Beberapa bahan baku pakan yang juga sering dipalsukan adalah tepung ikan
dan meat bone meal (MBM). Tepung ikan sering dicampur dengan urea, sedangkan
MBM dicampur dengan tepung bulu. Penambahan urea maupun tepung bulu akan
meningkatkan kadar protein kasar, namun urea tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh
ayam, bahkan beracun. Sedangkan protein kasar dari tepung bulu meskipun kadarnya
tinggi, namun kecernaannya rendah.
Kontaminan lainnya dalam pakan yang paling berbahaya bagi ternak adalah
mikotoksin (racun jamur). Dengan begitu, uji identifikasi kadar mikotoksin akan
membantu memastikan ada tidaknya kontaminasi racun jamur tersebut. Saat terdeteksi
pakan sudah terkontaminasi mikotoksin, peternak bisa melakukan penanganan dengan
mencampur bahan pengikat racun jamur (toxin binder) ke dalam pakan ternak.
i
3. Evaluasi homogenitas pakan
Homogenitas pakan sangat mempengaruhi produktivitas ayam, seperti puncak
produksi telur maupun keseragaman berat badan panen. Maka dari itu, uji
homogenitas pakan perlu dilakukan untuk menjamin masing-masing ayam menerima
nutrisi yang sama sesuai yang dibutuhkan.
Untuk menilai kualitas bahan baku atau pakan jadi, kita bisa melakukan
serangkaian uji yang meliputi uji fisik, kimia, dan biologi. Uji fisik atau uji
organoleptik dilakukan dengan panca indera yang terdiri dari 4 M yaitu melihat
tampilan fisik (warna normal, tidak berjamur, tidak menggumpal, dll), meraba
(lembab, kering, halus, kasar, atau panas), mencium (segar, tengik, atau asam), dan
merasakan (asin atau tawar). Untuk melakukan uji organoleptik dituntut pengalaman
dan keterampilan pelaksana uji tersebut (Farida et al, 2013).
Uji kimia dilakukan di laboratorium untuk mengetahui nilai atau kadar nutrisi
bahan baku maupun pakan jadi. Sedangkan uji biologis dilakukan untuk mengetahui
pengaruh nutrisi pakan yang dibuat dengan mengamati pertumbuhan ternak selama
beberapa waktu. Lalu kapan kontrol kualitas pakan perlu dilakukan? Kontrol tersebut
hendaknya dilakukan saat kedatangan bahan baku/pakan baru, saat
pergantian supplier, selama penyimpanan, setelah pencampuran pakan, serta saat ada
kasus penurunan produksi.
Kadar air
ii
Kadar air menentukan lama penyimpanan pakan dan persentase kandungan
nutrisi lainnya. Kadar air yang melebihi standar akan memicu tumbuhnya jamur.
Protein kasar
Protein kasar merupakan parameter yang paling banyak diuji. Protein sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi ternak. Namun saat kadarnya berlebih
bisa memicu kotoran basah dan kadar amonia meningkat. Sedangkan jika kadarnya
kurang berakibat mengganggu pertumbuhan dan produktivitas ayam.
Lemak kasar
Merupakan sumber energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Kadar lemak
yang berlebih akan mempercepat proses ketengikan pakan. Akan tetapi jika kadarnya
kurang akan menyebabkan turunnya penyerapan vitamin (A, D, E, K), menurunkan
palatabilitas pakan, dan membuat pakan mudah berdebu.
Serat kasar
Serat kasar berpengaruh terhadap laju alir pakan dan penyerapan nutrisi dalam
saluran pencernaan. Saat kadarnya berlebihan akan menurunkan nafsu makan dan
pakan lebih banyak yang tidak tercerna. Sedangkan jika kekurangan akan menganggu
penyerapan nutrisi pakan.
Abu (mineral)
Menggambarkan kandungan mineral total dalam pakan. Kelebihan kadar abu
dapat menurunkan nafsu makan dan mengganggu keseimbangan serta penyerapan
mineral lainnya. Sedangkan kekurangan kadar abu akan menganggu proses
metabolisme tubuh, menghambat pertumbuhan tulang, dan menganggu kerja otot.
Kadar energi
Kadar energi yang dideteksi dari uji pakan adalah energi bruto yang bisa
dikonversi dengan konstanta menjadi energi metabolisme. Kandungan energi sangat
menentukan produktivitas dan tingkat konsumsi pakan.
1
Garam berfungsi sebagai sumber mineral natrium dan klorida. Uji kadar
garam dapat digunakan juga untuk identifikasi tingkat homogenitas pakan. Kadar
garam yang berlebih akan memicu kotoran basah.
Hal mendasar yang perlu diperhatikan sebelum melakukan uji kualitas pakan adalah
pengambilan sampel harus tepat agar hasil uji akurat. Pengambilan sampel pakan yang
dikemas dalam karung maupun pakan curah dapat dilakukan menggunakan probe atau alat
penusuk dengan beberapa lubang. Sampel bahan baku pakan yang masih berada di truk
pengangkut diambil secara acak, minimal 7-9 titik pada bak truk depan (dekat kepala truk),
tengah, dan belakang. Sedangkan pengambilan sampel di gudang pakan dilakukan secara
acak dengan menerapkan sistem zig-zag minimal 10% dari total karung.
Jadi, tunggu apa lagi. Lakukan uji pakan sekarang juga. Tenaga lapangan kami siap
membantu Anda. Semoga sukses. Salam. Info Medion Edisi Desember 2016. Jika Anda
akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion
Online (http://info.medion.co.id).