DISUSUN OLEH:
KELAS : XI TKR 2
NO. ABSEN : 26
Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tidak lupa sholawat dan salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang
kita nantikan safaatnya pada akhir zaman.
Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa indonesia berupa
Karya Ilmiah semi formal bertemakan “Keterampilan Siswa Masing – masing Jurusan”.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan
saran demi baiknya makalah ini sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan manfaat sekaligus meningkatkan wawasan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………...…………... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus listrik yang
nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dan sekaligus
mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai pada automobile
berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian–bagian
kelistrikan.Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga
yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil.
Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk
memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian kelistrikan yang cukup selama mesin
bekerja. Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup
sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada,
namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi
muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya dan semua
kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.
e. REGULATOR
Regulator berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus yang masuk ke kumparan
rotor (rotor coil) atau untuk mengatur kuat lemahnya medan magnet padakumparan rotor
sehingga output alternator tetap stabil (13,8 V sampai 14,8 V)meskipun putaran mesin
naik atau turun. Putaran mesin yang tinggi akan cenderung menghasilkan tegangan yang
tinggi, namun dengan adanya regulator pada saatputaran tinggi arus yang masuk ke
kumparan rotor diperkecil atau dilangsungkan kemassa sehingga medan magnet pada
kumparan rotor kecil. Saat mesin berputarlambat, tegangan alternator akan turun, namun
pada kondisi ini regulator mengaturagar arus yang masuk ke kumparan rotor besar
sehingga medan magnet padakumparan rotor kuat.
Berdasarkan hal tersebut, maka tegangan output alternator akan selalu stabilbaik
pada putaran rendah, sedang, maupun tinggi. Regulator tipe konvensional atau tipe
kontak point terdiri dari:
1) Kumparan voltage regulator yang berfungsi untukmengatur arus yang masuk ke
rotor coil agar kemagnetannya bisa diatur sesuaikebutuhan sehingga tegangan output
alternator tetap konstan, tahanan kumparan tersebut sekitar 100 Ohm
2) Kumparan voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan
menghubungkan arus dari terminal B ke voltage regulator.Besar tahanan kumparan
voltage relay adalah sekitar 25 Ohm.
3) Terminal yang terdapatpada regulator tipe ini ada enam terminal, yaitu:
a. Terminal IG merupakan terminal yang berhubungan dengan baterai
b.Terminal L merupakan terminal yang berhubungan dengan lampu indikator
pengisian (Lampu CHG)
c. Terminal N merupakan terminal yang berhubungan dengan kumparan pada voltage
relay
d.Terminal B merupakan terminal yang berhubungan dengan platina pada voltage
relay
e. Terminal F merupakan terminal yang berhubungan dengan resistor
f. Terminal E merupakan terminal yang berhubungan degan massa
4) Resistor yang menghambat arus listrik yang masuk ke rotor coil pada saat putaran
tinggi.
Adapun selain tipe konvensional/ tipe point ada juga tipe tanpa point atau biasa disebut
IC regulator yang dibuat jadi satu dengan alternator dengan ciri ciri :
Bila Kunci kontak diputar pada posisi ON, arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil. Pada waktu yaang sama, arus baterai juga mengalir ke lampu
pengisian (CHG) dan akibatnya lampu jadi menyala (ON).
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut:
a. Arus yang ke field coil
Terminal (+) battery - fusible link - kunci kontak (IG switch) – sekring - terminal IG
regulator - poin PL1 - poin PL0 - terminal F regulator - terminal F altenator - brush - slip
ring - rotor coil - brush - terminal E alternator - massa body.
Akibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang seharusnya arus ini disebut arus
medan (field current).
b. Arus ke lampu charge
Terminal (+) bateray - fusibel link - kunci kontak IG (IG sekring) - lampu CHG -
terminal L regulator - titik kontak P0 - titik kontak P1 - terminal E regulator - massa bodi.
Akibatnya lampu change akan menyala.
PRINSIP KERJA MESIN DARI KECEPATAN RENDAH KE KECEPATAN
SEDANG
Sesudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan/ voltage dibangkitkan dalam stator
coil, dan tegangan neutral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu change
jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage
regulator. Arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan
tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator. Demikian
salah satu arus medan akan lewat menembus arus tidak menembus R, tergantung pada
keadaan tititk control PL0.
Catatan:
Bila gerakan P0 dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P2. Maka
pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian teganganya sama. Sehingga arus tidak
mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-
masing pristiwa sebagai berikut:
a) Tegangan neutral
Terminal N alternator - terminal N regulator - magnet coil dari voltage relay -
terminal E regulator - massa body.
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relayakan terjadi kemagnetan dan dapat
menarik titik P0 dari P1 dan selanjutnya P0 akan bersatu dengan P2 dengan demikian
lampu pengisian jadi mati.
b) Tegangan yang keluar (output voltage)
Terminal B alternator - terminal B regulator - titik kontak P2 - titik kontak P0 -
magnet coil dari voltage regulator - terminal E regulator - massa body.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi
posisi dari titik kontak (point) PL0.Dalam hal ini PL0 akan tertarik dari PL2 sehingga
pada kecepatan sedang PL0 akan mengambang .
c) Arus yang ke field (field current)
Terminal B alternator - IG switch - fuse - teminal IG regulator - poin PL1 - poin PL0
- resistor R - teminal F regulator - terminal F alternator - rotor coil - terminal E
alternator - massa body.
Dalam hal ini jumlah arus / tegangan yang masuk rotor coil bisa melalui 2
saluran.Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL0 dari
PL1, maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor. Akibatnya arus akan kecil
dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coilpun kecil (berkurang).Sedangkan kalau
kemagnetan pada voltage regulator lemah dan PL0 tidak tertarik dari PL1 maka arus
yang ke rotor coil akan tetap melalui point PL1 poin PL0. Akibatnya arus tidak
melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan normal kembali.
d) Output current
Terminal B alternator - batray dan beban - massa body.
Bila putarn mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator naik.
Dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat.
Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir
terputus-putus (intermittenly). Dengan kata lain, gerakan titik kontak PL0 dari voltage
regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan kontak PL2.
Catatan:
Bila gerakan titik kontak PL0 pada pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL2,
field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point P0 dari voltange relay tidak akan
terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor.
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Lalu bagaimana cara mengetahui apakah sistem pengisian listrik pada aki berjalan
dengan baik/ normal ataukan tidak normal (kurang maksimal mengisi) ? tahapan untuk
mengetahui sistem pengisian listrik pada aki masih bagus atau rusak:
1. Hidupkan mesin
2. Dalam keadaan mesin menyala, lepas/ cabut kabel positif baterai
3. Jika ternyata mesin mobil masih menyala itu artinya sistem pengisian listrik ke baterai
masih dalam keadaan baik, dan sebaliknya jika mesin mati saat kita mencabut/
melepas kabel positif baterai ini artinya sistem pengisian kembali listrik ke baterai
sudah kurang bagus/ buruk.
c. PEMERIKSAAN KERUSAKAN ALTERNATOR
Alternator adalah komponen utama yang bertugas mengisi kembali listrik pada baterai,
alternator ini biasanya disebut juga dinamo. Jika ternyata setelah di cek sampai poin 3 di
atas ternyata hasinya sistem pengisian baterai kurang baik maka lakukan langkah untuk
mengecek apakah alternator masih dalam keadaan baik ataukah sudah rusak:
1. Caranya cukup mudah, saat kontak di posisi on dekatkan obeng/ logam besi ke dinamo
ampere, jika dinamo masih memiliki gaya magnet (menarik) berarti dinamo normal,
akan tetapi jika tidak ada gaya magnet (tidak menarik) maka kerusakan ada pada
kumparan dinamo jika sudah tidak ada gaya magnet maka bisa dibawa ke tukang
dinamo agar kumparan digulung ulang atau diperbaiki
2. Jika ada gaya magnet berarti kerusakan pada IC alternator dinamo ampere, jika IC
rusak bisa dilakukan penggantian IC atau jika punya banyak uang bisa membeli
alternator/ regulator baru