Anda di halaman 1dari 3

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung
1.1.1 Mamalia
Jantung mamalia mempunyai empat ruangan, simpul sinusatrium (SA) terletak pada
perbatasan vena cava superior dengan atrium dextrum, simpul arterioventrikuler (AV)
terletak padan bagian posterior kanan septum interartrial. Terdapat tiga berkas serabut –
serabut atrium yang mengandung serabut purkinje dan menghantarkan impuls dari simpul
sinusatrium ke simpul arterioventrikuler, trancus internidal bachman, trancus internodal
media wenkebach dan traktus internodal posterior thorel. Serabut- serabut ini menjadi satu
dengan serabut – serabut dalam simpul arterioventrikularis (Sonjaya, 2012).
Simpul atrioventrikuler dilanjutkan dengan berkas yang memberi cabang kiri pada
puncak septum intervenrikular dan jantung terletak dalam rongga pericardial dan di selaputi
dengan epitel selom yang licin, pericardium visceral. Jantung dilapisi oleh epitel squama
sederhana dan endotel yang melapisi semua bagian sistem sirkulasi. Sebaliknya dinding
terdiri atas jaringan ikat padat yang membentuk suatu kerangka fibrosa dan otot jantung (
Sonjaya, 2012).
1.1.2 Reptil
Anatomi dan fisiologi jantung pada reptil sangat beragam, tetapi pada evolusi jantung
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu buaya dan subkelas reptil selain buaya. Pada reptil
selain buaya seperti kura-kura, jantung tiga ruang dengan aliran darah menyimpang dan
tekanan rendah dapat diobservasi. Kompartemen yang terpisah secara anatomis dengan
tekanan tinggi dapat ditemukan pada beberapa jenis ular dan pada buaya memiliki jantung
dengan empat ruang. Adanya perbedaan jantung dengan tiga dan empat bilik pada kelas ini,
menyebabkan jantung dari reptile yang bukan buaya memiliki nilai yang penting dan unik
dalam evolusi jantung (Stephenson et al., 2017).
Organ jantung memiliki beberapa fungsi, antara lain untuk mengangkut nutrisi dan
oksigen ke seluruh tubuh serta sisa metabolism. Umumnya jantung mamalia memiliki empat
ruang yang terpisah berbeda dengan mamalia, ular yang termasuk ke dalam kelas reptilia
hanya memiliki tiga ruang jantung yang terdiri atas septum atrium yang lengkap dan canalis
interventrikularis (Ulum et al., 2019).
1.1.3 Amfibi
Jantung katak terdiri dari 3 ruangan yaitu 2 atrium yang telah terbagi dengan sempurna
oleh septum interuariculum menjadi atrium kiri dan kanan dan 1 ventrikel. Ruangan jantung
katak yang terdiri dari 1 ventrikel akan berpengaruh terhadap peredaran darahnya. Karena
darah yang datang dari seluruh tubuh kaya akan CO2 akan tercampur kembali dengan darah
yang datang dari paru-paru (pulmo) yang kaya akan O2. Pada katak pusat keiramaan denyut
jantung terletak pada sinus venosus. Pada katak tidak mengandung purkinje (Merta et al.,
2016).
Peredaran darah seperti ini tidaklah efektif dan efisien, karena selalu terjadi kombinasi
lagi di ventrikel darah yang kaya O2 dengan CO2. Peredaran darah seperti ini mempunyai
pengaruh terhadap suplai oksigen pada tingkat jaringan. Tidak menutup kemungkinan akan
terjadi hipoksia. Hipoksia adalah defesiensi oksigen pada tingkat jaringan. Hipoksia tidak
boleh terjadi, karena berpengaruh terhadap proses fisiologi terutama oksidasi biologis dalam
hal pengadaan ATP. Untuk mengatasi supaya tidak terjadi hipoksia, maka didalam tubuh
katak akan mengalami adaptasi fisiologis yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi denyut
jantung (Merta et al., 2016).
Pada katak (ordo Anura), atrium sepenuhnya terpisah dan menyebabkan evolusi jantung
dengan tiga ruang (dua atrium dan satu ventrikel). Sinus venosus, Conus arteriosus, dan Vena
pulmonalis sama dengan ikan, namun tidak terdapat Septum ventricularis. Ventrikel tunggal
tersusun dari myocardium yang tidak kompak dengan rigi internal. Rigi ini mengurangi
pencampuran darah kaya oksigen dan karbondioksida serta mengalihkan aliran darah ke
pembuluh yang seharusnya. Saat dewasa, amfibi tidak lagi memiliki insang, sehingga Aorta
arcuum tidak terpisah menjadi kapiler untuk pertukaran gas. Paru-paru dari amfibi tidak dapat
diandalkan untuk menyediakan semua pasokan udara mereka dan oleh karena itu diperlukan
jalur lain (Stephenson et al., 2017).
1.1.4 Ikan
Secara umum, sarcopterygians bernapas dengan menarik air melalui mulut dan
dikeluarkan melalui insang. Jaringan kapiler pada tiap sisi pharynx memungkinkan ikan untuk
menarik oksigen dari air dan ke dalam sistem sirkularnya yang didistribusikan ke sel
individual. Secara umum, ikan bertulang sejati memiliki jantung dengan dua ruang (satu
atrium dan satu ventrikel) setara dengan 0.2% total massa tubuh. Meski begitu, jantung
terpisah menjadi empat kompartemen, yaitu sinus venosus, atrium, ventrikel dan conus
arteriosus. Conus arteriosus terbagi menjadi dua kompartemen oleh lipatan spiral yang rumit.
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh valva atrioventricularis (Stephenson et al., 2017).

1.2 Mekanisme Peredaran Darah


1.2.1 Mamalia
Sistem peredaran darah adalah sistem yang mempunyai sangkut paut dengan pergerakan
darah didalam pembuluh darah dan tempat lain. Salah satu peranan penting peredaran darah
adalah mengangkut oksigen atau O2 dari paru-paru ke seluruh jaringan. Jantung pada mencit
terdiri dari empat ruangan yaitu dua atrium dan dua ventrikel yang sudah dipisahkan oleh
suatu septum sehingga menjadi ruangan-ruangan yang terpisah secara sempurna. Peredaran
darah mencit termasuk peredaran darah tertutup dan ganda. Darah yang kaya oksigen dengan
darah kaya karbondioksida sudah terpisah dengan sempurna (Merta et al., 2016).
Sirkulasi pada peredaran darah ini terbagi menjadi dua sistem peredaran darah yang
terpisah. Sirkulasi pulmonalis mengedarkan darah ke paru-paru. Tekanan pada sirkulasi ini
berasal dari ventriculus dexter. Darah dari sistem ini akan dikembalikan ke atrium sinistrum.
Sedangkan terdapat sirkulasi sistemik yang membawa darah yang telah kembali dari paru-
paru ke seluruh tubuh. Tekanan yang diperlukan untuk sirkulasi ini berasal dari ventriculus
sinister. Darah yang melintasi sistem ini meninggalkan ventriculus sinister melalui aorta dan
kembali ke atrium dextrum melalui venae cavae. Cabang pertama dari aorta memasok otot
jantung melalui arteri jantung (Reece dan Eric, 2017).
1.2.2 Reptil
Jantungnya memiliki tiga bilik, bukan empat. Terdapat atrium dextrum et sinistrum tetapi
hanya satu ventriculus. Ventriculus berfungsi secara fungsional, tetapi tidak secara anatomis.
Ventriculus dibagi menjadi tiga sub-ruang dan menerima darah dari atrium dextrum et
sinistrum. Deoksigenasi darah dari atrium dextrum diarahkan ke arteri pulmonalis, tetapi
darah beroksigen yang kembali dari paru-paru ke ventriculus bisa lolos menuju ke lengkung
aorta atau ke pulmonalis dan bersirkulasi lagi. Ciri khas dari sirkulasi perifer reptil adalah
sistem portal ginjal, yang mengangkut darah dari tungkai belakang dan ekor langsung ke
ginjal. Ini memiliki implikasi klinis ketika kita menyuntikkan ke bagian ekor tubuh, karena
beberapa obat mungkin diekskresikan dalam urin sebelum mencapai sirkulasi sistemik
(Aspinall dan Melanie, 2015).
1.2.3 Amfibi
Amfibi (katak) mempunyai jantung tiga bilik beserta dua atrium dan satu ventrikel tak
terbagi yang terbuat dari myocardium trabeculi. Atrium kanan menerima darah vena dari
jaringan. Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru. Di ventrikel tunggal, kedua
aliran ini sejajar dengan praktis tidak ada campuran, karena dari penyekat longitudinal di
dalam saluran aliran keluar (Bettex et al., 2014).
Sistem pernapasan pada katak dengan paru-paru belum sebaik paru-paru pada hewan
mamalia. Sisem pernapasan pada katak selain dengan paru-paru, dapat juga menggunakan
rongga mulut. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan
banyak mengandung kapiler-kapiler darah. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring
lubang hidung terbuka dan glottis tertutup, sehingga udara berada dirongga mulut dan masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis (Merta et al., 2016).
1.2.4 Ikan
Ikan memiliki sirkulasi darah tunggal. Kerucut arteri yang elastis di akar aorta menahan
denyut sistolik sebelum memasuki insang yang terletak di hilir jantung dua ruang. Valva
atrioventricalis dan aliran keluar searah mencegah aliran balik. Myocardium trabekul
mendominasi pada spesies unuk menetap. Myocardium compact, yang disuplai oleh
pembuluh coroner yang datang langsung dari insang, merupakan spesies pelagis aktif (tuna,
hiu), yang mewakili hingga 35% dari ketebalan dinding dan dapat mengembangkan tekanan
hingga 80 mmHg. Jantung ikan berkontraksi ke arah posterior ke anterior dari sinus venosus
ke conus arteriosus. Jaringan alat pacu jantung terletak di daerah aliran masuk dan di
persimpangan atrioventrikel. Denyut jantung sebanding dengan suhu air dan berbanding
terbalik dengan ukuran hewan. Saat istirahat, itu bervariasi dari 30 hingga 140 b.p.m. Selama
beraktivitas, hanya akan meningkat 25%. Peningkatan curah jantung dikelola dengan
peningkatan volume stroke (Bettex et al., 2014).

1.3 Fungsi Foramen panizzae


Buaya memiliki struktur jantung yang terdiri atas empat bagian ruangan yakni atrium
dexter et sinister dan ventrikel dexter et sinister, mirip jantung pada burung dan mamalia.
Memiliki dinding septum interventrikularis yang lengkap. Dua sulcus aorta muncul dari
jantung, aorta sinister dari ventrikel dexter dan aorta dexter dari ventrikel sinister. Kedua
sulcus dari aorta berkomunikasi di dua lokasi, melalui foramen panizzae yang terletak di
dasar sulcus aorta (Axelsson dan Franklin, 2011).
Di dalam jantung buaya, vulva pada foramen panizzae berkaitan erat. vulva bertindak
sebagai titik penahan untuk otot-otot yang mengelilingi foramen panizzae. Keduanya
merupakan komponen dari sistem kardiovaskuler yang penting pada kondisi menyelam
buaya. Hipertrofi adalah keadaan darah yang mengalami kekurangan oksigen akibat tekanan
darah yang meningkat bisa terjadi saat buaya menyelam di dalam air. Ventrikel dari jantung
buaya akan mengambil alih lebih dari total sirkulasi darah dan darah dari paru-paru akan
berkurang. Karena kondisi darah yang kekurangan oksigen akibat tekanan darah yang
meningkat, vulva dari foramen panizzae akan membuka sehingga mengakibatkan
tercampurnya darah kaya oksigen dan darah kaya karbondioksida. Hal ini membuat tekanan
darah menjadi normal kembali (Axelsson dan Franklin, 2011).

Anda mungkin juga menyukai