Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aga Azmi Hidayat

Nim : 2104134843
Kelas : Sedimen IK.B

TUGAS 1

1. Jelaskan tentang kemajuan penelitian Sedimentologi, Pada


aliran Eropa Barat (1849-1950).
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari proses
pembentukan, transportasi, dan pengendapan material sedimen di
permukaan Bumi. Perkembangan sedimentologi dimulai pada abad
ke-19 di Eropa Barat, di mana para ilmuwan mulai mempelajari
karakteristik dan pola transportasi sedimen yang terdapat di sungai,
danau, dan laut.
Salah satu tokoh penting dalam perkembangan sedimentologi
adalah Charles Lyell, seorang geolog asal Inggris yang dikenal
sebagai bapak geologi modern. Lyell menunjukkan bahwa proses
geologis yang terjadi di masa lalu juga terjadi di masa kini, sehingga
pengamatan terhadap proses geologi yang sedang terjadi saat ini dapat
membantu memahami proses yang terjadi di masa lalu.
Pada awal abad ke-20, para sedimentolog mulai memperhatikan
hubungan antara sedimentasi dan lingkungan hidup. Hal ini tercermin
dalam penelitian yang dilakukan oleh Paul Partsch, seorang ahli
geologi asal Austria, yang mengkaji hubungan antara fosil dan
sedimentasi. Partsch menunjukkan bahwa lingkungan sedimentasi
dapat diketahui dari jenis fosil yang terdapat dalam lapisan sedimen.
Perkembangan teknologi dan metode analisis juga mempercepat
kemajuan dalam bidang sedimentologi. Pada tahun 1930-an, teknologi
radiokarbon digunakan untuk mengukur usia sedimen secara lebih
akurat. Pada tahun 1950-an, teknologi sonar dikembangkan untuk
memetakan dasar laut dengan lebih detail, dan pada tahun 1960-an,
teknologi satelit mulai digunakan untuk memantau perubahan
lingkungan di permukaan Bumi.
Dalam beberapa dekade terakhir, kemajuan dalam bidang
sedimentologi semakin pesat dengan perkembangan teknologi dan
metode analisis yang lebih canggih. Teknologi DNA telah
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi organisme yang hidup di dalam
sedimen, dan teknologi pemodelan numerik telah memungkinkan para
ilmuwan untuk memprediksi perubahan lingkungan di masa depan.
Secara keseluruhan, kemajuan dalam bidang sedimentologi
terus berlanjut, dan penemuan-penemuan baru terus muncul. Hal ini
membantu memahami proses pembentukan sedimen, transportasi dan
pengendapan yang terjadi di permukaan Bumi, serta hubungannya
dengan lingkungan hidup dan perubahan iklim.

2. Pada American School (1920-1960) tentang Granulometri


dam sedimentasi
Granulometri adalah ilmu yang mempelajari distribusi ukuran
partikel dalam suatu material, termasuk dalam material sedimen.
Sedimentasi, di sisi lain, adalah proses pengendapan partikel-partikel
sedimen di dasar sungai, danau, atau laut.Pada tahun 1920-an hingga
1960-an, sekolah Amerika memainkan peran penting dalam
pengembangan granulometri dan sedimentasi. Salah satu tokoh
penting dalam perkembangan ini adalah G. K. Gilbert, seorang ahli
geologi Amerika yang melakukan studi mengenai gerakan sedimen di
permukaan Bumi.
Gilbert memperkenalkan konsep "kurva ukuran partikel" untuk
menggambarkan distribusi ukuran partikel dalam suatu sampel
sedimen. Konsep ini menjadi penting dalam granulometri dan
sedimentasi karena ukuran partikel mempengaruhi proses
pengendapan sedimen dan membantu memahami proses pembentukan
lapisan sedimen.
Pada tahun 1930-an, ahli geologi Amerika lainnya, yaitu
Chester A. Reeds, memperkenalkan teknik "flume" yang digunakan
untuk mempelajari sedimentasi di laboratorium. Dengan teknik ini,
Reeds dan rekannya dapat mempelajari bagaimana ukuran partikel dan
debit air mempengaruhi proses sedimentasi di sungai dan danau.
Selain itu, ahli geologi Amerika lainnya, yaitu Luna Leopold, juga
melakukan penelitian penting dalam granulometri dan sedimentasi.
Leopold mempelajari hubungan antara debit air dan transportasi
sedimen, serta mengembangkan model matematika untuk
menggambarkan pergerakan sedimen di sungai dan danau.
Perkembangan dalam granulometri dan sedimentasi ini telah
mempengaruhi pemahaman kita tentang proses geologis yang terjadi
di permukaan Bumi, termasuk pembentukan dan perubahan
lingkungan di masa lalu dan masa kini. Teknik-teknik yang
dikembangkan pada periode ini juga terus digunakan hingga sekarang,
meskipun dengan teknologi dan metode yang lebih canggih.
3.Kemajuan dalam penelitian sedimentologi, analisis litologi, dan
fasies di sekolah Rusia (1870-an-1970-an)

Mencakup beberapa perkembangan penting.Pada awal abad ke-


20, sedimentologi dan litologi masih berkembang sebagai ilmu baru di
Rusia. Kontributor penting pada waktu itu adalah A.P. Karpinsky,
seorang geolog yang berfokus pada studi awal tentang petrologi
endapan karbonat. Kemudian, pada tahun 1920-an, beberapa geolog
Rusia, seperti N.P. Kuznetsov dan V.A. Obruchev, mengembangkan
konsep fasies, yang mengacu pada kelompok khas endapan batuan.
Pada tahun 1930-an, pengembangan analisis litologi terus berlanjut,
terutama di bawah pengaruh S.S. Shvetsov dan V.I. Vernadsky.
Mereka mengembangkan konsep litofacies, yang menggabungkan
prinsip-prinsip petrologi dengan konsep fasies. Konsep litofacies ini
kemudian menjadi dasar dari teori sedimentologi modern.
Selama periode pasca-Perang Dunia II, penelitian sedimentologi di
Rusia semakin berkembang. Kontributor penting pada waktu itu
termasuk A.A. Bogdanov dan A.V. Zharkov. Mereka
mengembangkan konsep litofacies seismik, yang mengintegrasikan
data seismik dengan informasi litologi dan fasies.
Pada 1960-an dan 1970-an, beberapa konsep baru muncul
dalam penelitian sedimentologi di Rusia, seperti konsep regresi
sedimentasi dan fasies basinal. Konsep ini dikembangkan oleh
beberapa geolog Rusia, seperti V.A. Vakhlamov dan V.I. Isaev.
Secara keseluruhan, kemajuan dalam penelitian sedimentologi,
analisis litologi, dan fasies di sekolah Rusia (1870-an-1970-an)
memberikan kontribusi penting bagi perkembangan ilmu geologi.
Konsep-konsep yang dikembangkan pada waktu itu masih menjadi
dasar bagi penelitian sedimentologi modern.

Anda mungkin juga menyukai