Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pakan Unggas

Pakan merupakan makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak ataupun hewan
peliharaan. Pakan adalah sumber energi dan materi untuk pertumbuhan dan kehidupan mahluk
hidup. Bahan pakan terdiri dari sumber energi, protein, mineral makro atau mikro, feed
supplement, dan feed additif.

Pakan unggas adalah pakan yang diberikan untuk unggas di peternakan, termasuk ayam,
bebek, angsa dan unggas lainnya. Pakan unggas sebagian besar terdiri dari biji-bijian, suplemen
protein seperti bungkil minyak kedelai, suplemen mineral, dan suplemen vitamin. Ciri khas
bahan pakan unggas yaitu memiliki kandungan serat kasar yang rendah (menurut SNI SK<7%).

Jumlah pakan dan kebutuhan nutrisi pakan tergantung pada berat dan umur unggas, laju
pertumbuhan, laju produksi telur, cuaca (cuaca dingin menghasilkan pengeluaran energi yang
lebih tinggi), dan jumlah nutrisi yang dibutuhkan unggas. Oleh karena itu, ada berbagai
formulasi pakan telah diproduksi. Salah satu bentuk ekonomis pembuatan pakan unggas dewasa
yang umum dibuat yaitu dalam bentuk pelet.

2.2 Jenis-Jenis Pakan Unggas

Pakan unggas dibagi menjadi beberapa macam, yakni chick mash atau starter mash,
grower mash, layer mash, broiler starter, broiler finisher, dan breeder mash. kualitas pakan
dapat diketahui melalui dua cara, yaitu secara organoleptik dan secara analisis. Pengamatan
organoleptik yaitu mengamati warna, bau, rasa, tekstur, dan tingkat kontaminasi. Sedangkan
pengamatan secara analisis, yaitu melalui analisis proksimat yang dinyatakan dalam persen
kandungan nutrisinya (Kartadisastra, 1999).

Pakan unggas bentuk pellet merupakan bentuk ekonomis yang umumnya dibuat pakan
untuk ternak unggas dewasa. Keuntungan pemakaian jenis pakan pellet, yaitu meningkatkan
konsumsi pakan dan meningkatkan kadar energi metabolis pakan. Pemakaian jenis pakan pellet
dilihat dari segi ekonomis dapat memperpanjang lama penyimpanan dan menjamin
keseimbangan zat-zat nutrisi pakan yang terkandung dalam komposisi pakan (Murtidjo, 2000).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan ternak jenis pellet yaitu
pellet harus mudah dicerna oleh hewan ternak, mempunyai kandungan gizi yang cukup,
terutama kandungan protein harus di atas 25%, selain itu juga mengandung lemak dan
karbohidrat yang cukup. Pellet harus mempunyai kualitas baik dan tidak mudah cepat hancur
jika terkena air, serta pellet dapat disimpan dalam jangka waktu lama (Rosandy et al., 2014).

Hal-hal yang dapat mempengaruhi bentuk fisik pellet yaitu jenis bahan yang digunakan,
ukuran pencetak, jumlah air, tekanan dan metode setelah pengolahan serta penggunaan bahan
pengikat atau perekat. Bahan perekat berfungsi untuk menghasilkan pellet dengan struktur yang
kuat, kompak dan kokoh sehingga pellet tidak mudah pecah. Penambahan bahan perekat yang
berbeda mempengaruhi kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan dan ketahanan benturan
pellet (Rahmana et al., 2016).

2.3 Penyimpanan Pakan

Penyimpanan merupakan salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkait
dengan waktu dan bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga komoditi yang disimpan
dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas dari komoditi tersebut. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pada
penyimpanan pakan, yaitu jenis pakan, lama penyimpanan, metode penyimpanan, temperatur,
kandungan air, kelembaban udara, serangan dari luar (serangga kapang, bakteri, binatang
pengerat), dan komposisi bahan pakan tersebut.

Pada penyimpanan pakan ada hal yang harus diperhatikan, seperti pakan tidak boleh
disimpan dalam 2 minggu, dan tempat penyimpanan sebaiknya kering (tidak lembab) karena
jika pakan disimpan pada tempat yang lembab makan bisa mengakibatnya tumbuhnya jamur.
Selain itu, Jika pakan disimpan dalam wadah, sebaiknya wadah tersebut ditutup dengan rapat
sehingga tidak ada udara yang masuk.

Berikut ini teknik penyimpanan pakan ternak yang baik yakni sebagai berikut :

a. Hindari kontak langsung dengan lantai/dinding, dan simpan pakan diatas pallet/alas
lantai.
b. Teknik penyimpanan yang biasa digunakan yaitu sistem FIFO (first in first out) atau
masuk pertama keluar pertama. Tujuan sistem tersebut yaitu agar lebih mudah
mengontrol keluar dan masuknya pakan serta kualitas pakan pun tetap terjaga.
c. Atur penumpukan pakan yang mudah dan diambil sesuai dengan urutan masuk atau
pembuatan pakan.
d. Perhatikan jarak antar tumpukan dan antara tumpukan dengan dinding (tidak terlalu
sempit untuk memudahkan pakan keluar masuk).
e. Untuk bahan pakan berlemak tinggi seperti bungkil kelapa dapat menyebabkan
ketengikan dalam penyimpanan yang terlalu lama akibat adanya proses oksidasi. Maka
yang perlu dilakukan adalah menyimpan dalam jumlah sedikit (sesuai kebutuhan), tidak
untuk disimpan terlalu lama dan memiliki catatan stok yang rapi.
f. Untuk bahan pakan berupa cairan seperti, molasses, yang perlu diperhatikan adalah
wadah bahan tersebut (baik jenis dan bentuk).
g. Untuk bahan pakan yang memiliki kadar air yang sangat tinggi seperti jagung dan tepung
ikan tidak di simpan dalam gudang penyimpanan yang bersuhu tinggi pula, karena dapat
mempercepat proses penjamuran.
h. Bahan pakan asal hewan yang baru datang dipisahkan/karantina selama 14 hari dan
penyimpanannya dipisah dari bahan baku lainnya.
i. Pakan yang akan dijual/dipakai tidak terlalu lama dibiarkan dalam keadaan terbuka.

Anda mungkin juga menyukai