FKH 524
Kesehatan Unggas (12/10/2020-24/10/2020)
Disusun oleh:
KELOMPOK H2
PPDH Periode II Semester 2
Tahun Ajaran 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Dr Drh Okti Nadia Poetri, MSc MSi Dr Drh Sri Murtini, MSi
NIP. 19801027 200501 2 003 NIP. 19661120 199512 2 001
Mengetahui,
Tanggal Pengesahan:
RANGKUMAN MATERI
Pest Control
Pengendalian Rodensia
Tikus termasuk kedalam ordo rodensia yang memiliki sifat omnivora di
Indonesia terdapat sekitar 150 jenis spesies tikus dimana 9 diantaranya merupakan
hama. Tikus memiliki organ penciuman dan pendengaran yang bagus, indra
pengecap yang tinggi, serta mampu untuk berenang dan juga menyelam. Akan
tetapi mengalami buta warna. Tikus bersifat nokturnal, dapat bertahan hidup 1
sampai 2 tahun dan mampu bertahan pada kondisi yang buruk, seperti pada suhu
diatas 35°C dan dibawah 15°C. Makanan tikus terdiri dari 75% sereal dan biji-
bijian, 25% protein, serta juga jeroan. Kebiasaan tikus untuk mengerat karena gigi
seri tikus dapat tumbuh 0,3 - 0,4 mm/ hari. Gigi tersebut dapat tumbuh sampai
mencapai 9 inci apabila tikus tidak mengerat. Satu ekor tikus betina dapat
melahirkan sekitar 50 ekor anak pertahun. Apabila terdapat tikus yang mencari
makan pada siang hari menunjukkan bahwa populasi tikus di wilayah tersebut
melebihi 100 ekor.
Kerugian yang ditimbulkan akibat tikus pada peternakan ayam, di
antaranya sebagai vektor penyakit seperti kolera, virus, bakteri, dan parasit,
pencemaran pakan dan juga air minum, serta dapat menyebabkan zoonosis akibat
Salmonella sp.. Selain itu, tikus juga dapat mentransmisikan penyakit,
mengkontaminasi air minum dan juga pakan, seperti pada AI, mycoplasma,
Salmonella, E. coli dan lainnya, serta dapat merusak kandang dan juga peralatan
seperti merusak ventilasi, merusak sistem kelistrikan yang dapat menyebabkan
terjadinya konsleting dan kebakaran kandang. Dampak yang ditimbulkan pada
unggas di antaranya stres pada ayam, tikus juga seringkali dapat menyerang serta
melukai ayam, dan memakan DOC akibatnya terjadi kematian yang tinggi pada
COC. Selain itu, tikus juga dapat menggigit atau memakan ayam dewasa sehingga
menyebabkan terjadinya luka, sakit, bahkan kematian. Tikus juga dapat memakan
bangkai ayam dan menjadi sumber penularan penyakit.
Dampak yang ditimbulkan oleh tikus pada manusia di antaranya
menyebabkan terjadinya zoonosis, kontaminasi pada pakan, dan dapat
menyebabkan fobia. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengendalikan tikus, di antaranya; secara alami dengan predator seperti burung,
kucing, anjing, dan juga luwak; diburu ataupun ditangkap menggunakan
perangkap tikus; serta manipulasi habitat, seperti sanitasi. Selain itu, juga dapat
dikendalikan secara mekanik dengan menggunakan penghalang fisik seperti
elektromagnetik atau sinar UV. Secara biologi dapat dikendalikan menggunakan
parasit seperti myxomatosis dan secara kimia dengan antikoagulan dan racun.
Tindakan pengendalian populasi tikus pada peternakan unggas dapat
dilakukan dengan; manipulasi habitat seperti sanitasi, secara mekanik dengan
bahan kimia atau racun, berburu dan juga menangkap tikus, melakukan
monitoring, serta melakukan pengendalian yang komprehensif. Manajemen dalam
pengendalian tikus adalah dengan membentuk tim pengontrol tikus, kemudian
melakukan training terhadap upaya pengendalian tikus, melakukan implementasi
seperti survei, pengaplikasian dari teknik atau pengendalian, higiene yang baik
serta monitoring. Perangkat tikus tidak selalu berhasil untuk menangkap tikus di
kandang ayam, sehingga diperlukan evaluasi mengenai waktu pemasangan
jebakan, tempat peletakan jebakan, lama pemasangan jebakan, serta umpan yang
paling bagus di letakkan pada tikus pada jebakan tikus tersebut. Akan tetapi
metode perangkap tikus di peternakan juga tidak dapat menangkap tikus dalam
waktu yang singkat dengan jumlah yang besar.
Waktu yang baik untuk melakukan pengendalian tikus diantaranya pada
saat akhir ayam pada saat afkir. Pada waktu ini pengendalian tikus bertujuan
untuk meminimalkan migrasi tikus ke kandang lain. Hal ini dapat dilakukan
dengan memberi racun tikus segera mungkin sebelum tikus sempat mencari
makanan di tempat lain. Metode ini juga berpeluang bagus untuk membunuh tikus
dalam jumlah yang banyak karena pada saat afkir, kandang akan kosong dan
makanan yang dulunya melimpah akan menjadi tidak ada, sehingga tikus akan
berpotensi untuk memakan racun tikus yang diberikan. Racun tikus ditempatkan
di setiap tempat yang memungkinkan tikus dapat menjangkaunya. Jumlah racun
yang diberikan juga bergantung pada populasi tikus. Pengendalian pada periode
program brooding menggunakan rodensia antikoagulan, dimana umpan atau racun
dipasang di gudang pakan, tempat tertentu, dipaparkan dalam kandang, maupun
tempat lain yang masih ada tikus. Selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi.
Hal yang sama juga dilakukan pada pengendalian tikus di periode growing dan
juga laying.
Pengendalian Lalat
Pengendalian lalat pada kandang dilakukan dengan menghindari pakan
yang tercecer, mencegah tumpukan feses yang basah dan berlumpur. Lalat
merupakan vektor biologis dan vektor mekanik yang sangat potensial
menyebabkan penyebaran penyakit. Pengendalian lalat dapat dilakukan secara
fisik dengan melakukan pengelolaan kebersihan, secara kimia menggunakan
insektisida dan juga larvasida, serta secara biologis menggunakan predator dan
juga parasit. Pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan; pengelolaan pada
feses seperti membuang feses secara rutin dan menjaga feses tetap kering;
pengelolaan pada pakan dan air dengan mencegah terjadinya penumpahan pakan
dan air, menutup dan juga menjaga makanan tetap kering; dan pengelolaan pada
bangunan dengan mendesain bangunan yang bersih dan menjaga sirkulasi udara
tetap baik.
Pengendalian Kutu
Kutu merupakan sebutan yang awam pada perunggasan. Jenis kutu yang
umumnya ditemukan pada perternakan ayam, di antaranya Menopon gallinae
pada pangkal bulu, pinjal, tungau, dan caplak. Dermanyssus gallinae atau gurem
umumnya menyerang ayam kampung yang sedang mengerami telurnya. Saat
mengerami telur suhu badan ayam akan meningkat sehingga tungau lebih memilih
untuk bertelur pada kloaka ayam tersebut. Umumnya tunggunya hanya
menyerang ayam yang sedang mengeram, akan tetapi apabila populasi tungau ini
meningkat maka dapat menyerang ayam yang tidak mengeram. Selain itu, tungau
tersebut juga dapat mengganggu manusia yang berada di sekitarnya.
Tungau jenis Knemidocoptes mutans merupakan tungau kudis yang
banyak menyerang ayam berumur tua. Tungau tersebut menyebabkan terjadinya
luka pada kaki, kulit disekitar paruh dan pial. Tungau tersebut dapat membuat
lubang dibawah sisik pada kaki dan juga jari, sehingga menimbulkan rasa gatal
dan juga iritasi. Lama-kelamaan hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
peradangan dan terbentuknya keropeng atau sisik yang terbuka. Pada investasi
tungau yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan pada ayam.
Vaksin terbagi menjadi dua jenis, yaitu vaksin aktif atau hidup dan vaksin
inaktif atau mati. Masing-masing jenis vaksin memiliki keunggulan dan
kelemahan. Keunggulan vaksin aktif adalah proteksi yang terbentuk segera, dapat
diberikan secara massal, dan harga per dosis murah. Namun, kelemahan vaksin
aktif yaitu adanya reaksi setelah vaksinasi, proteksi berlangsung lebih pendek
dibandingkan vaksin mati, dan penanganan harus lebih hati-hati. Vaksin aktif
dapat ditemukan untuk beberapa jenis penyakit, seperti Newcastle Disease,
Infectious Bronchitis, Fowl Pox, Avian Encephalomyelitis, Marek's Disease,
Reovirus, Infectious Bursal Disease, Infectious Laryngotracheitis, dan
Coccidiosis. Aplikasi vaksin akif dapat dilakukan dengan beberapa metode,
seperti suntikan (intramuskular atau subkutan, seperti vaksin Marek dan
Reovirus), ke dalam kulit atau folikel (Fowl Pox, Avian Encephalomyelitis), tetes
mata atau hidung (IB, ND, ILT), tetes mulut (AE, IBD), air minum (IB, ND, AE,
IBD), spray (IB, ND, TRT/SHS), dan spray feed (coccidiosis).
Vaksin inaktif atau vaksin mati memiliki beberapa keunggulan, seperti
tidak ada reaksi vaksinasi, proteksi berlangsung lama, dan tidak bersifat menular
(karena bukan agen penularan). Namun, kelemahan dari vaksin inaktif adalah
respon kekebalan lambat, aplikasi harus individual, diperlukan vaksinasi primer,
dan harga per dosis mahal. Vaksin inaktif dapat ditemukan untuk beberapa jenis
penyakit, seperti Infectious Bronchitis, Newcastle Disease, Egg Drop Syndrome,
Infectious Bursal Disease, Coryza, Reovirus, dan TRT. Vaksinasi dapat dilakukan
dengan metode injeksi, baik subkutan maupun intramuskuler.
Program Vaksinasi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan program
vaksinasi, yaitu epidemiologi penyakit di daerah tersebut, tipe ayam (broiler,
layer, broiler breeder, atau layer breeder), proteksi pada anak ayam (terutama
breeder), serotipe virus di lapangan, dan monitoring hasil vaksinasi. Vaksinasi
priming dapat dilakukan di awal umur untuk pengenalan/pengingat sehingga
diharapkan respon antibiotik setelah priming akan lebih baik. Vaksin mati di awal
umur dapat menetralkan maternal antibodi. Waktu vaksinasi (pagi/siang/sore)
utnuk vaksinasi melalui air minum ditentukan dengan memerhatikan konsumsi air
minum terbanyak. Ayam pada fase growing dapat divaksinasi pagi hari dan fase
laying pada sore hari. Hal ini berkaitan dengan waktu produksi dan koleksi telur
pada umumnya.
Pencegahan Penyakit
Pengontrolan cacing
Pengontrolan infestasi cacing dipeternakan ayam dapat dilakukan
dengan program deworming rutin, mengganti litter/ membuang manur,
menggunakan oosidal kimia (soda api), mengontrol vektor biologis dan mekanis
(serangga), serta menerapkan biosekuriti yang tepat (penggunaan sepatu kandang
khusus). Cacing yang umum menyerang ayam adalah Ascaridia galli (cacing
gilig), Heterakis galinarum (cacing pita), dan Raillietina sp (vektornya serangga),
dengan periode prepaten selama 4-6 minggu.
Kendala yang umum terjadi pada pengontrolan infeksi cacing adalah jika
saat masa awal produksi hingga puncak produksi ditemukan cacing dewasa maka
ada kemungkinan ayam diobati untuk mencegah produksi turun. Nekropsi
terhadap ayam mati harus diperiksa setiap minggunya terhada keberadaaan cacing
atau tidak. Peternak biasanya berasumsi pemberian obat cacing dapat menurunkan
produksi telur, sehingga justru tidak diberikan secara rutin.
Pengontrolan Mycoplasma sp
Mycoplasmosis adalah penyakit pada ayam yang disebabkan oleh
Mycoplasma galisepticum (MG), merupakan penyakit yang menyerang saluran
pernafasan ayam, menyebabkan terjadinya kebengkakan pada sinus infraorbitalis
dan airsaculitis. Jika diikuti oleh infeksi penyakit saluran pernafasan yang lain
dapat berkembang menjadi penyakit pernafasan yang kronis dan mengakibatkan
gangguan pada pencapaian produksi telur. Infeksi MG dapat menjadi titik awal
dari infeksi penyakit viral maupun bakterial lain pada saluran pernafasan.
Penularan terjadi secara horisontal (melalui kontak langsung maupun tidak
langsung terhadap agen) dan tranversal (dari indukan atau saat di hatchery).
Selain terlihat lesi pada kantung hawa dan sinus infraorbitalis, biasanya juga
ditemukan ptechiae di trakea yang cukup parah.
Pencegahan dan pengontrolan infeksi MG dilakukan dengan pelaksanaan
biosekuriti yang ketat, isolasi kandang, membatasi perpindahan orang/karyawan
dan peralatan dari dan keluar masuk kandang, pemberian obat anti Mycoplasma,
vaksinasi MG dan stamping out jika terdapat positif MG. Diagnosa infeksi MG
dapat dilakukan dengan pengambilan sampel darah dan dilakukan pemeriksan
plate test atau PCR. Selain itu, tanda-tanda infeksi juga dapat terlihat melalui
patologi anatomi. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian pakan terapi (Z
45, Z 84, Z 85, Z 87) dan pemberian antibiotik juga dilakukan lewat air minum
pada 1-5 hari pertama (DOC). Pemberian obat tidak diperbolehkan jika sudah
diberikan vaksin sebelumnya.
Pengontrolan salmonellosis
Salmonellosis adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri
gram negatif Salmonella sp. Salmonelosis pada ayam terdiri dari tiga grup
penyakit yaitu Pulorum-typhoid, Paratypoid (salmonellosis) dan Arizona
Infection. Salmonellosis penting pada perunggasan karena salah satu syarat
perdagangannya dalah bebas dari salmonella dan DC haru bebas pullorum.
Pemberian antibiotik tidak bisa membersihkan Salmonella dalam tubuh ayam.
Penularan salmonellosis terjadi secara langsung maupun tidak langsung
(horizontal) dan melalui telur (vertikal) seperti kontak langsung dengan hewan
terinfeksi, melalui vektor rodensia, peralatan kandang, inkubator, penetrasi ke
cangkang telur, atau melalui akan yang terkontaminasi. Pengawasan salmonellosis
dilakukan dengan penganbilan sampel darah dan dilakukan plate test pada umue 1
hari, 10 minggu, 14 minggu, 36 minggu, dan 48 minggu. Pemeriksaan salmonella
juga dilakukan pada pakan (setiap bulan), litter (saat penerimaan DOC), air (setiap
2 bulan), kotak kardus DOC. Pencegahan salmonellosis dilakukan dengan
pelaksanaan sanitasi dan biosekuriti kandangyang baik, membatasi perpindahan
orang dan barang yang masuk dan keluar kandang, pengenlaian dan
pemberantasan vektor (tikus, burung liar dan lainnya). Salah satu pengobatan
yang dapat diberikan adalah pemberian pakan yang mengandung Furazolidone
dengan dosis 50 g/ ton pakan sampai umur 3 atau 4 minggu.
Pengobatan
Obat yang digunakan pada perternakan ayam adalah obat bakteri, obat
jamur, obat cacing, obat protozoa dan obat serangga atau kutu. Feed Additive
adalah satu macam bahan atau lebih dalam jumlah tertentu yang ditambahkan
pada pakan hewan atau ternak dengan tujuan memenuhi kebutuhan khusus hewan.
Kebutuhan khusus antara lain pencegahan or pengobatan penyakit (AM, acidifier,
antitoksin/toksin binder, antilarva dan AGP), penambah nafsu makan, pengawet
pakan/antioksidan, mempermudah dalam pembuatan pakan, meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi, menurunkan FCR, promotor
pertumbuhan/produksi, membuat warna kuning telur lebih menarik dan
mengurangi bau kotoran. Feed Sumplement yaitu satu atau lebih bahan zat nutrisi
berupa mikro nutrisi yang ditambahkan pada pakan hewan/ternak, bisa juga
diberikan tersendiri, dengan tujuan mencukupi/melengkapi kebutuhan nutrisi
mikro tertentu apabila diduga atau didiagnosa hewan/ternak mengalami defisiensi
mikro nutrisi. Probiotik adalah sediaan mikroorganisme (bakteri) hidup yang jika
dikonsumsi dalam jumlah yang cukup akan memberikan efek yang baik bagi
kesehatan (FAO/WHO). Cara kerja probiotik menjaga keseimbangan komunitas
bakteri yang baik di dalam tubuh, competitive exlution, meningkatkan respon
terhadap serangan penyakit (imunitas tubuh) dan Intestinal metabolic product : vit
B 12, propionic acid, bacteriocin. Probiotik (LAB) dan sistem imun adalah
menstimulasi ekspresi T-cell, pada DOC mulai dari hari ke-3 hingga 7,
menginduksi ekspresi IL-1b di spleen (anti inflammatory response), dan
mengaktifkan Th-1 cytokines dan efek probiotik tergantung dari jenis/spesies
LAB.
Prinsip aplikasi Probiotik untuk kesehatan saluran cerna ayam:
• “Early colonization” : menambahkan bakteri baik (probiotik) sedini
mungkin untuk mengkolonisasi saluran cerna anak ayam, sehingga akan
menurunkan kemungkinan bakteri jahat (pathogen) untuk dapat menempel
di saluran cerna
• Berfungsi preventif (pencegahan) ~ asuransi/payung bagi kesehatan
saluran cerna; dan first-line defense
• Waktu pemberian probiotik:
• Sedini mungkin
• Pada waktu terjadi potensi stress (pergantian pakan, vaksinasi, dll)
• Setelah aplikasi antibiotik (membantu memulihkan populasi bakteri yang
baik)
ProChick adalah gabungan 5 isolat bakteri asam laktat (Lactic acid bacteria)
terpilih, yang diisolasi dari saluran cerna ayam yang sehat. Seleksi :
kemampuan menghambat pertumbuhan E. coli and Salmonella (S.
typhimurium, S. entritidis), mampu mengatasi pH rendah (3) dan asam
empedu. Vitamin di pakan sudah disediakan cukup nutrisiv hanya pada
kondisi tertentu perlu ditambahkan sebagai suplemen dan beberapa larut
dalam air dan beberapa larut dalam lemak. Bandingkan dengan burung
peliharaan hewan lainnya yang lebih rentan terhadap perubahan kondisi
lingkungan. Heat stress dicirikan sebagai kombinasi dari suhu lingkungan
yang tinggi bersama dengan batas atas kelembaban yang tidak memungkinkan
termoregulasi yang tepat pada burung untuk menghilangkan panas yang
dihasilkan selama proses metabolisme dan mempertahankan homeostasis.
Heat stress akut (interval pendek dan tiba-tiba suhu tinggi exstemelly) Heat
stress kronis (interval diperpanjang suhu naik atau naik. 200-300 ppm vit C:
menurunkan suhu rektal, meningkatkan asupan pakan 8%, meningkatkan BW
gain 11%, meningkatkan FCR 5%. 250 mg / kg pakan memberikan kinerja
yang lebih baik, sedangkan pakan 500 dan 750 mg / kg memberikan kinerja
yang lebih rendah dibandingkan dengan control. Pada saat stres panas akut,
suplementasi Vit C 20 mg / kg BB / hari pada air minum dapat meningkatkan
BB hingga 10,9%. Beberapa penelitian menunjukkan suplementasi Vit C tidak
mempengaruhi asupan pakan pada unggas yang stres akibat panas, namun
dapat meningkatkan FCR. Fungsi antibiotic pada pakan ayam adalah sebagai
curative, (pengobatan), Terapeutik pada hewan sakit agar sembuh,
Metafilaksis pada hewan suspek pada lokasi ditemukan penyakit agar
mengurangi penyebaran dan Preventive, (Pencegahan) Profilaksis pada hewan
sehat supaya menberikan proteksi agar tidak terkena penyakit. Penggunaan
antikoksidia pada ayam yang terus menerus telah memicu timbulnya resistensi
obat dan residu dalam jaringan, sehingga perlu dicari obat alternatif yang
berbasis herbal. Jenis Obat Cacing berdasarkan cara kerjanya, obat cacing
dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu:
1. Benzimidazol (albendazol, fenbendazol (panacur liq 0,05-0,2 ml/kg bb)
(Panacur aquasol 0,005 ml/kg bw 5 days), flubendazol, thiabendazol);
2. Imidathiazol (levamisol, levasol 0,2-0,4 ml/kg bb, levaverm 0,35 ml/kg
bb), dan tetrahydropyrimidine (pyrantel); pramisole 02 ml/kgbb
3. Avermectin (ivermectin) dan milbemycin (moxidectin);
4. Salicylanilide (niclosamid) dan nitrophenol;
5. Diclorvos dan trichlorphon.
6. Piperazin. (Surpizin 0,9 ml/kg bw)
Salmonellosis merupakan penyakit bakteri yang disebabkan oleh strain bakteri
Salmonella. Itu terjadi pada hewan dan manusia. Dampak ekonomi dari infeksi
Salmonella tidak dapat diabaikan. Penyakit pada unggas terkadang menimbulkan
kerugian yang signifikan, yang merupakan kerugian nyata bagi peternak. Selain
itu, keberadaan Salmonella pada unggas atau produk unggas dapat menghambat
perdagangan internasional, karena dapat menular ke manusia. Dengan artikel ini
kami memberi Anda informasi lebih lanjut tentang salmonellosis pada unggas.
Infeksi salmonella pada unggas dapat dibagi menjadi infeksi spesifik pejamu dan
infeksi spesifik non-pejamu.
RANGKUMAN VIDEO
Daging ayam yang beredar di pasaran berasal dari telur, namun telur yang
menghasilkan daging ayam tersebut berbeda dengan telur-telur konsumsi yang
ada di pasaran. Terdapat sektor peternakan yang memelilhara induk dari ayam
broiler yang dikonsumsi pasar yang disebut sebagai broiler breeder. Sektor ini
memelihara ayam yang akan menghasilkan telur fertil yang kemudian akan
diinkubasi oleh hatchery komersil dan ditetaskan untuk mendapat anak ayam
broiler (broiler chicks). Anak ayam tersebut kemudian akan dipelihara di
peternakan broiler komersial untuk dijual sebagai daging di pasaran.
Untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap produk daging ayam,
peternakan ayam telah melakukan seleksi berdasarkan laju konversi pakan, laju
efisiensi pertumbuhan, dan breast yield. Ayam dengan kriteria terbaik dipilih
sebagai induk dari ayam-ayam broiler karena satu pasang ayam indukan akan
mempengaruhi sekitar 40.000 ayam broiler. Ayam broiler memiliki 4
grandparents yaitu A, B, C, dan D. Persilangan A dan B dilakukan untuk
mendapatkan broiler breeder AB jantan sedangkan persilangan C dan D dilakukan
untuk mendapatkan broiler breeder CD betina. Persilangan AB dan CD adalah
ABCD yang merupakan ayam broiler. Sistem breeding ini akan memastikan
bahwa ayam broiler yang dihasilkan dapat menyediakan daging yang bernutrisi,
aman, dan berkualitas baik.
Industri peternakan unggas di Kanada memiliki komitmen untuk
memproduksi produk ayam dengan standar tinggi terhadap keamanan pangan dan
kualitasnya melalui tindakan biosekuriti. Infeksi penyakit dari sumber luar perlu
dicegah agar tidak dapat memasuki peternakan dan menyebabkan penyakit pada
ternak. Pakaian dan sepatu boots khusus untuk peternakan unggas perlu dikenakan
oleh setiap orang yang memasuki peternakan. Sebelum memasuki peternakan,
pencelupan sepatu boots dilakukan untuk mensterilisasi alas kaki. Selain itu,
diwajibkan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memasuki peternakan.
Peternakan menjaga biosekuriti dengan mengatur lalu lintas asing yang memasuki
peternakan dan memastikan hanya orang yang berkepentingan dapat memasuki
peternakan. Konsep all in all out diterapkan pada peternakan untuk menjaga
kesehatan flock. Seluruh flock akan memasuki peternakan pada waktu yang sama
dan flock tersebut akan didepopulasi atau dikeluarkan dari peternakan pada waktu
yang sama pula. Sehingga dapat dilakukan desinfeksi di setiap flock.
Broiler breeder akan sampai ke peternakan sebagai day 0 chick (DOC).
Umumnya DOC ditransportasikan melalui truk atau pesawat apabila DOC berasal
dari negara lain. Terdapat 2 stase dalam kehidupan ayam ini yaitu rearing dan
breeding. Produsen memiliki kandang yang terpisah yang disebut sebagai poulet
barns. Poulet merupakan sebutan untuk ayam betina muda sebelum ayam dapat
menghasilkan telur. Beberapa hari awal setelah anak ayam sampai ke peternakan,
diberikan pencahayaan dengan intensitas tinggi selama 23 jam/hari untuk
meningkatkan nafsu makan dan minum. Kebanyakan ayam pada peternakan
broiler breeder adalah ayam betina dengan tujuan untuk memproduksi telur fertil.
Saat di hatchery, ayam disortir berdasarkan jenis kelaminnya dengan
memperhatikan kloaka atau bulu sayap. Feather sexing dapat dilakukan pada
strain genetik tertentu. Pada beberapa strain, bulu sayap besar pada ayam betina
lebih cepat tumbuh dibandingkan jantan.
Setelah dilakukan pemisahan berdasarkan jenis kelamin, ayam dikirimkan
ke peternakan breeder dengan perbandingan ayam jantan:ayam betina 1:10.
Umumnya ayam jantan dipelihara terpisah dari ayam betina sampai umur 22
minggu karena perbedaan dari target berat badan dan jumlah pakan yang
diberikan. Setelah beberapa hari awal diberikan cahaya dengan intensitas tinggi,
selanjutnya pencahayaan dikurangi untuk mengurangi produktivitas. Ayam broiler
diberikan pakan ad libitum pada 3-4 minggu pertama atau sampai ayam tersebut
mencapai target bobot badan yang ditentukan. Pakan yang diberikan berupa sereal
gandum, sumber protein, suplemen, vitamin, dan mineral. Diet yang diberikan
pada ayam breeder ini tidak sepadat nutrisi diet ayam broiler karena ayam breeder
diternakan dengan laju pertumbuhan yang lambat. Air yang bersih dan segar
disediakan pada nipple drinking system. Ventilasi yang baik sangat penting untuk
menjaga flock tetap sehat dan produktif dengan menyediakan udara yang bersih
dan sekam tetap kering. Pengeluaran debu dan pengontrolan level karbon dioksida
dan amonia juga penting untuk dilakukan. Tirai digunakan untuk menutup sumber
cahaya dari luar sehingga tidak mengganggu pencahayaan dalam kandang. Ayam
breeder muda dipelihara dengan konsep short days dengan sekitar 8 jam
pencahayaan. Keseragaman dari flock penting untuk diperhatikan selama siklus
produksi. Keseragaman tersebut dipelihara dengan memastikan terdapat tempat
yang cukup untuk ayam makan di saat yang bersamaan sehingga tidak ada
kompetisi. Keseragaman flock akan mempengaruhi bagaimana ayam betina
memulai produksi telur.
Ayam betina diberi makan pada pagi hari setelah lampu menyala. Untuk
mengoptimalkan distribusi pakan disediakan pakan dengan alokasi 2 kali dari
normal setiap 2 hari sekali. Metode skip a day feeding akan membuat ayam
mengisi saluran pencernaannya secara maksimal sehingga intake pakan juga
maksimal. Namun pemberian pakan sehari sekali juga dapat dilakukan
menggunakan sistem otomatis. Ayam perlu ditimbang bobot tubuhnya untuk
mengetahui jumlah pakan yang harus diberikan dan untuk mengamati
keseragaman flock. Penimbangan dapat dilakukan secara manual atau otomatis.
Sebaiknya 50 ayam harus ditimbang pada waktu yang sama untuk memberikan
data akurat dari seluruh flock. Perlu dilakukan pembatasan pada intake pakan
untuk mencegah ayam mengalami obesitas dan tidak sehat.
Secara alami induk ayam akan mengubah posisi telur berkali-kali dalam
sehari. Perilaku ini adalah bagian dari perilaku induk ayam yang alami. Embrio
berkembang pesat di dalam telur begitu inkubasi dimulai. Setelah 12 hingga 13
jam, garis primitif akan muncul, ini adalah embrio saat pertama kali mulai
tumbuh. Setelah 21 sampai 24 jam, notokord akan mulai terbentuk yang menjadi
tulang punggung anak ayam setelah 4 hari terlihat allantois, struktur ini
dibutuhkan sebagai tempat pengumpulan bahan limbah, juga saat ini suplai darah
ke kantung kuning telur berkembang untuk mensuplai oksigen, setelah 11 hari
kantung ketuban mulai terbentuk dan melindungi embrio. Telur dikeluarkan dari
inkubator setelah 18 hari sehingga dapat dipindahkan ke tempat penetasan yang
ditempatkan di alat penetas. Inkubator dan hatcher adalah ruangan yang berbeda
dengan lingkungan yang berbeda. Baki inkubator dikeluarkan dari troli dan
ditempatkan ke mesin. Telur di atas nampan diberi lilin dengan lampu dan
komputer mengidentifikasi telur-telur yang tidak subur dengan mengukur berapa
banyak cahaya yang melewati telur. Telur yang memiliki jumlah cahaya tinggi
yang melewatinya tidak subur, telur ini diambil dengan mangkuk penghisap dan
dibuang sehingga memungkinkan lebih banyak ruang untuk wadah penetasan
untuk anak ayam menetas. Selanjutnya, sisa telur diangkat dan ditempatkan ke
dalam nampan penetasan. Telur yang kotor dapat menampung bakteri yang masuk
ke dalam cangkang saat telur mendingin. Mikroba ini mengeluarkan gas sehingga
tekanan di dalam cangkang meningkat, dalam kondisi yang tepat telur ini dapat
meledak menyebabkan bakteri yang mengandung mencemari sisa anak ayam di
baki penetasan. Baki ditumpuk di atas troli dan dimasukkan ke dalam hatcher.
Telur tetap di hatcher selama 3-3 ½ hari cukup lama untuk anak ayam menetas
dari cangkang. Di dalam inkubator suhu dan kelembaban dikontrol dengan ketat
untuk memastikan kondisi optimal untuk penetasan ayam. Temperatur di hatcher
sama dengan inkubator. Setelah kurang lebih 3 hari, baki akan ditarik keluar dari
hatcher. Pengaturan waktu sangat penting, keranjang harus ditarik ketika sebagian
besar anak ayam menetas. Keranjang harus ditarik tepat waktu sebelum anak
ayam yang menetas menjadi terhidrasi. Waktu penetasan bervariasi tergantung
pada umur flok induk, waktu penyimpanan, ukuran telur dan kondisi penetasan.
Kawanan yang menetas lebih lambat ditarik terakhir. Karbondioksida yang
meningkat dan konsentrasi oksigen yang menurun memberi sinyal pada anak
ayam untuk mulai mengintip melalui cangkang. Anak ayam pertama-tama harus
mencapai sel udara yang disebut intip internal. Ini adalah saat anak ayam
mengambil nafas pertama. Telur tidak dapat menahan banyak udara sehingga
anak ayam harus menerobos cangkang yang disebut ayam pengintip eksternal.
Anak ayam berputar di dalam telur untuk memecahkan cangkangnya. Anak ayam
yang memecahkan cangkang setelah satu putaran akan meninggalkan retakan
lurus yang bagus. Anak ayam ini cenderung lebih kuat dan lebih sehat. Anak
ayam dan telurnya perlu dipisahkan sebelum anak ayam tersebut dapat diproses
lebih lanjut. Ini membantu menjaga anak ayam tetap bersih dan sehat. Sebuah
mesin dengan lembut memisahkan anak ayam dari sisa penetasan yang meliputi
cangkang dan telur yang belum menetas. Kerang dikumpulkan dalam hopper dan
dikirim untuk rendering. Telur yang belum menetas dan anak ayam disebut
eutanasia secara manusiawi. Anak ayam diangkut dengan ban berjalan ke ruang
pemrosesan dan ke meja penilaian. Baki penetasan bersih untuk digunakan
kembali. Mesin ini sangat efisien karena mesin dan ikat pinggang menghilangkan
kebutuhan untuk menangani setiap anak ayam. Tempat pemisahan anakan dari
cangkangnya dari ruang pengolahan karena alasan biosekuriti. Pemisahan dan
kebersihan membantu menjaga anak ayam tetap sehat. Anak ayam diperiksa
secara visual oleh pekerja untuk panggilan kelainan fisik dan nutrisi dipisahkan
dan ditempatkan ke dalam keranjang sementara anak ayam yang baik melanjutkan
di ban berjalan untuk dihitung. Anak ayam dipanggil karena berbagai alasan yang
akan menghalangi kesuksesan mereka di kandang. Unggas yang sehat
menghasilkan produk daging yang aman dan sehat dalam jangka panjang. Anak
ayam secara otomatis dihitung ke dalam kelompok yang terdiri dari 100 orang dan
ditempatkan dalam kotak plastik dan akan disemprot dengan kabut halus untuk
memvaksinasi penyakit tertentu. Semprotan hinggap pada anak ayam ke bawah,
ukuran tetesan penting untuk cakupan vaksin yang tepat maka anak ayam akan
benar-benar menelan vaksin saat mereka merawat atau membersihkan diri. Anak
ayam yang perlu diproses lebih lanjut diletakkan di atas meja pengolahan anak
ayam yang dikenal sebagai roda. Burung yang divaksinasi dipotong dan dipotong
dengan roda ini. Beberapa vaksin diberikan melalui jarum tepat di bawah kulit
leher yang kendur. Ketika jantan dan betina perlu dipisahkan, jenis kelamin dan
beberapa strain genetik dengan memeriksa bulu sayap mereka. Betina
menumbuhkan bulu sayap lebih cepat dari pada buatan, sehingga bulu sayap
tampak lebih panjang. Ini adalah contoh gen terkait seks yang digunakan.
Menjaga kebersihan semuanya sangat penting dalam menjaga kesehatan anak
ayam. Analisis HACCP atau Hazzard Critical Control Points adalah program
untuk mempromosikan keamanan pangan dan menjaga kesehatan industri.
Peralatan dan fasilitas harus dibersihkan setiap hari untuk memaksimalkan
kebersihan. Biosecurity dipertahankan di seluruh fasilitas penetasan, ini termasuk
mencuci tangan, mengganti pakaian, mengganti alas kaki dan pekerja yang sehat.
Truk yang mengirimkan anak ayam ke produsen mempertahankan suhu tertentu
untuk memastikan bahwa anak ayam selamat dalam perjalanan terutama selama
musim dingin dan musim panas. Truk tersebut dilengkapi dengan pembangkit
listrik untuk menjaga ventilasi, untuk perjalanan yang lebih lama anak ayam
diberi suplemen palka dalam bentuk keping gel yang mengandung nutrisi penting.
Pada hari-hari biasa di tempat penetasan 100.000 anak ayam dapat ditetaskan dan
diproses dan dikirim ke peternakan.
DAFTAR PUSTAKA
Fitrah, H. 2013. Analisis break even point usaha peternakan ayam broiler
(pedaging) di desa ujung baru kecamatan bati-bati Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan. Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani
Banjarmasin. Jurnal Enviro Scienteae (9) : 72-80.
Yemima, 2014. Analisis Usaha peternakan ayam broiler pada peternakan rakyat di
desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi
Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Tropika 3 (1): 27-32.