menguasai ilmu perpustakaan. Satu-satunya
cara untuk belajar menggunakannya perpustakaan dengan tepat ialah
langsung menggunakannya. Meskipun demikian, calon peneliti yang
ingin memanfaatkan jasa perpustakaan, tentu masih perlu mengenal
seluk-beluk studi perpustakaan untuk kepentingan penelitian atau
pembuatan makalah.
3. Data perpustakaan umummnya sumber sekunder artinya: bahwa peniliti
memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan
pertama di lapangan.
4. Bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti
berhadapan dengan info statis: tetap artinya kapanpun Ia datang dan pergi
data tersebut tidak akan berubah karena ia sudah merupakan data “mati”
yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka, gambar, rekaman
tape atau film).

E. Sumber Studi Kepustakaan

Bahan kepustakaan dapat berupa sumber primer (primary source) maupun


sekunder (secondary source). Bahan kepustakaan yang merupakan sumber primer

5
adalah karangan asli yang ditulis oleh seorang yang melihat, mengalami, atau
mengerjakan sendiri. Bahan kepustakaan semacam ini dapat berupa buku harian
(autobiography), tesis, disertasi, laporan penelitian, dan hasil wawancara. Selain
itu sumber primer dapat berupa laporan pandangan mata suatu pertandingan,
statistik sensus penduduk dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan
sumber sekunder (secondary source) adalah tulisan tentang penelitian orang lain,
tinjauan, ringkasan, kritikan, dan tulisan-tulisan serupa mengenai hal-hal yang
tidak langsung disaksikan atau dialami sendiri oleh penulis. Bahan kepustakaan
sekunder terdapat di ensiklopedi, kamus, buku pegangan, abstrak, indeks, dan
textbooks.

F. Sistem Klasifikasi Studi Kepustakaan

klasifikasi berasal dari kata Latin “classis”. Klasifikasi adalah proses


pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas yang sama serta
memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa
batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan
sistematis.

Secara umum, klasifikasi bahan pustaka terbagi dalam dua jenis :

1.      Klasifikasi artifisial (artificial classification) berdasarkan sifat-sifat/ciri-


ciri fisik yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Misalnya,
berdasarkan warna buku atau tinggi buku.
2.     Klasifikasi fundamental (fundamental classification) berdasarkan isi atau
subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka meskipun bentuk
fisiknya berganti-ganti atau formatnya diubah.

G. Alat Bantu Bilbiografi Studi Kepustakaan

Berbagai macam jenis koleksi perpustakaan yang disebutkan diatas


diklasifikasikan, disimpan dan dipajang dalam system klasifikasi tertentu. Tetapi
apapun system yang dipakai, mahasiswa atau calon peniliti sebaiknya mengenal
bebrapa koleski terpilih, yang dalam studi pustaka disebut alat bantu bibliografis,
Seperti :

6
1. Buku-buku referensi ( reference books)

Koleksi buku yang memuat info spesifik dan paling umum serta sering
dirujuk untuk keperluan cepat. Biasanya tidak untuk dibaca tamat secara
keseluruhan, melainkan hanya untuk kebetuhan mencari jawaban tentang suatu
persoalan secara singkat dan terfokus. Yang Buku-buku referensi antara lain:
Kamus ( kamus umum dan khusus menurut displin tertentu). Ensiklopedi ( umum
dan khusus).

2. Bibliografis buku-buku teks.

Setiap disiplin ilmu/ sub disiplin ilmu tertentu pastilah memiliki buku
standar dibidangnya/ buku rujukan yang khusus mengenai aspek tertentu, seperti
buku tentang studi islam di Indonesia dapat dilihat misalnya buku klasik karya Dr.
G.F. Pijper, studien over De Geschiedens Van de islam in Indonesia, (1900-1950),
( leiden.E.J, Brill 1977).

3. Indeks dokumen

Perpustakaan besar yang standar biasanya juga menyimpandokumen-


dokumen yang telah diterbitkan. Ada dokumen resmi pemerintah dan dokumen
swasta/pribadi. Laporan resmi pemerintah daerah seperti sumatera barat dalam
angka yang diterbitkan tiap tahun oleh (pemda) Bapeda sumatera barat hanya
salah satu contoh saja.

4. Indeks manuskrip.

Semua naskah yang belum diterbitkan, termasuk dokumen laporan


penelitian dan naskah kuno local/ copy transkip dari dokumen sejarah lama.
Perpustakaan perguruan tinggi juga menyimpan manuskrip berupa karya
kesarjanaan berupa skripsi, tesis dan disertasi.

7
H. Langkah-Langkah dalam Studi Kepustakaan

Ada dua langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti dalam
melakukan penelitian studi pustaka yaitu :

1. Mendaftar semua variable yang perlu diteliti.

2. Mencari setiap variable pada "subject encyclopedia".

3. Memilih deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari sumber-sumber yang


tersedia.
4. Memeriksa indeks yang memuat variable-variabel dan topik masalah yang
diteliti.
5. Selanjutnya yang menjadi lebih khusus adalah mencari artikel-artikel,
buku-buku, dan biografi yang sangat membantu untuk mendapatkan
bahan-bahan yang relevan dengan masalah yang diteliti.
6. Setelah informasi yang relevan ditemukan, peneliti kemudian "mereview"
dan menyusun bahan pustaka sesuai dengan urutan kepentingan dab
relevansinya dengan masalah yang sedang diteliti.
7. Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur,
dan ditulis kembali. Untuk keperluan ini biasanya peneliti dapat
menggunakan dua macam kartu, yaitu kartu bibliografi (bibliography
card) dan kartu catatan (content card).
8. Dalam langkah terakhir,yaitu proses penulisan penelitian dari bahan-
bahan yang telah terkumpul dijadikan satu dalam sebuah konsep
penlitian.

I. Hambatan dalam Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan tidak selalu "mulus" pelaksanaannya. Beberapa


hambatan umum yang sering menyebabkan ketidak lancaran kegiatan ini antara
lain:
1. Kurangnya buku atau sumber kepustakaan lain, terutama yang bersifat
ilmiah. Sampai saat ini masih terasa sangat kurang bahan kepustakaan

8
ilmiah di Indonesia. Demikian pula bahan kepustakaan ilmiah dari luar
negeri juga sulit diperoleh.
2. Kelemahan peneliti untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing,
terutama bahasa Inggris. Ketidakmampuan membaca buku referensi dalam
bahasa asing menyebabkan peneliti tidak dapat memanfaatkan informasi
ilmiah dari luar negeri. Penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris,
akan sangat membantu peneliti untuk mengikuti perkembangan informasi
ilmiah. Hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang sudah dikembangkan
dan tertulis dalam bahasa Inggris tidak dimanfaatkan oleh peneliti yang
mau memperdalam pengetahuan yang relevan dengan bidangnya bila dia
tidak mampu membaca bahasa asing.
3. Rendahnya minat pada banyak peneliti untuk membaca tulisan ilmiah
untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu di bidangnya masing-masing.
Kelihatannya kegemaran membaca karya ilmiah masih perlu digalakkan
agar peneliti selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Studi kepustakaan harus dilakukan oleh seorang peneliti. Kegiatan ini


dilakukan baik sebelum maupun sesudah peneliti berhasil mengidentifikasikan
masalah. Dengan melakukan studi kepustakaan peneliti dapat mengkaji teori-teori
dalam bidangnya. Kegiatan studi kepustakaan ini sangat menunjang suatu
penelitian.

Di sini peneliti dapat menghimpun informasi yang berkaitan dengan latar


belakang penelitian, teori-teori yang melandasi masalah yang akan diteliti, bahan
acuan yang relevan dengan masalah atau topikyang akan diteliti dan hasilhasil
penelitian sejenis sebelumnya. Selain itu studi kepustakaan juga memperdalam
dan menambah pengetahuan peneliti dalam hal teori dan metodologi penelitian.

Hasil studi kepustakaan yang disusun dalam bentuk essay dimasukkan


dalam laporan penelitian. Kajian kepustakaan yang disusun secara logis dan
sistematis dengan bahasa yang jelas akan bermanfaat bagi para peneliti yang akan
datang. Kegiatan studi kepustakaan dapat dikatakan berhasil bila segi-segi yang
penting dan menunjang penelitian dapat terpenuhi dan hasilnya dapat
dimanfaatkan dalam pelaksanaan penelitian.

B. Saran

Kami sebagai penyusun pertama-tama memohon maaf apabila dalam


pembuatan makalah ini masih belum mencapai kesempurnaan. Meskipun
demikian, Mudah- mudahan makalah ini dapat memberikan gambaran atau
tambahan ilmu bagi para pembaca. Oleh karena itu untuk penyempurnaan
makalah ini kami mohon kritik dan sarannya bagi pembaca

10
DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto Ps. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan


Sripsi. Yogyakarta: Liberty, 1990.

Mantra, Ida Bagoes. 2000. Langkah-langkah Penelitian Survai: Usulan Penelitian


dan Laporan Penelitian. Yogyakarta: Badan Penerbit Fak. Geografi-
UGM.

Nazir, Muhammad. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi askara.

11

Anda mungkin juga menyukai