A. PENDAHULUAN
Ternak merupakan salah satu makhluk yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pangan manusia. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkannya secara maksimal untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia akan pemenuhan pangan, khususnya
pangan hewani, terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi manusia. Sebagai
gambaran, dari satu ternak penghasil daging saja, hanya sekitar 30-35% daging yang dapat
diperoleh sebagai produk utama, sedangkan 65-70% sisanya merupakan hasil sampingan
yang sampai saat ini belum dimanfaatkan. secara optimal. Hasil samping dan limbah ternak
memiliki makna konotasi sebagai “bahan buangan yang berbahaya”. Namun, jika mendapat
sentuhan teknologi akan memberikan dampak yang sangat bermanfaat bagi kemaslahatan
manusia dan lingkungan.
Istilah limbah (waste) dan hasil ikutan (by product) berbeda dalam hal cara
mendapatkannya. Limbah ternak merupakan produk sisa berupa biomassa yang diperoleh
sejak proses on farm, seperti: feses dan urin, sedangkan hasil ikutan diperoleh dari sisa
proses pemotongan seperti kulit, tulang, darah, jeroan, bulu, tanduk dan organ-organ yang
menyusun saluran pencernaan.
Modul karakteristik limbah peternakan merupakan pokok bahasan yang diberikan pada
matkul Manajemen Limbah Peternakan. Dalam modul ini dibahas mengenai karakteristik
limbah industri peternakan beserta hasil ikutannya pada berbagai komoditas ternak dengan
berbagai system pemeliharaan, yaitu ternak sapi potong, sapi perah, domba, kambing, babi,
unggas.
B. CPMK
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan pemerintah terkait pengelolaan limbah dan produk
yang dihasilkan
2. Mahasiswa Mampu menghubungkan kegiatan industri peternakan dengan dampak terhadap
lingkungan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip penanganan dan pengolahan
limbah industri peternakan
C. SUB CPMK
Mampu menjelaskan dampak limbah terhadap lingkungan, meliputi sumber limbah dari industry
peternakan, karakteristik limbah peternakan, dekomposisi dan biokonversi limbah peternakan, serta
indicator pencemaran limbah peternakan.
D. KEGIATAN BELAJAR
1. PENGERTIAN LIMBAH
Secara umum limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik
pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat
berupa gas, debu,cair, dan padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau
berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
Terdapat definisi limbah B3 dari beberapa sumber :
1. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung Bahan Berbahaya dan
Beracun (PP No. 101 Tahun 2014) atau
2. Limbah B3 adalah Limbah dengan karakteristik tertentu, yang berpotensi membahayakan
Kesehatan manusia dan lingkungan (California Departement of Toxic Substance Control).
3. Limbah yang memiliki karakteristik seperti mudah meledak, cairan/padatan mudah terbakar,
beracun, berbahaya terhadap lingkungan dan dapat menyebabkan infeksi.
4. Limbah yang memiliki karakteristik tertentu yaitu limbah medis, limbah yang mengandung
campuran minyak bumi atau hidrokarbon, limbah dari produksi/formulasi/penggunaan resin/latex,
limbah dari buangan industry dan limbah yang mengandung senyawa tertentu seperti timbal, air
raksa, cadmium, tembaga, dll.
LIMBAH PETERNAKAN
Limbah peternakan adalah semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik
berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah
yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari
pemotongan ternak. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan
(air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas
atau dalam fase gas.
Limbah peternakan dan pertanian dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu : limbah
padat dan limbah cair (limbah gas dalam jumlah kecil). Limbah cair adalah limbah yang dapat
mengalir bebas (free-flowing) melalui saluran drainase. Limbah padat adalah limbah yang tidak
dikeluarkan/dibuang melalui cerobong/saluran/drainase atau tidak dapat mengalir dengan
sempurna.
Limbah industry peternakan dibagi menjadi limbah ternak (waste) berupa manure yang dihasilkan on
farm dan hasil ikutan (by product) yang dihasilkan dari industry pengolahan hasil ternak. Limbah
berupa manure merupakan sisa metabolism ternak yang dikeluarkan melalui defekasi dan urin
(Gambar 1).
Gambar 1. Limbah ternak berupa manure
SUMBER LIMBAH
1. On farm : feses, urin, sisa pakan
2. Industri Pengolahan Hasil Ternak: Darah, bulu, isi saluran pencernaan, lemak, air bekas cucian.
KARAKTERISTIK LIMBAH PETERNAKAN
Mengidentifikasi karakteristik limbah peternakan diperlukan dalam merancang sistem
pengolahan limbah yang tepat, meliputi karakteristik fisik, kimia dan biologi.
Terdapat beberapa variabel dalam mengidentifikasi karakteristik limbah peternakan, yatu jumlah
limbah, kelembaban, BOD5, zat padat, dll (Tabel 1).
Tabel 1. Definisi dan Deskripsi Karakteristik Limbah
No. Nama Satua Definisi Metode Keterangan
n Pengukuran
Karakteristik Fisik
1 Berat Kg, g Kuantitas, berat Penimbangan
massa
2 Volume L, ml, Ruang yang Tempatkan di atau
3
M ditempati dalam bandingkan dengan
satuan kubik wadah dengan
volume yang
diketahui, hitung
dari dimensi wadah
yang dignakan.
3 Kadar Air % Bagian dari Uapkan air bebas Kadar air (%) +
limbah yang dan keringkan total padatan (%)
dihilangkan dalam oven pada = 100%
dengan suhu 217 °F selama
penguapan dan 24 jam atau hingga
pengeringan oven berat konstan
pada 217 °F
(103 °C)
4 Total % Residu yang Uapkan air bebas Jumlah padatan
Padatan/Total tersisa setelah air dan keringkan yang mudah
Solids dikeluarkan dari dalam oven pada menguap dan
bahan limbah suhu 217 °F selama tetap; total dari
padatan
melalui 24 jam atau hingga
tersuspensi dan
penguapan; bahan berat konstan
terlarut
kering
5 Volatile solids % Bagian dari total Tempatkan residu Padatan volatil
padatan yang padatan total ditentukan dari
dikeluarkan dalam tungku pada perbedaan
sebagai gas yang suhu 1.112 °F padatan total dan
mudah menguap setidaknya selama padatan tetap
(mudah terbakar)
1 jam
ketika dipanaskan
hingga 1.112 °F
(600 °C); bahan
organik
6 Fixed Solid % Bagian dari total Berat (massa) Padatan tetap
padatan yang residu setelah sama dengan
tersisa setelah gas padatan yang padatan total
yang mudah mudah menguap dikurangi padatan
menguap dihilangkan sebagai yang mudah
dikeluarkan pada gas yang mudah menguap
1.112 °F (600 °C); terbakar ketika
Abu dipanaskan pada
1.112 °F selama
minimal 1 jam
ditentukan
7 Padatan % Bagian dari total Melewati kuantitas Total padatan
Terlarut/Dissolved padatan yang terukur bahan terlarut (TDS)
solids melewati filter limbah melalui dapat dianalisis
dalam proses filter 0,45 mikron lebih lanjut untuk
filtrasi menggunakan padatan yang
prosedur yang mudah menguap
sesuai; dan padatan
menguapkan filtrat terlarut tetap %
dan residu kering
hingga berat
konstan pada 217
oF
8 Padatan % Bagian dari total Dapat ditentukan Total padatan
Tersuspensi padatan yang oleh perbedaan tersuspensi dapat
dihilangkan antara total dianalisis lebih
/Suspended solids dengan prosedur padatan dan lanjut untuk
(SS, TSS) filtrasi padatan terlarut bagian padatan
tersuspensi yang
mudah menguap
dan tetap
Karakteristik Kimia
9 Nitrogen amoniak Mg/L Senyawa nitrogen Prosedur Nutrisi yang
(amonia total) NH3 dan NH4 laboratorium mudah menguap
umum dan bergerak;
menggunakan mungkin menjadi
pencernaan, nutrisi pembatas
oksidasi, dan di lahan
reduksi untuk penyebaran
mengubah semua limbah dan
atau beberapa eutrofikasi.
bentuk nitrogen Metode yang
menjadi amonium direkomendasika
yang dilepaskan n untuk analisis
dan diukur sebagai pupuk kandang
amonia adalah amonium
nitrogen (NH4-N)
10 Nitrogen mg/L Bentuk gas
ammonia, NH3-N µg/L
nitrogen amoniak
BAHAN PADATAN
Pengujian kandungan bahan padat dalam limbah sangat diperlukan dalam evaluasi karakteristik
limbah dan dalam penentuan jenis pengolahan yang diperlukan.
Bahan padat dalam limbah cair dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu
1. Suspended solid (partikel bahan padat yang tersuspensi dalam cairan) terdiri dari volatile solid
(mudah menguap) dan fixed solid
2. Dissolved solid (bahan padat yang terlarut dalan cairan) terdiri dari volatile solid dan fixed solid
Pembagian bahan padat dalam limbah cair menjadi komponen yang terpisah
► Total solid = volatile solid + fixed solid
► Total suspended = volatile suspended + fixed suspended
► Total dissolved = volatile dissolved + fixed dissolved
NITROGEN
Nitrogen dalam limbah dapat digolongkan dalam 4 bentuk yaitu : Nitrogen organik, Nitrogen
ammonia, Nitrogen nitrit, dan Nitrogen nitrat. Keempat bentuk nitrogen ini akan terhitung sebagai
total nitrogen. Limbah segar umumnya mengandung bahan organic tinggi dan nitrogen ammonia
rendah. ammonia adalah hasil dekomposisi bahan organic yang dilakukan oleh bakteri. Nitrit
merupakan hasil oksidasi ammonia oleh bakteri. Nitrit hanya ditemukan pada limbah yang telah
mengalami dekomposisi oleh bakteri. Kehadiran nitrit menunjukkan bahwa kondisi limbah masih
belum stabil. Nitrit dapat direduksi kembali menjadi ammonia atau dioksidasi menjadi nitrat. Nitrit
dapat direduksi kembali menjadi ammonia atau dioksidasi menjadi nitrat. Nitrat merupakan hasil
oksidasi nitrit dan merupakan bentuk nitrogen yang paling stabil dan nitrat merupakan suatu
indikator kestabilan limbah dan menunjukkan bahwa proses dekomposisi oleh bakteri telah selesai.
PHOSFOR
Fosfor memegang peranan penting dalam kehidupan, oleh karena itu penting dalam proses
pengolahan limbah. Fosfor terdapat dalam air limbah sebagai fosfat dalam bentuk ortofosfat dan
polifosfat. Kelebihan fosfor dalam air dapat menstimulasi “algal bloom” yang mengarah ke organic
overloading. Dalam kondisi kelebihan fosfor, fotosintesis akan melampaui respirasi (R>P), maka akan
terjadi penurunan kandungan oksigen yang kemudian akan menurunkan kandungan NO3 , SO4 dan
CO2 karena dikonversi menjadi NH4 , H2S dan CH4 akibatnya badan air menjadi tercemar proses ini
disebut Eutrophication (penyuburan). Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP)
dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L. Kasus eutrofikasi sama dengan banyaknya sampah
organik di perairan mengurangi DO air turun dan BOD menjadi naik. Problem eutrofikasi baru
disadari pada dekade awal abad ke-20 saat alga banyak tumbuh di danau-danau dan ekosistem air
lainnya.
2. Latihan
a. Jawablah Latihan soal di bawah ini sesuai petunjuk!
1. Apa definisi dari limbah ternak? apakah limbah ternak termasuk ke dalam limbah B3?
2. Jelaskan mengapa identifikasi karakteristik limbah menjadi penting?
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik limbah peternakan?
4. Suatu peternakan mempunyai populasi sapi potong 100 ekor, jika rataan BB sapi yg dipelihara 400
kg, berapa estimasi limbah yg ditimbulkan per hari?
Untuk menjawab pertanyaan di atas silahkan untuk membaca dan mempelajari kegiatan belajar 1
tentang karakteristik limbah peternakan.
3. Rangkuman
Limbah peternakan adalah semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik
berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah
yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari
pemotongan ternak. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan
(air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas
atau dalam fase gas.
Limbah peternakan dan pertanian dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu : limbah
padat dan limbah cair (limbah gas dalam jumlah kecil). Limbah cair adalah limbah yang dapat
mengalir bebas (free-flowing) melalui saluran drainase. Limbah padat adalah limbah yang tidak
dikeluarkan/dibuang melalui cerobong/saluran/drainase atau tidak dapat mengalir dengan
sempurna.
Limbah industry peternakan dibagi menjadi limbah ternak (waste) berupa manure yang dihasilkan on
farm dan hasil ikutan (by product) yang dihasilkan dari industry pengolahan hasil ternak. Limbah
berupa manure merupakan sisa metabolism ternak yang dikeluarkan melalui defekasi dan urin
Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik limbah ternak: Unit produksi, sistem perkandangan,
Umur dan Spesies, Ukuran Ternak, Bedding Material.
4. DAFTAR PUSTAKA
Natural Resources Conservation United States Departement Of Agriculture. 2008. Agricultural
Waste Characteristics. Part 651. Agricultural Waste Management Field Handbook. Issued
march 2008.
Said., M.I. 2019. Characteristics of by-product and animal waste: a review. Large Animal
Review, 25: 243-250.