Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

DEFINISI, SEJARAH DAN PERKEMBANGAN, CABANG ILMU, DAN APLIKASI


BIDANG OCEANOGRAFI

Dosen Pengampu : Eni Yuniastuti, S.Pd, M.Sc

Disusun Oleh: Kelompok 1

Erna Marbun

Haryanti Sinaga

Omeria Waruwu

Jason Hutabarat

Hikal Fachrian

KELAS : B 2019

Mata Kuliah : Oseanografi dan SD Kelautan

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

iii
KATA PENGANTAR

4
A. PENGERTIAN OSEANOGRAFI

Oseanografi berasal dari bahasa yunani “Oceanos” yang berarti laut dan “Graphos” gang berarti
gambaran atau deskripsi. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap oseanografi dapat diartikan sebagai studi
dan penjelajahan ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Oseanogarfi merupakan ilmu yang
mempelajari lautan, oseanogarfi merupakan perpaduan dari macam-macam ilmu dasar lain, ilmu-ilmu itu
antara lain geologi, geografi, fisika, kimia, biologi, dan iklim.

Berikut beberapa manfaat oseanografi:

1. Untuk memnuhi rasa keingintahuan.


2. Kemajuan ilmu pengetahuan. Sistematik dan ilmiah berdasarkan hasil penelitian dan pengetahuan
akan dipublikasikan dalam bentuk jurnal atau majalah ilmiah.
3. Memanfaatkan sumber daya alam hayati laut. Berbagai jenis ikan dan biota dapat dijadikan
sebagai sumber pangan atau obat-obatan.
4. Memanfatkan sumber daya non hayati laut. Seperti minyak bumi, gas alam, energi panas, arus
laut, gelombang, dan pasang surut.
5. Memanfaatkan laut sebagai sarana perdagangan dan transportasi
6. Memanfaatkan laut sebagai sarana komunikasi. Contohnya peletakan kabel dalam laut.
7. Untuk menentukan batas-batas dan juga pertahanan negara
8. Menjaga dan melestarikan lingkungan laut dari kerusakan dan pencemaran lingkungan karena
ulah manusia.
9. Menjaga lingkungan dari bencana alam di laut.
10. Untuk rekreasi.

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OSEANOGRAFI

Sejarah awal

Manusia pertama kali memperoleh ilmu mengenai gelombang dan arus laut serta samudra pada zaman
prasejarah. Pengamatan terhadap pasang laut dicatat oleh Aristoteles dan Strabo. Awal penjelajahan
samudra hanyalah untuk kartografi dan terbatas pada permukaannya saja dan hewan-hewan yang terjaring
oleh nelayan, meski pada masa itu pengukuran kedalaman laut menggunakan timah sudah dilakukan.

Meski Juan Ponce de León pada tahun 1513 merupakan orang yang pertama kali
mengidentifikasi keberadaan Arus Teluk yang dikenal baik oleh para pelaut, justru Benjamin
Franklin yang melakukan studi ilmiah pertama mengenai arus ini dan memberi nama "Arus
Teluk". Franklin mengukur suhu air pada beberapa pelayarannya melintasi Atlantik dan secara
tepat menjelaskan sebab Arus Teluk. Franklin dan Timothy Folger menerbitkan peta Arus Teluk
pertama pada tahun 1769-1770.

Ketika Louis Antoine de Bougainville (berlayar antara 1766 dan 1769) dan James Cook
(berlayar sejak 1768 sampai 1779) melakukan penjelajahan mereka di Pasifik Selatan, informasi
mengenai samudra itu sendiri membentuk bagian dari laporan-laporan mereka. James Rennell
menulis buku tes ilmiah pertama mengenai arus di samudra Atlantik dan Hindia pada akhir abad
ke-18 dan awal abad ke-19.

5
Sir James Clark Ross melakukan penggaungan modern pertama di laut dalam pada tahun
1840, dan Charles Darwin menerbitkan karya ilmiah mengenai terumbu dan pembentukan atol
sebagai hasil dari Pelayaran Kedua HMS Beagle pada tahun 1831-6. Robert FitzRoy
menerbitkan empat volume laporan mengenai tiga pelayaran Beagle. Tahun 1841–1842, Edward
Forbes melakukan pengerukan di Laut Aegean yang menghasilkan penemuan ekologi laut.

Pengawas pertama Observatorium Angkatan Laut Amerika Serikat (1842–1861), Matthew


Fontaine Maury menghabiskan waktunya untuk mempelajari meteorologi laut, navigasi, dan
memetakan angin serta arus yang kuat. Bukunya tahun 1855, Physical Geography of the Sea,
adalah salah satu karya penelitian komprehensif pertama mengenai oseanografi. Banyak negara
yang mengirimkan hasil penelitian oseanografi ke Maury di Observatorium Angkatan Laut, di
mana ia dan rekannya menilai informasi tersebut dan menyebarkan hasilnya ke seluruh dunia.[5]

Lembah curam di balik landas kontinen ditemukan tahun 1849. Peletakan kabel telegraf
transatlantik pertama berhasil dilakukan pada Agustus 1858 yang membenarkan keberadaan
pegunungan tengah samudra atau "plato telegraf" bawah laut. Setelah pertengahan abad ke-19,
para ilmuwan mulai memproses berbagai informasi baru mengenai botani dan zoologi darat.

Tahun 1871, dengan rekomendasi dari Royal Society di London, pemerintah Britania Raya
mendanai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi samudra dunia dan melakukan penyelidikan
ilmiah. Dengan bantuan dana tersebut, Charles Wyville Thompson dan Sir John Murray dari
Skotlandia meluncurkan Ekspedisi Challenger (1872–1876). Hasilnya diterbitkan dalam 50
volume yang mencakup aspek biologi, fisika dan geologi. 4.417 spesies baru ditemukan.

Bangsa-bangsa Eropa dan Amerika yang lain juga mengirim ekspedisi ilmiah, termasuk para
individu dan institusi swasta. Kapal khusus oseanografi pertama, "Albatros", dibangun tahun
1882. Tahun 1893, Fridtjof Nansen membiarkan kapalnya "Fram" membeku di lautan es Arktik.
Hasilnya, ia mampu memperoleh data oseanografi serta meteorologi dan astronomi.

pada abad ke-20

Antara tahun 1907 sampai 1911, Otto Krümmel menerbitkan Handbuch der Ozeanographie
yang mempengaruhi minat masyarakat umum terhadap oseanografi.[6] Ekspedisi Atlantik Utara
tahun 1910 selama empat bulan yang dipimpin Sir John Murray dan Johan Hjort merupakan
proyek penelitian oseanografi dan zoologi laut paling ambisius pada masa itu, dan mendorong
terbitnya buku klasik The Depths of the Ocean pada tahun 1912.

Pengukuran kedalaman laut akustik pertama dilakukan tahun 1914. Antara 1925 dan 1927,
ekspedisi "Meteor" menghasilkan 70.000 pengukuran kedalaman lautan menggunakan pemancar
gaung ketika menyelidiki Pegunungan Atlantik Tengah. Pegunungan Global Raya yang
membentang sepanjang Pegunungan Atlantik Tengah ditemukan oleh Maurice Ewing dan Bruce
Heezen tahun 1953, sementara untaian pegunungan di bawah Arktik ditemukan tahun 1954 oleh
Arctic Institute of the USSR. Teori penyebaran dasar laut muncul pada tahun 1960 dan
dicetuskan oleh Harry Hammond Hess. Proyek Pengeboran Samudra dimulai tahun 1966.
Ventilasi laut dalam ditemukan tahun 1977 oleh John Corlis dan Robert Ballard menggunakan
kapal selam "Alvin".

6
Pada 1950-an, Auguste Piccard menemukan batiskap dan menggunakan "Trieste" untuk
menyelidiki kedalaman lautan. Kapal selam nuklir Nautilus melakukan perjalanan pertamanya di
bawah es menuju Kutub Utara pada 1958. Pada 1962, FLIP (Floating Instrument Platform),
sebuah pelampung spar setinggi 355 kaki diapungkan untuk pertama kalinya.

Kemudian, pada 1966, Kongres AS membentuk National Council for Marine Resources and
Engineering Development. NOAA ditugaskan menjelajahi dan mempelajari segala aspek
oseanografi di Amerika Serikat. Kongres juga membentuk National Science Foundation untuk
menghadiahkan dana Sea Grant College kepada para peneliti multi-disiplin dalam bidang
oseanografi.[7][8]

Sejak 1970-an, telah muncul berbagai tekanan penerapan komputer berskala besar terhadap
oseanografi agar prediksi numerik kondisi lautan dapat dilakukan dan menjadi bagian dari
prediksi perubahan lingkungan secara keseluruhan. Sebuah jaringan pelampung oseanografi
diapungkan di Pasifik untuk memudahkan peramalan peristiwa-peristiwa akibat El Niño.

Pada 1990, World Ocean Circulation Experiment (WOCE) dilaksanakan yang berlangsung
hingga 2002. Data pemetaan dasar laut Geosat mulai tersedia pada tahun 1995.

Dalam penelitian beberapa tahun terakhir telah mengembangkan bidang pengetahuan tertentu
tentang pengasaman laut, oceanic heat content, arus laut, ENSO, pemetaan endapan metana
klarat, siklus karbon, erosi pantai, pelapukan, umpan balik iklim sebagai akibat interaksi
perubahan iklim.

Tahun 1942, Sverdrup dan Fleming menerbitkan "The Ocean" yang menjadi karya ilmiah
terkenal. "The Sea" (tiga volume yang membahas oseanografi gisik, air laut dan geologi)
disunting oleh M. N. Hill dan diterbitkan tahun 1962, sementara "Encyclopedia of
Oceanography" karya Rhodes Gairbridge diterbitkan tahun 1966.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografi)

C. CABANG ILMU OSEANOGRAFI


1. Oseanografi biologi atau biologi laut adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan, hewan
dan mikroba lautan dan interaksi ekologisnya dengan samudra;
2. Oseanografi kimia atau kimia laut adalah ilmu yang mempelajari kimia lautan dan
interaksi kimiawinya dengan atmosfer;
3. Oseanografi geologi atau geologi laut adalah ilmu yang mempelajari geologi dasar
samudra, termasuk tektonik lempeng dan paleoseanografi;
4. Oseanografi fisik atau fisika laut adalah ilmu mempelajari atribut fisik lautan yang
meliputi struktur suhu-salinitas, pencampuran, gelombang, gelombang internal, pasang
laut permukaan, pasang laut internal, dan arus.

D. APLIKASI BIDANG OSEANOGRAFI

Anda mungkin juga menyukai