Anda di halaman 1dari 7

Teknik Nekropsi

Unggas

Oleh :
Nama : Trisna Putri
NIM : 2002501010060
Kelompok 5
Pendahuluan

Nekropsi adalah pemeriksaan bangkai secara


sistematis dengan maksud untuk menemukan
penyebab kematian, mengkonfirmasikan
diagnosis, dan menyelidiki terapi yang gagal jika
sebelumnya sudah pernah diobati (Hambal et al.,
2019).

Sifat pemeriksaan hasil nekropsi adalah


berdasarkan perubahan patologi anatomi
(Damayanti et al., 2012).
Pada umumnya ada dua macam cara nekropsi
yaitu :
Seksi lengkap, dimana pembedahan
dilakukan pada setiap organ artinya
setiap organ atau jaringan dibuka dan
diperiksa.

Seksi tidak lengkap, bilamana


kematian atau sakitnya hewan
diperkirakan karena penyakit
yang dapat menular pada
manusia (zoonosis)
Teknik Nekropsi Pada Unggas

Sebelum dilakukan nekropsi, badan ayam dibasahi menggunakan air agar pada saat nekropsi
1 bulu ayam tidak mengganggu proses nekropsi.

2 Bangkai ayam diposisikan dengan posisi dorsal recumbence (telentang).

Membuat irisan melintang pada kulit daerah abdomen, lalu kulit ditarik ke bagian anterior dan
3 irisan tersebut diteruskan ke daerah thorakssampai mandibula. Irisan pada kulit juga diteruskan ke
bagian posterior di daerah abdomen.

4 Memperhatikan warna, kualitas, dan derajat dehidrasi dari jaringan sub kutan dan otot-otot dada.

Membuat irisan melintang pada dinding peritoneum, di daerah ujung sternum (procesus
5 xyphoideus) ke arah lateral. Membuat suatu irisan longitudinal di daerah abdomen melalui linea
mediana ke arah posterior sampai daerah kloaka, untuk membuka cavum abdominalis.
.
Memeriksa kantung udara di daerah abdominalis dan thorakalis. Dan memeriksa letak berbagai
6 organ di dalam cavum thorax dan abdominalis sesuai posisinya tanpa menyentuh organ tersebut.

Memperhatikan kemungkinan terhadap adanya cairan, eksudat, transudate atau darah di dalam
7 rongga perut dan rongga dada.

Saluran pencernaan dikeluarkan dengan memotong oesophagus pada bagian proksimal proventri-
8 kulus. menarik seluruh saluran pencernaan ke arah posterior dengan memotong mesenterium
sampai pada daerah kloaka. memeriksa bursa fabrisius terhadap abnormalitas tertentu.

9 Mengeluarkan hati, kantung empedu, limpa dan melakukan pemeriksaan.

Membuat irisan secara longitudinal pada proventrikulus, ventrikulus, intestinum tenue, coecum,
10 colon dan cloaka. Periksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan penyakit.

11 Kadaver dibalik hingga kepala menghadap operator.


Membuat irisan pada sisi kiri sudut mulut, diteruskan ke pharynx, oesophagus dan ingluvies.
12 Memeriksa terhadap adanya abnormalitas pada organ tersebut.

13 Mengamati dan mencatat semua perubahan patologik yang ditemukan


Referensi :
Awaludin, A., Nugraheni, Y.R., Syahniar, T.M., Rukmi, D.L., Prayitno, A.H. dan Nurkholis. (2019). Studi
lapang : Penegakan diagnosis infectious bursal disease (IBD) pada ayam broiler. Jurnal Ilmu Peternakan
Terapan, 3(1) : 25-30.

Chayrunnisa, A., Maghfiroh, K. dan Priabudiman, Y. (2020). Penanganan penyakit radang paru
(pneumonia) pada pedet pra sapih (Anweaner) di terbanggi besar, lampung tengah. Jurnal Peternakan
Terapan, 2(1) : 11-15.

Damayanti, Y., Winaya, I.B.O. dan Rudyanto, M.D. (2012). Evaluasi penyakit virus pada kadaver broiler
berdasarkan pengamatan patologi anatomi di rumah pemotongan unggas. Jurnal Indonesia Medicus
Veterinus, 1(3) : 417-427.

Hambal, M., Efriyendi,R., Vanda, H. dan Rusli. (2019). Anatomical pathology and histopathological
changes of ascaridia galli in layer chicken. Jurnal Medika Veterinaria, 13(2) : 239-247.

Anda mungkin juga menyukai