JENISNYA ARTI PENELITIAN Secara sederhana penelitian merupakan cara- cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang sedang diteliti. Kata sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode ilmiah yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan KARAKTERISTIK METODE ILMIAH (DAVIS 1985) 1. Bersifat Kritis Analistic Metode menunjukkan adanya proses yang tepat dan benar untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah tersebut. 2. Bersifat Logis Adanya metode yang digunakan untuk memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional didasarkan pada bukti-bukti yang tersedia. 3. Bersifat Obyektif Obyektivitas itu menghasilkan penyelidikan yang dapat di contoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. 4. Bersifat Konseptual & Teoritis Untuk mengarahkan proses penelitian yang dijalankan, peneliti membutuhkan pengembangan konsep dan struktur teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 5. Bersifat Empiris Metode yang dipakai didasarkan pada kenyataan / fakta di lapangan. JENIS-JENIS PENELITIAN 1. PENELITIAN PRIMER Penelitian primer ini membutuhkan data/informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut responden . Data/informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan questionairy/lisan dengan wawancara. Yang termasuk Penelitian Primer : a. Studi Kasus Menggunakan individu/kelompok sebagai bahan studi biasanya bersifat longitudinal (bujur). (Salah satu jenis penelitian sosial yang membandingkan perubahan subjek penelitian setelah periode waktu tertentu). Penelitian ini sengaja digunakan karena untuk jangka panjang. Ada 3 jenis : 1. Studi Panel : jenis penelitian yang dilaksanakan dalam waktu yang berlainan, namun tetap menggunakan sampel yang sama 2. Waktu Berjalan : jenis penelitian yang dilaksanakan dalam waktu yang berlainan dan belum tentu menggunakan sampel yang sama dalam sebuah populasi yang sama 3. Cohort Study : jenis penelitian yang dilakukan pada sekelompok orang yang memiliki kebudayaan latar belakang atau pengalaman yang sama. b. Survey • Merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok / perilaku individu. • Biasanya menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data • Menganut aturan pendekatan kuantitatif yaitu semakin besar sampel, semakin mencerminkan populasi hasilnya. c. Riset Eksperimental • Menggunakan individu/kelompok sebagai bahan studi • Menggunakan dua/lebih obyek studi yaitu kelompok peneliti dan kelompok pembanding • Menggunakan desain yang sudah baku, terstuktur dan spesifik. 2. Penelitian Sekunder • Menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data /informasi untuk menjawab masalah yang diteliti • Dikenal dengan penelitian menggunakan studi kepustakaan. JENIS-JENIS PENELITIAN (SUHARSINI ARIKUNTO 1992) 1. Penelitian Dilihat dari Tujuannya a. Penelitian Eksploratori Digunakan untuk melakukan pencairan jawaban mengapa muncul kejadian-kejadian tertentu. Misalnya munvulnya bencana alam didaerah terus menerus. b. Penelitian Verikatif Digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikatif kebenaran hasil penelitian sebelumnya. Misalnya kasus korupsi, kasus kriminal. c. Penelitian Pengembangan Untuk mengembangkan model-model/hal-hal yang inovatif. Penelitian biasanya dilakukan disuatu perusahaan dalam rangka pengembangan produk/layanan baru. 2. Penelitian Dilihat dari Pendekatan a. Pendekatan Longitudinal (bujur) Berdasarkan pada periode waktu tertentu waktunya lama. Misalnya seorang peneliti melakukan penelitian perkembangan kemampuan berbicara anak mulai umur 10 bulan sampai dengan 24 bulan. a. Pendekatan Cross Sectional (silang) Peneliti melakukan studi kemampuan berbicara anak mulai yang berumur 10 bulan sampai dengan 24 bulan secara serentak dalam waktu yang bersamaan. 3. Penelitian Dilihat dari Bidang Ilmu Dibagi berdasarkan disiplin ilmu masing- masing. Misalnya : penelitian pendidikan, teknik, ekonomi 4. Penelitian dilihat dari tempat / latar Jika dilihat dari tempat / latar, dimana seorang peneliti melakukan penelitian, maka jenis dibagi 3 : 1. Penelitian Laboratium Penelitian dalam ilmu eksata : praktik kedokteran, elektro, sipil 2. Penelitian Lapangan Penelitian yang biasa dilakukan ilmu sosial, ekonomi, dimana lokasi berada di masyarakat/kelompok manusia tertentu/objek sebagai latar dimana peneliti melakukan penelitian. 3. Penelitian Perpustakaan Dilakukan di perpustakaan dengan melakukan kajian terhadap literatur, penelitiansebelumnya, jurnal dan sumber-sumber lainnya. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi, tidak dilakukan diperpus saja, tapi bisa dilakukan dilokasi mana saja dengan memanfaatkan internal sebagai media untuk mencari informasi diperpus seluruh dunia, bisa diakses secara gratis kapan saja. 5. Penelitian dilihat dari Kehadiran Variabel Dapat dikategorikan dalam penelitian yang obyeknya merupakan variabel masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Penelitian yang obyeknya variabel masa lalu dan saat ini disebut “Penelitian deskriptif atau menggambarkan variabel-variabel yang sedang diteliti”. Penelitian yang obyeknya variabel yang akan datang, maka variabelnya belum ada tetap sengaja diciptakan oleh peneliti dengan memberikan perlakuan (treatment). Penelitian jenis ini disebut juga penelitian eksperimen yang tujuannya digunakan untuk mencari hubungan kausal antar variabel yang diteliti. BAB III SISTEMATIKA USUL PENELITIAN Ada berbagai versi sistematika penelitian yang biasa digunakan oleh para peneliti. Berbagai versi tersebut tergantung pada instansi yang mengeluarkannya. Sekalipun demikian terdapat benang merah diantara berbagai versi tersebut, diantaranya mencakup hal-hal pokok yang harus ada dalam suatu penelitian yaitu : judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi yang digunakan, personil yang melakukan, waktu dan biaya penelitian. Jika digunakan dalam pembuatan penelitian di lingkungan mahasiswa, biasanya untuk biaya ditiadakan. Adapun Sistematikanya a. Judul Penelitian Mencerminkan setidak-tidaknya hubungan antar dua variabel/lebih. Dalam penulisan judul sebaiknya dibuat sesingkat mungkin dengan menggunakan bahasa lugas dan spesifik, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami apa yang akan dilakukan oleh peneliti. b. Bidang Ilmu Bagian ini memberikan penjelasan mengenai bidang ilmu yang diteliti c. Pendahuluan Mengungkapkan alasan utama mengapa yang bersangkutan memilih masalah tertentu yang akan diteliti, sehingga pihak pembaca dapat memahami mengenai pentingnya masalah tersebut untuk diteliti dari sisi ilmiah. Pada bagian ini pula peneliti boleh menuliskan keinginan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala / konsep / dugaan yang sedang dipikirkan d. Perumusan Masalah Biasanya ditulis dalam kalimat tanya dan sebaiknya mencerminkan hubungan dua variabel/lebih. Peneliti juga hendaknya menyebutkan hipotesis yang akan di uji serta pendekatan, metode dan tehnik dalam menjawab masalah yang akan diteliti. e. Tinjauan Pustaka Pada bagian ini peneliti menguraikan kajian pustaka yang mendasari penelitian yang akan dilakukan dan diambil dari sumber acuan terbaru. Hal yang dibahas : teori yang relevan dan hasil penelitian sejenis terdahulu. Tujuannya : agar tidak terjadi pembahasan masalah yang sama/duplikasi penelitian orang lain. f. Tujuan Penelitian Berisi uraian yang menjawab perumusan masalah. Disamping itu peneliti dapat menguraikan tujuannya untuk menerangkan, membuktikan atau mengaplikasikan suatu gejala, konsep, dugaan/membuat suatu prototype (sesuai dengan rumusan masalah). g. Kontribusi Penelitian Disini peneliti menjelaskan kontribusi /manfaat penelitian yang akan dilaksanakan dari sisi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan dan pengembangan kelembagaan (secara teoritis dan secara praktis) h. Metode Penelitian Bagian ini menjelaskan metode yang digunakan untuk menjawab masalah secara detail yang meliputi variabel yang diteliti, desain riset yang digunakan, teknik pengumpulan data, tehnik analisa data, cara penafsiran dan penyampaian hasil penelitian. i. Jadwal Pelaksanaan Jadwal penelitian sebaiknya ditulis secara rinci mulai dari persiapan, penyusunan instrumen penelitian pengambilan data, pengolahan dan analisis data serta laporan penelitian. j. Jadwal Pelaksanaan Jadwal penelitian sebaiknya ditulis secara rinci mulai dari persiapan, penyusunan instrumen penelitian, pengambilan data, pengolahan dan analisis data serta laporan penelitian. k. Personalia Penelitian Nama peneliti dan stafnya (jika ada) ditulis pada bagian ini. l. Perkiraan Biaya Penelitian Ditulis perkiraan secara rinci dan mengacu pada format tertentu yang berlaku dalam menentukan besarnya poin-poin yang harus dibiayai/dibayar. m. Lampiran-Lampiran • Lampiran • Daftar pustaka • Riwayat Hidup Peneliti • Instrumen Penelitian • Gambar Contoh Jadwal No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 1. Studi Kepustakaan 2. Penyusunan Desain Penelitian 3. Penyusunan Instrumen Pengambilan Data 4. Pengambilan Data 5. Pengolahan Data 6. Analisis Data 7. Laporan 8. Presentasi 1. Mengidentifikasi Masalah a. Memilih Masalah Adalah peneliti melakukan tahap pertama dalam melakukan penelitian yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian. b. Strategi Menentukan Masalah Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. Contoh Kasus 1. Mengawali suatu gejala Munculnya rasa ketidak puasan diantara para programer komputer disuatu perusahaan tertentu. Penghasilan perusahaan tersebut terus meningkat dengan baik selama 5 tahun. Keluhan-keluhan para pekerja / pegawai yaitu tentang struktur penggajian yang sudah tidak memadai. 2. Identifikasi Masalah a. Melakukan evaluasi terhadap data internal dan eksternal dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : • Monitoring ke tidak puasan tersebut dan penyebaran informasi penghasilan perusahan • Melacak apakah pernah ada rasa ke tidak puasan manual dimasa-masa lalu • Mencari literatur/acuan yang membahas yang mirip dengan kejadian yang dialami perusahaan tersebut dengan perusahaan lain. b. Melakukan isolasi area masalah : • Pihak manajemen tidak mempunyai perencanaan alokasi penggajian yang konsisten • Berdasarkan wawancara diluar diketahui adanya ke tidak puasan terhadap sistem penggajian • Pihak direksi telah menginventarisasi keluhan-keluhan dari pegawai mengenai adanya diskriminasi penggajian. Rumusan Masalah Faktor-faktor utama yang berhubungan dengan tingkat penggajian bagi ahli komputer Apakah ada hubungan antara meningkatnya penghasilan dengan ketidak puasan di kalangan programer. PERTIMBANGAN a. Dapat dilaksanakan • Apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita? • Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan penelitian • Apakah kita mendapatkan akses untuk memperoleh sampel • Apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga kita mendapatkan jawaban dari masalah kita • Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai. b. Jangkauan penelitian • Apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? • Apakah jumlah variabelnya sudah cukup? • Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan secara tertulis a. Keterkaitan • Apakah kita tertarik dengan masalah tersebut dan cara pemecahannya • Apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar belakang pengetahuan /pekerjaan kita, jika melakukan apakah ada nilai tambah bagi pengembangan diri kita? a. Nilai Teoritis • Apakah hasil penelitiannya nanti akan memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari • Apakah hasil penelitiannya layak dipublikasikan • Apakah masalah yang akan diteliti mengurangi adanya kesenjangan teori yang ada? • Apakah pihak-pihak lain, seperti pembaca/pemberi dana akan mengtahui kepentingan studi ini? a. Nilai Praktis • Apakah hasil penelitian nantinya akan ada nilai-nilai praktis bagi para praktisi di bidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti? METODE PENELITIAN KUANTITATIF TAHAP-TAHAP PROSES PENELITIAN 1. Mengidentifikasi Masalah 2. Membuat Hipotesis 3. Studi Literatur 4. Mengidentifikasi dan Memberi Nama Variabel 5. Membuat Definisi Operasional 6. Memanipulasi dan Mengontrol Variabel 7. Menyusun Desain Penelitian 8. Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran 9. Membuat Kuesioner 10. Melakukan analisis Statistik 11. Menggunakan Komputer untuk Analisis Data 12. Menulis Laporan Hasil Penelitian MENGIDENTIKASI MASALAH Adalah peneliti melakukan tahap pertama, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini paling penting, karena semua jalannya penelitian akan dituntun pada tahap ini. Pada hakekatnya seluruh proses penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal ini memang tidak mudah, karena tidak ada panduan yang baku sampai saat ini. CARA MEMPERMUDAH UNTUK MERUMUSKAN MASALAH Masalah sebaiknya dirumuskan setidak-tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkannya adanya pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Masalah sebaiknya mencerminkan hubungan dua atau lebih variabel, karena pada prakteknya peneliti akan mengkaji pengaruh satu variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Contoh : Gaya Kepemimpinan ( variabel satu ) Terhadap kinerja pegawai ( variabel dua ) Jika hanya menggunakan satu variabel dalam perumusan masalah, maka hanya melakukan studi deskriptif. Contoh : gaya kepemimpinan di perusahaan X. MASALAH DIRUMUSKAN SECARA JELAS, TIDAK BERMAKNA GANDA DAN DALAM BENTUK KALIMAT TANYA
• Apakah ada hubungan antara promosi dengan
penjualan? • Apakah warna sepeda motor mempengaruhi minat beli konsumen? • Apakah ada hubungan antara minat baca dengan tingginya indeks prestasi? DAPAT DIUJI SECARA EMPIRIS Masalah harus dapat diuji secara empiris, maksudnya perumusan masalah yang dibuat memungkinkan peneliti mencari data di lapangan sebagai sarana pembuktiannya. Tujuan utama pengumpulan data ialah untuk membuktikan bahwa masalah yang sedang dikaji dapat dijawab jika peneliti melakukan pencarian dan pengumpulan data. Dengan kata lain masalah memerlukan jawaban, jawaban didapat setelah pengumpulan data dilapangan, dan jawaban masalah merupakan hasil penelitian. HINDARILAH PENILAIAN MORAL DAN ETIS Hindari masalah-masalah yang berkaitan dengan idealisme dan nilai-nilai, karena lebih diukur, contoh : a. Haruskah semua mahasiswa tidak menyontek dalam ujian? b. Haruskah semua mahasiswa rajin dalam belajar? Maka sebaiknya : a. Hubungan antar kesiapan ujian dan nilai yang diraih. b. Pengaruh kerajinan mahasiswa terhadap kecepatan kelulusan. STRATEGI MENENTUKAN MASALAH
Perumusan masalah yang baik ialah dengan
melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM MEMILIH MASALAH YANG AKAN DITELITI 1. Dapat dilaksanakan Jika kita memilih masalah tertentu, maka pertanyaan-pertanyaan bermanfaat untuk mengecek apakah kita melakukan penelitian dengan masalah yang kita tentukan. Apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita? Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan penelitian dengan persoalan tersebut? Apakah kita akan mendapatkan akses untuk memperoleh sampel yang akan kita gunakan sebagai responden untuk saran pemerolehan data dan informasi? Apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga kita percaya akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan? Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai? 2. Jangkauan Penelitian Apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? Apakah jumlah variabelnya sudah cukup? Apakah datanya cukup untuk dilaporkan secara tertulis? 3. Keterikatan Apakah kita tertarik dengan masalah tersebut dan cara pemecahannya? Apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar belakang pengetahuan atau pekerjaan kita? Jika kita melakukan penelitian dengan masalah tersebut apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi pengembangan diri kita? 4. Nilai Teoritis Apakah masalah yang akan diteliti akan mengurangi adanya kesenjangan teori yang ada? Apakah pihak-pihak lain, seperti pembaca atau pemberi dana akan mengakui kepentingan studi ini? Apakah hasil penelitiannya nanti akan memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari? Apakah hasil penelitiannya layak dipublikasikan? 5. Nilai Praktis Apakah hasil penelitiannya nantinya akan ada nilai- nilai praktis bagi para praktisi dibidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti? HIPOTESIS
JAWABAN SEMENTARA TERHADAP MASALAH
YANG SEDANG DITELITI
Pernyataan tentatif yang merupakan dugaan
mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya ( Nasution : 200 ) ASAL HIPOTESIS Hipotesi dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Misalnya seorang peneliti akan melakukan mengenai suatu gaya kepemimpinan, maka agar dapat menurunkan hipotesa yang baik, sebaiknya peneliti membaca teori mengenai kepemimpinan. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya, oleh karena itu hipotesis merupakan sesuatu kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Jika hipotesis sudah diuji dan membuktikan kebenarannya, maka hipotesis menjadi suatu teori. Jika hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru. FUNGSI HIPOTESIS 1. Untuk menguji kebenaran suatu teori 2. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori 3. Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari. PERTIMBANGAN DALAM MERUMUSKAN HIPOTESIS • Harus mengekspresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, maksudnya setidak-tidaknya mempunyai dua variabel yang akan dikaji. • Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda atau bersifat spesifik dan tidak menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. • Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. JENIS-JENIS HIPOTESIS 1. Menurut Tingkat Abstraksinya : a. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan dalam dunia empiris : hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak, mis. “orang jawa halus budi-pekertinya dan sikapnya lemah- lembut”, namun jika diuji secara ilmiah belum tentu benar. b. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal : pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada, mis. “hubungan ayah dalam mendidik anak”. c. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel : hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variabel yang diteliti. Peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga variabel tersebut berubah. 2. Hipotesis Menurut Bentuknya a. Hipotesis penelitian/kerja : hipotesis yang merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hal ini peneliti menganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui mengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang diperoleh selama melakukan penelitian, mis. “ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress”. b. Hipotesis operasional : merupakan hipotesis yang bersifat obyektif, artinya peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa hipotesis yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada, hal ini secara teknis disebut hipotesis nol (HO), mis. HO : “tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan orang stress”. c. Hipotesis statistik : merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka (kuantitatif), mis. “HO : r = 0; atau HO : p = 0”.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita