Anda di halaman 1dari 3

1.

Manajemen Pemberian Pakan dan Minum

Fase grower dibagi menjadi dua bagian yaitu umur 7 – 13 minggu dan 14 – 16 minggu atau yang
biasa disebut fase developer. Pertumbuhan pada fase ini akan melambat namun konsumsi pakan
terus meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian kandungan nutrisi pada pakannya
dimana salah satunya yaitu dengan mengurangi kandungan protein. Hal tersebut dilakukan agar
tidak terjadi kegemukan yang mana akan menghambat proses saat pertama kali bertelur. Disamping
itu, pengurangan kandungan protein seiiring dengan melambatnya pertumbuhan dilakukan untuk
efisiensi biaya pakan, karena dengan protein yang semakin tinggi maka secara otomatis akan
menambah biaya pakan itu sendiri, demikian pula sebaliknya.

Pada saat proses pergantian pakan dari pakan starter ke grower sebaiknya dilakukan secara
bertahap dengan mencampur kedua jenis pakan tersebut selama beberapa hari. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi resiko stress pada ayam akibat pergantian pakan. Pemberian pakan pada fase
grower biasanya cukup dilakukan sebanyak dua kali sehari dengan jumlah yang sesuai dengan
standar. Pemasangan tempat pakan dan minum juga perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan
tinggi leher ayam. Hal ini dilakukan supaya pakan dan minum tidak kotor dan tumpah namun ayam
juga tidak kesulitan untuk menjangkaunya.

Untuk didapatkan keseimbangan antara tercukupinya nutrisi penunjang pertumbuhan dan


efisiensi penggunaan ransum dalam menekan biaya pakan, diperlukan formulasi nutrisi ransum yang
baik, yaitu seperti nutrisi ransum ayam grower menurut PT. JAPFA COMFEED adalah sebagai
berikut :

Bisa dilihat pada tabel ini bahwa kandungan pakan harus memiliki kandungan (lihat tabel)

Kandungan Pakan Kandungan (%)


Air 12
Protein Kasar 18,5
Lemak Kasar 3,7
Serat Kasar 6
Abu 8
Kalsium 0,9-1,1
Fosfor 0,6-1,0
Sumber: PT JAPFA COMFEED INDONESIA. Tbk

Air minum harus tersedia sepanjang waktu. Kekurangan air minum bisa berdampak pada penurunan
konsumsi pakan sehingga pertumbuhan kurang optimal. Dampak lain adalah ayam mengalami stres
sehingga mudah terserang penyakit. Air minum bisa berupa air putih atau dicampur vitamin/obat
sesuai kebutuhan dan jadwal medikasi dari peternakan itu sendiri.

2. Kontrol Nutrisi dan Rekording

Kontrol nutrisi dan recording pada ternak perlu dilakukan agar kesehatan maupun laju pertumbuhan
ternak terus terkontrol. Dalam mengontrol kecukupan nutrisi, dapat dilakukan penimbangan berat
pada ternak. Penimbangan berat badan yang dilakukan pada fase ini tidak jauh berbeda dengan yang
dilakukan pada pemeliharaan starter yang terdiri dari timbang sample dan timbang total. Timbang
sampel adalah penimbangan berat badan ayam yang dilakukan seminggu sekali dengan menimbang
10% dari populasi satu pen, hal ini dilakukan untuk mengetahui keseragaman bobot badan ayam
dalam satu kandang. Sedangkan timbang total adalah penimbangan bobot badan ayam yang
dilakukan pada saat ayam berumur 6 dan 15 minggu dengan menimbang seluruh ayam yang ada di
kandang, hal ini dilakukan untuk menentukan grade ayam. Tujuan dari penimbangan adalah untuk
mengetahui bobot badan standar setiap fase terutama saat akhir grower atau saat akan masuk
battery. Hal yang penting dalam kontrol bobot badan adalah dengan melihat keseragaman bobot
badan ayam, keseragaman akan berpengaruh pada masa awal produksi. Keseragaman yang baik
adalah di atas 80% dimana perbedaan bobot badan ayam satu dengan yang lain tidak terlalu jauh.
Selain penimbangan dilakukan pula kontrol kesehatan dan recording lainnya seperti menghitung
tingkat kematian, konsumsi pakan, FCR dan kontrol lingkungan. Kontrol kecukupan gizi pun dapat
dilihat dari kondisi kesehatan ayam disertai data recording yang telah didapat. Rekording dan
kontrol kesehatan ini sangat penting agar jika ditemukan kesalahan dalam pemeliharaan dapat
ditanggulangi lebih awal sehingga mencegah terjadinya kerugian yang besar bagi peternak.

3. Bentuk dan Mekanisme Sangkar pada Fase Grower dan Developer

Kandang ayam sistem close house fase grower biasanya tidak jauh berbeda dengan kandang ayam
layer yaitu menggunakan cages bertingkat, namun kandang ayam fase grower tidak memiliki egg belt
atau tempat penampung telur. Pada video kali ini adalah contoh kandang close house modern. Pada
bagian luar kandang modern seperti ini terdapat silo, tirai otomatis, kipas ventilasi, hingga manure
output system yang berfungsi untuk memindahkan kotoran dari dalam kandang ke truk pengangkut
kotoran.
Pada bagian dalam kandang terdapat cages betingkat yang disertai dengan automatic feeder dan
terdapat tempat minum bentuk nipple. Semua sistem pada kandang closed house modern seperti ini
dikendalikan pada control panel room yang mengatur mulai dari pengaturan otomatisasi cages, hingga
panel untuk mengatur iklim dalam kandang.

4. Manajemen Vaksinasi dan Obat-Obatan

Manajemen kesehatan pada ayam fase grower biasanya dilakukan dengan memberikan vitamin dan
antibiotik sesuai dengan situasi. Program vaksinasi dilakukan selama tiga kali yaitu pada umur 45 hari
diberi vaksin coriza, umur 54 hari vaksin ND clone dan IB, serta pada umur 60 hari diberi vaksin
cacing. Tujuan dilakukannya vaksinasi ini tentunya untuk mencegah terserangnya penyakit pada
ayam yang dapat terjadi dari berbagai faktor yang tidak dapat diprediksi namun dapat dicegah
dengan bantuan biosekuriti.

5. Manajemen Sanitasi

Program sanitasi yang biasanya wajib dilakukan adalah meliputi pembersihan tempat minum,
penyemprotan desinfektan, serta pembersihan feses pada kandang, Semua kegiatan tersebut
biasanya dilakukan setiap hari sekali pada pagi hari
kecuali pada pembersihan tempat minum yang dilakukan satu atau dua kali sehari sebelum
pemberian pakan. Pembersihan tempat pakan, pembersiahn dinding kandang, serta pembersihan
area kandang pun dilakukan seminggu sekali.
Terdapat sedikit tambahan pada Program sanitasi antara starter dengan grower, yaitu pada
grower ditambahkan pembersihan/penyapuan bulu yang rontok. Penyapuan bulu bertujuan untuk
menghindari termakannya bulu dari ayam yang sakit oleh ayam yang sehat, hal ini berkaitan
dengan bulu yang merupakan agen dari penyakit.
Setiap hari pengawas selalu melakukan pengontrolan kondisi ayam. Apabila ada ayam yang sakit
baik starter, grower, atau layer akan segera dikeluarkan dan dimasukkan di kandang karantina,
hal ini bertujuan untuk menghindari penularan penyakit terhadap ayam yang sehat. Untuk ayam
yang sudah mati, sebaiknya dilakukan bedah bangkai terlebih dahulu sebelum menjadi bangkai,
agar kita dapat mengetahui penyakit yang menyerang ayam. Setiap hari ada petugas khusus yang
bertugas mengambil bangkai untuk dikubur dalam tanah atau dibakar.

6. Manajemen atau Mekanisme Lainnya pada Masa Growing dan Developing

Adapun mekanisme lain yang perlu dilakukan pada fase grower untuk menunjang pertumbuhan dan
daya tahan tubuh ayam. Dapat dilakukan penerangan pada jam 9-12 malam. Selain itu diberikan pula
pakan pada jam 9. Kedua hal tersebut penting bagi ayam fase grower untuk pertumbuhan dan
kesehatan tubuhnya. Tujuan dari pemberian pakan pada jam 9 ini adalah agar pemberian pakan pada
ayam tepat waktu karena ayam biasanya akan beristirahat sejak jam 7.30-9 malam. Maka pemberian
pakan pada jam 9 malam merupakan waktu yang tepat untuk dilakukan. Hal ini dapat membantu
kurangnya feed intake pada siang hari yang dapat diakibatkan oleh suhu yang panas sehingga feed
intakenya berkurang.

Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=RjWtDQb_z-Y&t=334s
https://www.youtube.com/watch?v=Do9J370DhMY
https://www.youtube.com/watch?v=jEPO0uu-0j8&t=400s
https://www.youtube.com/watch?v=OX2rJB4fJ0Q&t=306s
https://www.youtube.com/watch?v=8tV0MriIssQ
https://www.youtube.com/watch?v=xzza3iEHf3Q&t=3s
https://www.youtube.com/watch?v=O869SKO_q_4
https://www.youtube.com/watch?v=5muEa8r3GMk&t=2s
https://www.youtube.com/watch?v=1EvchIcLh34
https://www.youtube.com/watch?v=keeSID_HVIs

Anda mungkin juga menyukai