Anda di halaman 1dari 13

KARYA ILMIAH

SISTEM PENGISIAN/CHARGING SYSTEM


PADA KENDARAAN

DISUSUN OLEH:

MUKHAMMAD ZUBAT RAFLY

KELAS : XI TKR 2

NO. ABSEN : 26

SMK NEGERI 1 KEDUNGWUNI


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tidak lupa sholawat dan salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang
kita nantikan safaatnya pada akhir zaman.

Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa indonesia berupa
Karya Ilmiah semi formal bertemakan “Keterampilan Siswa Masing – masing Jurusan”.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan
saran demi baiknya makalah ini sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan manfaat sekaligus meningkatkan wawasan bagi pembaca.

Pekalongan, 23 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR……………………………………………………...…………... ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Sistem Pengisian Charging System………………..…………………………….. 1


B. Tujuan Pembuatan Karya Ilmiah.....…………………………………………..… 1
C. Struktur Materi ……............…………………………………………………..… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Uraian Sistem Pengisian.........................................................................................2
B. Prinsip Dasar Sistem Pengisian............................................................................. 2
C. Komponen Sistem Pengisian..................................................................................3
D. Prinsip Kerja Sistem Pengisian..............................................................................5
E. Trouble Shooting Sistem Pengisian.......................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Sistem Pengisian (Charging system)

Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus listrik yang
nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dan sekaligus
mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai pada automobile
berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian–bagian
kelistrikan.Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga
yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil.

Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk
memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian kelistrikan yang cukup selama mesin
bekerja. Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup
sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada,
namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi
muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya dan semua
kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.

B. Tujuan Pembuatan Karya Ilmiah


1. Pembaca dapat mengetahui prinsip dasar sistem pengisian
2. Pembaca dapat mengenali nama dan cara kerja dari komponen-komponen pengisian.
3. Pembaca dapat memahami diagram pengisian.
4. Pembaca dapat memahami pengecekan/pengetesan sistem pengisian (charging system)
pada kendaraan
C. Struktur Materi
 Uraian sistem pengisian
 Prinsip dasar
 Nama dan fungsi komponen
 Cara kerja sistem pengisian
 Throuble shooting sistem pengisian
BAB II
PEMBAHASAN
1. Uraian Sistem Pengisian
Sistem pengisian berfungsi untuk :
 Mengisi arus listrik ke battery
 Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup
Ada dua type sistem pengisian :
1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current) digunakan
awal tahun 60-an.
2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating Current).
Alasan penggunaan alternator :
 Konstruksi lebih kecil dan tahan lama.
 Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.
2. Prinsip dasar Sistem Pengisian
a) HUKUM FARADAY

Hukum Faraday berbunyi :


“Bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan timbul arus
induksi pada konduktor tersebut”.
b) PRINSIP GENERATOR

Generator membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan kumparan di dalam


medan magnet.
c) PRINSIP ALTERNATOR

Alternator membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan magnet listrik


(rotor coil) didalam kumparan (stator coil).
3. Komponen Sistem Pengisian
Sistem pengisian memiliki beberapa komponen utama yaitu antara lain :
a. KUNCI KONTAK (Ignition Switch)
Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari batteray ke
beban. (Sistem pengapian, lampu tanda, dll)
b. BATERAI /ACCU
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara,sumber energi listrik saat
starter,serta berfungsi sebagai stabilizer arus dan tegangan sistem pengisian.
c. LAMPU CHG
Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa sistem pengisian bekerja.
Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi pada saat mesin
hidup lampu pengisian harus mati.
d. ALTERNATOR
Alternator merupakan salah satu komponen dari sistem pengisian yang berfungsi
untuk merubah energi mekanis yang dihasilkan dari mesin menjadi energi listrik. Energi
mekanik dari mesin disalurkan sebuah sebuah pully yang memutarkan rotor dan
menghasilkan arus listrik bolak–balik pada stator, arus listrik yang dihasilkan kemudian
dirubah menjadi arus searah oleh rectifier (dioda).Berikut ini komponen yang ada
didalam sebuah alternator.
1. Pulley
2. Cooling fan
3. Drive end frame
4. Stator core
5. Stator coil
6. Brush (sikat)
7. Brush holder
8. Rectifier
9. Rear end frame
10. Rotor coil
11. Rotor core
 Puli (pully)
Berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor
 Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan diode dan kumparan kumparan pada alternator
 Rotor
merupakan gulungan kawat yang akan menjadi electromagnet saat dialiri arus.Kumparan
rotor berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada kuku kuku rotor. Di dalam rotor
terdapat dua buah slip ring. Satu slip ring negative dan satu slip ring positif.Slip ring
berfungsi sebagai terminal kumparan rotor.
 Stator
merupakan gulungan kawat magnet yang diam. Kumparan stator berfungsi
membangkitan tegangan bolak-balik 3 fase sehingga arus yang dihasilkan akan lebih
rapat dan tidak hamper tidak putus – putus
 Rectifier (Diode)
Dioda / rectifier berfungsi untuk menyearahkan arus listrik. Didalam alternator terdapat 2
buah rectifier, yaitu rectifier negative dan rectifier positif. Rectifier positif ditandai
dengan adannya terminal B pada alternator. Terminal B pada alternator biasannya berupa
baut yang dibuat lebih panjang dan atau lebih besar.

e. REGULATOR

Regulator berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus yang masuk ke kumparan
rotor (rotor coil) atau untuk mengatur kuat lemahnya medan magnet padakumparan rotor
sehingga output alternator tetap stabil (13,8 V sampai 14,8 V)meskipun putaran mesin
naik atau turun. Putaran mesin yang tinggi akan cenderung menghasilkan tegangan yang
tinggi, namun dengan adanya regulator pada saatputaran tinggi arus yang masuk ke
kumparan rotor diperkecil atau dilangsungkan kemassa sehingga medan magnet pada
kumparan rotor kecil. Saat mesin berputarlambat, tegangan alternator akan turun, namun
pada kondisi ini regulator mengaturagar arus yang masuk ke kumparan rotor besar
sehingga medan magnet padakumparan rotor kuat.
Berdasarkan hal tersebut, maka tegangan output alternator akan selalu stabilbaik
pada putaran rendah, sedang, maupun tinggi. Regulator tipe konvensional atau tipe
kontak point terdiri dari:
1) Kumparan voltage regulator yang berfungsi untukmengatur arus yang masuk ke
rotor coil agar kemagnetannya bisa diatur sesuaikebutuhan sehingga tegangan output
alternator tetap konstan, tahanan kumparan tersebut sekitar 100 Ohm
2) Kumparan voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan
menghubungkan arus dari terminal B ke voltage regulator.Besar tahanan kumparan
voltage relay adalah sekitar 25 Ohm.
3) Terminal yang terdapatpada regulator tipe ini ada enam terminal, yaitu:
a. Terminal IG merupakan terminal yang berhubungan dengan baterai
b.Terminal L merupakan terminal yang berhubungan dengan lampu indikator
pengisian (Lampu CHG)
c. Terminal N merupakan terminal yang berhubungan dengan kumparan pada voltage
relay
d.Terminal B merupakan terminal yang berhubungan dengan platina pada voltage
relay
e. Terminal F merupakan terminal yang berhubungan dengan resistor
f. Terminal E merupakan terminal yang berhubungan degan massa
4) Resistor yang menghambat arus listrik yang masuk ke rotor coil pada saat putaran
tinggi.

Adapun selain tipe konvensional/ tipe point ada juga tipe tanpa point atau biasa disebut
IC regulator yang dibuat jadi satu dengan alternator dengan ciri ciri :

a. Ukuran kecil dan outputnya tinggi


b.Tidak diperlukan penyetelan Voltage (Tegangan)
c. Memiliki sifat konpensasi temperatur untuk control tegangan yang dimiliki untuk
pengisian baterai dan suplai ke lampu lampu

4. PRINSIP KERJA SISTEM PENGISIAN


 PRINSIP KERJA PADA SAAT KUNCI KONTAK ON DAN MESIN MATI

Bila Kunci kontak diputar pada posisi ON, arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil. Pada waktu yaang sama, arus baterai juga mengalir ke lampu
pengisian (CHG) dan akibatnya lampu jadi menyala (ON).
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut:
a. Arus yang ke field coil
Terminal (+) battery - fusible link - kunci kontak (IG switch) – sekring - terminal IG
regulator - poin PL1 - poin PL0 - terminal F regulator - terminal F altenator - brush - slip
ring - rotor coil - brush - terminal E alternator - massa body.
Akibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang seharusnya arus ini disebut arus
medan (field current).
b. Arus ke lampu charge
Terminal (+) bateray - fusibel link - kunci kontak IG (IG sekring) - lampu CHG -
terminal L regulator - titik kontak P0 - titik kontak P1 - terminal E regulator - massa bodi.
Akibatnya lampu change akan menyala.
 PRINSIP KERJA MESIN DARI KECEPATAN RENDAH KE KECEPATAN
SEDANG
Sesudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan/ voltage dibangkitkan dalam stator
coil, dan tegangan neutral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu change
jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage
regulator. Arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan
tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator. Demikian
salah satu arus medan akan lewat menembus arus tidak menembus R, tergantung pada
keadaan tititk control PL0.
Catatan:
Bila gerakan P0 dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P2. Maka
pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian teganganya sama. Sehingga arus tidak
mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-
masing pristiwa sebagai berikut:
a) Tegangan neutral
Terminal N alternator - terminal N regulator - magnet coil dari voltage relay -
terminal E regulator - massa body.
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relayakan terjadi kemagnetan dan dapat
menarik titik P0 dari P1 dan selanjutnya P0 akan bersatu dengan P2 dengan demikian
lampu pengisian jadi mati.
b) Tegangan yang keluar (output voltage)
Terminal B alternator - terminal B regulator - titik kontak P2 - titik kontak P0 -
magnet coil dari voltage regulator - terminal E regulator - massa body.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi
posisi dari titik kontak (point) PL0.Dalam hal ini PL0 akan tertarik dari PL2 sehingga
pada kecepatan sedang PL0 akan mengambang .
c) Arus yang ke field (field current)
Terminal B alternator - IG switch - fuse - teminal IG regulator - poin PL1 - poin PL0
- resistor R - teminal F regulator - terminal F alternator - rotor coil - terminal E
alternator - massa body.
Dalam hal ini jumlah arus / tegangan yang masuk rotor coil bisa melalui 2
saluran.Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL0 dari
PL1, maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor. Akibatnya arus akan kecil
dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coilpun kecil (berkurang).Sedangkan kalau
kemagnetan pada voltage regulator lemah dan PL0 tidak tertarik dari PL1 maka arus
yang ke rotor coil akan tetap melalui point PL1 poin PL0. Akibatnya arus tidak
melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan normal kembali.
d) Output current
Terminal B alternator - batray dan beban - massa body.

 PRINSIP KERJA MESIN DARI KECEPATAN SEDANG KE KECEPATAN


TINGGI

Bila putarn mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator naik.
Dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat.
Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir
terputus-putus (intermittenly). Dengan kata lain, gerakan titik kontak PL0 dari voltage
regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan kontak PL2.

Catatan:

Bila gerakan titik kontak PL0 pada pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL2,
field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point P0 dari voltange relay tidak akan
terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor.
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:

a. Voltage neutral (tegangan netral)


Terminal N alternator - terminal N regulator - magnet coil dari voltage relay - terminal E
- regulator - massa body.
Arus ini juga sering disebut neutral voltage.
b. Out put voltage
Terminal B alternator - terminal B regulator - point P2 - point P0 - magnet coil dari N
regulator - terminal E regulator.
c. Tidak ada arus ke field current
Terminal B alternator - IG switch – fuse - terminal IG regulator - resistor - terminal F
regulator - terminal F alternator - rotor coil - atau - poin PL0 - poin P2 - ground -
terminal E alternator - massa.
Bila arus resistor mengalir terminal F regulator rotor coil massa. Akibatnya arus yang ke
rotor ada. Tapi kalau PL0 nempel PL2 maka arus mengalir ke massa, sehingga yang ke
rotor coil tidak ada.
d. Output current
Terminal B alternator - baterai - massa.

5. THROUBLE SHOOTING SISTEM PENGISIAN


a. PEMERIKSAAN DEFLEKSI TALI KIPAS
Pemeriksaan defleksi tali kipas dengan alat tension BT-33-73 F dengan cara menekan alat
ukur di antara pulley pompa air dan alternator. Besar penyimpangan standar V 11 mm
dengan gaya tekan 10 kg. jika pengukuran lebih besar setel kerenggangannya dengan cara
mengendurkan baut pengikat alternator kemudian menarik alternator sampai
kerenggangan standar, setelah ini kencangkan baut pengikat.
b. PEMERIKSAAN SISTEM PENGISIAN KE BATERAI/ACCU

Lalu bagaimana cara mengetahui apakah sistem pengisian listrik pada aki berjalan
dengan baik/ normal ataukan tidak normal (kurang maksimal mengisi) ? tahapan untuk
mengetahui sistem pengisian listrik pada aki masih bagus atau rusak:
1. Hidupkan mesin
2. Dalam keadaan mesin menyala, lepas/ cabut kabel positif baterai
3. Jika ternyata mesin mobil masih menyala itu artinya sistem pengisian listrik ke baterai
masih dalam keadaan baik, dan sebaliknya jika mesin mati saat kita mencabut/
melepas kabel positif baterai ini artinya sistem pengisian kembali listrik ke baterai
sudah kurang bagus/ buruk.
c. PEMERIKSAAN KERUSAKAN ALTERNATOR

Alternator adalah komponen utama yang bertugas mengisi kembali listrik pada baterai,
alternator ini biasanya disebut juga dinamo. Jika ternyata setelah di cek sampai poin 3 di
atas ternyata hasinya sistem pengisian baterai kurang baik maka lakukan langkah untuk
mengecek apakah alternator masih dalam keadaan baik ataukah sudah rusak:
1. Caranya cukup mudah, saat kontak di posisi on dekatkan obeng/ logam besi ke dinamo
ampere, jika dinamo masih memiliki gaya magnet (menarik) berarti dinamo normal,
akan tetapi jika tidak ada gaya magnet (tidak menarik) maka kerusakan ada pada
kumparan dinamo jika sudah tidak ada gaya magnet maka bisa dibawa ke tukang
dinamo agar kumparan digulung ulang atau diperbaiki
2. Jika ada gaya magnet berarti kerusakan pada IC alternator dinamo ampere, jika IC
rusak bisa dilakukan penggantian IC atau jika punya banyak uang bisa membeli
alternator/ regulator baru

d. PEMERIKSAAN RANGKAIAN SISTEM PENGISIAN


Dengan menggunakan ohm meter pada posisi x1 ohm.
 Hubungkan ohm meter ke terminal IG dan F, tahanannya harus 0 ohm.
Jika ada tahanan berarti kontak PL1 dan PL0 kurang baik. Tekan di bawah armature
voltage regulator ohm meter harus menunjukkan tahanan antara 10-11 ohm. Apabila
tahanan terlalu tinggi berarti tahanan pengontrol (RF) putus.
 Hubungkan ohm meter ke terminal L dan E tahanannya adalah 0.
Bila ada tahanan di atas 0 berarti hubungan P1 dan P0 tidak baik atau kotor.
 Tekan armature ke bawah, tahanannya 100 ohm. Apabila kurang dari spesifikasi
kemungkinan hubungan singkat pada hubungan voltage regulator atau hubungan titik
kontak P1 dan P0 tidak baik.
 Hubungkan ohm meter ke terminal N dan E besar tahanannya sekitar 23 ohm, bila
tahanan besar sekali, itu menunjukkan kumparan putus. Bila kurang dari 23 ohm,
kemungkinan kumparan terbakar yang mengakibatkan hubungan singkat.
 Terminal L dan B dihubungkan, tekan armature kebawah, tahanannya harus 0 ohm.
Apabila ada tahanan maka hubungan titik kontak voltage relay P0 dan P2 kurang baik.
 Hubungkan terminal B dan E, tahanan harus menunjukkan tak terhingga. Bila ada
tahanan maka kontak P0 dan P2 sudah meleleh karena terbakar. Tekan armature ke
bawah, ohm meter harus menunujukkan tahanan 100 ohm. Bila tahanan tak terhingga
berarti kumparan voltage regulator putus atau hubungan titik kontak P0 dan P2 tidak
baik, sebaliknya bila tahanan rendah kumparan voltage regulator mengalami hubungan
singkat.
 Hubungkan terminal F dan E, tahanannya harus tak terhingga. Apabila terdapat tahanan,
maka titik kontak voltage regulator PL0 dan PL2 meleleh atau terbakar. Tekan armature
ke bawah, tahanan harus 0 ohm, bila tahanan di atas 0 ohm, maka hubungan PL0 dan PL2
tidak baik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem pengisian berfungsi untuk mengisi arus listrik ke battery dan mensuplai
arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup.
Ada dua type sistem pengisian :
1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current) digunakan
awal tahun 60-an.
2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating Current).
B. SARAN
Para pengendara hendaknya rajin untuk mengecek system pengisian pada
kendaraannya karena system pengisian (Charging System) ini sangatlah penting perannya
bagi sebuah kendaraan .Dengan mengeceknya secara rutin kendaraan kita akan selalu
siap untuk dikendarai .
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Anonim.1995.Step 2 “Fundamental Electric”.Jakarta:PT.Toyota Astra
Motor.
Daryanto.2006.teknik Merawat AUTOMOBIL LENGKAP.Bandung.CV. YRAMA
WIDYA.
Anonim.Tanpa Tahun.New Step 1 Training Manual.Jakarta:PT.Toyota Astra
Motor.
Sumber Internet:
www.mobilku.org
www.desakolekan.blogspot.com
www.nuhammadmaulanasyahputra.blogspot.com
www.benylistanto.blogspot.com
www.wikifungsi.com
www.belajar-otomotif-1.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai