Sistem penilaian yang umum telah dikembangkan untuk memperkirakan rata-rata kondisi tubuh
sapi dalam populasi. Sistem penilaian ini menyediakan skor relatif berdasarkan evaluasi timbunan
lemak dalam hubungannya dengan fitur kerangka. Kondisi tubuh untuk sistem penilaian yang paling
banyak digunakan untuk sapi memberikan skor dari 1 (kurus dan hampir tidak ada lemak) sampai 9
(berlebihan lemak). Penilaian 1-3 adalah kurus, nomor 4 tergolong perbatasan, 5-6 yaitu optimal,
sedangkan 7-9 adalah gemuk.
1. Kurus parah; kelaparan dan lemah, tidak ada lemak terdeteksi di punggung,
2. Pinggul atau tulang rusuk; tailhead dan individual tulang rusuk terlihat mencolok; semua
struktur rangka terlihat tajam dan biasanya ternak terserang penyakit. Dalam sistem produksi
normal ternak di BCS ini jarang terjadi.
3. Kurus; mirip dengan BCS 1, tapi tidak lemah; jaringan otot sedikit terlihat; tailhead dan iga
kurang menonjol.
4. Sangat kurus; tidak ada lemak diatas tulang rusuk atau di punggung; tulang punggung mudah
terlihat, sedikit peningkatan dalam otot lebih dari BCS.
5. Perbatasan; rusuk individu terlihat kurang tertutup lemak secara keseluruhan; otot meningkat
melalui bahu dan kaki belakangnya, pinggul dan tulang punggung terlihat sedikit membulat
dibandingkan penampilan tajam BCS 3.
6. Sedang; lemak yang menutupi tulang rusuk meningkat, tulang rusuk umumnya hanya
dibedakan 12 dan 13 secara individual, tailhead penuh tapi tidak bulat.
7. Baik; tulang rusuk belakang dan tailhead terlihat agak bulat dan ketika diraba sedikit
penumpukan lemak pada punggung.
8. Gemuk; munculnya daging dan lemak dan ke belakang tailhead, dan punggung; tulang rusuk
tidak terlihat; daerah vulva dan rektum eksternal mengandung timbunan lemak sedang; pada
ambing sedikit berlemak.
9. Sangat gemuk; kuadrat penampilan karena kelebihan lemak di punggung, tailhead, dan
bagian belakangnya; penumpukan lemak ekstrim di punggung dan seluruh tulang rusuk;
lemak yang berlebihan di sekitar vulva dan rektum; mobilitas dalam ambing mungkin mulai
dibatasi.
10. Obesitas; mirip dengan BCS 8, tetapi untuk tingkat yang lebih besar mayoritas lemak
disimpan pada ambing yang terbatas efektifitas laktasi. Dalam sistem produksi normal
ternak di BCS ini jarang terjadi.
1
b. Makna Dari Pada SCORE
score ideal sapi perah (kering & pre-partum) : 2,5 – 3, kondisi “fit non fat “
kehilangan 1 angka score , berarti :
b.b. heifer turun 15 kg.
b.b. induk dewasa bisa mencapai 15 kg.
penambahan 1 angka score (pertengahan masa laktasi), berarti :
b.b. heifer bertambah 90 kg.
b.b. induk dewasa bisa mencapai 60 kg.
B. Kapasitas Tubuh
STANDAR,
No UNSUR YANG DINILAI ATAU SKOR
SEMPURNA
1 Dada bawah depan : halus, mulus, ada 2
lipatan kulit, peralihan ke badan halus
Dada : dalam, kapasitas besar, lebar ke
2 5
bawah, penuh pada bagian siku
3 Punggung : kuat rata, panjang, rusuk jelas 4
Perut : panjang, dalam, lebar, rusuk
4 8
panjang, terpisah lebar, perlekatan baik.
5 Pinggang : lebar, kuat, rata 3
6 Pinggul :menonjol, lebar, rata 2
Gluteus atas : panjang, lebar,rata, tonjolan
7 4
tuber coxae berjarak lebar, tinggi
8 Ekor : panjang, bergerak bebas, halus 1
9 Paha : mulus, terpisah lebar, lenkung 3
Kaki belakang : terpisah lebar, lurus,
10 3
panjangnya sedang
C. Ambing
STANDAR,
No UNSUR YANG DINILAI ATAU SKOR
SEMPURNA
Ambing : besar, perlekatan tingi di
belakang, dan halus ke depan, lebar, tepi
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mahasiswa harus lebih giat dan lebih aktif dalam mengerjakan tugas terutama pribadi saya
sendiri, maka dari itu kami membutuhkan bimbingan dari
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Dan Erif Kemal Syarif. 2011. Buku Pintar Beternak Dan Bisnis Sapi Perah. Jakarta: PT
AgroMedia Pustaka.
Blakely, J dan Bade, D. H. 1995. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Bligh, J. and K. G. Johnson. 1973. Glassani of Teams for Thermal Physiology. J. Appl. Physiol.
35 : 941.
Harianto, Bagus, Dan Erif Kemal Syarif. 2011. Buku Pintar Beternak Dan Bisnis Sapi Perah. PT
AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Nurul, P., A. T. A. Sudewo dan S. A. Santosa. 2013. Penggunaan Taksiran ProduksiSusu dengan
Test Interval Method (TIM) pada Evaluasi Mutu.
Syarief, M.Z. dan R.M. Sumoprastowo. 1990. Ternak Perah. CV Yasaguna. Jakarta.
Williamson, G dan Payne, W. J. A. 1993. Pengantar Peternakan di daerah Tropis. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.