B94192094
Pendahuluan
Breeding Soundness Examination (BSE) merupakan sebuah metode praktis dalam
memilih sapi pejantan yang berpotensi sebagai bibit. Dalam memilih sapi pejantan terdapat
prosedur yang digunakan sebagai standar dalam penilaian BSE seperti dilakukan pemeriksaan
fisik, observasi sapi jantan terhadap keinginan dan kemampuan sapi jantan dalam melakukan
perkawinan, bebas dari penyakit sistem reproduksi, dan dalam kondisi sehat. Tujuan dari
BSE sendiri sebagaimana telah didefinisikan oleh Society of Theriogenology (SFT) adalah
untuk mengidentifikasi pejantan yang memiliki potensi sebagai bibit ketika telah berada
dilingkungan bebas. Breeding Soundness Examination/Evaluation (BSE) terdiri atas
serangkaian test atau evaluasi terhadap suatu pejantan berdasarkan fertilitas dan reproduksi,
struktur fisik dan genetik sehingga mampu meningkatkan sifat genetik dan performa
keturunannya.
Beberapa tahapan protokol BSE adalah sebagai berikut
1. PE secara umum (data medik dan genetik)
2. Pemeriksaan organ reproduksi
3. Pemeriksaan lingkar scrotum
4. Pemeriksaan libido/ kemampuan kawin
5. Koleksi dan evaluasi semen
6. Pemeriksaan mikrobiologi dan parasitologi (tidak dilakukan di lab reproduksi).
Protokol BSE
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan mengukur bagian tubuh
tertentu
1. Pemeriksaan body condition score (BCS)
Body condition score atau BCS adalah metode untuk mengetahui skala kegemukan
berdasarkan pada penampakan fenotip pada 8 titik pada tubuh hewan yaitu processus
spinosus, processus transversus, legok lapar, tuber coxae (hooks), antara tuber coxae dan
tuber ischiadicus (pins), antara tuber coxae kanan dan kiri dan pangkal ekor ke tuber
ischiadicus. Metode ini dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Skala yang umunya
digunakan pada penentuan BCS menggunakan skala 5 (1=sangat kurus, 2= kurus,
3=sedang, 4=gemuk, 5=sangat gemuk)
Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan inspeksi dan palpasi pada daerah penis.
Pemeriksaan penis, preputium dan sheath dapat menggunakan transquilizer, anastesi epidural,
dan anestesi pada N. pudendalis, Mm. retractor penis atau N. dorsalis penis.
Evaluasi Semen
Evaluasi semen makroskopis
1. Volume (mL) : diukur dengan pipet pengukur
Normal:
Sapi: 7-10 ml
Domba: 2-5 ml
2. Kekentalan/konsistensi : miringkan tabung semen dan kembalikan ke posisi semula
Kekentalan semen
Penilaian:
Konsistensi Encer : Semen akan segera kembali ke dasar tabung
Konsistensi Sedang : Semen akan kembali ke dasar tabung dengan kecepatan
yang lebih lama dibandingkan konsistensi encer dan semen masih menempel di
dinding tabung
Desi Khairunissa R
B94192094
Konsistensi Kental : Semen kembali ke dasar tabung secara perlahan dan semen
menyisakan sebagian di pinggir tabung
4. Derajat keasaman: diukur dengan pH meter atau dengan pH special indicator page
5. Bau
Normal : anyir/amis
Abnormal : menyengat (infeksi bakteri)
Tabel 3 Hasil evaluasi semen domba dan sapi yang normal secara makroskopis
Parameter Domba Sapi
Volume 0,5-2 ml 6-15 ml
pH 6-7,5 6,4-6,8
Konsistensi Sedang sampai kental Sedang sampai kental
Warna Krem Putih kekuningan /putih susu
Bau Amis Amis
++ (positif 2) : Jika gelombang masa tebal tetapi lambat berpindah tempat atau
jika gelombang masa sedang tetapi cepat berpindah tempat
+ (positif 1) : Jika gelombang masa tipis dan lambat berpidah tempat
- : Tidak ada gelombang masa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah total H M
Jumlah Hidup
Persentasi Spermatozoa hidup : x 100 %
Total Spermatozoa
3. Konsentrasi spermatozoa
Dapat dilakukan dengan cara estimasi (melihat jarak antar kepala), counting chamber,
spectrofotometer, photometer, dan spermaque.
1. Cara Perkiraan (Dengan JAK):
Alat dan bahan:
Semen, kaca objek, gelas penutup, pipet tetes, mikroskop, heatting table
Perisapan Preparat:
Teteskan semen pada sebuah gelas obyek dan tutup dengan gelas penutup, amati di
bawah mikroskop dengan pembesaran 10x10 atau 10x45.
Penilaian:
Densum : JAK (Jarak Antar Kepala) satu dengan kepala spermatozoa lainnya lebih
kecil dari panjang1 kepala (padat). konsentrasi ≥ 1000 x 106
Semi densum (SD) : JAK spermatozoa 1 dan kepala spermatozoa lainnya adalah 1-1,5
kepala. konsentrasi spermatozoa per mL adalah ≥ 500-1000 x106
Rarum ( R ) : JAK spermatozoa 1 dan kepala spermatozoa lainnya adalah 1 – 1 ekor
panjang spermatozoa konsentrasi spermatozoa per mL adalah ≥
200-500 x106
2. Perhitungan dengan Neubauer Chamber
Cara membuat preparat
1. Buat pengenceran :
Semen sapi 1:200
(5 μL semen : 995μL pengencer)
semen domba 1;500
(2 μL semen : 998 μL pengencer)
2. Ambil pengencer sesuai jumlah yang diinginkan masukkan kedalam tabung
efendorf
3. Ambil semen sesuai dengan karakteristik semen yang akan dihitung
4. Lap bagian luar dari mikropipet tips
5. Masukkan semen ke dalam cairan pengencer didalam tabung ef endorf
Desi Khairunissa R
B94192094
6. Bilas berkali kali agar seluruh semen yang ada dalam mikrotip masuk di dalam
larutan pengencer
7. Homogenkan larutan pengencer dengan semen sengan cara memutar tabung
efendorf seperti angka 8
8. Siapkan counting chamber dan tutup menggunakan gelas penutup khusus
hemositometer
9. Pastikan gelas penutup menempel rapat pada counting chamber
10. Masukkan 8-10 μL semen yang telah diencerkan kedalam counting chamber
11. Hitung semen yang ada dalam counting chamber sesuai aturan Penilaian
I. Hitung 5 kotak besar dalam kamar hitung
II. Hitung setiap 16 kotak kecil dalam kotak besar
Tabel 4 Hasil evaluasi semen domba dan sapi yang normal secara mikroskopis
Parameter Domba Sapi
Gerakan massa ++ ++
Gerakan individu >3 >3
Motilitas 60-80% >70%
Konsentrasi 2000-3000 juta/mL 800-2000 juta/mL
spermatozoa
Viabilitas >70% >70%
Abnormalitas <15% <15%
Tambahan:
Pengolahan Semen menjadi Semen Cair dan Semen Beku yang siap untuk IB
Pengolahan Semen Cair
Semen yang telah ditampung dan dievaluasi selanjutnya dilakukan pengenceran semen
dan penyimpanan semen.
Kriteria Semen yang digunakann untuk IB
Sapi biasanya dosis 5-15 juta (0,5-1 mL)
Domba biasanya dosis 50-150 juta (0.05-0.2 mL)
Pembuatan Pengencer Semen yang dapat digunakan untuk pengolahan semen cair:
Desi Khairunissa R
B94192094
Artinya: Dalam 320 ml campuran terdapat 315 mL pengecer + 5 ml Semen untuk 320
(jika pemberian IB 1 ml semen/sapi) – 640 sapi (jika pemberian IB 0,5 ml/sapi)
2. Pemberian Antibiotik
Setelah dilakukan pengenceran, campuran semen diberikan tambahan antibiotik
Penisilin 500-1000 IU/ mL semen cair
Streptomycin 0.5-1 mg/ mL semen cair
3. Penyimpanan
Semen yang telah diincerkan dan ditambah antibiotik disimpan di lemari es pada suhu
(3-5°C) dan dapat digunakan selama 3-4 hari setelah pengenceran. Lakukan pemeriksaan
motilitas dan viabilitas semen setiap harinya untuk evaluasi semen cair.
Pembuatan pengencer:
Misalkan akan membuat 50 mL pengencer, maka:
Buffer 74% = 74% x 50 ml = 37 ml
Kuning telur 20 %= 20 % x 50 ml = 10 ml
Glycerol 6 %= 6%x50 ml= 3 ml
Campurkan ketiga larutan dan ditambahkan antibiotik.
3. Pemberian Antibiotik
Setelah dilakukan pengenceran, campuran semen diberikan tambahan antibiotic
Penisilin 500-1000 IU/ mL semen cair
Streptomycin 0.5-1 mg/ mL semen cair