PENILAIAN TERNAK
Memilih ternak sebagai calon bibit pengganti ataupun calon penggemukan sering dirasa sulit
sebab diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta criteria atau
persyaratan dasar. Kriteria atau persyaratan tersebut meliputi bangsa dan sifat genetis, bentuk luar
dan kesehatan, serta pengukuran untuk ternak besar (sapi).
Penilaian Sapi
Penilaian bentuk luar dan kesehatan sapi potong/perah perlu pengamatan dari jarak jauh,
dengan jarak sekitar 6 meter agar dapat diperoleh sapi pilihan. Penilaian jarak dekat dilakukan dengan
maksud untuk mengetahui kondisi ternak agar diperoleh suatu penilaian serta pengukuran yang baik.
Yang terakhir, peternak mengusahakan agar sapi yang telah diamati secara seksama dari dekat tadi
bangkit/bergerak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kelincahan/kesehatan sapi.
1
B. Pengamatan dari Belakang
Bagian Tubuh Bagus Jelek
Bagian muka, bentuk kepala Muka pendek, dahi lebar, Kecil, panjang
lubang hidung lebar
Bahu Hidung bulat dan serasi Sempit, kecil dan ringan
Badan Lebar Sempit
Kaki depan Kuat, tegak Lemah
2
Keterangan :
1. Bahu
2. Kaki depan atas
3. Kaki depan bawah
4. Dada
Gambar 1.
Pengamatan keadaan tubuh ideal sapi potong dari depan dan penimbunan daging terjadi
pada bahu, kaki depan atas dan bawah, serta dada.
Gambar 2.
Pengamatan dari atas dan ketebalan daging sapi potong seragam antara bagian badan
depan dan belakang.
Khusus pada sapi perah, penilaian juga dilakukan terhadap alat penghasil susu (ambing).
Tanda-tanda ambing yang baik adalah :
Bentuk dan ukuran : simetris, dan cukup besar. Ambing yang besar menjamin produksi susu
yang banyak
Puting : jumlahnya empat, ukuran sama dan letaknya simetris. Putting yang besar
akan memudahkan dalam pemerahan
Kulit : kulit pada ambing halus, mudah dilipat dengan jari dan terdapat pembuluh-
pembuluh darah di bawah kulit
Pengukuran Sapi
Pengukuran sapi dilakukan pada sapi dewasa, tidak perlu dilakukan pada seluruh bagian tubuh
tetapi hanya bagian-bagian penting saja, yaitu mengukur lingkar dada, tinggi sapi (gumba), panjang
tubuh dan tinggi sapi (bagian belakang).
3
Gambar 3.
Bagian-bagian tubuh sapi.
Keterangan :
1. Mulut
2. Kepala
3. Leher
4. Gumba
5. Kelasa (Ponok)
6. Gelambir
7. Bahu
8. Lengan
9. Punggung
10. Iga
11. Perut
12. Kemudi
13. Pengkal ekor
14. Tungging
15. Paha
16. Ekor
17. Kuku
18. Bungkul tulang duduk
19. Sendi bahu
20. Dada
21. Siku
22. Tulang pinggang
Alat ukur yang dipakai dapat digunakan adalah tali raffia, pita ukur jahit, mistar, dan
papan/kayu. Sedangkan alat ukur yang modern adalah tongkat ukur (measuring stick) dan kaliper
(lingkar dada).
4
Pengukuran lingkar dada dengan
cara melingkarkan tali raffia/pita
ukur pada lingkar dada sapi
Gambar 4.
Bagian-bagian tubuh sapi yang akan diestimasi/diduga berat badannya.
Untuk memperkirakan berat sapi dewasa dapat digunakan rumus SCHOORL, yaitu :
Keterangan :
Berat badan dalam satuan kg dan lingkar dada (LD) dalam cm.
Pengukuran ini berlaku untuk sapi-sapi dewasa.
Contoh :
Diketahui hasil pengukuran lingkar dada sapi milik Pak Ponimin adalah 150 cm, maka perkiraan
berat sapi dengan penghitungan menggunakan rumus Schoorl adalah :
Berat badan (kg) = (150 + 22)2
100
= 295,84 kg
Gambar 5.
Bagian-bagian tubuh sapi.
5
Keterangan :
1. Kepala
2. Leher
3. Lulur luar
4. Lulur luar
5. Lulur dada
6. Lulur dada
7. Ekor
8. Paha atas
9. Paha bawah
10.Lapis
11.Lapis
berlemak
12.Dada
belakang
13.Bahu
14.Dada depan
15.Betis
16.Skengkel
17.Kaki
belakang
18.Kaki depan
6
Sedangkan penilaian pada sapi perah lebih ditujukan pada produksi susu yang dihasilkan tinggi
serta kondisi eksterior sapi perah sehat. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diperlukan
pemeliharaan yang baik dan mutu pakan yang memenuhi syarat.
Penilaian Kambing/Domba
Untuk dapat memilih calon bibit yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Jenis domba
Karakteristik produksi jenis-jenis domba sangat variatif. Contohnya domba ekor tipis (local)
pertumbuhannya lambat, tetapi bersifat prolific (beranak 2 atau lebih dalam sekali bunting).
Sehingga jenis domba perlu diperhatikan untuk mendapatkan calon bibit yang baik.
2. Kesehatan.
Domba yang akan dipilih menjadi bibit harus sehat, yang dapat diketahui melalui tanda-tanda
fisiknya yang berupa : nafsu makan baik, mata bersinar, penampilan lincah tidak loyo atau
sempoyongan dan kulit halus, mengkilat, tidak mengidap penyakit kulit.
3. Tanda eksterior atau penampilan fisik.
Kriteria pemilihan domba sebagai bibit berbeda dengan domba yang akan digemukkan. Pemilihan
domba untuk digemukkan lebih fleksibel dibandingkan pemilihan domba untuk bibit. Secara
umum tanda eksterior domba dapat dilihat dari : ukuran kepala, leher, badan dan kaki seimbang;
tidak cacat; alat reproduksi : jantan memiliki 2 testes yang sama besar, betina ambingnya besar
dan simetris, puting lengkap 2 buah; mulut dan hidung besih serta punggung lurus.
4. Usia atau umur ternak
Domba yang dijadikan bibit sebaiknya yang berusia muda. Penentuan usia domba dapat diketahui
melalui recording/catatan ternak yang bersangkutan atau dengan menggunakan rumus gigi.
5. Jenis kelamin
Pemilihan jenis kelamin penting terkait dengan tujuan pemeliharaan. Jika untuk penggemukan,
maka pemilihan domba jantan akan lebih menguntungkan disbanding domba betina. Sebab
domba jantan pertumbuhannya relative cepat dibanding domba betina. Jika sebagai pemacek,
maka jenis kelamin domba yang dijadikan bibit tergantung kebutuhan peternak.
Calon induk : berumur 1½ - 2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil – sedang,
bulu halus, muka cerah/tidak lesu, ekor normal dan memiliki kemampuan kawin yang baik.
Calon pejantan : berumur 1½ - 2 tahun, tidak cacat, badan normal dan dari krturunan prolific,
tonjolan pada kaki besar, mempunyai buah zakar yang simetris dan sama besar, gerakan lincah
dan mampu kawin dengan baik.
6. Tidak cacat tubuh
Cacat tubuh domba antara lain : rahang atas dan bawah tidak rata, tanduk tumbuh melingkar
menusuk leher, hanya mempunyai satu buah zakar, atau dua tetapi besarnya tidak sama,
terdapat infeksi atau pembengkakan pada ambing, kaki berbentuk X atau pengkor, mata
buta/rabun dan ternak majir.