Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN MIKROMETER

SEKRUP, JANGKA SORONG DAN MISTAR

Kelas X-7
Nama Anggota Kelompok :

1. Aliefia Melati / 02
2. Danu Hendri Prayoga / 06
3. Essau Wikrama Arssy Ashari / 07
4. Ghifari Salva Natasya / 11
5. Ni Putu Chelsy Lyony Winowatan / 26
6. Yunisca Nathania BR Situngkir / 35

Guru Pembimbing :
Lailatul Fitriyah, S. Pd.

SMAN 1 DRIYOREJO
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan
besaran lain yang sejenis yang telah ditetapkan sebagai satuan. Pengukuran
merupakan aktivitas membandingkan suatu besaran yang diukur menggunakan
sebuah alat ukur guna membantu manusia dalam proses penentuan parameter.
Pengukuran ialah kegiatan yang sangat penting dalam setiap percobaan ilmiah seperti
penelitian dan praktikum. Berbagai jenis alat ukur telah banyak diciptakan oleh
masyarakat untuk mempermudah melakukan pengukuran. Pada umumnya suatu alat
ukur hanya dapat mengukur satu parameter. Pengukuran tidak hanya terbatas pada
kuantitas fisik,tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang
bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian. Dalam mengukur panjang suatu
benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan
macam benda yang akan diukur. Begitu banyak alat ukur yang bisa digunakan untuk
mengukur benda. Kegiatan pengukuran yang akurat merupakan kunci keberhasilan
dalam pengolahan data dan penyedia informasi. Namun, dalam setiap pengukuran
selalu ada ketidakpstian nilai pengukuran. Hal itu dapat diakibatkan oleh keterbatasan
alat maupun ketidaktelitian orang yang melakukan pengukuran. Untuk mendapatkan
ketepatan nilai yang akurat pengukuran biasanya dilakukan menggunakan alat ukur
yang memiliki nilai keakuratan tinggi dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga
didapatkan sejumlah data yang mendekati nilai sebenanya yang kemudian dapat
diolah kembali menggunakan kaidah-kaidah statistika (Burhanuddin, 2011).
Kesalahan merupakan unsur yang tidak dapat dihindari dalam proses pengukuran.
Kesalahan dalam pengukuran biasanya didefinisikan sebagai perbedaan anatar nilai
sebenarnya dengan nilai terukur. Efek kesalahan adalah menciptakan ketidakpastian
dalam nilai sebuah pengukuran. Mencari nilai ketidakpstian dalam proses pengukuran
sangatlah penting untuk dilakukan agar hasil pengukuran menjadi akurat. Ketika
digunakan dalam konteks pengukuran,ketidakpastian mempunyai sebuah angkadan
satuan yang berhubungan dengannya. Lebih spesifik lagi, ketidakpastian pengukuran
mempunyai satuan yang sama dengan hasil pengukuran. Analisis ketidakpstian
merupakan alat yang sangat berguna untuk menetapkan tingkat reliabilitas sebuah
pengukuran dan untuk validasi model-model teoritis dan simulasi. Proses menentukan
ketidakpstian pengukuran menjadi kemampuan dasar yang haurs dimiliki untuk
melakukan sebuah percobaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah fungsi dari mikrometer sekrup, jangka sorong, dan penggaris?
2. Bagaimana cara mengukur menggunakan mikrometer sekrup, jangka sorong dan
penggaris?
3. Bagaimana cara membaca hasil pengukuran menggunakan mikrometer
sekrup, jangka sorong, dan penggaris?

1.3 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui cara mengoperasikan mikrometer sekru, jangka sorong, dan mistar.


2. Mendapatkan hasil ukur dari beberapa benda menggunakan alat ukur
yang ditentukan.
3. Untuk mendapatkan hasil perbandingan atau nilai yang diperoleh
ketika pengukuran tersebut selesai dilakukan.
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


 Jangka Sorong
 Mikrometer sekrup
 Mistar
 Kotak jangka sorong
 Kotak mikrometer sekrup
 Liptint
 Powerbank

2.2 Tempat Percobaan


Percobaan ini dilakukan di sekolah SMA Negeri 1 Driyorejo.

2.3 Langkah Percobaan


A. Cara mengukur dan membaca skala pada mikrometer sekrup
Cara mengukur menggunakan mikrometer sekrup :
 Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
 Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan
poros geser.
 Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih
presisi dengan menggerakkan poros geser secara perlahan.
 Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, baca dan
hitung hasil skala yang diperoleh.

Cara membaca skala pada mikrometer sekrup :


 Skala Utama. Terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya yang berada
pada bagian atas. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya
yang berada dibagian bawah.
 Skala Putar atau Skala Nonius. Terdiri atas skala 1 sampai dengan 50. Setiap
skala putar atau skala nonius berputar mundur 1kali putaran maka skala
utama
bertambah 0,5 mm. Sehingga dari logika tersebut dapat diperoleh 1 skala putar
= 1/100 mm = 0,01 mm.
Untuk melihat ke-2 bagian tersebut dapat dilihat dari sleve untuk skala utama
dan thimble untuk melihat skala nonius.
B. Cara mengukur dan membaca skala pada jangka sorong
Cara mengukur menggunakan jangka sorong :
 Cek dan pastikan bahwa pada saat kedua rahang tertutup, skala menunjukkan
angka nol.
 Kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke kanan. Tarik sampai
benda yang ingin diukur bisa pas ditempatkan diantara 2 rahang (tetap
dan geser).
 Letakkan benda yang akan diukur di antara kedua rahang. Dan pastikan bahwa
posisinya sudah sesuai dan tidak bergeser.
 Tarik rahang geser ke kiri sampai mengapit benda yang mau diukur.
 Lalu, putar baut pengunci sampai terdengar suara.
 Baca dan hitung hasil skala pengukuran yang diperoleh.

Cara membaca skala pada jangka sorong :


 Pada jangka sorong terdapat dua skala yaitu skala utama dan skala
nonius. Skala utama bernilai cm dan skala nonius bernilai 1/10 mm.
 Lihat angka nol pada skala nonius, garis pada skala utama yang berada tepat
di belakang nol pada skala nonius adalah nilai ukur skala utamanya.
 Setelah mendapat nilai ukur skala utama, perlu membaca nilai ukur skala
nonius dengan cara menentukan garis yang berhimpitan antara skala utama
dengan skala nonius. Garis yang berhimpitan pada skala nonius
merupakan nilai ukur skala noniusnya.
 Jumlahkan hasil nilai ukur skala utama dengan skala noniusnya agar
kita mendapatkan hasil pengukuran panjang benda.

C. Cara mengukur dan membaca skala pada mistar


Cara mengukur menggunakan mistar :
 Tempatkan skala nol pada mistar sejajar dengan salah satu ujung benda.
 Perhatikan ujung benda lainnya, kemudian bacalah skala pada mistar yang
sejajar dengan ujung benda tersebut.
 Untuk membaca skala pada mistar, mata harus melihat tegak lurus dengan
tanda garis skala yang akan kamu baca seperti yang diilustrasikan pada
gambar berikut ini. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks.
 Setelah yakin pada pengukuran tersebut, baca dan hitung skala yang
diperoleh. Cara membaca skala pada mistar :
Angka taksiran diperoleh dari setengah kali skala terkecil mistar. Angka taksiran
ini disebut juga sebagai nilai ketelitian dari suatu alat ukur. Skala mistar setiap 1
sentimeter memiliki 10 garis dengan lebar 1 mm atau 0,1 cm, berarti skala terkecil
mistar tersebut adalah 0,1 cm = 1 mm. Dengan demikian kita peroleh angka
taksiran sebesar ½ × 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm.
BAB III
HASIL
PERCOBAAN

3.1 Data Hasil Percobaan


Benda yang di ukur : kotak jangka sorong
Mikrometer Sekrup Jangka Sorong Mistar

Hasil pembacaan skala Hasil pembacaan skala Hasil pembacaan skala


SU: 20 mm SU: 2 cm Hasil: 1,9 cm
SN: 40 x 0,01 = 0,04 mm SN: 2,5 x 0,01 = 0,025 mm
Hasil: 0,004 cm Hasil: 0,0025 mm

Benda yang di ukur : kotak mikrometer


Mikrometer Sekrup Jangka Sorong Mistar

Hasil pembacaan skala Hasil pembacaan skala Hasil pembacaan skala


SU: 25 mm SU: 2 cm Hasil: 2,5 cm
SN: 5 x 0,01 = 0,05 mm SN: 6 x 0,01 = 0,06 mm
Hasil: 0,005 cm Hasil: 0,006 cm

Benda yang di ukur : liptint


Mikrometer Sekrup Jangka Sorong Mistar

Hasil pembacaan skala Hasil pembacaan skala Hasil pembacaan skala


SU: 18 mm SU: 1,9 cm Hasil: 1,8 cm
SN: 35 x 0,01 = 0,35 mm SN: 3 x 0,01 = 0,03 mm
Hasil: 0,035 cm Hasil: 0,003 cm

Benda yang di ukur : powerbank


Mikrometer Sekrup Jangka Sorong Mistar

Hasil pembacaan skala Hasil pembacaan skala Hasil pembacaan skala


SU: 18 mm SU: 1,8 cm Hasil: 1,7 cm
SN: 5 x 0,01 = 0,05 mm SN: 3 x 0,01 = 0,03 mm
Hasil: 0,005 cm Hasil: 0,003 cm
BAB IV
PEMBAHASA
N

 Apakah semua benda dapat diukur menggunakan tiga alat ukur


(mikrometer sekrup, jangka sorong dan mistar)? Jika tidak, sebutkan benda
apa saja dan alasannya.
 Semua benda dapat diukur menggunakan tiga alat ukur
tersebut (Sesuai dengan praktek yang kami lakukan).
 Bagaimana hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang berbeda
(mikrometer sekrup, jangka sorong dan mistar). Apakah hasilnya sama
atau berbeda? Bahas secara detail.
 Berbeda sekali karena faktor ketelitian, prinsip kerja, dan cara
membacanya seperti jangka sorong ketelitian 0.01 cm dan
micrometer sekrup ketelitian nya 0.1 mm dan mistar ketelitiannya
1 mm.
 Berdasarkan hasil perbandingan hasil pengukuran yang didapatkan,
manakah alat ukur yang memiliki keteliian paling akurat? sebutkan berapa
besar ketelitian setiap alat ukur yang digunakan.
 Alat ukur yang memiliki Ketelitian paling akurat adalah
micrometer sekrup Ketelitian yang dimiliki jangka sorong adalah
0,01 cm, dengan begitu skala terkecil jangka sorong adalah 0,01 cm
atau 0,1 mm. Sedangkan, penggaris memiliki tingkat ketelitian 0,1
cm, dengan skala terkecil 0,1 cm atau 1 mm dan ketelitian
micrometer sekrup 0,01 mm.

.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahawa: Dengan
melakukan praktikum ini kita dapat melakukan pengukuran pada benda-benda yang
berdimensi kecil dengan menggunakan alat yang memiliki ketelitian tinggi seperti
jangka sorong, mikrometrer sekrup,dan mistar. Dan juga kita dapat mengetahui
bagaimana cara membaca skala dalam penggunaannya serta dapat mengetahui ukuran
dari benda kita ukur. Selain itu, melalui praktikum ini dapat memperoleh manfaat
dari mengenal secara langsung mengenai peralatan-peralatan yang terdapat pada
laboratorium fisika. Selain itu, kita dapat lebih memahami tentang prinsip dasar dari
hukum-hukum yang mendasari proses dalam fisika, sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

5.2 Saran
Dalam pengukuran, pengetahuan akan penggunaan alat dan aturan pengukuran
sangat perlu untuk dipahami agar mengurangi angka ketidakpastian sehingga
akan didapatkan hasil yang lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai