Anda di halaman 1dari 21

Metodologi Penelitian

Studi Literatur Teknik Pengumpulan Data

Disusun Oleh
DICKY KURNIYAWAN
19103161201056

DOSEN PENGAMPUH
Dr.Musnaini.,SE., MM., CSEP., CPMP., CSEM., CBOA., CLMA.,
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI PROGRAM STUDI
EKONOMI MANAJEMEN TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian
yang berjudul “Studi Literatur Teknik Pengumpulan Data”. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan, agar dapat menyempurnakan kembali dimasa
yang akan datang.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada
Dr.Musnaini.,SE., MM., CSEP., CPMP., CSEM., CBOA., CLMA., selaku dosen
pembimbing Metodologi Penelitian dan kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga apa yang disajikan dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak yang berkepentingan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi literatur atau studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu penelitian. Hampir semua penelitian memerlukan studi literatur atau
pustaka. Walaupun orang sering membedakan antara riset kepustakaan (library research)
dan riset lapangan (field research), keduanya tetap memerlukan penelusuran pustaka. Ada
banyak manfaat dari sebuah studi literatur dalam proses membuat makalah penelitian.
Salah satunya adalah memunculkan ide-ide terbaru dalam penelitian. Sebab tidak ada
penelitian yang 100% baru, pasti akan ada irisan duplikasi dari penelitian sebelumnya.

Dengan mempelajari studi literatur maka dapat mencari ide-ide penelitian, kebaruan
penelitian, mempertajam ide, mencari metode yang cocok, atau bahkan untuk melakukan
ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

B. Rumusan Masalah

1. Apa ciri penelitian studi literatur


2. Bagaimana proses studi literatur
3. Apa metode penelitian studi literatur
4. Bagaimana cara teknik pengumpulan data studi literatur

C. Tujuan

1. Mengetahui ciri penelitian studi literatur


2. Mengetahui proses studi literatur
3. Mengetahui metode penelitian studi literatur
4. Mengetahui cara teknik pengumpulan data studi literatur
BAB II
PEMBAHASAN

II.I PENGERTIAN STUDI LITERATUR

Bagi mahasiswa mungkin sudah tidak asing dengan pembahasan ini. Sebab setiap
mahasiswa perlu menguasai bab ini. Studi literatur merupakan salah satu Teknik yang
digunakan untuk mencari ide atau sumber referensi dalam penelitian.

Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-
sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini
juga sangat familiar dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian yang akan
dijalankan, tentunya seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait objek yang
akan diteliti. Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam presentasi yang besar bahwa
penelitian tersebut akan gagal.

Sumber-sumber yang diteliti pun tidak boleh sembarangan. Sebab tidak semua hasil
penelitian bisa dijadikan acuan.

Beberapa yang umum dan layak digunakan adalah buku-buku karya pengarang terpercaya
(lebih disarankan karya akademisi), jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi, dan hasil-hasil
penelitian mahasiswa dalam berbagai bentuk misalnya skripsi, tesis, disertasi, laporan
praktikum, dan sebagainya.

Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan
melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi
tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi
kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran
yang relevan dengan penelitiannya.

Ciri Penelitian Studi Literatur

Terdapat empat ciri utama sebuah studi literatur. Ciri tersebut akan mempengaruhi sifat
dan cara kerja penelitiannya. Ciri-ciri tersebut diantaranya:

1. Berbentuk Teks

Peneliti berhadapan langsung dengan teks atau data angka dan bukan pengetahuan
langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian, orang atau lainnya. Teks memiliki
sifat-sifatnya sendiri dan memerlukan pendekatan tersendiri pula. Kritik teks merupakan
metode yang biasa dikembangkan dalam studi fisiologi, dll. Jadi perpustakaan adalah
laborat peneliti kepustakaan dan karena itu, teknik membaca teks menjadi bagian
fundamental dalam penelitian kepustakaan.
2. Bersifat Siap Pakai

Data pustaka bersifat siap pakai (ready mode), artinya peneliti tidak kemana-mana kecuali
hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.
Ibarat orang belajar naik sepeda, orang tidak perlu membaca buku artikel atau buku
tentang bagaimana teori naik sepeda, begitu pula halnya dengan riset pustaka. Satu-
satunya cara untuk belajar menggunakan perpustakaan dengan tepat ialah langsung
menggunakannya. Meskipun demikian, peneliti yang ingin memanfaatkan jasa
perpustakaan, tentu masih perlu mengenal seluk-beluk studi perpustakaan untuk
kepentingan penelitian atau pembuatan makalah.

3. Bersumber Dari Tangan Kedua

Data perpustakaan umumnya sumber sekunder, artinya bahwa peneliti memperoleh bahan
dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan.

4. Tidak Dibatasi Ruang Dan Waktu

Bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan
info statis atau tetap, artinya kapanpun ia datang dan pergi data tersebut tidak akan
berubah karena ia sudah merupakan data mati yang tersimpan dalam rekaman tertulis
(teks, angka, gambar, rekan tape atau film).

Tujuan Studi Literatur

Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia melakukan
penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sistematis tentang kajian literatur dan hasil
penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan
diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut. Studi kepustakaan
yang dilakukan sebelum melakukan penelitian bertujuan untuk:

1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti.


2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti.
3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor,
indikator, variable dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalah-
masalah yang ingin dipecahkan.
4. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan diteliti.
5. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian
yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu mengenai hal yang akan
diteliti dan atau mengenai hal lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti.
6. Mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari suatu masalah yang sudah
pernah diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama.
Proses Studi Literatur

Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara
teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Menurut Hasan (2002) studi literatur
dilakukan melalui tiga tahap, yakni:

1. Mengetahui jenis pustaka,yang dibutuhkan yaitu:

1. Berdasarkan bentuk pustaka, dibedakan atas sumber tertulis, seperti buku-buku


pengetahuan, surat kabar, majalah. dan sebagainya dan sumber tidak tertulis,
seperti film, slide, manuskrip, relief dan sebagainya.
2. Berdasarkan isi pustaka, dibedakan atas:

 Sumber primer, merupakan sumber bahan yang dikemukakan sendiri oleh


orang/pihak pada waktu terjadinya peristiwa atau mengalami peristiwa itu sendiri,
seperti buku harian, notulen rapat, dan sebagainya.
 Sumber sekunder, merupakan sumber bahan kajian yang dikemukakan oleh orang
atau pihak yang hadir pada saat terjadinya peristiwa/tidak mengalami langsung
peristiwa itu sendiri, seperti buku-buku teks.

2. Mengkaji dan mengumpulkan bahan pustaka Pengkajian dan pengumpulan bahan


pustaka biasanya dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut kartu bibliografi
atau kartu kutipan.

Pengkajian dan pengumpulan hasil kajian dalam kartu bibliografi minimal harus
mencakup: – Nama variabel atau pokok masalah,

 Nama pengarang atau pencetus ide tentang pokok masalah,


 Nama sumber di mana dimuat penjelasan tentang variabel atau pokok masalah,
 Tahun yang menunjukkan pada waktu sumber tersebut dibuat atau diterbitkan
 Nama instansi (lembaga, unit, penerbit dan sebagainya) yang bertanggung jawab
atas penerbitan sumber kajian,
 Nama kota tempat penulisan atau penerbitan sumber kajian,
 Isi penjelasan tentang variabel atau pokok masalah.

3. Menyajikan studi kepustakaan Penyajian studi kepustakaan dapat dilakukan dengan cara
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Metode Penelitian Studi Literatur

Metode penelitian studi literatur membolehkan kita mencari referensi penelitian lain dari
berbagai sumber terpercaya. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk melakukan
Studi Literatur, diantaranya seperti:
1. Pencarian Kata Kunci

Cari kata kunci yang relevan dalam katalog, indeks, mesin pencari, dan sumber teks
lengkap. Ini berguna baik untuk mempersempit pencarian ke judul subjek tertentu dan
untuk menemukan sumber yang tidak ditangkap di bawah judul subjek yang relevan.

Untuk mencari basis data secara efektif, mulailah dengan pencarian Kata Kunci, temukan
catatan yang relevan, dan kemudian temukan Judul Subjek yang relevan. Di mesin pencari,
sertakan banyak kata kunci untuk mempersempit pencarian dan hati-hati mengevaluasi apa
yang kamu temukan.

2. Pencarian Subjek

Judul Subjek (kadang-kadang disebut Penjelas) adalah istilah atau frasa khusus yang
digunakan secara konsisten oleh indeks online atau cetak untuk menggambarkan tentang
buku atau artikel jurnal. Ini berlaku untuk Katalog perpustakaan serta banyak basis data
perpustakaan lainnya.

3. Cari Buku Dan Artikel Ilmiah Terkini

Dalam katalog dan basis data, urutkan berdasarkan tanggal terbaru dan cari buku-buku dari
majalah ilmiah dan artikel dari jurnal ilmiah. Semakin baru sumbernya, semakin banyak
referensi dan kutipan terbaru.

4. Pencarian Kutipan Dalam Sumber-sumber Ilmiah

Lacak referensi, catatan kaki, catatan akhir, kutipan, dll dalam bacaan yang relevan. Cari
buku atau jurnal tertentu di Katalog perpustakaan. Teknik ini membantu kamu menjadi
bagian dari percakapan ilmiah tentang topik tertentu.

5. Pencarian Melalui Bibliorafi Yang Diterbitkan(Termasuk Set Catatan Kaki Dalam


Dokumen Yang Relevan

Daftar pustaka yang diterbitkan tentang subjek-subjek tertentu sering kali mencantumkan
sumber yang terlewatkan melalui jenis pencarian lainnya. Bibliografi adalah judul subjek
dalam Katalog, jadi pencarian yang dipandu dengan Bibliografi sebagai subjek dan topik
Anda sebagai kata kunci akan membantu Anda menemukannya.

6. Mencari Melalui Sumber Orang(Baik Melalui Kontak Verbal, Email Dan Lain-lain)

Tidak hanya melalui buku dan internet, kamu bisa bisa mencari sumber studi literatur dari
orang lain. Orang-orang tersebut misalnya profesor atau pustakawan dengan pengetahuan
yang relevan.
7. Penjelajahan Sistematis, Terutama Sumber Teks Lengkap Yang Diatur Dalam
Pengelompokkan Subjek Yang Dapat Diprediksi

Perpustakaan mengatur buku berdasarkan subjek, dengan buku-buku serupa disimpan


bersama. Menjelajahi tumpukan adalah cara yang baik untuk menemukan buku yang
serupa; namun, di perpustakaan besar, beberapa buku tidak berada di tumpukan utama
(misalnya saja, mereka mungkin diperiksa atau di ReCAP), jadi gunakan katalog juga.

Teknik Pengumpulan Data Studi Literatur

Dalam proses pengumpulan data studi literatur dibutuhkan 3 proses penting, yaitu:

 Editing: pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan,
kejelasan makna dan keselarasan makna antara yang satu dengan yang lain;
 Organizing: mengorganisir data yang diperoleh dengan kerangka yang sudah
diperlukan;
 Finding: melakukan analisis lanjutan terhadap hasil pengorganisasian data dengan
menggunakan kaidah-kaidah, teori dan metode yang telah ditentukan sehingga
ditemukan kesimpulan yang merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.

Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi, peneliti harus yakin bahwa dokumen/ naskah-
naskah itu otentik. Setidaknya harus memenuhi syarat berikut ini:

 Pengumpulan data dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu objek atau suasana
penelitian.
 Pengumpulan data perlu didukung pula dengan pendokumentasian, diantaranya
melalui: foto, video, USB, dsb. Dokumentasi ini akan berguna untuk mengecek
data yang telah terkumpul.
 Pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara bertahap dan sebanyak mungkin
peneliti berusaha mengumpulkan.

Contoh Penelitian Studi Literatur

Judul Penelitian: Relevansi Ulul Albab Dalam Q.S Ali Imran Ayat 190-195 Dengan
Tujuan Pendidikan Islam.

Penelitian Studi Literatur

a) Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitiannya, adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kepustakaan atau library research, yakni penelitian yang dilakukan
melalui mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan objek
penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau telah yang dilaksanakan
untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis
dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.
Sebelum melakukan telaah bahan pustaka, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu
secara pasti tentang dari sumber mana informasi ilmiah itu akan diperoleh. Adapun
beberapa sumber yang digunakan antara lain; buku buku teks, jurnal ilmiah,referensi
statistik,hasil-hasil penelitian dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi,dan internet, serta
sumber-sumber lainnya yang relevan.

b) Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, penelitian
deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian
dilakukan

Teknik Analisis Data

Setelah keseluruhan data terkumpul maka langkah selanjutnya penulis menganalisa data
tersebut sehingga ditarik suatu kesimpulan. Untuk memperoleh hasil yang benar dan tepat
dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisis isi.

Analisis isi (Content Analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak di media massa. Analisis isi dapat
digunakan untuk menganalisa semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio,
iklan televisi maupun semua bahan dokumentasi yang lainnya. Sedangkan kaitannya
dengan pembahasan yaitu sebagai salah satu upaya penulis dalam memudahkan
pemahaman dengan cara menganalisa kebenarannya melalui pendapat para ulama yang
kemudian dijadikan acuan penelitian.
TUGAS MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN
HIPOTESIS

Kelompok 3
Nama : Dicky Kurniyawan
Npm : 19103161201056

Nama : Dira Prayoga Resta Utama


Npm : 19103161201096

Dosen Pengampu : Dr. Musnaini.,S.,E.,MM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI


Kata pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu Metodologi Penelitian Dr. Musnaini.,S.,E.,MM dan juga bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

A. Pengertian Hipotesis 5

 Tujuan Hipotesis 6

B. Ciri-Ciri Hipotesis 6

C. Jenis-Jenis Hipotesis 7

D. Cara Membuat Hipotesis 9

 Pengujian Hipotesis 9

BAB III PENUTUP 10


A. Kesimpulan 10
B. Daftar Pustaka 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga


alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya Pertama, Hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik
dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan
ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah
alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat
keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar
atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.

Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk
menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan
hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang
tujuan hipotesis dalam penelitian. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui
bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam
pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas
mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian
hipotesis.

B. Rumusan Masalah

a) Menjelaskan pengertian hipotesis


b) Menyebutkan ciri-ciri hipotesis
c) Menjelaskan jenis-jenis hipotesis
d) Menjelaskan cara merumuskan hipotesis

C. Tujuan

Memberikan informasi yang berkaitan dengan hipotesis diantaranya pengertian, ciri, jenis,
dan bagaimana cara merumuskan hipotesis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Berdasarkan asal kata, hipotesis berasal dari bahasa Yunani yakni hupo dan thesis. Hupo
adalah sementara, sedangkan thesis adalah pernyataan atau teori. Sehingga hipotesis adalah
pernyataan sementara. Inilah praduga peneliti terhadap masalah penelitian. Namun hipotesis
ini bukanlah kebenaran. Karena praduga, hipotesis bisa benar dan bisa juga salah.

Misalnya, kita akan meneliti tentang hubungan antara kebiasaan manusia buang sampah dan
tingginya jumlah sampah di Indonesia. Berdasarkan data sementara yang di dapatkan,
hipotesis yang muncul adalah kebiasaan manusia tersebut berhubungan dengan jumlah
sampah. Artinya kebiasaan buruk manusia berpengaruh terhadap tingginya jumlah sampah
dari waktu ke waktu.

Namun hipotesis ini masih praduga. Hipotesis tidak dapat disebut kebenaran. Meskipun
dalam merancang hipotesis berlandaskan data yang valid dan kuat. Untuk membuktikan
hipotesis ini benar atau tidak, kamu harus melakukan penelitian tersebut. Hasil penelitian
akan menunjukkan apakah sesuai dengan hipotesis atau justru menghasilkan temuan baru.

Menurut Zikmund, hipotesis adalah proposisi atau dugaan yang belum terbukti. Jadi hipotesis
masih bersifat tentatif. Pernyataan hipotesis hanya menjelaskan fenomena dan kemungkinan
jawaban atas pertanyaan penelitian. Jawaban sesungguhnya didapatkan setelah penelitian
dilakukan.

Kemudian secara singkat dan padat, Nasution menjelaskan hipotesis adalah dugaan tentang
apa yang kita amati. Dugaan ini adalah bentuk upaya kita untuk memahami suatu masalah
atau fenomena.

Tak juga berbeda dengan Nasution, Kerlinger menerangkan hipotesis adalah pernyataan
dugaan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jadi hipotesis selalu berbentuk kalimat
pernyataan. isinya adalah penjelasan tentang hubungan variabel secara umum maupun
khusus.

Pengertian hipotesis juga dijelaskan oleh Sugiyono. Pendapat menurut Sugiyono ini termasuk
pendapat yang paling sering dipakai akademisi. Hipotesis menurut Sugiyono adalah jawaban
sementara dari rumusan masalah.

Jadi ditinjau dari hubungan hipotesis dan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari teori
ilmiah dalam penelitian kuantitatif. Sedangkan dalam penelitian kualitatif hipotesis adalah
kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk hasilkan teori baru.
Tujuan Hipotesis

Hipotesis adalah salah satu bagian penting dalam sebuah karya tulis ilmiah. Kegunaannya
meliputi:

a) Memberikan penjelasan sementara tentang gejala


b) Memudahkan perluasan pengetahuan dalam bidang tertentu
c) Memberikan pernyataan hubungan yang dapat diuji
d) Memberikan arah penelitian
e) Memberikan kerangka untuk laporan penelitian

Kegunaan Hipotesis dalam Penelitian, Dalam menulis karya tulis ilmiah adanya
hipotesis ini dapat membantu peneliti dalam hal:
a) Memberikan batasan penelitian
b) Memperkecil jangkauan penelitian. Sehingga tidak melebar kemana-mana
c) Membuat penelitian tetap pada jalur penelitian yakni meneliti fakta dan hubungan
variabel
d) Memfokuskan penelitian
e) Memandu penelitian dalam pengujian dan penyesuain antar fakta

B. Ciri-ciri Hipotesis Yang Baik


Sebelum membahas cara membuat hipotesis, kamu harus tahu dulu ciri-ciri hipotesis yang
baik. Menurut Kerlinger, hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria:

a) Pernyataan tentang relasi antar variabel


b) Mengandung implikasi yang jelas. Gunanya untuk pengujian hubungan variabel
tersebut.

Lebih lengkap dan rinci, Nazir menjelaskan ada 6 ciri hipotesis yang baik

a) Harus menyatakan hubungan antar variabel


b) Sesuai fakta
c) Berhubungan dengan ilmu dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
d) Dapat diuji dengan nalar atau alat-alat statistika
e) Dinyatakan dengan sederhana dan terbatas. Tujuannya agar menghindari
kesalahpahaman pengertian
f) Dapat menerangkan hubungan fakta-fakta dan bisa dikaitkan dengan teknik pengujian
C. Jenis-jenis Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis ini berisi dugaan sementara dari masalah deskriptif yang berhubungan dengan
variabel tunggal. Sebagai contoh, peneliti ingin meneliti masalah kandungan zat berbahaya
dalam makanan. Rumusan masalahnya: Apakah bakso yang dijual di Pasar Angso Duo
mengandung boraks?

Penelitian ini hanya punya satu variabel yakni bakso di pasar Angso Duo. Penelitian ini
bersifat deskriptif karena hanya menjelaskan apakah ada kandungan boraks di dalam bakso
atau tidak. Jadi dugaan sementara ada 2 yakni bakso di Pasar Angso Duo mengandung boraks
(H1) atau bakso di Pasar Angso Duo tidak mengandung boraks (H0).

2. Hipotesis Komparatif

Jenis hipotesis selanjutnya, Hipotesis Komparatif. Dugaan sementara ini berisi perbandingan
antara dua variabel penelitian. Misalnya kamu akan meneliti antara perilaku penggemar
Korean Pop (K-Pop) dan perilaku penggemar Japanese Pop (J-Pop). Kamu hendak
membandingkan dua perilaku penggemar tersebut. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel.
Bentuk penelitiannya adalah perbandingan dua variabel tersebut.

Rumusan masalah yang muncul adalah bagaimana perilaku dua kelompok penggemar
tersebut? Apakah terdapat persamaan dan perbedaan perilaku? Maka hipotesisnya adalah:

a) Penggemar K-Pop memiliki perilaku yang sama dengan perilaku penggemar J-Pop atau

b) Penggemar K-Pop memiliki perilaku yang berbeda dengan perilaku penggemar J-Pop.

3. Hipotesis Asosiatif

Jenis Hipotesis yang terakhir adalah Hipotesis Asosiatif. Hipotesis ini adalah dugaan atau
jawaban sementara atas hubungan dua variabel atau lebih. Jadi bila kamu meneliti hubungan
(asosiasi) variabel-variabel penelitian, maka hipotesis yang digunakan adalah Hipotesis
Asosiatif.

Sebagai contoh, kamu akan meneliti tentang hubungan antara perilaku aktor negara dengan
kebijakan luar negeri. Dalam penelitian ada dua variabel yakni perilaku aktor negara dan
kebijakan luar negeri. Sebagai peneliti, kamu ingin meneliti hubungan keduanya. Pertanyaan
yang muncul: apakah perilaku aktor negara berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri?
Nah, hipotesis yang didapatkan bisa dua kemungkinan:

a) Perilaku aktor negara berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri,

b) Perilaku aktor negara tidak berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri.

Namun karena ini masih hipotesis maka kebenarannya harus ditemukan melalui serangkaian
penelitian. Hasil penelitian nantinya bisa jadi mendukung hipotesis atau justru membantah
hipotesis.

4. Hipotesis Statistik

Hipotesis Statistik adalah pernyataan matematis tentang populasi yang diteliti. Hipotesis ini
dinyatakan dalam simbol-simbol matematika. Jadi pernyataan mengenai hubungan variabel
digambarkan dalam simbol matematika.

Hipotesis Statistika terbagi menjadi Hipotesis Alternatif ( Ha) dan Hipotesis Nol (H0). Jenis
ini serupa dengan hipotesis deskriptif. Namun terdapat perbedaan dalam penyebutan
hipotesisnya. Ada dua jenis hipotesis ini yakni Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol
(H0).

Hipotesis Alternatif adalah hipotesis yang menyatakan perbedaan satu variabel dengan
variabel lainnya. Akan tetapi hipotesis ini juga bisa diartikan adanya hubungan satu variabel
dengan variabel lainnya.

Sedangkan Hipotesis Nol kebalikan dari Hipotesis Alternatif. Hipotesis Nol menyatakan
tidak adanya hubungan antar variabel. Hipotesis ini juga dipakai untuk menyatakan tidak
adanya perbedaan atau tidak pengaruh antar variabel.

Hipotesis Statistik juga dapat dibedakan menjadi Hipotesis Dua Arah dan Hipotesis Satu
Arah. Contoh Hipotesis Statistik:

Ha : m1≠ m2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)

Ha : m1 > m2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)

5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis ini disebut juga Hipotesis Substantif. mengapa? Karena hipotensi ini berisi
pernyataan mengenai relasi dua variabel atau lebih. Bila kamu perhatikan, hipotesis ini sama
dengan Hipotesis Asosiatif. Hipotesis ini tidak dinyatakan dalam bentuk simbol matematika
tapi dalam bentuk kalimat.
Contoh Hipotesis Berdasarkan Bentuknya
1. Hipotesis asosiatif

Rumusan masalah asosiatif: adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan
barang yang terjual? Kemudian hipotesis adalah terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual. Sementara itu,
hipotesis Statistik

Ho : ρ = 0, 0 berarti tidak ada hubungan.

Ha : ρ ≠ 0 , “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada
hubungan,

ρ = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

2. Hipotesis komparatif

Rumusan masalah: bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan


dengan PT Y?

 Hipotesis Nol:

1) Ho: Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y;


atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT X dan Y, atau

2) Ho: Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) PT Y (“lebih besar
atau sama dengan)” = paling sedikit).

3) Ho: Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) PT Y (“lebih kecil
atau sama dengan” = paling besar).

 Hipotesis Alternatif:

Ha: Produktivitas kerja karyawan PT X lebih besar (atau lebih kecil) dari karyawan PT Y.

Ha: Produktivitas karyawan PT X lebih kecil dari pada (<) PT Y. 3) Ha: Produktivitas
karyawan PT X lebih besar daripada (≥) PT Y.

 Hipotesis statistiknya:

Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Ho : µ1 ≥ µ2

Ha : µ1 < µ2
3. Hipotesis deskriptif

Rumusan masalah deskriptif: Berapa daya tahan lampu pijar merk X?

Hipotesis Deskriptif

Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho), karena daya tahan lampu yang ada pada
sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan lampu yang ada
pada populasi. Hipotesis alternatifnya adalah: Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama
600 jam. “Tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.

3) Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel)

Ho : µ = 600

Ha : µ ≠ 600

µ : Adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel

D. Cara Membuat Hipotesis

Setelah mengetahui ciri hipotesis yang baik, kita harus paham bagaimana cara merumuskan
atau cara membuat hipotesis. Untuk membuat hipotesis, seorang peneliti harus menggali
banyak sumber informasi. Jadi, peneliti harus punya informasi yang banyak mengenai
masalah yang akan dipecahkan. Caranya dengan membaca banyak sumber literatur.

Kedua, peneliti harus mampu membaca keterangan atau informasi yang didapatkan. tak
hanya itu, penelitian harus mampu menemukan benang merah antara satu informasi dengan
informasi lainnya.

Ketiga, peneliti harus punya kemampuan untuk menghubungkan setiap fenomena yang
ditemukan dan menyesuaikannya dengan teori.

Sumber informasi yang bisa dirujuk oleh peneliti untuk merumuskan hipotesis diantaranya:

a) Ilmu pengetahuan mendalam yang berkaitan dengan masalah atau fenomena yang
diteliti
b) Wawasan mendalam
c) Bacaan literatur yang valid
d) Pengalaman individu
e) Data empiris
f) Analogi atau kesamaan. Bisa juga menggunakan imajinasi atas masalah atau
fenomena yang hendak diteliti

Pengujian Hipotesis

Kewajiban peneliti tidak cuma merumuskan hipotesis. Namun ia juga harus menguji
hipotesisnya. Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau
hipotesis ditolak. Nah, langkah-langkah pengujian hipotesis meliputi:

a) Merumuskan hipotesis
b) Menentukan kriteria pengujian
c) Menentukan tingkat signifikansi dan titik kritis
d) Melakukan pengujian
e) Mengambil kesimpulan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asal kata, hipotesis berasal dari bahasa Yunani yakni hupo dan thesis.
Hupo adalah sementara, sedangkan thesis adalah pernyataan atau teori. Sehingga hipotesis
adalah pernyataan sementara. Pernyataan hipotesis inilah yang akan mengarahkan dalam
penelitian sehingga para peneliti tidak keluar dari jalur atau tetap fokus dalam meneliti fakta
dan hubungan antar variable yang telah dipikirkan sebelumnya.

Untuk membuat hipotesis, seorang peneliti harus menggali banyak sumber informasi.
Jadi, peneliti harus punya informasi yang banyak mengenai masalah yang akan dipecahkan.
Caranya dengan membaca banyak sumber literatur.

B. Daftar Isi

https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-hipotesis/

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Wening%20Sahayu,%20M.Pd./M
akalah%20Hipotesis.pdf

Anda mungkin juga menyukai