Anda di halaman 1dari 12

HASIL PENGAMATAN EVALUASI BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS

SECARA ORGANOLEPTIK
KELOMPOK I :
:
:
:

Pendahuluan
a. Latar Belakang

Kehidupan ternak tidak dapat lepas dari pemenuhan kebutuhan pakannya. Secara alami
keanekaragaman jenis bahan pakan telah tersedia secara melimpah di alam. Namun
demikian keanekaragaman jenis bahan pakan tersebut beraneka ragam pula kualitasnya.
Sementara itu kita tahu bahwa agar ternak dapat berproduksi secara optimal perlu diberi
pakan yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu Manusia yang
telah dikaruniai pengetahuan perlu berupaya untuk memperoleh bahan pakan yang
berkualitas. Upaya tersebut dilakukan dengan cara memilih bahan pakan/pakan yang
berkualitas berdasarkan hasil uji kualitas bahan pakan/pakan yang salah satunya dapat
dilakukan dengan cara uji kualitas secara organoleptis.

Melalui uji kualitas bahan pakan /pakan secara organoleptik, diharapkan dapat menjadi
acuan dalam memilih bahan pakan/pakan yang berkualitas sehingga dapat memberikan
pakan yang berkualitas pula, yang pada akhirnya dapat diharapkan ternak dapat
berproduksi secara optimal untuk kesejahteraan peternak, pekerja dan masyarakat pada
umumnya.

Untuk mengetahui dan menjamin bahwa bahan pakan dan pakan yang diberikan kepada
ternak merupakan bahan pakan yang berkualitas, maka uji kualitas dilakukan minimal
melalui 3 tahapan, yaitu uji kualitas terhadap bahan pakan, uji kualitas pada saat
proses pembuatan pakan, dan uji kualitas pakan jadi. Untuk melakukan uji kualitas
bahan pakan /pakan secara organoleptik dituntut upaya yang sungguh – sungguh,
cermat, teliti, dan bertanggung jawab.
Parameter Bahan Pakan dan Pakan Berkualitas

Bahan pakan dan pakan yang berkualitas tercermin dari kondisi fisiknya, kandungan
nutrisinya dan tercermin juga dari pencapaian performan ternak nya. Oleh karena itu uji
kualitas bahan pakan dan pakan juga dapat dilakukan dengan cara uji kualitas secara fisik
atau Uji organoleptik,

Uji kualitas secara organoleptik dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap bahan
pakan dan pakan dari kondisi fisiknya. Bahan pakan dan pakan dikatakan berkualitas secara
fisik apabila memenuhi beberapa persyaratan diantaranya:

1) Bentuk dan ukuran

Bentuk dan ukuran bahan pakan akan membawa konsekwensi pada volume dan
harga bahan pakan serta penanganan lebih lanjut terhadap bahan pakan tersebut.

Sebagai contoh:

Jika bahan pakan tersebut berupa butiran atau bongkahan dengan tekstur yang masih
kasar maka untuk dapat digunakan perlu dilakukan penggilingan terlebih dahulu.

Jika bahan pakan tersebut berupa pakan hijauan, misalnya daun jagung atau rumput
gajah, maka sebelum digunakan perlu dilakukan pencacahan terlebih dahulu.

2) Warna, bau dan rasa

Beberapa jenis bahan pakan khususnya bahan pakan konsentrat, memiliki kekhasan
dalam hal warna, bau dan rasa. Jika bahan pakan tersebut tercampur dengan bahan lain
atau dipalsukan, maka warna, bau dan rasanya akan berubah sesuai dengan tingkat
kontaminasinya/kadar pemalsuannya. Demikian juga apabila bahan pakan tersebut
sudah terlalu lama disimpan maka warna akan berubah dan tidak segar lagi jika
dibandingkan bahan pakan yang masih baru.

Contoh: Tetes, dan bungkil kelapa memiliki warna, bau dan rasa yang khas.
Jika dicampur dengan bahan lain atau sudah rusak karena penyimpanan yang
terlalu lama maka warna, bau dan rasanya akan berubah.
3) Tidak tercampur dengan benda asing / kontaminan/sampah.

Sering terjadi bahan pakan yang diperjualbelikan dipasaran tercampur dengan


bahan/benda asing (sampah/kontaminan) seperti tali plastik, batu-batu kecil
dan sampah lainnya bahkan potongan besi kecil. Jika tercampur dengan sampah
maka akan mempengaruhi kualitas pakan yang akan dibuat, bahkan dapat
mengganggu proses pencernaan pada ternak yang mengkonsumsinya.

4) Tidak berkutu

Sering dijumpai bahan pakan banyak mengandung kutu. Jika ini terjadi berarti
bahan pakan tersebut sudah lama disimpan dan kutu sudah berkembangbiak,
akibatnya akan mengurangi kualitas bahan pakan tersebut, bahan pakan sudah
keropos, kandungan gizinya sudah berkurang.

5) Tidak berjamur

Bahan pakan yang kadar airnya tinggi tidak tahan lama untuk disimpan dan
mudah rusak karena tumbuh jamur. Jamur tersebut disamping merusak
bahan pakan juga dapat mengganggu kesehatan ternak yangmengkonsumsi
pakan yang terkontaminasi jamur. Agar bahan pakan tidak mudah rusak dan
berjamur maka kadar airnya harus rendah. Biasanya berkisar antara 12% – 14%.

6) Tidak tercampur dengan bahan pakan lain

Bahan pakan juga sering dipalsukan, dicampur dengan bahan pakan lain
yang memiliki kualitas lebih rendah atau bahan lain yang bukan bahan pakan.
Pencampuran ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang besar. Dengan
dicampur bahanlain baik bahan pakan maupun bukan bahan pakan, maka
karakteristik bahan pakan tersebut dalam hal kandungan nutrisinya juga lebih
rendah, bahkan bisa mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya.
Dengan kandungan nutrisi yang lebih rendah maka pakan yang dihasilkan
kualitasnya juga rendah.
Tabel 1. Fariabel yang diamati
Jenis Pakan Sampel Ket.
Ternak

Jagung P1
P2
Bungkil Kelapa P3
P4
HI Provite P5
P6

Dari beberapa bahan pakan yang telah kami amati ditemukan beberapa jenis
bahan pakan yang memiliki kualitas kurang baik yaitu pada sampel P2, P4 dan
P6. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas bahan pakan Ternak dapat
dipengaruhi oleh tempat penyimpanan. Semakin baik tempat penyimpanan bahan
pakan ternak maka kualitas bahan pakan ternak tersebut akan terjaga. Menurut
Dewi Eka Nur Anisa, S.Pt (Pengawas Mutu Pakan Pertama Disnak Prov. Kaltim
27 Maret 2015 ) Penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan
yang selalu terkait dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan
menjaga komoditi bahan pakan ternak yang disimpan dengan cara menghindari,
menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
komoditi bahan pakan ternak tersebut. Faktor - faktor yang mempengaruhi
penyimpanan pakan adalah:

1. Jenis Pakan
2. Lama Penyimpanan
3. Metode Penyimpanan
4. Temperatur
5. Kandungan Air
6. Kelembapan Udara
7. Serangan serangga, kapang, bakteri, binatang pengerat dan Komposisi bahan
pakan tersebut.

HASIL PENGAMATAN EVALUASI BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS


SECARA ORGANOLEPTIK

KELOMPOK II :
:
:
:

Pendahuluan
b. Latar Belakang

Kontrol kualitas dari bahan pakan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan pada
industri peternakan yang mendambakan kesuksesan dan keuntungan usahanya. Tidak ada faktor
lain yang lebih penting dan kritis yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan keseimbangan nutrisi dan performan ternak selain kontrol kualitas pakan dan konsistensi
ransum. Tingkat kualitas suatu bahan baku pakan yang akan disusun menjadi ransum dapat
menjadi salah satu patokan untuk mengukur kualitas ransum yang dihasilkan. Ternak akan
berespon baik jika mendapatkan ransum dengan variasi nutrisi yang kecil dengan kadar air,
tekstur, dan ketersediaan energi yang sama. Biasanya kualitas sesuatu bahan akan diketahui baik
jeleknya setelah diverifikasi dengan kualitas dari suatu bahan standar. Bagaimanapun, nilai
relatif dari kualitas suatu bahan termasuk bahan pakan, sangat penting untuk diketahui karena
dapat berguna di setiap saat dan keadaan. Keterkaitan antara kualitas pakan dan performan
ternak sangat erat dan mencakup tidak hanya semua komponen bahan pakan, tetapi juga
kecernaan dan metabolime dari komponen pakan tersebut. Sehingga, tantangan untuk pihak
terkait dalam produksi pakan ternak adalah memonitor dan mengevaluasi setiap aspek dari
sistem produksi pakan secara konsisten.
Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengenal bahan pakan ternak apakah bahan dalam keadaan baik atau rusak yang
dapat dilihat dari penampakan warna, bau, dan rasa yang tidak sebagaimana mestinya.
2. Menghindari penipuan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Seperti:
Dedak kasar dicampur dengan dedak halus,dedak dicampur dengan serbuk gergaji.Oleh
sebab itu kita harus tahu sifat fisik dari bahan yang asli
3. Memudahkan bagi kita untuk mengetahui terdiri dari apa saja bahan suatu campuran
pakan ternak yang telah dibuat, yang bisa dilihat dari warna,bau,rasa.
4. Meramalkan pertumbuhan dan produksi dari daya kembang suatu bahan. Daya kembang
adalah kemampuan bahan pakan dalam menyerap air,makin tinggi daya kembang maka
kemampuan menyerap air dari bahan tersebut semakin tinggi, sehingga penyerapan zat-
zat Pakan ternak semakin baik.

PEMBAHASAN

Analisis terhadap pakan yang paling mudah dan cepat adalah analisis secara Organoleptik. Oleh
karena itu, metode evaluasi inilah yang disarankan untuk digunakan sebagai langkah awal
sebelum pembelian dilakukan. Analisis secara fisik hanya digunakan untuk menduga kualitas
dan melihat ke-murnian bahan pakan tersebut.

Evaluasi secara organoleptik pada umumnya dilakukan

berdasarkan :

 Pengamatan mata
 Perabaan
 Penciuman
 Uji rasa
 Pendengaran

Tabel 1. Fariabel yang diamati

Jenis Pakan Sampel Ket.


Ternak

Jagung P1
P2
Bungkil Kelapa P3
P4
HI Provite P5
P6

Dari beberapa bahan pakan yang telah kami amati ditemukan beberapa jenis bahan pakan yang
memiliki kualitas kurang baik yaitu pada sampel P2, P4 dan P6. dari hasil pengamatan pada
sampel P2, P4 dan P6 terdapat jamur jamur dan dan campuran bahan lainnya seperti tanah kerikil
dan memiliki bau yang kurang sedap dan rasa pahit. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor jenis
pakan itu sendiri, kandungan air dan media penyimpanan. Menurut Joelal Achmadi 15 April
2007 kualitas pakan yang kurang baik dipengaruhi oleh

 Jenis Pakan.
 Lama Penyimpanan.
 Metode Penyimpanan.
 Temperatur.
 Kandungan Air.
 Kelembapan Udara.
 Serangan serangga, kapang, bakteri, binatang pengerat dan.
 Komposisi bahan pakan tersebut.

Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan
vitaminnya seimbang . Hal yang harus diperhatikan mengenai pakan yaitu pakan tidak boleh
disimpan dalam 2 minggu, tempat penyimpanan pakan sebaiknya kering (tidak lembap). Pakan
yang diberikan pada ternak harus tidak dalam keadaan rusak (busuk, bercendawan), disukai
ternak, bebas dari penyakit, mudah didapat, dan harganya murah. Pakan juga harus mengandung
zat-zat yang diperlukan oleh tubuh hewan ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein, mineral
dan vitamin.
HASIL PENGAMATAN EVALUASI BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS
SECARA ORGANOLEPTIK

KELOMPOK III :
:
:
:

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Pakan yang baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya memegang peranan penting
dalam usaha peternakan. Kualitas pakan tidak hanya ditinjau dari segi nutrisinya, namun
juga dari bentuk fisiknya. Bentuk fisik yang baik akan meningkatkan konsumsi pakan
dan produktivitas ternak unggas. Unggas merupakan ternak yang bersifat selektif
terhadap pakan, yaitu cenderung memilih bahan pakan yang disukai. Melalui uji kualitas
bahan pakan /pakan secara organoleptik, diharapkan dapat menjadi acuan dalam
memilih bahan pakan/pakan yang berkualitas sehingga dapat memberikan pakan yang
berkualitas pula, yang pada akhirnya dapat diharapkan ternak dapat berproduksi secara
optimal untuk kesejahteraan peternak, pekerja dan masyarakat pada umumnya. Kontrol
kualitas dari bahan pakan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan pada
industri peternakan yang mendambakan kesuksesan dan keuntungan usahanya. Tidak
ada faktor lain yang lebih penting dan kritis yang secara langsung maupun tidak
langsung berhubungan dengan keseimbangan nutrisi dan performan ternak selain kontrol
kualitas pakan dan konsistensi ransum. Tingkat kualitas suatu bahan baku pakan yang
akan disusun menjadi ransum dapat menjadi salah satu patokan untuk mengukur kualitas
ransum yang dihasilkan

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk


mengevaluasi kualitas pakan, memeriksa nutrisi yang dapat dicerna, nilai nutrisi dari pakan
tersebut

Pembahasan

1. Evaluasi bahan pakan secara organoleptik


Merupakan analisis pakan dg cara melihat keadaan fisiknya. Pengujian secara fisik bahan pak
an dapat dilakukan baik secara langsung (makroskopis) maupun dg alat bantu (mikroskopis).
Pengujian secara fisik disamping dilakukan untuk mengenali bahan pakan secara fisik juga d
apat untuk mengevaluasi bahan pakan secara kualitatif.
Karakteristik yg mudah diamati dari Pakan ternak ternak yg bernilai tinggi adl:
a. Telah bersih, bau asam laktat yang cukup menyenangkan, jelasnya kurang kotor atau bau
asam butyric dari Pakan ternak ternak yg tidak baik.
b. Mempunyai bau yang menyenangkan – tidak pahit atau asam
c. Tidak berjamur, apek atau berlumpur
d. Sama dalam kelembaban dan warna. Umumnya Pakan ternaknya berwarna hijau
kecoklat-coklatan adl baik, Pakan ternak ternak yg berwarna tembakau coklat atau coklat
gelap menunjukkan panas yg berlebihan, dan Pakan ternak ternak hitam

Keuntungan dan Kerugian Evaluasi Bahan Pakan


1. Keuntungan scr fisik
Keuntungan dr system ini tidak boleh diperkecil mereka adalah:
a. Kebanyakan laboratorium asl dilengkapi untuk menggunakan jenis dari analisis ini.
Peralatan yg mahal dan rumit adl tidak diperlukan.
b. Memberikan evaluasi umumyg baik dari kegunaan Pakan ternak untuk binatang. Pakan
ternak yg tinggi akan serat kasr mungkin akan menjadi inferior dalam nilai Pakan ternak
pada salah satu yg mempunyai serat kasar yg sangat rendah. Jika tidak, Pakan ternak yg
mempunyai kuantitas eter yg besar adl kemungkinan besar menjadi Pakan ternak kaya
energy.
c. Total digestible nutrient (TDN) system standar Pakan ternak adl berdasarkan pada system
analisis perkiraan. Sekarang, banyak para ahli nutrisi memfokuskan pada system energy
bersih dari standar Pakan ternak, tetapi system TDN kemungkinan besar akan tetap
digunakan, menurun, untuk beberapa waktu kedepan.
d. Kebanyakan data yg ada dr komposis Pakan ternak untuk didatakan adalah dilaporkan
dalam istilah analisis perkiraan.
Kerugian secara fisik:
a. System tidak menentukan nutrisi individual dari Pakan ternak. Daripada, fraksi yg
mewakili campuran dari beragam nutrisi.
b. Tidak terlalu akurat. Penilaian yg digunakandalam kalkulasi dr beberapa komponen.
Protein kasar dan serat kasar adl perkiraan kasar dr fraksi masing-masing mereka.
c. Prosedurnya memakan waktu lama. Ada sedikit penyesuaian pada otomatisasi dalam
analisis perkiraan. Banyak dari para ahli fraksi melibatkan beberapa berat sampel dan
prosedur lainnya yg harus diselesaikan oleh ahli teknis laboratorium.
d. Tidak memberikan beberapa material yg tidak dapat dicerna dalam Pakan ternak.
Sayangnya, perawatan asam-alkali melarutkan banyak dari tanaman lignin, zat skeletal
tanaman yg mana tidak ada binatang maupun yg dapat mencerna, yg membuatnya tidak
mungkin untuk memperkirakan scr akurat berapa bahan yg tidak dapat dicerna dalam
Pakan ternak.
Tabel 1. Fariabel yang diamati

Jenis Pakan Sampel Ket.


Ternak

Jagung P1
P2
Bungkil Kelapa P3
P4
HI Provite P5
P6

Metode yg meremehkan nilai nutritive dari sedikit Pakan ternak, meremehkan yg lainnya,
dan gagal untuk menunjukkan bagaimana unsure pokok dari residu yg tidak dapat dicerna
adl berhubungan dg yg lainnya atau fungsi apa dari mereka yg menunjukkan dpt dicerna.
Tidak terlalu baik. Analisis perkiraan tidak memberikan informasi relative dari kelezatan,
tekstur, toksitas, gangguan pencernaan, efek asosiatif dr Pakan ternak ternak atau
ketersediaannutrisi. Baik hal tersebut memberitahu tentang tanah dimana Pakan ternak tumbuh,
walaupun fakta bahwa tanah kayak an molybdenum dan selenium mempengaruhi komposisi dari
Pakan ternak yg dihasilkan. Jadi tahap selanjutnya harus diambil untuk mengevaluasi Pakan
ternak. Dari beberapa bahan pakan yang telah kami amati ditemukan beberapa jenis bahan pakan
yang memiliki kualitas kurang baik yaitu pada sampel P2, P4 dan P6. dari hasil pengamatan pada
sampel P2, P4 dan P6 terdapat jamur memiliki kandunga air (Lembab dan memiliki bau yang
kurang sedap dan rasa pahit. Berdasarkan faktor penyebabnya, secara umum kerusakan bahan
pakan dan pakan digolongkan dalam 5 jenis. Jenis-jenis kerusakan tersebut adalah:

Kerusakan fisik-mekanik (retak, belah)


Kerusakan kimiawi (racun)
Kerusakan fisiologik (enzim)
Kerusakan mikribiologik (bakteri, cendawan, kapang)
Kerusakan biologik (serangga, tikus, burung)

Berbagai kerusakan bahan pakan yang terjadi selama penyimpanan secara umum disebabkan:
1. Jamur,
2. Serangga,
3. Kutu (Arthropoda) dan Tikus .
Bahan pakan secara umum tidak akan diserang oleh serangga pada suhu di bawah 17 C, sedang
serangan kutu dapat terjadi pada suhu 3 - 30 C dan kadar air di atas 12 persen. Aktivitas
metabolik serangga dan kutu menyebabkan peningkatan kadar air dan suhu bahan pakan yang
buruk.

Anda mungkin juga menyukai