Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FISIKA

Disusun Oleh :
Nama : Krispinus Terano Mingge
NIM : 22921/2022/THP
Kelas : STIPP-B
Kelompok : 10(Sepuluh)
Acara I : Pembacaan alat ukur dan penulisan
Ketidak pastian pengukuran
Co. Ass : ayunda
Dosen Pengampu : Kuni Faizah, S.Si., M.Si

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2022
I. ACARA I : Pembacaan Alat Ukur dan Penulisan
Ketidak pastian Pengukuran
HARI, TANGGAL : 25 November 2022
II. TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur dan melakukan pengukuran
dengan benar
2. Mahasiswa mengetahui resolusi instrument pengukuran
3. Mahasiswa dapat menuliskan nilai ketidakpastian dari hasil pengukuran
III. DASAR TEORI
Jangka sorong pertama kali ditemukan pada tahun 1631 oleh seorang
berkebangsaan prancis bernama Pierre Vernier. Jangka sorong merupakan alat
ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya
0.1 mm atau 0.01 cm. Jangka sorong memiliki berbagai ukuran dengan rentang
pengukuran dari 100 mm hingga 3000 mm 4 inci sampai120 inci (Flack, 2014).
Jangka sorong tidak hanya digunakan untuk mengukur panjang tetapi
jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah cincin,
diameter bagian dalam pipa dan juga dapat digunakan untuk mengukur kedalam
sebuah benda serta dapat digunakan untuk mengukur luas benda. Jangka sorong
yang dapat digunakan untuk mengukur bagian dalam dan luas suatu benda
terdiri dari bilah utama atau bilah yang dibagi dalam mm dan suatu bilah
pembantu yang dibagi 100. Seratus garis pada bilah pembantu sama dengan 49
milimeter pada bilah utama sehingga setiap garis = 100/49 mm. Bila suatu garis
bilah pembantu berimpit dengan suatu tanda pada skala utama, maka harga
ukurnya adalah jumlah skala dihitung dari angka 0×0.02 mm (Poerwanto 2015)
Suatu Pengukuran yang akurat dan presisi sangat bergantung pada metode
pengukuran dan alat ukur. Hasil yang baik akan berarti atau bermanfaat jika
pengolahan dilakukan secara tepat. Secara umum, konsep alat ukur dapat
digambarkan dalam dua kategori pokok pertama operasi dan daya guna dilihat
dari unsur-unsur fungsional sistem alat ukur, dan kedua dilihat dari karakteristik
statis dan dinamisnya. Unsur-unsur fungsional alat ukur atau sistem pengukuran
secara umum meliputi unsur penginderaan primer, unsur pengkonversi peubah
atau variabel, unsur pengubah , perubah unsur pengiriman data dan unsur
penyaji data dalam bentuk yang dapat ditanggapi oleh indera manusia. Unsur
pengindera primer adalah unsur pertama yang pertama menerima energi dari
medium yang diukur dan menghasilkan keluaran yang dalam batas-batas
tertentu tergantung pada kuantitas yang diukur. Tidak diragukan bahwa alat
ukur menyerap sejumlah energi dari medium yang diukur. Karena itu kuantitas
yang diukur selalu terganggu oleh tindakan pengukuran, menyebabkan suatu
pengukuran yang sempurna adalah mustahil. Unsur pengkonversi peubah, jika
diperlukan, dapat menukar keluaran dari unsur pengindera primer dengan
peubah yang lebih cocok, sedangkan informasi dalam peubah sebelumnya tetap
disimpan. Unsur manipulasi peubah secara spesifik menimbulkan perubahan-
perubahan nilai numerik sesuai aturan tertentu sehingga mempertahankan sifat
fisik peubah. Informasi yang telah diolah perlu dikirimkan dan disajikan oleh
unsur pengirim data dan unsur penyaji data kepada manusia untuk tujuan
pemantauan, pengendalian atau analisis.

Kata mikrometer berasal dari kata neoklasik yang


berarti micros dari Yunani, artinya "kecil",dan metron, artinya "ukuran".
The Merriam-Webster Collegiate Dictionary  mengatakan bahwa mikrometer
dalam bahasa Inggris diserap dari bahasa Prancis dan kemunculannya pertama
kali diketahui dalam tulisan berbahasa Inggris pada tahun 1670.
Baik meter, mikrometer (μm), dan micrometer (perangkat/alat) seperti yang kita
kenal sekarang, tidak ada pada waktu itu. Akan tetapi, orang-orang pada masa
itu mempunyai keinginan dan ketertarikan kuat pada kemampuan untuk
mengukur objek-objek berukuran kecil. Kata itu tidak diragukan lagi diciptakan
sehubungan dengan usaha tersebut. Mikrometer sekrup pertama kali ditemukan
oleh William Gascoigne pada abad ke-17, sebagai penyempurnaan dari skala
vernier; digunakan dalam teleskop untuk mengukur jarak sudut antara bintang
dan ukuran relatif benda langit.
Micrometer adalah alat ukur dengan ketepatan yang tinggi. Digunakan untuk benda
kerja pada jarak ukur tertentu yakni 0 - 25 mm, 25 - 50 mm, 50 - 75 mm dengan
tingkat ketelitian 0.01 mm. Micrometer merupakan alat ukur untuk mengukur
panjang atau ketebalan benda, kedalaman celah lubang, dan untuk mengukur
diameter suatu lobang. Mikrometer memiliki ketelitian 0.005 mm. Micrometer
digunakan untuk mengukur benda yang sangat tipis, seperti tebal kain, tebal kawat,
tebal kertas, bahkan sehelai rambut (Tipler, 2015).
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Jangka sorong ketelitian 0,02 mm
2. Mikrometer sekrup ketelitian 0,01 mm
3. Mikrometer sekrup ketelitian 0,01 mm
4. Mikrometer sekrup ketelitian 0,001 mm
V. CARA KERJA
A. Pembacaan Jangka Sorong
1. Siapkan objek yang akan diukur diameternya.
2. Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan agar lebih mudah
memasukkan benda yang akan diukur.
3. Berikutnya, geser lagi rahang ke sebelah kiri hingga rapat untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.
4. Ada dua angka nol pada jangka sorong, yang pertama pada skala atas
(ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah. Perhatikan
garis pertama sebelum angka nol yang bawah (skala utama).
5. Kemudian, perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala
bawah (skala nonius). Cari yang menyambung lurus dengan garis dari
skala nonius.
6. Selanjutnya, jumlahkan dua angka yang kamu dapatkan. Itulah diameter
benda yang diukur.
B. Pembacaan Mikrometer Sekrup
1. Pastikanlah pengunci dalam keadaan terbuka terlebih dahulu.
2. Onjek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros
tetap.
3. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda
yang ingin diukur apat masuk ke dalam rahang.
4. Setelah itu, bagian thimble diutar hingga objek terjepit oleh poros tetap
dan poros geser.
5. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih
presisi dengan menggerakkan poros geser secara perlahan.
6. Lalu, putarlah pengunci agarpemutar tidak bisa bergerak lagi hingga
berbunyi “klik”.
7. Setelah obyek benar-benar terjepit di aantara kedua poros, bacalah hasil
pengukuran pada skala utama dan skala nonius.
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel 1.1 Hasil Pembacaan Jangka sorong
No Gambar Keterangan
Skala utama: 29cm
Skala nonius: 0,80mm
1 = 29,80mm

Gambar 1.1 jangka sorong


pembacaan 29,80
Skala utama: 34 cm
Skala nonius: 0,60mm
= 34.60 mm
2

Gambar 1.2 jangka sorong


pembacaan 34,60
Skala utama: 6 cm
Skala nonius: 0,66mm
= 6.66 mm
3

Gambar 1.3 jangka sorong


pembacaan 6,66

B. Tabel 1.2. Hasil Pembacaan Micrometer sekrup


No Gambar Keterangan
Skala utama: 3 cm
Skala nonius: 0,24 mm
= 3,24 mm

Gambar 1.4 mikrometer sekrup


pembacaan 3,24

Skala utama: 4 cm
Skala nonius: 0,29 mm
= 4,29 mm

Gambar 1.5 mikrometer sekrup


pembacaan 4,29
Skala utama: 5 cm
Skala nonius 0,33 mm
= 5,33 mm

Gambar 1.6 mikrometer sekruo


pembacaan 5,33

VII. PEMBAHASAN
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian
bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi
dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah
0,005 cm untuk jangka sorong di bawah 30 cm dan 0,01 cm untuk yang di
atas 30 cm.
Ada beberapa bagian yang harus diketahui saat menggunkan jangka
sorong. bagian jangka sorong yang pertama ada Skala utama Skala utama,
merupakan pembagian vernier untuk memperoleh pengukuran yang baik.
yang kedua Skala vernier (nonius) Skala vernier (nonius) merupakan
pembagian sama panjang pada jangka sorong yang ditandai dengan satuan
pengukuran. Ketiga Rahang tetap, Rahang tetap merupakan bagian runcing di
ujung penggaris yang menyokong benda yang diukur; benda diletakkan
diantara dua rahang yang dirapatkan. Terdapat dua rahang tetap, yakni rahang
tetap atas dan rahang tetap bawah. Keempat Rahang gerak Rahang gerak
merupakan bagian runcing yang dipasang di ujung vernier yang dapat
bergeser sepanjang penggaris ke objek yang diukur.Terdapat dua rahang
gerak, yakni rahang gerak atas dan rahang gerak bawah. Kelima Kunci
peluncur Kunci peluncur berfungsi untuk menjaga pengukuran yang
diperoleh. Keenam Kunci penggerak halud Kunci penggerak halus berfungsi
untuk mengatur posisi rahang secara halus. Ke tujuh Ruler (ekor) Peralatan
berskala di ujung rahang untuk mengukur ketebalan atau kedalam sebuah
benda.
Cara membaca jangka sorong ini adalah Amati dan baca skala
utamanya. Skala nonius yang berimpit tegak lurus dengan satu tanda skala
utama . Lalu mengingat tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm, maka
nilai lebih dikali dengan 0,1 mm, bacaan jangka sorong adalah skala utama
ditambah skala nonius.
Mikrometer atau biasa disebut mikrometer sekrup adalah alat yang
digunakan untuk mengukur benda-benda berukuran kecil/tipis, atau yang
berbentuk pelat dengan tingkat presisi yang cukup tinggi. Mikrometer sekrup
memiliki ketelitian 0,01 mm. Alat ini dilengkapi sekrup terkalibrasi yang
banyak digunakan untuk mengukur komponen secara akurat. Dalam
kehidupan sehari-hari, mikrometer sekrup digunakan tukang servis kulkas dan
pompa air untuk mengukur diameter kawat tembaga yang akan digunakan
untuk mengganti kumparan kawat yang telah rusak.
Ada beberapa jenis mikrometer sekrup, pertama mikrometer sekrup manual
Mikrometer jenis ini skalarnya terdiri dari skala utama dan skala nonius.
Micrometer jenis ini pembacaannya secara manual. Kedua Mikrometer
Sekrup Digital Mikrometer digital berbentuk layar digital, keunggulan
mikrometer ini hasil langsung terbaca oleh layar tanpa melalui proses
perhitungan. Mikrometer skrup yang kita gunakan pada praktikum ini adalah
mikrometer sekrup manual. Cara penggunaan mikrometer sekrup ini yang
pertama Pastikan pengunci (lock nut) dalam keadaan terbuka. Kedua bukalah
rahang dengan memutar kekiri pada skala putar ketiga masukanlah benda
yang akan di ukur pada rahang dan putar kembali skala putar sampai tepat
(jangan terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh) hingga bunyi klik.
Keempat putarlah pengunci (lock nut) hingga skala putar tidak dapat
digerakan yang terakhir Jika sudah pengukuran, keluarkan benda dan baca
hasil pengukuran.
Pembacaan mikrometer skrup manual dibutuhkan ketelitian dalam
melihat angka – angka, dan harus melihat hasil pengukuran tepat lurus di
depan mata. Adapun langkah – langkahnya yang pertama Tentukan skala
utama Yaitu skala yang tepat berimpit dengan skala nonius (skala putar).
Kedua tentukan skala nonius Yaitu dengan melihat skala nonius yang sejajar
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari Pengamatan Yang Kami Lakukan Dapat Di Simpulkan Bahwa:
1. Mengetahui dimana letak ketidakpastian pada alat ukur yang
digunakan dalam praktikum untuk menilai seberapa ketelitian alat
ukur yang digunakan.
2. Semakin kecil ketelitian sebuah alat,maka semakin akurat hasil
perhitungannya.
3. Jangka sorong adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur
panjang,luas,kedalaman benda, diameter dalam atau luar suatu benda.
4. Perbedaan skala utama dan skala nonius adalah pada letak dan
ketelitiannya. Skala utama dan skala nonius biasa di jumpai pada
jangka sorong atau micrometer skrup
5. Mikrometer skrup adalah alat ukur untuk mengukur panjang atau
ketebalan benda,kedalaman,celah lubang,dan diameter suatu lubang.
B. SARAN
Berbicara tentang praktikum berarti kita berkaitan langsung dengan
alat dan bahan Memang menggunakan alat alat peraga secara online lebih
mudah dan simple tapi harapannya untuk praktikum selanjutnya bisa
menggunakan alat yang asli agar kami selaku praktikan lebih mengerti
bagaimana cara kerja Dan fungsi dari alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Flack, David. 2014. Callipers And Micrometers. Hampton Road: National
Physical Laboratory
Poerwanto, Dkk. 2015. Instrumentasi Alat Ukur. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tippler, Paul A. 2015. Fisika Untuk Sains Dan Teknologi Edisi 3 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga

Yogyakarta, 28 November 2022

Mengetahui
Co Ass Praktikan

( Ayunda ) (Krispinus Terano Mingge)

Anda mungkin juga menyukai