Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan ternak menjadi factor yang sangat penting dalam usaha budidaya ternak, dalam
perkembangan usaha bidang peternakan tidak lepas juga dari ketersedian pakan ternak yang
berkualitas dan dalam jumlah yang cukup. Pakan menjadi salah satu penentu keberhasilan
dalam manajemen peternakan. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah dan kualitas
bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat mempengaruhi tingkat
produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara. Pakan yang baik memiliki sifat palatabel
(disukai ternak), tidak mudah rusak selama penyimpanan, kandungan nutrisi yang baik,
menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi, mudah dicerna, dan harganya murah.

Perkembangan usaha peternakan perlu diimbangi dengan penyimpanan bahan pakan


dan ketersedian bahan pakan yang memadai dan selalu siap digunakan, sehingga kontinuitas
produksi dapat terus berlangsung. Terjadinya proses penyimpanan bahan pakan saat bahan
pakan dipanen hingga berbentuk ransum yang siap didistribusikan dan akan diberikan pada
ternak. Penyimpanan pakan merupakan salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu
terkait dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga pakan yang
disimpan dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan
kualitasdan kuantitas pakan tersebut. Penyimpanan pakan yang terlalu lama dengan cara
penyimpanan yang salah akan menyebabkan tumbuhnya jamur, kapang, dan mikroorganisme
lainnya sehingga dapat menurunkan kualitas bahan pakan.

Lama penyimpanan cenderung dapat meningkatkan kadar air bahan makanan yang
akan menunjang pertumbuhan jamur atau kapang sehingga akan memperbesar tingkat
kerusakan dan akan menimbulkan bau busuk, perubahan warna, rasa pahit, rasa asam dan
racun pada bahan makanan. Kerusakan selama penyimpanan meliputi kerusakan fisik,
biologi, dan kimia. Lama penyimpanan akan mempengaruhi sifat fisik dari pakan yang
disimpan. Kualitas bahan pakan yang disimpan akan turun jika melebihi batas waktu tertentu.
Penyimpanan bahan pakan yang melebihi waktu dalam proses penyimpanan tersebut
memungkinkanakan terjadi penurunan kualitas ransum, dan salah satu factor yang
mempengaruhi penurunan kualitas bahan pakan adalah lingkungan berupa suhu dan
kelembaban yang tinggi di daerah tropis, dimana hal ini kurang cocok untuk proses
penyimpanan, sehingga membutuhkan penanganan penyimpanan secara lebih baik.
Seiring dengan upaya peningkatan produksi pakan, aspek mutu pakan menjadi fokus
utama dari masyarakat industri pakan, mengingat pakan berperanan penting dalam
menentukan kuantitas dan kualitas produk pangan asal ternak. Kecukupan nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak dapat diasup oleh pemberian pakan berupa konsentrat. Jenis pakan
yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan diberikan dalam jumlah cukup. Oleh
karena itu, diperlukan adanya pengendalian mutu pakan ternak mulai dari penyedian bahan
baku sampai pasca produksi. Pentingnya mutu pakan dapat dilihat dari karakteristik bahan
baku, seperti bentuk fisik, kandungan nutrien, kandungan racun dan kandungan zat anti
nutrisi, berperanan penting dalam pembuatan pakan dengan mutu yang baik.Beberapa metode
atau teknik yang sering digunakan dalam penyimpanan bahan pakan diantaranya :
Penyimpanan anaerob (tanpa udara), penyimpanan dengan pemberian asam, penyimpanan
dengan pembekuan bahan pakan dan penyimpanan kering udara.

1.2 Tujuan

1. Dapat memahami tempat penyimpanan pakan yang baik


2. Dapat memahami pengendalian mutu pakan
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 Kesimpulan
Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak
(peliharaan). Pakan unggas bentuk pelet atau pil adalah bentuk ekonomis yang
umumnya dibuat pakan untuk ternak ungags dewasa. Kualitas pakan dapat diketahui
dengan dua cara, yaitu secara organoleptik dan secara analisis. Ada juga beberapa hal
yang harus ada dalam pakan ternak diantaranya, pelet harus mudah dicerna oleh
hewan, memiliki kandungan gizi yang cukup terutama kandungan protein harus
berada di atas 25%, dan memiliki kandungan lemak dan karbohidrat yang cukup.
Penyimpangan pakan yang terlalu lama akan menurunkan kualitas dari pakan
tersebut. Faktor abiotik meliputi segala hal yang tak hidup, seperti cahaya, suhu,
kelembaban, dan benda-benda eksternal lainnya (batu, besi, dan biji-bijian non bahan
baku pakan). Lingkungan yang lembab dan kotor merupakan salah satu penyebab
kenaikan kadar air, hama, jamur dan jasad pengganggu perusak lain sehingga
mempercepat kerusakan.

4.2 Saran
Penyimpanan dalam bentuk biji-bijian berkadar air relative rendah (12-16%)
yang dilakukan pada suhu kamar, akan sangat membantu mengurangi resiko
kerusakan kimia atau biologi dan mikrobiologis. Untuk menghindari penyimpangan
pakan dapat dilakukan teknik penyimpanan yang baik seperti yang tertera pada teks
diatas.

Anda mungkin juga menyukai