Anda di halaman 1dari 4

Pakan jadi merupakan campuran dari beberapa bahan baku pakan yang

diformulasikan sedemikian rupa sesuai kebutuhan ternak. Pakan sangat menentukan


produktvitas ternak sehingga kontrol kualitas bahan baku pakan maupun pakan jadi sangat
penting dilakukan oleh peternak. Kita tahu bahwa kualitas bahan baku di lapangan selalu
berubah-ubah tergantung wilayah, cuaca, musim, penanganan pasca panen, tempat
penyimpanan, dll. Jika tidak dikontrol kualitasnya, maka akan merugikan peternak. Terlebih
biaya pakan mengambil porsi terbesar dalam biaya produksi yaitu sekitar 70-85%.

Tujuan Kontrol Kualitas Pakan

1. Mengetahui kandungan nutrisi


Uji kualitas pakan penting dilakukan baik sebelum maupun sesudah formulasi
pakan. Data yang diperoleh ini dapat digunakan untuk memastikan kesesuaian
kandungan nutrisi dengan standar atau spesifikasi dari supplier. Uji kualitas pakan
yang dilakukan secara rutin nantinya akan membentuk database (baseline) kondisi
bahan baku maupun pakan jadi yang dipakai.

Uji kualitas pakan juga dapat mendeteksi adanya kasus penurunan/gangguan


produksi, baik produksi telur maupun pertumbuhan berat badan. Contohnya ketika
kita sering menemukan kasus kerabang telur tipis sementara kondisi ayam sehat (tidak
ada indikasi infeksi penyakit), kita bisa melakukan uji kadar kalsium dan fosfor dalam
pakan. Dari hasil uji ini bisa diketahui kecukupan kedua mineral tersebut untuk
pembentukan kerabang telur.

2. Mengetahui adanya kontaminasi atau pemalsuan


Bahan baku pakan ternak di lapangan rawan mengandung kontaminan atau
dipalsukan. Adanya bahan kontaminan ini akan mengakibatkan nilai nutrisi
semu. Contoh sederhana yaitu pemalsuan bekatul dan dedak halus yang ditambahkan
gilingan sekam. Fungsi sekam yaitu sebagai bahan pengisi atau penambah bobot dari
bekatul/dedak halus. Namun sayangnya sekam mengandung serat kasar yang tinggi
sehingga susah dicerna oleh ternak unggas sehingga merugikan peternak. Adanya
pemalsuan ini dapat dideteksi dengan uji fluoroglucinol.

Beberapa bahan baku pakan yang juga sering dipalsukan adalah tepung ikan
dan meat bone meal (MBM). Tepung ikan sering dicampur dengan urea, sedangkan
MBM dicampur dengan tepung bulu. Penambahan urea maupun tepung bulu akan
meningkatkan kadar protein kasar, namun urea tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh
ayam, bahkan beracun. Sedangkan protein kasar dari tepung bulu meskipun kadarnya
tinggi, namun kecernaannya rendah.

Kontaminan lainnya dalam pakan yang paling berbahaya bagi ternak adalah
mikotoksin (racun jamur). Dengan begitu, uji identifikasi kadar mikotoksin akan
membantu memastikan ada tidaknya kontaminasi racun jamur tersebut. Saat terdeteksi
pakan sudah terkontaminasi mikotoksin, peternak bisa melakukan penanganan dengan
mencampur bahan pengikat racun jamur (toxin binder) ke dalam pakan ternak.

i
3. Evaluasi homogenitas pakan
Homogenitas pakan sangat mempengaruhi produktivitas ayam, seperti puncak
produksi telur maupun keseragaman berat badan panen. Maka dari itu, uji
homogenitas pakan perlu dilakukan untuk menjamin masing-masing ayam menerima
nutrisi yang sama sesuai yang dibutuhkan.

Untuk menilai kualitas bahan baku atau pakan jadi, kita bisa melakukan
serangkaian uji yang meliputi uji fisik, kimia, dan biologi. Uji fisik atau uji
organoleptik dilakukan dengan panca indera yang terdiri dari 4 M yaitu melihat
tampilan fisik (warna normal, tidak berjamur, tidak menggumpal, dll), meraba
(lembab, kering, halus, kasar, atau panas), mencium (segar, tengik, atau asam), dan
merasakan (asin atau tawar). Untuk melakukan uji organoleptik dituntut pengalaman
dan keterampilan pelaksana uji tersebut (Farida et al, 2013).

Uji kimia dilakukan di laboratorium untuk mengetahui nilai atau kadar nutrisi
bahan baku maupun pakan jadi. Sedangkan uji biologis dilakukan untuk mengetahui
pengaruh nutrisi pakan yang dibuat dengan mengamati pertumbuhan ternak selama
beberapa waktu. Lalu kapan kontrol kualitas pakan perlu dilakukan? Kontrol tersebut
hendaknya dilakukan saat kedatangan bahan baku/pakan baru, saat
pergantian supplier, selama penyimpanan, setelah pencampuran pakan, serta saat ada
kasus penurunan produksi.

Parameter Uji Laboratorium Kualitas Pakan

Terkait uji kualitas pakan yang dilakukan di laboratorium, beberapa parameter


yang hendaknya diuji adalah sebagai berikut:

 Kadar air

ii
Kadar air menentukan lama penyimpanan pakan dan persentase kandungan
nutrisi lainnya. Kadar air yang melebihi standar akan memicu tumbuhnya jamur.

 Protein kasar
Protein kasar merupakan parameter yang paling banyak diuji. Protein sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi ternak. Namun saat kadarnya berlebih
bisa memicu kotoran basah dan kadar amonia meningkat. Sedangkan jika kadarnya
kurang berakibat mengganggu pertumbuhan dan produktivitas ayam.

 Lemak kasar
Merupakan sumber energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Kadar lemak
yang berlebih akan mempercepat proses ketengikan pakan. Akan tetapi jika kadarnya
kurang akan menyebabkan turunnya penyerapan vitamin (A, D, E, K), menurunkan
palatabilitas pakan, dan membuat pakan mudah berdebu.

 Serat kasar
Serat kasar berpengaruh terhadap laju alir pakan dan penyerapan nutrisi dalam
saluran pencernaan. Saat kadarnya berlebihan akan menurunkan nafsu makan dan
pakan lebih banyak yang tidak tercerna. Sedangkan jika kekurangan akan menganggu
penyerapan nutrisi pakan.

 Abu (mineral)
Menggambarkan kandungan mineral total dalam pakan. Kelebihan kadar abu
dapat menurunkan nafsu makan dan mengganggu keseimbangan serta penyerapan
mineral lainnya. Sedangkan kekurangan kadar abu akan menganggu proses
metabolisme tubuh, menghambat pertumbuhan tulang, dan menganggu kerja otot.

 Kalsium dan fosfor


Kalsium dan fosfor merupakan dua mineral makro yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas kerabang telur dan kerangka tubuh (tulang) ayam. Selain itu, fosfor
sangat diperlukan dalam proses metabolisme. Kelebihan kalsium dan fosfor akan
mengganggu penyerapan nutrisi dan memperberat kerja ginjal. Namun kekurangan
keduanya akan mengganggu pertumbuhan tulang dan kualitas kerabang telur.

 Kadar mikotoksin (racun jamur)


Mikotoksin senantiasa mencemari pakan. Kadar yang sedikit pun akan
tersimpan dan terakumulasi di dalam tubuh ternak. Uji kadar mikotoksin akan
membantu kita dalam melakukan treatment pencegahan serangan mikotoksin sejak
dini.

 Kadar energi
Kadar energi yang dideteksi dari uji pakan adalah energi bruto yang bisa
dikonversi dengan konstanta menjadi energi metabolisme. Kandungan energi sangat
menentukan produktivitas dan tingkat konsumsi pakan.

 Kadar garam (NaCl)

1
Garam berfungsi sebagai sumber mineral natrium dan klorida. Uji kadar
garam dapat digunakan juga untuk identifikasi tingkat homogenitas pakan. Kadar
garam yang berlebih akan memicu kotoran basah.

Hal mendasar yang perlu diperhatikan sebelum melakukan uji kualitas pakan adalah
pengambilan sampel harus tepat agar hasil uji akurat. Pengambilan sampel pakan yang
dikemas dalam karung maupun pakan curah dapat dilakukan menggunakan probe atau alat
penusuk dengan beberapa lubang. Sampel bahan baku pakan yang masih berada di truk
pengangkut diambil secara acak, minimal 7-9 titik pada bak truk depan (dekat kepala truk),
tengah, dan belakang. Sedangkan pengambilan sampel di gudang pakan dilakukan secara
acak dengan menerapkan sistem zig-zag minimal 10% dari total karung.

Untuk pakan hasil self mixing, baik menggunakan mesin mixer atau diaduk manual,


kita bisa mengambil sampel pada bagian atas, tengah, dan bawah hasil adukan. Kumpulkan
semua sampel yang didapat (± 2 kg) dalam nampan besar, aduk, dan ratakan. Buat diagonal
menjadi 4 bagian, kemudian ambil dari masing-masing bagian hingga terkumpul 600-1000 g.
Ulangi langkah tersebut hingga diperoleh jumlah sampel 300-500 g. Hasil sampling dengan
metode quartering tersebut dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label dengan kode yang
sesuai. Sampel yang sudah dikemas ke dalam plastik kemudian dimasukkan ke dalam kardus
atau filopur dan dikemas dengan rapi. Sedangkan untuk sampel bahan baku pakan bentuk cair
sebagai contoh molases atau minyak, minimal jumlah sampel yang diambil sekitar 500 ml.

Uji pakan sangat membantu dalam kontrol kualitas bahan baku pakan


maupun pakan jadi hasil formulasi, sehingga performa ternak tetap optimal.
Karena menyadari pentingnya uji pakan itulah
maka Medion menghadirkan MediLab yang menyediakan jasa uji pakan.
Tidak hanya hasil uji laboratorium, MediLab juga memberikan penilaian,
interpretasi hasil uji, sekaligus saran dan tindak lanjutnya. Hal ini akan
memudahkan peternak dalam memahami hasil uji dan melakukan treatment,
baik pencegahan atau penanganan terhadap kasus yang sedang dihadapi.
Selain uji kualitas, Medion juga menyediakan jasa konsultasi formulasi
ransum dengan metode least cost formulation (formulasi dengan biaya
terendah dengan program Brill Feed Formulation).

Jadi, tunggu apa lagi. Lakukan uji pakan sekarang juga. Tenaga lapangan kami siap
membantu Anda. Semoga sukses. Salam. Info Medion Edisi Desember 2016. Jika Anda
akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion
Online (http://info.medion.co.id).

Anda mungkin juga menyukai