Anda di halaman 1dari 11

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Teori Singkat

Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki garis pantai sekitar 81.000 km panjangnya (Resosoedarmo et al., 1992, Dahuri,
2000), dengan luas perairan lautnya adalah 67 % dari total wilayah Indonesia (Noor, 2000). Potensi sumberdaya alam hayati suatu
kawasan atau eksosistem perairan sangat ditentukan oleh produktivitas primer plankton (zooplankton dan fitoplankton). Zooplankton
sebagai organisme konsumen pertama sangat bergantung pada fitoplankton sebagai produsen pertama.

Plankton adalah organisme yang terapung atau melayang-layang didalam air dan berperan penting dalam ekosistem perairan.
Pergerakan dari plankton relatif pasif, sehingga selalu terbawa oleh arus air. Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton merupakan produsen primer yang mampu membentuk zat organik dari zat anorganik dalam proses fotosintesis (Nontji,
2005). Zooplankton memiliki peranan penting dalam rantai makanan, yaitu sebagai konsumen primer dalam ekosistem perairan.

Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan menggambarkan produktivitas primer ekosistem perairan tersebut. Fitoplankton
sebagai komponen dasar jaring-jaring makanan ekosistem perairan merupakan sumber makanan utama organisme perairan, terutama
zooplankton yang kemudian dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil ini selanjutnya akan dimangsa oleh ikan-ikan yang lebih
besar dan seterusnya sampai kepada predator lainnya, sehingga memungkinkan terjadinya aliran energi dan materi sampai ke jenjang
profit yang lebih tinggi, bahkan sampai ke puncak profit, manusia. Bisa dibanyangkan, bahwa kehilangan fitoplankton sampai 5 %
dapat menyebabkan menurunnya produksi ikan sampai 70.000 ton setiap tahun (Harder et al., 1995).

Pada ekosistem oseanik hubungan predator-prey atau top-down antara zooplankton dan fitoplankton menjadi faktor interaksi
biotik penting yang dapat mempengaruhi struktur komunitas keduanya. Sehingga tekanan predasi dari zooplankton dapat mengurangi
kelimpahan fitoplankton, dan sebaliknya berkurangnya fitoplankton tertentu juga dapat menyebabkan penurunan kelimpahan
beberapa jenis zooplankton yang menjadi predatornya (Abmus et al., 2009).

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi dan analisis plankton baik fitoplankton maupun zooplankton yang terdapat di
pesisir Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara berdasarkan identifikasi sampel yang telah diambil.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, didapatkan jenis-jenis fitoplankton maupun zooplankton sebagai berikut.

Tabel 1. Jenis plankton yang ditemukan di kawasan pesisir Taman Impian Jaya Ancol

Kelas Jenis Jumlah Gambar


Bacillariophyceae Navicula 3

Meuniera membranacea 1
Pleurosigma capense 7
Pleurosigma normanii 1

Synedra 53
Asterionellopsis glacialis 4
Bacteriastrum 2

Detonula confervacea 1
Thalassionemataceae 4
Melosira spharica 5
Streptotheca thamensis 21
Odentella sinensis 2

Pseudo nitzchia 2
Malacostraca Amphipoda 4

Nauplis 28

Isopoda 4
Mysida 1
Dinophyceae Gambierdiscus caribaeus 20

Gambierdiscus yosumotoi 2
Ceratium furca 3

Protoperidinium 52

Hexanauplia Copepoda 24
Daphnia 2

Cepalopoda Octopus 1
Branchiopoda Podon laukarti 1

Cyanophyceae Oscillatoria 12

Oligotrichea Favella 4
Globothalanea Globigerina bulloides 5
Malocostraca Lophogastridae 1
Coscinosdiscophyceae Chaetoceros 170

Berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop, sebanyak 30 jenis (Tabel 1) yang terdiri dari kelas Bacillariophyceae
(Diatom) dan Dinoflagellata. Jumlah genus dari kelas Bacillariophyceae,yang cukup banyak memiliki sebaran yang luas dan dapat
hidup pada berbagai tipe habitat yang berbeda-beda dan keberadaannya cenderung mendominansi perairan laut terbuka, pantai dan
estuari (Widianingsih et all.2007). Dominasi Bacillariophyceae (Diatom) diduga karena fitoplankton yang termasuk dalam kelas ini
mempunyai adaptasi yang tinggi dan ketahanan hidup pada berbagai kondisi perairan termasuk kondisi ekstrim. Menurut Odum
(1998), banyaknya kelas Bacillariophyceae (Diatom) di perairan disebabkan oleh kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan,
bersifat kosmopolit, tahan terhadap kondisi ekstrim serta mempunyai daya reproduksi yang tinggi. Praseno dan Sugestiningsih (2000)
menyatakan bahwa pada saat terjadi peningkatan konsentrasi zat hara, diatom mampu melakukan reproduksi tiga kali dalam 24 jam,
sedangkan dinoflagellata hanya mampu melakukannya satu kali dalam 24 jam pada kondisi zat hara yang sama.

Gambar 2. Grafik plankton berdasarkan jumlah yang menyatakan tingkat dominasinya


Chaetoceros
Lophogastridae
Globigerina bulloides
Favella
Oscillatoria
Podon laukarti
Octopus
Daphnia
Copepoda
Protoperidinium
Ceratium furca
Gambierdiscus yosumotoi
Gambierdiscus caribaeus
Mysida
Isopoda
Nauplis
Amphipoda
Pseudo nitzchia
Odentella sinensis
Streptotheca thamensis
Melosira spharica
Thalassionemataceae
Detonula confervacea
Bacteriastrum
Asterionellopsis glacialis
Synedra
Pleurosigma normanii
Pleurosigma capense
Meuniera membranacea
Navicula
0 50 100 150 200
Menurut Lagus (2004) fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae (Diatom) mempunyai respon yang sangat cepat terhadap
penambahan nutrient dan mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya dibandingkan dengan genera dari kelas yang
lainnya. Menurut Smadya (1997), jika suatu populasi fitoplankton baru dapat dikatakan melimpah, bila kelimpahan suatu spesies
fitoplankton mencapai nilai 2 x 109 sel/l. Kandungan nutrien seperti fosfat, nitrat dan silikat yang tergolong kategori sedang menurut
Sutamihardja, mendorong tingginya nilai kelimpahan fitoplankton dalam suatu perairan. Namun demikian suatu kelimpahan
fitoplankton di estuarin dan perairan pantai dapat berubah dengan cepat seiring dengan adanya perubahan nutrien dan cahaya yang
merupakan faktor limitasi serta adanya perubahan perbedaan lingkungan fisik (mixing sanility).

Tabel 3. Grafik plankton berdasarkan jumlah yang menyatakan tingkat dominasinya

o o o
No. T udara T air d 20/20 /oo pH Secchi Disk
1. 28oC 30oC 1,025 35 8 2m
2. 27oC 30 oC 1,021 34 8 100 cm
3. 26 oC 29 oC 1,021 30 8 1m
4. 30 oC 28 oC 1,024 33 8 1m

Sampel yang kami ambil berada di titik kedua atau shelter kedua. Suhu udara lebih rendah daripada suhu air karena
pengambilan dilakukan kurang lebih pada jam 11 pagi dimana matahari mulai mempengaruhi suhu air dan aktivitas plankton di air
laut. Kemudian pHnya 8 dimana airnya cenderung dikategorikan pada batas basa. Salinitasnya adalah 34 bagian per seribu (o/oo).
Menurut analisis dengan menggunakan secchi disk, kejernihan air berada pada batas 100 cm yang mana cukup dangkal dan
membuktikan bahwa air cukup mengalami kontaminasi yang parah. Hal tersebutlah yang menjadi faktor dominasi dinoflagellata
akibat pencemaran pada perairan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai