Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu

Tatalaksan Padang Penggembalaan Rakyat A1

MAKALAH
Usaha Ternak Ruminansia dengan Tanaman Hortikultura

OLEH:
NUR QADRIYAH JAFAR
I011181339

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Usaha Ternak ruminansia
dengan tanaman hutikultura ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
tatalaksana padang penggembalaan rakyat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang usaha ternak ruminansia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen tatalaksana padang penggembalaan rakyat
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis

Nur Qadriyah Jafar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN

Tanaman hortikultura merupakan tanaman yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuahan vitamin dan mineral. Sayuran hijau bermanfaat sebagai sumber vitamin
dan mineral yang penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Dengan bertambahnya penduduk,
meningkatnya pendapatan dan pendidikan akan mempengaruhi kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya nilai gizi dan kesehatan. Konsumsi sayur sayuran dan buahbuahan oleh penduduk di
Indonesia sampai dengan tahun 2007 baru sebesar 95 kkal/ kapita/hari atau 79 persen dari
anjuran kebutuhan minimum sebesar 120 kkal/ kapita/hari.

Upaya yang dapat dilakukan agar hasil tanaman hortikultura dapat meningkat dan
kualitasnya menjadi lebih baik, selain penggunaan varietas unggul, pengendalian hama dan
penyakit, pengaturan jarak tanam yang tepat, ketepatan waktu panen dan penggunaan pupuk
yang tepat juga merupakan factor yang perlu diperhatikan , baik jenis pupuk,takaran ,cara dan
bahan bakunya yaitu pupuk organic dan anorganik. Penggunaan pupuk anorganik yang selama
ini digunakan oleh petani apabila digunakan terus menerus dapat menyebabkan dampak negativ
terhadap lingkungan,antara lain tanah menjadi padat akibat efek rekat (glueing effect) terutama
pada pupk ammonium, bereaksi masam dan bila tercuci samapai ke air tanah bila air dikomsumsi
dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu penggnaan pupuk organik perlu ditingkatkan
ketersediaannya untuk keseimbangan hara tanah, walaupun persentase kandungan unsur hara
dalam pupuk anorganik relativ lebih tinggi dibanding pupuk organik tetap digunakan karena
fungsinya belum tergantikan oleh pupuk anorganik.

Sub sektor peternakan merupakan salah satu sumber lain dari pendapatan petani di
samping tanaman pangan. Dari hasil pendapatan usaha ternak tersebut dapat diperoleh besar
kontribusi terhadap pendapatan keluarga, di mana pendapatan keluarga dari usaha ternak adalah
pendapatan bersih usaha ternak ditambah dengan nilai input bidang lain yang diusahakan sendiri
oleh peternak. Kontribusi adalah seberapa besar sumbangan yang diberikan dari hasil usaha
ternak terhadap pendapatan keluarga. Pendapatan total keluarga petani adalah pendapatan yang
dipreroleh dari usahatani, usaha ternak sapi potong dan non usahatani dan ternak sapi potong,
serta usaha lain. Kontribusi pendapatan usaha 3 ternak sapi yaitu pendapatan yang diterima dari
usaha ternak sapi potong dibagi dengan pendapatan keluarga dan dikalikan dengan 100 %.
Sehingga dapat diketahui seberapa besar kontribusi usaha ternak sapi potong terhadap
pendapatan keluarga.
PEMBAHASAN

Masalah utama dalam pengembangan tanaman hortikultura adalah rendahnya


produktivitas dan mutu hasil sayuran rakyat. Hal tersebut disebabkan oleh sistem pengelolaan
kebun yang tidak efisien, karena jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menyiangi tanaman
gulma terlalu banyak, dan pupuk yang digunakan untuk tanaman menggunakan pupuk buatan
yang biayanya sangat mahal, namun di kota Pekanbaru sisa tanaman sudah dijadikan pupuk
organic, kotoran sapi dan kambing serta urin telah dijadikan pupuk tanaman.
Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura dapat dilakukan dengan efisiensi dalam
memanfaatkan lahan maupun tenaga kerja, serta menekan biaya pemupukan. Efisiensi
pemupukan dapat dilakukan apabila jumlah pemberian pupuk kimia dapat dikurangi namun
kesuburan lahan harus tetap terjaga. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan penyediaan bahan
organik atau kompos yang dapat diperoleh dengan cara mudah dan murah dari kotoran sapi. Hal
ini sesuai dengan pendapat Corley (2003) yang menyatakan bahwa ternak sapi berperan sebagai
mesin pengolah limbah atau pabrik penghasil bahan organik, dimana ternak sapi berpotensi
menghasilkan kompos yang sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan kesuburan tanah.

Anda mungkin juga menyukai