Anda di halaman 1dari 34

PANDUAN PRAKTIKUM

ILMU GIZI TERNAK UNGGAS

Prof. Ir. I Made Mastika, MSc., PhD


Ir. Anthonius Wayan Puger, MS
Ir I Made Suasta, MS

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

0
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa /


Tuhan Yang Mahaesa maka penuntun praktikum Ilmu Gizi Ternak Unggas dapat dibuat
pada waktunya. Di dalam penuntun praktikum iini diberikan beberapa contoh kegiatan
praktikum yang terdiri atas enam bagian yaitu Bagian 1 tentang penyusunan ransum,
Bagian 2 tentang pengaruh vitamin C pada unggas pertumbuhan, Bagian 3 tentang
menentukan penampilan dari aneka ternak (angsa, itik, ayam), Bagian 4 tentang
penggantian jagung dengan beras dan daklomix (campuran dedak + lemak telo +
premix) pada ayam broiler. Bagian 5 tentang penentuan nilai cerna pada ternak unggas
dan bagian akhir (bagian 6) tentang penggunaan berbagai standar kebutuhan dan bahan-
bahan pakan yang ada baik di luar negeri maupun dalam negeri (mahasiswa memilih
bahan sesuai denngan potensi daerahnya).
Dengan buku penuntun praktikum ini para dosen/pengajar dan mahasiswa dapat
mengatur dan membuat materi praktikum untuk memahami persoalan pakan unggas
serta upaya untuk mengatasinya. Penuntun praktikum ini dibuat untuk menunjang mata
kuliah Ilmu Gizi Ternak Unggas untuk semester ganjil (semester V).
Penulis pada kesempatan ini menyampaikan terimakasih kepada Fakultas
Peternakan Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan untuk menyusun buku
penuntun ini. Terimakasih penullis ucapkan juga kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan buku ini.

Denpasar, Nopember 2015

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
1 Menyusun Ransum 3
2 Pemberian Vitamin pada Unggas Pertumbuhan 6
3 Menentukan Penampilan dari Aneka Ternak (angsa, itik, ayam) 8
4 Penggantian Jagung dengan beras dan Daklomix terhadap 10
Pertumbuhan Ayam Broiler
5 Menentukan Nilai Cerna Ransum 14
6 Standar Kebutuhan dan bahan-bahan Pakan 17

2
Bagian 1: MENYUSUN RANSUM

A. Computer
- Linear programming (Awal – Computer)
- Least Cost Feed Formulation – Computer + Program

B. Pearson Square Method


Untuk dua bahan saja, dalam satu penyelesaian kombinasi bahan yang dikehendaki

Contoh :
Menyusun campuran jagung dengan kedelai agar mengandung protein 20%,
beberapa % jagung dan kedelai?

Jagung 8% 18 bagian jagung

20% CP

Kedele 38% 12 bagian kedele

30

Untuk mendapatkan campuran kedele dan jagung yang mengandung 20% CP


maka komposisi campuran adalah bagian jagung = (18 x 100):30 = 60% dan
bagian kedele adalah =(12x100):30 = 40%.

C. Rule of thumb = sistem coba-coba


Dari beberapa bahan yang kita punyai dihitung secara coba-coba untuk mendekati
standar.

3
Contoh:

1. Siapkan
Kalkulator

Tabel standar yang dipakai

Tabel kandungan zat-zat makanan dari bahan – bahan yang kita punyai

2. Lihat dalam standard CP dan ME nya


3. Bahan-bahan yang ada di Bali atau Indonesia
Sumber energi
- jagung kuning atau Yellow corn dent
- Sorghum atau milo
- Cacah ketela atau Cassava meal
- dll

Sumber protein
- Tepung ikan atau Red Fish 58% CP
- Kacang kedelai atau Whole soy bean
- Bungkil kedelai atau Soy bean meal
- Bungkil kelapa atau Copra meal
- Dedak padi atau Rice bran
- dll

Sumber mineral
- Ca ---------- tepung kulit kerang atau Oyster shell
- Ca & P ----- tepung tulang atau Bone meal atau Bone charcoal

Sumber vitamin
- Rajamix
- Topmix
- Premix
- Dll

4
4. Batas pemakaian
Untuk beberapa jenis bahan terutama yang tergolong dalam bahan hasil sisa
industri seperti dedak padi, bungkil kelapa, tepung darah ----- ada batas-
batas pemakaiannya dalam ransum.

Harus baca buku atau literatur + pengalaman meneliti

Contoh

- Dedak padi ---- aman antara 20 – 30%


- Bungkil kelapa ----- aman antara 10-15%
- Tepung dara ----aman antara 1-3%

Contoh Soal

Susun ransum ayam petelur fase I (20 – 42 minggu) dengan CP 17,4% dan 2750 Kkal
ME/kg

Ayam petelur :
- Ayam petelur perlu banyak Ca: 4 – 7%
- Ada tambahan NaCl: 0,2 – 0,25%
- Ada tambahan Premix (vitamin) 0,2 – 0,5 %
4,4 – 7,75 %

- Bahan lain 95,6 – 92,25 %

Ayam pertumbuhan atau broiler

- Tambahan NaCl 0,2 – 0, 25 %

- Premik 0,2 – 0,50 %

- Asam amino 0,2 – 0,50 %

0,6 – 1,25 %

- Bahan lain 99,4 – 98,75%

5
Bagian 2: PEMBERIAN VITAMIN C PADA UNGGAS

PENDAHULUAN

Penggunaan vitamin C (Ascorbic acid) merupakan vitamin yang larut dalam air (Scott

et al., 1982) dan merupakan vitamin penting untuk ternak monogastrik seperti ternak

unggas. Vitamin C mempunyai fungsi penting sebagai antioksidant dan penting untuk

mencegah stress panas (Chang et al, 1990.). lndonesia umumnya dan Bali khususnya

terutama di daerah dataran rendah, temperatur berkisar antara 31-34oC dengan

kelembaban 80-90% terutama pada bulan Oktober sampai dengan Pebruari. Kondisi ini

menyebabkan konsumsi pakan pada unggas menurun dan ayam mengalami stress panas

yang ditandai dengan ayam terengah-engah (panting). Praktikum ini mempelajari

tentang pengaruh supplementasi vitamin C pada unggas buras muda.

MODEL I

Ayam dibagi menjadi tiga kelompok dengan berat badan rata-rata yang sama yaitu:

Kelompok I : ayam tanpa supplementasi (kontrol)

Kelompok ll : ayam dengan supplementasi vitamin C 100 mg/ekor/hari

Kelompok lll : ayam dengan supplementasi vitalong C 100 mg/ekor/hari

AYAM YANG DIGUNAKAN

Ayam yang digunakan adalah ayam muda sebanyak 9 ekor dimana ayam tersebut

dikelompokkan menjadi kelompok I (3 ekor), kelompok ll (3 ekor) dan kelompok lll (3

ekor). Ayam diberi pakan yang sama dengan kandungan protein (CP 17%, ME 2750

Kcal ) serta air PDAM diberikan secara ad libitum.

6
MAHASISWA

Peserta praktek (mahasiswa) dibagi tiga kelompok untuk bertanggung jawab kepada

masing-masing kelompok ayam tersebut diatas.

TUGAS KELOMPOK:

1. Menimbang ayam setiap minggu

2. Memberi makan dan minum setiap hari

3. Menghitung konsumsi pakan dan air minum setiap minggu

4. Menghitung pertambahan berat badan per minggu

5. Menghitung FCR

Masing-masing mahasiswa membuat catatan sendiri-sendiri dan membuat laporan

sendiri-sendiri.

LAPORAN

Format seperti membuat skripsi

Dibuat sendiri-sendiri

Dikumpul sebelum ujian

REFERENSI

Cheng, T.K., C.N. Coon and M.L. Hamre (1990). Effect of Environmental Stress on
the Ascorbis acid Requirement of Laying Hens. Poult. Sci. 69:774-780.

Scott, M.L., M.C. Nesheim, and R.S. Young. 1982. Nutrition of the Chicken. 3rd Ed.
Published by M.L. Scott & Associates." Itacho,, New York.

7
Bagian 3: Menentukan Penampilan (Performance) dari Aneka Ternak
(Angsa, Itik, Ayam)

Latar Belakang

Meningkatnya kebutuhan akan nilai pangan manusia baik kuantitas maupun

kualitasnya, membutuhkan usaha yang lebih baik dalam mengelola sumber daya alam

yang tersedia, termasuk bahan makanan yang berasal dari ternak yaitu berupa daging

dan telur. Aneka ternak yang mempunyai potensi sebagai penghasil telur dan daging

telah lama dicoba dikembangkan di Indonesia dan diharapkan produksi telur/dagingnya

dapat membantu usaha memenuhi kebutuhan akan konsumsi protein hewani pada

masyarakat. Akan tetapi penelitian tentang aneka ternak masih sangat sedikit

dilaksanakan, baik dari segi nutrisi maupun produksinya. Sehubungan dengan hal di

atas, tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui konsumsi ransum,

pertumbuhan, dan efisiensi penggunaan pakan dari beberapa jenis ternak. Konsumsi

ransum dari berbagai jenis aneka ternak dan mengetahui efisiensi penggunaan

pakannya adalah penting sebagai data dasar.

Materi dan Metode

Materi :

 5 ekor angsa (umur 8 minggu)

 5 ekor itik (umur 8 minggu)

 bahan ransum

 ember plastik

 plastik

 tempat pakan dan minum

8
Adapun peubah yang diamati adalah :

 berat awal

 berat badan tiap unggas

 konsumsi ransum tiap unggas

 konsumsi air tiap unggas

 FCR tiap unggas

Ransum yang diberikan: adalah ransum broiler grower dengan komposisi :

Jagung kuning 60%

Tepung ikan 15%

Kacang kedelai 10%

Bungkil kelapa 10%

Gaplek giling 4,35%

Tepung tulang 0,40%

Premix 0,25%

Jumlah 100%

Adapun kandungan zat makanan ransum ini adalah 20,6% CP dan 3000 kcal ME/kg

ransum.

9
Bagian 4 : Penggantian Jagung dengan Beras dan Daklomix Terhadap
Pertumbuhan Ayam Broiler

Latar Belakang

Pertumbuhan ayam dipengaruhi oleh bahan yang menyusun ransum yang dimakannya.

Dalam ransum ayam, bahan penyusun ransum yang paling banyak adalah jagung yang

berkisar antara 50-60%. Tingginya penggunaan jagung dalam ransum ayam disebabkan

karena jagung memiliki energi yang tinggi, kadar CF rendah, kecernaan cukup tinggi,

dan adanya kandungan karoten (pro vit. A), sehingga sampai sekarang jagung masih

merupakan bahan utama penyusun ransum ayam. Untuk menanggulangi

ketergantungan pada satu bahan, maka dicoba mengganti jagung dengan bahan yang

secara teoritis mempunyai kandungan zat makanan yang hampir sama dengan jagung,

yaitu beras dan "daklomix" (campuran dedak, tallow, dan premix). Walaupun

kandungan zat makanan dari beras dan "daklomix" hampir sama dengan jagung, tetapi

di dalam praktek apakah pertumbuhan ayam akan sama? Sehubungan dengan hal

tersebut, maka dilaksanakan praktikum tentang penggunaan beras dan "daklomix"

sebagai pengganti jagung terhadap perturnbuhan ayam broiler. Mahasiswa akan dapat

mempelajari hubungan antara kualitas bahan dan kecernaan serta akibatnya pada

perturnbuhan dan efisiensi penggunaan pakan.

Materi dan Metode

Materi :

 ayam broiler (DOC)

 bahan ransum

 ember plastik

 bola lampu

10
 kabel Iistrik

 kawat

 plastik

Metode

Buat ransum broiler dengan standar Scott et al ( I 982)

 Fase pre starter :24% CP dan 2900 kcal. ME/kg (0 - 2 minggu)

 Fase starter :20,6% dan 3000 kcal ME/kg (3 - 6 minggu)

Rancangan penelitian :

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

3 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 5 ekor ayam. Adapun

perlakuan yang dicobakan adalah :

A : Ayam yang diberi ransum dengan 100% jagung

B : Ayam yang diberi ransum beras sebagai pengganti 100% jagung

C : Ayam yang diberi ransum "daklomix" sebagai pengganti 100% jagung

Adapun peubah yang diamati : konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi

ransum, dan berat badan akhir. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, dan

bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncan's (Steel dan

Torrie, 1980).

Teknik Pelaksanaan

1. Mahasiswa membagi diri (sebaiknya pakai daftar absen) menjadi kelompok

dengan menunjuk satu orang yang bertanggung jawab sebagai ketua kelompok.

11
2. Tiap kelompok bertanggung jawab memelihara satu unit penelitiannya dari awal

sampai akhir. Data-data satu unit tadi diberikan kepada kelompok lainnya.

Misalnya kelompok I setelah mendapat data dalam rninggu pertama penelitian

membuat 8 copy lagi untuk kelompok II s.d IX sehingga masing-masing

kelompok mempunyai data-data lengkap. Isinya sesuai dengan tujuan penelitian

(variabel/peubah) yang diamati.

3. Setelah data terkumpul selama 6 minggu, maka tiap individu mahasiswa

menyalin data yang telah terkumpul dan selanjutnya menganalisisnya, membuat

tabel, dan menyusun Iaporan sendiri-sendiri.

4. Laporan dikumpul pada akhir semester dan kerangka laporan sebagai berikut :

a. Judul

b. Latar belakang

c. Materi dan metode

d. Hasil

e. Pembahasan

f. Kesimpulan

g. Kepustakaan

h.

Pembuatan "daklomix"

"Daklomix" adalah campuran 78% dedak, 2l,37% telo, dan 0,63% premix-A.

Pembuatan : Lemak telo dipanaskan hingga mencair, setelah cair dicampurkan dengan

dedak hingga rata kemudian baru ditambahi dengan premix sampai rata. Komposisi zat

mahanan dari jagung, beras, dan daklomix dapat dilihat pada Lampiran l.

12
Lampiran 1

Perbandingan Kandungan zat makanan antara Jagung "Daktomix" dan Beras

Zat Makanan Jagung1 Daklomix2 Beras3


ME (Kkal/kg) 3370,00 3370,04 3483
CP 8,60 9,36 9,4
EE 3,90 31,51 2,2
CF 2,00 9,36 1,4
Calcium 0,02 0,09 0,03
P. available 0.10 0,l6 0,l3
Arginine 0,50 1,09 0,50
Histidine 0.20 0,44 0,20
Isoleucine 0,40 0,48 0,50
Leucine l,l0 0,94 0,94
Lysine 0.20 0,60 0,58
Methionine 0,1 8 0,23 0,28
Cystine 0,1 8 0,31 0,11
Threonine 0,40 0,48 0,40
Phenylalanine 0,50 0,59 0,60
Tryptophan 0,l0 0,08 0,11
Tyrosine 0,41 0,53 0,70
Valine 0,40 0,71 0,60

l) Berdasarkan perhitungan dari Scott et al. (1976). 2) Berdasarkan perhitungan


dari78% dedak, 1,37% lemak, dan 0,63% premix. 3) Tabel Komposisi Pakan untuk
Indonesia (1986)

13
Bagian 5: PENENTUAN NILAI CERNA RANSUM

A. METODE TOTAL KOLEKSI

Bahan :

 Ternak/ayam

 Kandang metabolis

 Ransum percobaan

Cara kerja :

1. Letakkan ayam dalam kandang rnetabolis.

2. Puasakan ayam selama 12 jam (pk 18.00 - 06.00).

3. Berikan ayam ransum percobaan dan bersamaan dengan itu lakukan

penampungan ekskreta selama satu minggu.

4. Cari bahan kering ransum dan ekskreta dengan cara mengoven pada 110oC.

5. Hitung jumlah konsumsi selama satu minggu dan jumlah ekskreta dalam satu

minggu (dalam DM basis).

6. Bila ingin mencari nilai cerna zat makanan, maka lakukan proksimat analisis

terhadap contoh ransum dan ekskreta.

7. Nilai cerna ransum dapat dihitung dengan rumus :

Konsumsi - Ekskreta
Nilai cerna: ------------------------------------ x 100%
Konsumsi

14
B. METODE INDIKATOR

Bahan :

1. Ternak/ayam

2. Ransum percobaan Indikator Cr2O3

Cara Kerja :

1. Campurkan indikator Cr2O3 dalam ransum percobaan sebanyak 2%.

2. Berikan ayam ransum percobaan yang telah mengandung indikator selama satu

minggu (7 hari).

3. Pada hari 4-7 dilakukan penampungan ekskreta sebanyak 3 kali yaitu pukul 08.00,

12.00 dan 18,00 masing-masing sebanyak 110gram setiap kali pengambilan.

4. Sampel ekskreta dikeringkan dengan sinar matahari, lalu dioven untuk menentukan

kadar airnya.

5. Lakukan analisa proksimat terhadap sampel kotoran dan sampel ransum.

6. Penentuan kadar Cr2O3 dalam ransum dan ekskreta dilakukan dengan AAS

(atomic absorpsion spektofotometer) dengan cara sebagai berikut:

a. 0,5g sampel dicampur dengan 5ml campuran HCLO4:HNO3=1:4

b. Tambahkan 1,5ml HCLO4, kocok dan biarkan selama satu malam (12 jam)

c. Setelah dibbiarkan 12 jam, campuran disaring dengan kertas saring dan siap

diperiksa dengan AAS

7. Nilai cerna zat makanan dapat dihitung dengan:

I ransum N ekskreta
NC = 100 x ( 1- ------------------------ x -------------------- )
I ekskreta N ransum

Keterangan

NC= nilai cerna


I ransum = %% indicator dalam ransum
N ransum = % zat makanan dalam ransum

15
8. Nilai cerna bahan kering ransum dapat dihitung dengan:

I dalam ransum
NC = 100 x ( 1 - ----------------------------)
I dalam ekskret

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. ( 1 980). Ilmu Makanan Ternak Umum. PT.Gramedia, Jakarta.
Boorman, K.N. and Wilson, B.J. (1977). Growth and Poultry Meat Production.
Brody, S. (1945). Bioenergetics and Growth. Reinhold Publishing Corp. New York.
Cord , L.E. and M.C..Neisheim. (1972). Poultry Production. 11th Edition. Lea and
Febiger.Philadelphia.
Dam, H. and J. Glavind.( 1939).Alimentari Exudative Diathesis, a Consequence of
Vit.E Deficiency. Nature 143 : 810.
DeGroote, G. (1974). A Comparison of a New Net Energy System with the
Metabilizable Energy System in Broiler Diet Formulation, Performance and
Profitability Br. Poult. Sci., 15 : 75 - 95.
Ensminger, M.E. ( I 980). Poultry Science. Interstate Publishers.
Ensminger, M.E. Oldfield, J.E. and Heinemann, W.W. (1990). Feeds und Nutrition.
The Ensminger Publishing Company 648 West Sierra Avenue, Clovis, California,
USA.
Evans, M. ( I 985). Nutrient composition of Feedstuffs for Pigs and Poultry. CAB
lnternational, Commonwealth Agricultural Bureaux. Farmham Royal, Bucks
England
Farrell, D.J. (1979). Energy system for pigs and poultry, a review. J. Aust. Inst. Agric.
45: 2l -34
Fuller, M.F. (1991). Invitro digestion for Pigs and Poultry. CAB International,
Commonwealth Agricultural Bureaux. Farmham Royal. Bucks England.
Harpers, A.E., N.J, Beneverga and Wohlhuetes. 1970. Effects of ingestion of
disproportionate amounts of amino acids. Physiol. Rev. 50 :428.
Hartadi, H., Soedomo Reksohadiprodjo dan Tillman. A.D (1990). Tabel komposisi
Pakan untuk Ternak. Gajah Mada University Press.
Horris, L.E. 1996. Biological Energy Interrelationships and Glossary of Energy Terms.
Publ. 1411, National Acaderny of Sciences. National Research Council,
Washington,DC.
IUPAC - IUB Commission on Biochemical Nomenclature. 1960. Definite Rule for the
Nomenclature of Vitamins. J. Arn. Chem. Soc. 82 : 5581 .
Mastika, I.M.(1994). Utilization of Rice Bran- Beef Tallow mixture (Dak-low) to
Subtitute Corn in Growing Layer Diet. Proc. Animal Science Conggres, Bali,
Indonesia. July l1 - 16, 1994, Denpasar.
National Academy of Sciences National Research Council . 1977. Nutrient
Requirements of Domestic Animals No. t. Nutrient requirement of poultry. 7th
Ed. NAS _ NRC.
National Research Council ( 1981). Effect of Environment on Nutrient Requirements of
Domestic animals. National Academy Press, Washington DC.
National Research Council (1984). Nutrient Requirements of Poultry.National
Academy Press, Washington DC.
North, M.O. (1990). Commercial Chiken Production Manual. Von Nostard.
Say, R.R. ( 1987). Manual of Poultry Production in the Tropics. CAB International,
Commonwealth Agricultural Bureaux. Farmharn Royal, Bucks England
Scott, M.L., M.C. Nesheim and R. J. Young. 1976. Nutrition of the Chicken. 2nd
Publish by M.L. Scott & Associate. Ithaca, New York.
Scott. M. L. M.C Nesheim and R.J. Young, (1982). Nutrition of the Chicken.3rd.
Published by M.L. Scott & Associate. Ithaca, New York.

32
Sibbald, I.RR. ( 1976 a ) A Bioassay for True Metubolizable Energy in Feedstuffs.
Poult. Sci. , 55 : 303 - 308.
Sibbald, I.RR. ( 1981 ) Bioassay Based on Precision Feeding of Poultry. ARC.
Tech.Bull. No. 3. Agric. Canada, Ottawa, Canada KIAOC6.
Sibbald, l.RR. ( 1976 b ) The True Methbolizable Value of Several Feedstuffs
Measured with Roosters Laying Hens, Turkey and Broiler Hens. Poult. Sci. , 55 :
1459 -1463.
Singh, K.S. dan Panda, B.(1988). Poultry Nutrition Kalyani Publisher, New Delhi-
Ludhiana.
Wahju, l. (1992). Ilmu Nutrisi Unggas. Gajah Mada University

33

Anda mungkin juga menyukai