NIM : 1602101010132
Kelas : 3
Ruang : Aula
“Hidrothorax”
Dalam keadaan normal, cairan pleura dibentuk dalam jumlah kecil untuk
melumasi permukaan pleura (pleura adalah selaput tipis yang melapisi rongga dada
dan membungkus paru-paru). Bisa terjadi 3 jenis efusi yang berbeda :
1). Efusi Transudat dapat disebabkan oleh biasanya disebabkan oleh suatu kelainan
pada tekanan normal di dalam paru-paru. Seperti kegagalan jantung kongestif (gagal
jantung kiri), sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena
cava superior, tumor, sindromameig.
2). Efusi Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, preumonia, tumor, infark paru, radiasi,
penyakit kolagen. Kanker, tuberkulosis dan infeksi paru lainnya, reaksi obat,
asbetosis dan sarkoidosis merupakan beberapa contoh penyakit yang bisa
menyebabkan efusi pleura eksudativa.
3). Efusi hemoragis dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru,
tuberculosis (Baradero et al, 2005).
Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik,
tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari
empat mekanisme dasar :
Pengobatan Hidrothorax
Hydrothorax dapat di obati dengan mengobati penyakit yang menyebabkan
terjadi. Jika hydrothorax telah menyebabkan sesak napas maka cairan harus
dikeluarkan dengan menggunakan aspirasi jarum atau selang dada. Adapun
pengobatan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Aspirasi cairan dada
2. Trauma
3. Mediastinal Displacement
4. Water Seal Drainag
Telah dilakukan oleh berbagai penyelidik akan tetapi bila WSD ini
dihentikan maka akan terjadi kembali pembentukan cairan.
5. Penggunaan Obat-obatan
a. Thoracosintesis
Dapat dengan melakukan apirasi yang berulang-ulang dan dapat pula dengan
WSD atau dengan suction dengan tekanan 40 mmHg. Indikasi untuk
melakukan torasentesis adalah :
1. Menghilangkan sesak napas yang disebabkan oleh akumulasi
cairan dalam rongga plera.
2. Bila therapi spesifik pada penyakit prmer tidak efektif atau
gagal.
3. Bila terjadi reakumulasi cairan.
6. Radiasi
Radiasi pada tumor justru menimbulkan effusi pleura disebabkan oleh karena
kerusakan aliran limphe dari fibrosis. Akan tetapi beberapa publikasi terdapat
laporan berkurangnya cairan setelah radiasi pada tumor mediastinum.
Daftar Pustaka
Alsagaff, H. dan Mukty, H.A. (2010). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya,
Airlangga University Press.
Baradero, M., Dayrit, M.W. dan Siswadi, Y. (2005). Prinsip dan Praktek
Keperawatan Perioperatif. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta, EGC.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta,
EGC.
Sherwood, L.2002.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (edisi II). Jakarta, EGC