Anda di halaman 1dari 64

SELAMAT DATANG

BIOLOGI LAUT (ITK 211)


BAGIAN HIDROBIOLOGI LAUT
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

BIOLOGI LAUT (ITK-211)


Bobot akademis: 3 (2-3) SKS
Penanggung Jawab Mata Kuliah
(PJMK):
Dr. Neviaty P. Zamani MSc.
Pengajar:
Dr. M. Kawaroe MSc.
Beginer Subhan, MSc
Mutia Ismet MSc

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM


PENGAJARAN KULIAH
JUDUL MATA KULIAH :
Biologi Laut
NOMOR KODE/SKS : TK 211/3(2-3)
SEMESTER
: GENAP
DESKRIPSI SINGKAT:
Mata kuliah ini membahas dunia kehidupan
laut berdasarkan keanekaragaman flora dan
faunanya, serta prinsip-prinsip biologi yang
mengatur organisasi dan kelangsungan hidup
organisme dan asosiasinya dalam zona-zona
ekologi yang luas, seperti zona perairan,
pantai dan lepas pantai.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM


PENGAJARAN KULIAH
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Setelah mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa memiliki
pengetahuan/pemahaman dan
penghayatan tentang struktur dan
organisasi biota laut, serta proses-proses
biologis yang berlangsung di laut.

Minggu
1

4,5

Tujuan Instruksional Khusus

Pokok Bahasan

Sub Pokok
Bahasan

Estimasi
Waktu

Setelah mengikuti mata kuliah ini


mahasiswa memahami cakupan
dan sejarah perkembangan
BIOLA

Pengertian dan
cakupan biola,
Sejarah
perkemnbangan

Pengertian dan
cakupan biola
Sejarah
perkembangan
biologi laut

100
Menit

. Setelah mengikuti mata kuliah


ini mahasiswa mampu
menjelaskan lingkungan
kehidupan biota laut

Lingkungan laut

1.Pewilayahan
lingkungan laut
berdasarkan
kedalaman
2,Proses dan
dinamika di laut

100
Menit

Setelah mengikuti mata kuliah ini


mahasiswa mampu menjelaskan
konsep kehidupan dilaut.

Konsep kehidupan
dilaut

1.Pemahaman
tentang konsep
kehidupan
2.Sistematika dan
evolusi kehidupan
laut

100
Menit

Setelah mengikuti mata kuliah ini


mahasiswa mampu
membedakan dan menjelaskan
kingdom monera, protista dan
fungi

Mengenal Kingdom
1.Monera
Monera, protista dan 2.Protista
fungi
3.Fungi

200
Menit

Minggu

Tujuan Instruksional
Khusus

Sub Pokok
Bahasan

Pokok Bahasan

6,7/MK
W

Setelah mengikuti mata kuliah Mengenal kingdom


ini mahasiswa mampu
Plantae
menjelaskan Kingdom
Plantae

1.
2.

8,9,10

Setelah mengikuti mata kuliah Biologi Animalia laut


ini mahasiswa mampu
(Avertebrata)
mengenal kingdom animalia
laut yang tidak bertulang
belakang (Avertebrata)

1.Sponge /mkw
2.Cnidaria
3.Moluska
4.Crustcea
5. Artraphoda

Setelah mengikuti mata kuliah Biologi Animalia Laut


ini mahasiswa mampu
(Vertebrata)
mengenal dan menguraikan
biologi Animalia Laut yag
bertulang belakang
(vertebrata)

1.Ikan Laut
/Nekton bahari
2.Reptil
3.Mamalia

Setelah mengikuti mata kuliah Man and the ocean


ini mahasiswa mampu
(Manusia dan lautan
mengenal dan menguraikan
keterkaitan antara manusia
dan kehidupan laut

1.Lautan
Sebagai sumber
makanan
2.Pemanfaatan
laut beserta
isinya oleh
manusia

11,12,13

14

Seagrass
Mangrove

Estimasi
Waktu

200
menit

300
Menit

300
Menit

100
menit

DAFTAR PUSTAKA:
Nybakken, JW. Marine biology: an ecological approach.
3rd edition. HarperCollins College Publisher.
1993.
Odum, EP. Fundamentals of ecology. 3rd edition. WB.
Sounders Company. 1971.
Nontji, A. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. 1993.
Sumich, JL. An introduction to the biology of marine
life. WmC Brown Publishers. 1992.
Weber, HH and HV Thurman. Marine biology. 2nd
edition. HarperCollins Publisher. 1991.
Rohmimohtarto, K dan S Juwana. Biologi laut: ilmu
pengetahuan tentang biota laut. Penerbit
Djambatan. 2001.
Castro, P and ME Huber. Marine biology. 3rd edition.
McGraw-Hill Higher Education. 2000.

Pustaka/tugas bacaan:
Marine Biology: an ecological approach. 3rd
edition.
JW Nybakken (editor). 1993.
Marine Biology, 2nd edition. Reseck, JR. 1988.
An Introduction to the Biology of Marine Life.
Sumich, JL. 1992. Wm. C. Brown publishers.
Marine Biology, 2nd edition. Webber, HH and HV
Thurman. 1991. HarperCollins publishers.
Catatan:
Bahan bacaan tambahan akan
diberikan pada tiap awal materi kuliah/pokok
bahasan yang berbeda.

Penilaian
Nilai akhir dan huruf mutu peserta kuliah didasarkan
tiga faktor, yaitu:
1. Nilai Ujian Tengah Semester (35%)
2. Nilai Ujian Akhir Semester (35%)
3. Nilai Praktikum, termasuk field trip (30%)
Kisaran nilai akhir:
A 76.0
66.0 B < 76.0
56.0 C < 66.0
D < 56.0
4. Kalau distribusi nilai terlalu rendah, penilaian
berdasarkan distribusi normal

Peraturan perkuliahan:
Mahasiswa/peserta kuliah mata kuliah Biologi
Laut wajib mematuhi seluruh peraturan dan tata
tertib yang berlaku di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Hal ini berlaku pada waktu kuliah dan
praktikum!
Peraturan tersebu merujuk pada:
Pedoman tata tertib kehidupan kampus bagi
mahasiswa
Bab III: Norma dan etika kehidupan kampus
Pedoman tata tertib penyelenggaraan
pendidikan program S1
Bab V: Perkuliahan

FIELDTRIP DILAKSANAKAN
PADA TANGGAL
MEI 2011

Sekilas sejarah BIOLA


Manusia telah mempelajari tentang

kehidupan laut sejak pertama kali mereka


melihat samudera
Aristoteles (384 BC 322 BC ) dianggap
sebagai ahli biologi laut pertama.
Dia menjelaskan beberapa bentuk
kehidupan laut dan banyak penjelasannya
yang dianggap tepat pada saat ini.
Aristoteles juga melakukan studi ilmu lain.
Sebagai contoh, dia megatakan bahwa
insang adalah alat pernapasan pada ikan.

I. Sejarah perkembangan
Biologi Oseanografi dunia
Ketertarikan manusia terhadap lautan khususnya dalam

biologi laut dapat dilihat dari perjalanan observasi yang


dibuat pada abad ke-4 oleh Aristotle, yang menjelaskan
dan membuat catalog 180 spesies hewan laut.
Ekspedisi besar-besaran pada abad 15 dan 16

menghasilkan pengetahuan geografi lautan dan


menambah hasil pengamatan biologi, namun studi
yang modern tentang biologi laut baru di mulai
pertengahan abad 19.

Edward Forbes (credit; Lalli et al)


Born

12 February 1815,
Douglas, Isle of Man, UK

Died

18 November 1854
(aged39)
Wardie, Edinburgh

Residence

United Kingdom

Nationality Manx

Edward Forbes
Founding Father of
Oceanography

Fields

Natural history

Institution
s

Geological Society of
London, Kings College
London,
Geological Survey of Great
Britain,
Royal School
of Mines,
University
of Edinburgh

Edward Forbes, the Founding Father of


Oceanography

Orang pertama yang melakukan desain studi yang

sistematis tentang biota laut.


Orang yang memelopori dalam menggunakan
peralatan jaring dalam pengambilan sampel dari
hewan bentik dan dia memaparkan adanya jenis
spesies yang berbeda pada kedalaman air laut
yang berbeda.
Bukunya yang berjudul The Natural History of the
European Seas dipublikasi setelah 5 tahun
meninggal dunia pada waktu yang sama
munculnya teori Darwin tentang asal-usul spesies.

Namun Forbes lebih diingat sebagai

penemu hipotesis azoik melalui


publikasinya pada tahun 1843, yang
mengatakan bahwa tidak ada organisme
laut pada kedalaman dibawah 550 m.
Forbes tidak menyadari bahwa telah ada
penemuan adanya kehidupan pada bagian
yang lebih dalam di laut.

John Ross & James Ross (credit; wikipedia)


Pada tahun 1818, John Ross

menemukan sampel dasar laut berupa


cacing dan bintang laut pada
kedalaman 1920 m di Teluk Baffin,
sebelah barat Greenland.
James Ross, memimpin ekspedisi ke
John Ross
(Artic Explorer)

Samudra Antartika pada tahun 18391843 dan mengumpulkan hewanhewan bentik dari kedalaman 730m.
Penemuan ini mempengaruhi pendapat
Forbes tentang hipotesis azoik.

Charles Wyville Thomson


A Scottish Naturalist,

Wyville Thomson was


born at Bonsyde,
West Lothian, on 5
March 1830,
the son of a surgeon
in the service of the
British East India
Company

Pada tahun 1873, mempublikasikan buku

oseanografi yang pertama The Depths of the


Sea, berdasarkan review expedisi sebelumnya.
Thomson juga menjadi pelopor expedisi lautan
pertama mengelilingi dunia. Ini disebut
Challenger Expedition tahun 1872-1876 yang
menempuh jarak 110900 km dengan
mengunjungi semua samudra kecuali samudra
Artik. Expedisi tersebut diorganisir oleh Royal
Society dengan tujuan khusus melakukan
survei samudra dalam kaitannya dengan fisik,
kimia dan biologi.

Challenger Expedition

the Report Of The Scientific Results of the

Exploring Voyage of H.M.S. Challenger during


the years 1873-76 which, among many other
discoveries, catalogued over 4,000 previously
unknown species.

Challenger mengintegrasikan fenomena fisik,

kimia, biologi dan geologi dan menggunakan


sistematika dalam pengumpulan sampel
menggunakan metode yang telah
distandarisasi. Berdasarkan hal ini maka
expedisi Challenger dianggap sebagai awal
dari oseanografi modern.

Lebih dari 76 ilmuwan menganalisis sampel-sampel

selama pelayaran dan membutuhkan waktu 19 tahun


untuk merapungkan laporan akhir 50 seri yang
dipublikasi dibawah arahan dan pendanaan John
Murray.
Expedisi telah menghasilkan peta dasar laut dan telah
memberikan bukti keberadaan kehidupan pada laut
yang terdalam.
Ditemukan 715 genera dan 4417 spesies baru dari
mikroorganisme, dan 3508 merupakan spesies baru
dari Radiolaria (grup Protozoa), yang semuanya
dijelaskan oleh ahli biologi dari German Ernst Haeckel.

Tabel 1. Expedisi besar dalam bidang biologi.


Vessel
Challenger

Negara
Tahun
Inggris
18721876
Blake
USA
18771886
Princese Alice I & II, Monaco 1886Hirondelle I & II
1922
Albatross
USA
18871925
National
Jerman
1889
Valdivia
Jerman
18981899
Michael Sars
Norwegi 1904a
1913
Dana I and II
Denmar 1921k
1936
Discovery I and II
Inggris
19251939
Meteor
Jerman
19251938
Galathea
Denmar 1950k
1952
Trieste
Swiss/U. 1960

Tujuan Cruise
Data biologi global, Kehidupan di laut
dalam
Penelitian laut dalam, Karibia dan Teluk
Meksiko
Penelitian laut dalam
Penelitian laut dalam , Lautan Pasifik dan
Hindia
Penelitian plankton
Distribusi vertikal organisme pelagic,
biologi laut dalam
Penelitian
laut
dalam
dan
tengah,
Antlantik Utara
Riset perikanan, laut dalam global
Ekologi Antartika
Biologi Antlantik
Penelitian laut dalam, 10.000 m
Penyelaman

laut

dalam,

10.916

Perkembangan Biologi Modern


Oseanografi biologi memulai sebagai ilmu yang

deskriptif dan penelitian dasar tentang biologi dari


organisme laut dan lingkungannya menjadi aspek
yang sangat penting pada oseanografi biologi.
Namun, pengembangan peralatan dan teknik yang
baru telah merubah cakupan dari riset oseanografi.
Sonar, pada awalnya dikembangkan selama perang
dunia ke II untuk mendeteksi kapal selam lawan,
namun kemudian digunakan untuk mempelajari dasar
lautan, mencari kumpulan ikan dan pada belakangan
ini dikembangkan untuk menentukan lokasi dan
konsentrasi zooplankton.

Gelombang suara bawah laut dengan hidropone

dikembangkan untuk mempelajari komunikasi


antara hewan-hewan mamalia dan menentukan
lokasi kelimpahan makanan bagi hewan mamalia
dan ikan.
Komputer telah memudahkan dalam menganalisa
data dan sangat berguna dalam mensimulasi
kejadian-kejadian oseanografi.
Pengembangan satelit dan penginderaan jauh
memudahkan dalam pemetaan suhu laut dan
menentukan pergerakan arus.

Skala riset dalam oseanografi biologi telah

berkembang dari studi laboratorium tentang


pengaruh dari perubahan lingkungan pada satu sel
phytoplankton, hingga menggunakan satelit untuk
mendapatkan gambaran global dari produksi
tumbuhan pada permukaan laut.

II. Sejarah Pelayaran Indonesia


Aktivitas pelayaran bangsa Indonesia sudah

berlangsung sejak zaman nenek moyang, berjalan


bersamaan dengan perjalanan sejarah bangsa
Indonesia.
Wilayah kepulauan Nusantara yang terletak pada
silang jaringan lalu lintas laut dunia, secara tidak
langsung merupakan penghubung dunia Timur dan
Barat.
Berbagai hasil bumi dari Indonesia merupakan
barang-barang yang dibutuhkan oleh pasaran dunia.
Hal ini telah mengakibatkan munculnya aktivitas
perdagangan dan pelayaran dari dan ke Indonesia.

Kunjungan pertama
adalah ke Jawa,
Samudera Pasai, Aceh
Raya, dan Palembang.
Sebagian besar daerah
yang pernah dikunjungi
Cheng Ho menjadi
pusat dagang dan
dakwah, diantaranya
Palembang, Aceh,
Batak, Pulau Gresik,
Semarang (di sekitar
Gedong Batu),
Surabaya, Mojokerto,
Route pelayaran Chengho http://mapchengho.gif
Sunda Kelapa, Ancol,
dan lain-lain.

Mesjid Cheng-Ho di Surabaya, bukti


perjalanan Laksamana Cheng-Ho (muslim
Tionghoa)

Zaman Prasejarah (zaman belum ada tulisan


Hingga abad ke-5

Penduduk kepulauan Indonesia sudah

menjalin hubungan dengan bangsabangsa lain melalui perdagangan di Asia


Tenggara dan Asia Selatan. Pedagang
dari berbagai wilayah di Asia Tenggara
dan Asia Selatan

http://www.wikipedia.com

Salah satu bukti adanya


hubungan tersebut adalah
ditemukannya nekara
perunggu di Indonesia
yang jenisnya sama dengan
nekara perunggu yang
terdapat di daratan Asia
Tenggara. Hal itu setidaknya
menunjukkan bahwa sejak
zaman prasejarah telah
terjadi jalinan hubungan
budaya antar bangsa.

Zaman Sejarah (mulai abad-5/ ada tulisan)


Menurut J.C van Leur, hubungan dagang antara Indonesia

dan India the terlebih dahulu berkembang dari pada


hubungan antara Indonesia dan China. Berdasarkan pada
adanya bukti bahwa di pantai India telah terdapat
pelabuhan-pelabuhan dengan kegiatan pelayaran yang
secara aktif terlibat dalam perdagangan dunia, jauh
sebelum pelabuhan di pantai selatan China
melakukannya.
Kitab Jataka dan Mahaniddesa serta sumber barat
Periplous tes Erythrasthalasses dan Geographike
Hyphegenesis dapat diperoleh gambaran bahwa sekitar
abad ke-2 Masehi hubungan antara Indonesia dan India
sudah cukup intensif.

Kerajaan Maritim di
Indonesia
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya pada dasarnya merupakan suatu
kerajaan pantai, sebuah Negara perniagaan dan
Negara yang berkuasa di laut. Kekuasaannya lebih
disebabkan oleh perdagangan Internasional dari
Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa yang sejak
paling sedikit 15 abad lamanya mempunyai arti
penting dalam sejarah

Kerajaan Melayu di Sumatra.


Dari kitab sejarah dinasti Tang dapat dijumpai untuk pertama
kalinya pemberitaan tentang datangnya utusan dari daerah
Mo-lo-yeu di Cina pada tahun 644 dan 645. Nama Mo-lo-yeu
ini mungkin dapat dihubungkan dengan kerajaan Melayu yang
terletak di Pantai Timur Sumatra dengan pusat sekitar Jambi.
Sekitar tahun 672 Masehi I-tsing seorang pendeta Budha dari
Cina dalam perjalanannya dari Kanton menuju India, singgah
di She-li-fo-se (Sriwijaya) selama enam bulan untuk belajar
bahasa Sansekerta. Dari She-li-fo-se I-tsing berlayar ke Melayu
dengan menggunakan kapal raja. Hal ini menggambarkan
bahwa sekitar tahun 685 kerajaan Sriwijaya telah
mengembangkan kekuasaannya, dan salah satu yang
ditaklukkan adalah kerajaan Melayu.

Kerajaan Samudra.
Penulis Arab terkenal adalah Ibnu Battuta yang antara tahun
1345-1346 menjadi utusan Sultan Delhi Muhammad Tughlak
untuk menghadap kaisar Tiongkok. Dalam perjalanannya ke
Tiongkok, begitu pula ketika kembalinya, ia singgah di
kerajaan Samudra di Sumatra. Dari uraian tersebut dapat
dikatakan bahwa sejak abad ke-8, pedagang Arab sudah mulai
mengenal Indonesia, sekurang-kurangnya Indonesia bagain
barat seperti Lamuri, Samudra, Badrus, Kedah dan Sriwijaya.
Sebagai akibat merosotnya kerajaan Sriwijaya, di Sumatera
Utara muncul beberapa kerajaan maritim kecil. Kerajaankerajaan yang terdapat kira-kira tahun 1300 adalah Samudra,
Perlak, Pasei dan Lamuri (Aceh).

Kerajaan Majapahit
Menurut Krom, kerajaan Majapahit adalah berdasarkan
pada kekuasaan di laut. Laut-laut dan pantai terpenting
di Indonesia dikuasainya. Selain Negara agraris,
Majapahit juga merupakan kerajaan perdagangan.
Negara ini memiliki angkatan laut yang besar dan kuat.
Majapahit mempunyai hubungan dengan Campa,
Kampuchea, Siam Birma bagian Selatan dan Vietnam.
Kitab Nagarakertagama. Dalam kitab ini menunjukkan
bahwa banyaknya pedagang dari Jambu Dwipa,
Kamboja, Cina, Yawana, Champa, Karnataka (Mysore),
Goda dan Siam yang datang ke Majapahit.

Dengan uraian perluasan wilayah kekuasaan

Majapahit, seperti dijelaskan oleh Prapanca,


digunakan hipotesa bahwa pelayaran
perdagangan pada abad XIV berada di tangan
pedagang Majapahit. Artinya pada waktu itu,
Majapahit memiliki kapal-kapal dagang dan
menjalankan pelayaran sendiri, disamping
pelayaran yang dilakukan juga oleh kapal asing.

Kerajaan Malaka
Malaka merupakan suatu kota pelabuhan terbesar yang
letaknya menghadap laut. Malaka mulai muncul sebagai
pusat perdagangan dan kegiatan Islam baru awal abad ke15. Pendiri kerajaan majapahit adalah seorang pangeran
Majapahit dari Blambangan yang bernama Paramisora
(Parameswara). Malaka menjadi suatu pelabuhan
internasional dengan cara; awalnya setiap kapal yang lewat
dipaksa untuk singgah serta membari fasilitas yang cukup
baik serta dapat dipercayai bagi pergudangan dan
perdagangan.

Periode Sejarah pelayaran


Indonesia:
Tahun 1890-1935

Perusahaan pelayaran pertama didirikan di


Indonesia pada tahun 1890 oleh pemerintah
kolonial Belanda yaitu perusahan pelayaran KPM
(Koninkelijitke Paketvaart Maattscappi) dan
merupakan satu-satunya perusahaan yang oleh
pemerintah Belanda diberikan hak monopoli di
Bidang pelayaran di Indonesia disamping
kewenangan administrasi pemerintah sampai
batas tertentu yang berkaitan dengan pelayaran
saat itu.

Tahun 1936-1942

Pada tahun 1936, dengan disahkannya undangundang perkapalan (Indische Scheepvartet)


memberikan banyak fasilitas bagi perusahaan
pelayaran KPM. Hal itu menyebabkan
perusahaan KPM berkembang pesat dan
mampu menyelenggarakan pelayaran di
seluru wilayah perairan Indonesia.

Tahun 1942-1945

Pada tahun 1942, dengan adanya pendudukan


Jepang di Indonesia, kapal-kapal niaga
digunakan untuk melayani keperluan tentara
Jepang, sehingga hampir semua pelayaran
niaga terhenti operasinya.

Tahun 1945-1956

Pada tahun 1945-1956, setelah tentara jepang


menyerah, pemerintah Belanda mencoba
menghidupkan kembali perusahaan pelayaran KPM
dengan mendirikan perusahaan pelayaran lain yang
mendukung usaha KPM tersebut. sementara itu di
wilayah kekuasaan republic Indonesia telah
beroperasi beberapa perusahaan pelayaran. Pada
tahun 1951 pemerintah Republik Indonesia
mendirikan PN. PELNI, sehingga terjadi dualism
penguasaan dalam pelayaran KPM oleh Belanda dan
PN.PELNI oleh Indonesia.

The latest Pelni ship - LABOBAR, photo copyright Jonathan


Boonzaier 2004
(http://www.maritimematters.com/images/pelni-9.jpg)

Tahun 1957-1960

Pada tahun 1957 perusahaan pelayaran KPM


dinasionalisasikan dan seluruh kekayaannya
antara lain berupa 79 kapal berkapasitas kebih
dari 135.000 DWT diserahkan kepada PN.PELNI.
disamping PN.PELNI pada waktu itu juga
tumbuh beberapa perusahaan pelayaran swasta
nasional, tetapi pada tahun 1960 karena
kelesuan ekonomi banyak perusahaan
pelayaran swasta nasional mengalami
kepailitan.

Tahun 1960-1968
Pada periode ini keadaan ekonomi di Indonesia kurang

menguntungkan karena tingkat inflasi yang tinggi (300%).


Menyebabkan banyak perusahaan pelayaran yang
kesulitan dana untuk memperbaharui armada disamping
kondisi prasarana pelayaran yang semakin menurun,
antara lain fasilitas pelayaran niaga dan navigasi semakin
menambah buruknya situasi pelayaran niaga saat itu.
Pemerintah Indonesia membantu pengadaan kapal
dengan dana pinjaman luar negeri dari negara-negara
blok timur. Jenis dan tipe kapal beserta peralatan yang
tidak sesuai dengan kondisi perairan Indonesia.

Tahun 1969-1980

Pembinaan pelayaran ditekankan pada


pembinaan pelayaran dalam negeri (Pelayaran
Nusantara) yang dimaksudkan untuk
menghidupkan kegiatan pelayaran yang tetap
dan teratur antara pelabuhan-pelabuhan
utama di seluruh Indonesia. Pembinaan
pelayaran ini antara lain dituangkan dalam
program pengembangan pelayaran yang
disebut RLS (Regulas Liners Service).

Tahun 1980-1987

Periode tahun 1980-1987 merupakan program


pemantapan pola angkutan laut nusantara di seluruh
Indonesia melalui program RLS. Program ini diadakan
penyempurnaan trayek pelayaran Nusantara, yaitu:
- Trayek Pelayaran Nusantara Barat
- Trayek Pelayaran Nusantara Timur
- Trayek Pelayaran Nusantara Timur Ke Nusantara Barat
- Trayek Pelayaran Nusantara Barat Ke Nusantara Timur

Tahun 1988-1994
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1988 yang lebih
dikenal dengan PAKTO 1988 (Pekan Oktober 1988), pemerintah
melaksanakan deregulasi di bidang pelayaran yang meliputi:
- Penyederhanaan di bidang perizinan, antara lain, berupa
penyatuan izin usaha pelayaran dan izin operasi.
- Pengelompokan jenis usaha pelayaran sesuai perizinannya
menjadi :
Pelayara Luar Negeri
Pelayaran dalam Negeri
Pelayaran Rakyat
Pelayaran Perintis

Tahun 1994 s/d sekarang

Penyederhanaan perizininan di bidang usaha pelayaran


sesuai PAKTO 88 tersebut disamping memperlancar
arsu barang dan penumpang juga menimbulkan
pengaruh negative bagi pertumbuhan pelayaran
Nasional. Deregulasi tersebut memberikan keleluasan
bagi kapal-kapal berndera asing untuk beroperasi di
Indonesia sehingga mendesak pangsa pasar pelayaran
nasional baik untuk pelayaran luar negeri maupun
pelayaran dalam negeri. Berikut ini adalah prosentase
perbandingn panfsa pasar angkutan laut menurut
Direktorat Lalu Lintas Angkutan Laut, Ditjen HUBLA.

Perkembangan kelautan
Periode I, yaitu : tahun 1600 hingga

1942 (periode penjajahan belanda)


Periode II, yaitu : tahun 1942
hingga1945 (Periode Penjajahan jepang)
Periode III, yaitu : tahun 1945 hingga
1965 (Periode orde lama)
Periode IV, yaitu : tahun 1966 hingga
1999 (Periode orde baru)
Periode V, yaitu : setelah 19992010(Periode Reformasi)

Perkembangan kelautan
Periode I, yaitu : tahun 1600 hingga

1942 (periode penjajahan belanda)


Sub Periode I
Georgius Everhadus Rumphius
membuat deskripsi mengenai flora di
Ambon dan sekitarnya. Karya yang
dihasilkan adalah dAmboinsche
Rariteitkamer (1705) dan Herbarium
Amboinense (17411750).

Sub Periode II (1850-19050


Pieter Bleeker (1850) meneliti ikan di
Indonesia. Karya besarnya Atlas
Ichthyologique. Bleeker merupakan
perintis majalah ilmiah pertama di
Indonesia yang berjudul Natuurkundig
Tijdschrift voor Nederlandsch Indie
Ekspedisi Challenger (1872- 1876)
melalui perairan Indonesia.
Ekspedisi Belanda dengan kapal
Siboga (1899 1900) meneliti
tentang biologi laut di Indonesia
timur.

Sub Periode III (1905 - 1942)


Tahun 1904 Dr. Koningsberger (direktur
kebun raya, Bogor) memprakarsai pendirian
Visscherij station (Stasiun Perikanan)
pertama di Indonesia bertempat di Pasar
Ikan Jakarta.
Pada tahun 1919, Stasiun Perikanan berubah
menjadi Laboratorium voor het onderzoek
der zee (laboratorium penelitian laut).
Kegiatan laboratorium ini meneliti tentang
biologi kelautan. Tempat ini melahirkan
Delsman ahli telur dan larva ikan; Verwey
ahli Ekologi terumbu karang dan ekologi
kepiting bakau; Herdenberg ahli biologi

Salah satu tonggak penelitian botani


laut terutama mengenai alga laut
oleh Weber van Bosse
Ekspedisi Snellius (1929 -1930)
Penelitian di Indonesia bagian timur.
Ekspedisi Galathea dari Denmark
bertujuan untuk mempelajari biologi
laut dalam.Ekspedisi ini berhasil
mengkoleksi biota laut dalam
sampai kedalaman 10000 meter.

Periode II, yaitu : tahun 1942


hingga1945 (Periode Penjajahan
jepang}
Periode yang sangat pendek
Pada periode ini tidak banyak
dilakukan kegiatan penelitian bidang
kelautan.
Masa dimana seluruh energi
tercurah untuk kemerdekaan

Periode III, yaitu : tahun 1945


hingga 1965 (Periode orde lama)
Prof Kusnoto mendirikan
Akademi Biologi di Ciawi yang
mempunyai jurusan penelitian
laut pada akhir tahun 1950-an.

1960-an berdiri Lembaga Penelitian


laut, Lembaga Penelitian Perikanan
Laut, dan Dinas Hidrografi Angkatan
Laut (sekarang Dinas Hidrooseanografi TNI Angkatan Laut)
Penelitian dengan bekerjasama dengan
negara lain yaitu Operasi Armindo
(Indonesia AS , Ekpedisi Snellius I,II,II
(RI Belanda) dan Ekspedisi Corindon
(RI Prancis).

Periode IV, yaitu : tahun 1966 hingga


1999 (Periode orde baru)
Pada tahun 1984 dengan project Marine
Science Education Project (MSEP)
Departemen pendidikan
mengembangkan Ilmu Kelautan dengan
mendirikan program studi dibeberapa
perguruan tinggi yaitu Institut Pertanian
Bogor, Univesitas Riau, Universitas
Diponegori semarang, Universitas
Hasanudin Makassar, Universitas Sam
Ratulangi Manado.

Periode V, yaitu : setelah 19992010(Periode Reformasi)


Dibentuknya DKP
International Nusantara Strafication
And Transport Program (INSTAN)
(2004 2005) dilakukan di daerah
ARLINDO.
Ekpedisi laut dalam bekerjasama
dengan Jepang (2004)
INDOMIKS kerjasama dengan Perancis
(2011)

Perkembangan di dunia
Kajian dengan teknologi canggih untuk
eksplorasi sampai kedasar laut
Studi rekayasa genetika biota laut untuk
makanan, obat-obatan, kosmetika dll

Tugas:
Gali perkembangan sejarah
perperiode. Beri komentar.
Diskusikan apa langkah-langkah
yang harus dilakukan bangsa
Indonesia agar bisa sejajar
dengan negara-negara maju
didunia, khususnya dalam bidang

Bahan renungan:
Kupikir keberhasilan itu karena
keturunan, ternyata karena
ketekunan.
Kupikir yang paling mahal itu uang,
emas dan permata, ternyata
kesehatan dan nama baik

Bahan renungan:
Kupikir sukses itu hasil kerja kerja
keras, ternyata hasil kerja
cerdas.
Kupikir tuhan selalu kabulkan tiap
doa hamba, ternyata hanya
memberikan yang kita butuhkan

Anda mungkin juga menyukai