Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

“ORGAN PENCERNAAN IKAN”

DISUSUN OLEH:

1. Jesy Aanggraini
2. Mayarto
3. Pipit Anggraini

1
2
Kelompok 3

Muhammad Febri S

Muhammad Fazri Juliano

Ni komang Deviyanti

Rizky Fadila

Sintia Suci Apriyanti

Yoga Permanazain

4.
5. Rizky Kurniawan
6. Zulkifli

JURUSAN PETERNAKAN

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN

TA 2019/2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

3
Ikan di definisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di air dan secara
sistematik ditempatkan pada filum chordata dengan karakteristik memiliki insang yang
berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan sirip digunakan untuk berenang.Ikan
dapat ditemukan hampir disetiap perairan di dunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-
beda (Rasyid, 2012).

Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran
dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-organ
dalam system pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori)
adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pancreas dan kandung empedu. Bagian dari system saraf
(yang disebut system saraf eneterik) dan perdaran darah juga berperan penting dalam system
pencernaan (Rasyid, 2012).

Proses digesti memerlukan waktu dalam mencerna atau memecah makanannya. Laju
digesti adalah laju kecepatan pemecahan makanan dari molekul yang kompleks ke molekul
yang lebih sederhana dan kemudian akan diabsorpsi oleh tubuh dalam bentuk glukosa, asam
lemak, gliserol serta nutrisi-nutrisi lain. Laju digesti yang terjadi didalam lambung dapat
diukur dengan mengetahui laju pengosongan isi lambung (Kimball,2006).

Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan
invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara
fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan vertebrata alat pencernaanya sudah
sempurna yang dilakukan secara ekstrasel (Gunarso, 2009).

Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.Saluran
pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris).

Pada rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah
dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan.Lidah ikan banyak menghasilkan
lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim).Dari rongga mulut, makanan masuk ke
esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian makanan di dorong
masuk ke lambung.Lambung ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki batas yang

4
jelas dengan usus. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang
berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus (Rasyid,2012).

1.2 Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat mengenal bagian-bagian dari alat pencernaan makanan dari beberapa
jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivore, karnivora dan omnivora.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

5
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel,
seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata.Pencernaan dilakukan dalam alat khusus
berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler.Selanjutnya, pada cacing
parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki
mulut dan anus.pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit (Saanin,
H. 1984).

Pada sebagian hewan, paling tidak beberapa hidrolisis terjadi melalui pencernaan
ekstraseluler, yaitu perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di
dalam kompartemen yanhg bersambungan, melalui saluran-saluran, dengan bagian luar tubuh
hewan. Banyak hewan dengan tubuh relatif sederhana memiliki kantung pencernaan dengan
pembukaan tunggal.Kantung ini yang disebut rongga gastrovaskuler berfungsi dalam
pencernaan dan distribusi nutrient ke seluruh tubuh (Saanin, H. 1984).

Vakuola makanan, organel seluler dimana enzim hidrolitik merombak makanan tanpa
mencerna sitoplasma sel sendiri, adalah kompartemen yang paling sederhana. Protista
heterotrofik mencerna makanannya dalam vakuola makanan, umumnya setelah menelan
makanan melalui fasogositis atau pinositis. Vakuola makanan menyatu dengan lisosom, yang
merupakan organel yang mengandung enzim hidrolitik. Keadaan ini akan memungkinkan
makanan tercampur dengan enzim, sehingga percenaan terjadi secara aman di dalam suatu
kompartemen yang terbungkus oleh membran. mekanisme pencernaan ini disebut pencernaan
intraseluler (Saanin, H. 1984).

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari mulut (cavum oris).Di dalam rongga mulut
terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar
mulut yang tidak dapat digerakkan serta banyak menghasilkan lender, tetapi tidak
menghasilkan air ludah (enzim).Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui
faring yang terdapat di daerah sekitar insang.Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat
dibelakang insang dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit.Dari kerongkongan
makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umunya membesar, tidak jelas
batasnya dengan usus (Saanin, H. 1984).

Dalam praktikum ini kami menggunakan ikan Lele(Clarias sp).Bentuk tubuh ikan lele
berbeda dengan jenis ikan lainnya, sehingga dapat dengan mudah dibedakan dengan jenis
ikan lain. Bentuk tubuhnya memanjang, kepalanya pipih, tidak bersisik, mempunyai 4 pasang

6
kumis panjang dan memiliki alat pernapasan tambahan (arborescent organ).Bentuk
tubuhnya simetri radial, memanjang, tidak bersisik dan licin.

Secara umum panjang ikan lele 5-6 kali dari tinggi badan dan panjang baku terhadap panjang
kepala adalah 1:3-4. Mata ikan lele berukuran kira-kira 1/8 panjang kepalanya.

Kami juga menggunakan ikan Nila (Oreochormis niloticus).Tubuh berwarna


kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin
mengabur pada ikan dewasa.Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada,
sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau
kekuningan) ketika musim berbiak.ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya
adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang

Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya.Setelah berat
badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina.Perbedaan
antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin
sekundernya.Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa
tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma.Tubuh ikan jantan
juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan
kukuh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar.

Kami menggunakan ikan Gurame (Ospronemus gourami) .ikan gurame memiliki alat
pernafasan tambahan yaitu berupa selaput tambahan berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan
insang pertama yang biasa disebut labyrinth.Gurame memiliki bentuk badan yang agak
panjang, pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan kuat.Gurame
memiliki lima buah sirip, yaitu sirip perut, sirip dubur, sirip punggung, sirip ekor dan sirip
dada.Sirip punggung tidak begitu panjang, atau pendek dan berada hampir di bagian belakang
tubuh.Sirip dada berukuran kecil dan berada di belakang tutup insang.Sirip perut juga kecil
berada di bawah sirip dada.Sirip ekor berada dibel akang tubuh dengan bentuk bulat.Sirip
dubur panjang, mulai dari belakang sirip perut hingga pangkal bawah sirip ekor.

BAB III

METODE

7
3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, tanggal 14 November 2019 yang dimulai
dari pukul 07.00 -09.00 Wib. Praktikum ini diadakan di Laboratorium (b) Politeknik Negeri
Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai tempat
meletakkan sampel, alat bedah(dissecting set), pena,buku panduan praktikum,penggaris.

Sedangkan bahan yang digunakan sebagai objek praktikum adalah beberapa jenis ikan
air tawar diantaranya adalah Ikan Lele(Clarias sp),Ikan Nila (Oreochormis niloticus), Ikan
Gurame((Ospronemus gourami).

3.3 Metode Praktikum

Dalam melakukan praktikum, pengamatan dan penulisan laporan menggunakan


metode secara langsung terhadap ikan yang di praktekkan yaitu sistem pencernaan ikan yang
menjadi objek praktikum sehingga dapat mengklasifikasikannya. Selain itu, praktikum ini
berpedoman pada buku panduan praktikum yakni berhubungan dengan hasil pengamatan
selama praktikum berlangsung.

3.4. Prosedur praktikum

Dalam melakukan praktikum ikan yang dijadikan objek praktikum terlebih dahulu di
bersihkan kemudian di letakkan di atas nampan. Kemudian bedah pada bagian perut, di mulai
dari anus hingga operculum ikan sampai terlihat sistem pencernaan ikan tersebut, kemudian
keluarkan sehelai insang ikan tersebut .

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

8
IV.1. Hasil praktikum

Dari hasil praktikum, ikan-ikan yang dijadikan objek praktikum dapat di klasifikasikan dan
dinyatakan lingkungan hidupnya sebagai berikut.

LELE GURAME NILA


(Clarias sp) (Ospronemus (Oreochormis
KETERANGAN gourami) niloticus)

23 CM 11 CM 23 CM
Panjang Tubuh

Lembut, tidak rapat, Lembut,rapat,banyak Lembut,banyak,rapat


Tapis Insang renggang

Bergigi,dan kasar Bergigi kecil,dan Bergigi kecil,halus


Rongga Mulut kasar

Berlambung palsu Berlambung palsu Berlambung sejati


Lambung

25 CM 18 CM 182 CM
Usus

IV.2 Pembahasan

A. Ikan Lele (Clarias sp)

9
Saluran pencernaan ikan lele terdiri dari mulut, rongga mulut, esophagus,
lambung, usus dan anus. Usus yang dimiliki ikan lele lebih pendek dari panjang
tubuhnya hal ini merupakan ciri khas ikan karnivora sementara itu lambungnya relatif
besar dan panjang. Posisi mulut ikan bervariasi tergantung pada kebaisaann makan
ikan, macam-macam posisi mulut adalah terminal (mulut terletak di ujung hidung),
sub terminal (mulut terletak di dekat ujung hidung), superior (mulut terletak di atas
hidung) dan inferior (Mulut terletak di bawah hidung). Adapun posisi mulut
lele tergolong ke dalam terminal. Mulut pada ikan berfungsi untuk memasukkan
makanan. Sehubungan dengan fungsi tersebut maka bukaan mulut ikan menentukan
ukuran pakan yang diberikan. Pada lapisan perumukaan rongga mulut terdapat sel- sel
penghasil lendir. Terdapat pula lidah yang meruoakan penebalan tulang arch-hyoden
didasar mulut yang dilapisi sel mukus dan organ pengecap. Pada langit-langit bagian
belakang terdapat organ pelatin yang berfungsi mengatur kelebihan dan pemompaan
(Ratnasari, 2011).

B.Ikan Nila (Ospronemus gourami)

10
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut,
rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak
berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang
(ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan,
bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan.
Rongga mulut
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata
pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut
diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis.
Farings
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam
penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang
diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan
penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung
berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. .
Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini
sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus.
Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum.
11
Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus
terletak di sebelah depan saluran genita.

3. Ikan Gurame (Ospronemus gourami)

Sistem pencernaan ikan gurame terdiri dari mulut, faring dan laring, gigi faring, usus,
kantung empedu, liver, pankreas dan anus. Gurame tidak bisa menelan makanan
besar langsung ke dalam sistem pencernaan ini, sebab mulut gurame kecil; tidak ada
gigi di rahang, mulut menjorok ke depan, dan dinding sistem pencernaan dalam itu
halus. Otot yang tebal terdapat di atas bibir, yang dapat merenggang dengan leluasa,
membantu mendorong makanan di dalam mulut ke dalam dan atau mengeluarkannya
dari dalam mulut. Di samping mulut terdapat faring dan laring, dan di bawahnya ada
gigi faring yang akan mengunyah makanan. Setelah sampai di organ-organ ini,
makanan menuju kerongkongan dan saluran usus. Saluran usus dibagi menjadi tiga
bagian: usus depan, usus tengah dan usus belakang. Tidak ada lambung di dalam
sistem pencernaan ini.gurame yang kelebihan makan akan membuat usus depan
menggembung; sehingga perut depan guramei akan tampak buncit; dan ini tidak baik
bagi kesehatan gurame.

SISTEM PENCERNAAN

12
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian
diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Saluran pencernaan terdiri dari banyak organ, antara lain:

Ø hati,
Ø empedu,
Ø pankreas
Ø lambung
Ø esofagus
Ø mulut/rongga mulut,
Ø usus
Juga terdiri dari beberapa organ tambahan, seperti:
Ø kelenjar hati,
Ø kelenjar empedu, dan
Ø kelenjar pancreas
Terdiri juga dari beberapa organ pelengkap, seperti:
Ø sungut,
Ø gigi, dan
Ø tapis insang.
Menurut jenis makanannya, ikan digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Karnivora (pemakan daging seperti ikan-ikan kecil),
2. Herbivora (pemakan tumbuhan seperti plankton, tanaman air, dsb), dan
3. Omnivora (pemakan daging dan tumbuhan (campuran))
Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
Ø bentuk mulut dan posisi mulut
Ø tipe gigi (canin, incisor, dsb)
Ø tulang-tulang tapis insang (rapat, panjang, halus, dsb)
Ø perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya.
Untuk efektivitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung
(misalkan belanak) dan pada usus (misal pada ikan hiu). Dengan mengetahui jenis
makanan alami dan cara makannya, maka dapat diterapkan pada usaha budidaya ikan.
Berikut perbedaan alat pencernaan ikan herbivora dan ikan karnivora :
13
 Ikan herbivora mempunyai gigi yang tumpul dan halus sedangkan ikan
karnivora mempunyai gigi yang runcing.

 Ikan herbivora tidak memiliki lambung dan usus bagian depan ikan
herbivora membesar menyerupai bentuk lambung sedangkan pada ikan
karnivora lambungnya memanjang.

 Ikan herbivora mempunyai usus yang lebih panjang dari panjang


tubuhnya sedangkan ikan karnivora ususnya lebih pendek dari panjang
tubuhnya

 Ikan herbivora mempunyai tapis insang yang panjang dan rapat


sedangkan ikan karnivora mempunyai tapis insang yang pendek dan tidak
rapat.( Asnawati (1995))

BAB V

14
KESIMPULAN

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian
diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem atau alat
pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).saluran pencernaan terdiri
dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk
menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses
penghancuran makanan.
Dalam praktikum kali ini juga dapat di simpulkan bahwasannya, Ikan Lele (clarias
sp) merupakan hewan jenis karniovora, Ikan Gurame (Ospronemus gourami)
merupakan hewan jenis herbivore, Ikan Nila (Ospronemus gourami) meupakan hewan
jenis herbivora

DAFTAR PUSTAKA
15
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan.Jilid I dan II. Bina Cipta.
Bandung. Shaw, Jim. 1990. Kehidupan didalam air. Tira pustaka : Jakarta.
Sihotang, C. 1989. Limnologi I. fakultas Perikanan Universitas Riau.Pekanbaru.33 hal
(tidak diterbitkan).
Asnawati (1995) Pengenalan Jenis ikan di Perairan Umum Jambi Bagian I. Ikan-ikan
sungai utama Batang Hari, Jambi. Dinas Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I, Jambi.
144 Halaman.

Sumantinata, K. 1983 Pengembangbiakan ikan-ikan pemeliharaan di indonesia.


Sunyoto.P dan Mustahal. 1997. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis. Penebar Swadaya.
Jakarta. 84 hal.

16

Anda mungkin juga menyukai