Anda di halaman 1dari 11

ACARA VII

PLANKTONOLOGI

OLEH :
Nama : Ririn Dwi Avrila
NIM : L1C021017
Kelompok :3
Rombongan : Ilmu Kelautan
Asisten : Mochammad Rezky

LAPORAN BIOLOGI DASAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO

2021
I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya,
mengambang, atau melayang didalam air yang kemampuan
renangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Plankton berbeda
dengan nekton yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif
berenang bebas, tidak bergantung pada arus air, contohnya : ikan,
cumi-cumi, paus, dll. Bentos adalah biota yang hidupnya melekat
pada, menancap, merayap, atau membuat liang didasar laut,
contohnya: kerang, teripang, bintang laut, karang, dll (Odum, 1971).
Penyebaran plankton tidak merata dalam suatu perairan karena
dipengaruhi faktor, baik kimia maupun fisika, antara lain intensitas
cahaya matahari, salinitas, suhu. Sedangkan menurut ketidakragaman
penyebaran plankton secara horizontal tidak dapat terjadi di daerah
yang luas tetapi juga pada danau-danau kecil, laut dan tambak.
Penyebaran ini dipengaruhi oleh faktor fisis seperti aliran air, arus,
kedalam dan proses “up welling” yang menyebabkan bervariasinya
nitrat dan juga menyebabkan terjadinya percampuran massa air
(Handayani, 2005).
Menurut Sugiyono (2014:116) teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi
dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
Menurut Sugiyono (2014:118) definisi probability sampling adalah
“teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel”.
a. Sampling secara Horizontal
Metoda pengambilan plankton secara horizontal ini
dimaksudkan untuk mengetahui sebaran plankton horizontal.
Plankton net pada suatu titik di laut, ditarik kapal menuju ke
titik lain. Jumlah air tersaring diperoleh dari angka pada
flowmeter atau dengan mengalikan jarak diantara dua titik
tersebut dengan diameter plankton net. Flowmeter untuk
peningkatan ketelitian. Pada praktikum kali ini menggunakan
metode sampling secara horisontal (Wibisono, 2005).
b. Sampling secara vertical
Meletakkan plankton net sampai ke dasar perairan, kemudian
menariknya keatas. Kedalaman perairan sama dengan panjang
tali yang terendam dalam air sebelum digunakan untuk
menarik plankton net ke atas. Volume air tersaring adalah
dikalikan dengan diameter mulut plankton net (Wibisono,
2005).

1.2. TUJUAN
Mengetahui jenis-jenis plankton yang ada di suatu ekosistem dan
mengetahui perbedaan antara fitoplankton dengan zooplankton.
II. MATERI DAN METODE
2.1. MATERI
Alat yang digunakan yaitu :
1. Plankton net no. 25
2. Ember bervolume 10 L
3. Botol vial
4. Object glass
5. Cover glass
6. Mikroskop
7. Pipet tetes
8. Kamera dan alat tulis

Bahan yang digunakan adalah air sampel yang berisi plankton.


2.2. METODE
1. Siapkan plankton net no. 25 dan tempatkan botol vial pada slot vial
di plankton net.
2. Ambil air yang diperkirakan mengandung plankton menggunakan
plankton net no. 25 sebanyak 100 L (10 ember bervolume 10L).
3. Lepas botol vial pada plankton net dan tambahkan 2-3 tetes
formalin dan 3-4 tetes lugol dan 2-3 formalin +3-4 tetes lugol
kedalamnya, tutup lalu homogenkan untuk kemudian lakukan
proses identifikasi dan perhitungan.
4. Ambillah 1 tetes sampel air menggunakan pipet tetes
5. Tetesan smapel air tersebut di atas object glass kemudian ditutup
dengan cover glass
6. Amtilah sampel air dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran lemah kemudian perbesaran kuat.
7. Catatlah jenis dan jumlah plankton tiap spesies atau berdasarkan
jenis secara umum yang terlihat dan hitung kelimpahannya
dengan rumus.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini yaitu :
3.1.1. Table pengamatan Planktonologi
Spesies plankton Klasifikasi spesies
Kingdom : animalia
Phylum : rotifera
Class : eurotatoria
Order : ploimida
Family : synchaetidae
Genus : synchaeta
Spesies : synchaeta sp
Gambar 3.1.1.1. synchaeta sp
Kingdom : animalia
Phylum : anthropoda
Class : crustaceae
Order : copepoda
Family : opepodidae
Genus : nauplius
Spesies : nauplius sp
Gambar 3.1.1.2. nauplius sp
Kingdom : protista
Phylum : euglenozoa
Class : euglenoidea
Order : euglenales
Family : euglenaceae
Genus : euglena
Spesies : euglena viridis
Gambar 3.1.1.3. euglena

No Nama spesies Kelimpahan (N)


1. Syinchaeta sp. N = (n x A/B x C/D x 1/E) x 103
N = (1 x 484/2260,97 x 30/0,06 x 1/100) x 103
N = ( 1 x 0,214 x 500 x 0,01) x 103
N = 1,07 x 10³
2. Nauplius sp. N = (n x A/B x C/D x 1/E) x 103
N = (1 x 484/2260,97 x 30/0,06 x 1/100) x 103
N = ( 1 x 0,214 x 500 x 0,01) x 103
N = 1,07 x 10³
3. Euglena N = (n x A/B x C/D x 1/E) x 103
N = ( 1x 484/2260,97 x 30/0,06 x 1/100) x 103
N = ( 1 x 0,214 x 500 x 0,01) x 103
N = 1,07 x 10³

3.2. PEMBAHASAN
Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya
mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang
kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu
terbawa hanyut oleh arus. Istilah plankton diperkenalkan oleh Victor
Hensen tahun 1887, yang berasal dari bahasa Yunani, ”planktos”, yang
berarti menhanyut atau mengembara. Plankton berbeda dengan
nekton yang merupakan hewan yang mempunyai kamampuan aktif
berenang bebas, tidak tergantung pada arus, seperti misalnya ikan,
cumi-cumi, paus. Lain pula dengan bentos yang merupakan biota
yang hidupnya melekat, memancap, merayap, atau meliang
(membuat liang) di dasar laut, seperti misalnya kerang, teripang,
bintang laut, dan karang (coral). Plankton dapat dibagi menjadi
beberapa golongan sesuai dengan fungsinya, ukurannya, daur
hidupnya, atau sifat sebarannya (Nontji, 2008).
Fitoplankton merupakan tumbuh-tumbuhan air dengan ukuran
yang sangat kecil dan hidup melayang di dalam air. Fitoplankton
mempunyai peranan yang sangat penting dalam ekosistem perairan,
sama pentingnya dengan peranan tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih
tingkatannya diekosistem daratan. Fitoplankton juga merupakan
produsen utama (Primary producer) zat-zat organic dalam ekosistem
perairan, seperti tumbuh-tumbuhan hijau yang lain. Fitoplankton
membuat ikatan-ikatan organic sederhana melalui fotosintesa
(Hutabarat dan Evans, 1986).
Zooplankton adalah plankton yang bersifat hewani dengan bentuk
yang sangat beraneka ragam. Zooplankton terdiri dari bermacam larva
dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan,
Zooplankton memiliki ukuran yang lebih besar dari fitoplankton
(Nontji, 1987). Berdasarkan daur hidupnya, golongan zooplankton
terbagi menjadi duayaitu holoplankton dan meroplankton,
Holoplankton adalah zooplankton yang menghabiskan semasa
hidupnya sebagai plankton, sedangkan meroplankton adalah
zooplankton yang hanya sebagian daur hidupnya saja yang bersifat
sebagai plankton (Nybakken, 1992).
Table 3.2.1 Plankton berdasarkan ukuran
Nama plankton Ukuran
Megaplankton >20 mm
Makroplankton 2-20 mm
Mesoplankton 0,2-2 mm
Mikroplankton 20-200 µm
Nanoplankton 2-20 µm
Picoplankton 0,2-2 µm
Femtoplankton <0,2 µm

Factor factor yang mempengaruhi kelimpahan plankton

Kelimpahan plankton diartikan sebagai jumlah individu plankton


persatuan volume air yang biasanya dinyatakan dalam jumlah
individu/sel fitoplankton per liter air (Hamid,2007). Factor abiotic
sangat menentukan kelimpahan plankton sebagai salah satu
komponen abiotic di dalam perairan. Adapun parameter fisikan dan
kimia antara lain :

1. Suhu
Suhu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi segala
aktivitas dan penyebaran organisme perairan. Suhu air laut di
suatu perairan dipengaruhi oleh kondisi atmosfer, dan intensitas
penyinaran matahari yang masuk ke laut. Selain itu, suhu air laut
juga dipengaruhi oleh faktor geografis dan dinamika arus
(Simanjuntak, 2006).
2. Kecerahan dan kekeruhan
Dalam tidaknya penetrasi cahaya matahari tergantung pada
kondisi perairan saat itu. Factor cahaya sangat berpengaruh
terhadap keberadaan fitoplankton, sebab cahaya diperlukan untuk
proses fotosintesis (Hamid, 2007). Apabila proses fotosintesis ini
terganggu maka ketersediaan oksigen didalam perairan juga
mengalami kendala. Hal ini akan berdampak negatif terhadap
kehidu panorganisme air (Asmara,2005).
3. Derajat keasaman (Ph)
Adapun ph yang ideal bagi organisme planktony!aitu
berkisar antara 6,5 sampai 8,0. ph dibawah ataupun diatas kisaran
tersebut dikategorikan sebagai perairan yang tidak produktif
(Hamid, 2007). Kondisi perairan Yang bersifat sangat asam
maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup
organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme dan respirasi (Susanti, 2010).
4. Salinitas
Salinitas adalah jumlah gram garam terlarut dalam satu
kilogram air laut dan dinyatakan dalam satuan perseribu
(Asmara,2007). Salinitas mempunyai peran yang sangat penting
dalam kehidupan organisme, misalnya dalam hal distribusi biota
laut akuatik. Salinitas merupakan parameter yang berperan dalam
lingkungan ekologi laut. Beberapa organisme ada yang tahan
terhadap perubahan salinitas yang besar, adapula yang tahan
terhadap salinitas yang kecil (Susanti,2010).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu terdapat jenis jenis plankton
yang dibagi menjadi dua yaitu zooplankton dan fitoplankton.
Zooplankton merupakan plankton hewan, bergerak secara aktif dan
merupakan organisme heterotof. Sedangkan fitoplankton adalah
plankton nabati, bergerak secara pasif dan merupakan organisme
autotroph yang artinya dapat membuat makanannya sendiri.

4.2. SARAN
Saran yang diberikan untuk praktikum selanjutnya yaitu semoga
lebih baik lagi dalam membimbing praktikan ataupun dalam
memberikan penjelasan materi.
DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Anjar. 2008. Variabilitas Intensitas Cahaya Dalam Kolom Air Laut dan
Keterangannya Dengan Kelimpahan dan Komposisi Jenis Fitoplankton di Pulau
Barrang Lompo, Makassar. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Hassanudin: Makassar.

Hutabarat, S & Evans, S. M. (1986). Kunci Identifikasi Zooplankton. Jakarta:UIPress.

Hamid, Laode Abdul. 2007. Hubungan Struktur Komunitas Fitoplankton Dengan


Faktor Oseanografi Pada Musim Hujan Di Perairan Pesisir Kabupaten Maros.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hassanudin: Makassar.

Handayani, S., Mufti, P. 2005. Komunitas Zooplankton di Perairan Waduk Kreceng,


Cilegon, Banten. Makara, Sains, Vol. 9, No. 2. Universitas Indonesia. Jakarta.

Nontji, A. 2008. Plankton Laut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lipi


Press.Jakarta. 331 hal

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Biologis PT Gramedia Jakarta

Simanjuntak, Marojohan. 2006. Hubungan Faktor Lingkungan Kimia, Fisika Terhadap


Distribusi Plankton di Perairan Belitung Timur, Bangka Belitung. Jurnal
Perikanan 11(1) : 31-45.

Susanti, Marlia. 2010. Kelimpahan dan Distribusi Plankton di Perairan Waluk


Kedungombo. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang: Semarang.

Wibisono, M. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo : Jakarta.


Lampiran
Lembar Tugas

1. Diketahui plankton tiap spesies yang tercacah dalam satu preparat berjumlah
satu pada cover glass dengan luas permukaan 484 mm2, luas 1 lapangan
pandang 2260.97 mm2, jumlah sampel air yang tersaring sebanyak 30 mL,
jumlah sampel air pada preparat sebanyak 0.06 mL, dan jumlah sampel air
yang disaring sebanyak 100 L. Hitung kelimpahan plankton tersebut!
2. Uraikan perbedaan antara fitoplankton dengan zooplankton !

jawaban

1. N = (n x A/B x C/D x 1/E) x 10³

N = ( 1 x 484/2260,97 x 30/0,06 x 1/100) x 10³

N = ( 1 x 0,214 x 500 x 0,01) 10³

N = 1,07 x 10³

2. -fitoplankton merupakan (plankton nabati) tumbuhan mikroskopis yang


merupakan organisme autotrof, bergerak secara pasif, sebagian besar
menghuni zona eufotik atau badan air yang diterangi sinar matahari

-zooplankton merupakan plankton hewan karena memiliki alat gerak,


merupakan orgainsme heterotof dan bergerak secara aktif maupun pasif.

Anda mungkin juga menyukai