Anda di halaman 1dari 24

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KUDA

TINGKAH LAKU, SELEKSI & JUDGING

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Produksi Ternak Monogastrik

Dosen Pengampu :
Drh. Dwi Cipto Budinuryanto, MS.

Disusun Oleh :
Tioma Kartika Limbong
200110200201

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas

Lembar Kerja Praktikum yang berjudul “Tingkah Laku, Seleksi dan Judging”

Saya mengucapkan terima kasih kepada Drh. Dwi Cipto Budinuryanto, MS.

Selaku dosen pengampu mata kuliah Produksi Ternak Monogastrik. Saya

menyadari bahwa dalam penulisan lembar kerja ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga laporan ini

dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa lembar kerja ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.

Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan kritikan

membangun dari berbagai pihak. Saya berharap semoga lembar kerja ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca dan juga saya khususnya.

Jatinangor,08 Desember 2022

Penulis,

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuda (Equus caballus) merupakan salah satu mamalia dari genus equus

yang telah lama dijadikan sebagai hewan ternak lama dijadikan sebagai hewan

ternak (Bennet dan Hoffman, 1999). Kuda merupakan ternak paling penting

secara ekonomis karena memiliki banyak fungsi diantaranya yaitu dapat

digunakan sebagai hewan ternak, olah raga, perang ataupun bisa juga digunakan

sebagai sarana transportasi. Hal ini disebabkan karena kuda adalah hewan yang

mudah diatur, dikendalikan, dan ramah terhadap mahluk sekitarnya termasuk

manusia.

Di Indonesia, kuda merupakan salah satu ternak yang mengalami penurunan

populasi. Hal ini terjadi karena fungsi kuda sebagai alat transportasi sebagai

buda di Indonesia telah banyak digantikan oleh kendaraan lainnya seperti motor

dan mobil. Angka pemotongan kuda sebagai sumber daging di Indonesia cukup

tinggi.

Ekspresi dari sebuah usaha untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dari

perbedaan kondisi internal maupun eksternal merupakan definisi dari tingkah

laku hewan. Ada kalanya kuda memperlihatkan tingkah laku yang tidak seperti

biasanya. Dengan pengalaman serta mengenal tingkah laku kuda, maka dapat

mengetahui apa yang terjadi dengan kuda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tingkah laku kuda?

2. Bagaimana seleksi kuda?

3. Apa itu judging?

1
1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui tingkah laku kuda.

2. Dapat mengetahui seleksi pada kuda.

3. Dapat mengetahui judging kuda.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tingkah laku Hewan

Etologi atau ilmu perilaku hewan merupakan cabang ilmu zoologi

yang memoerlajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta

faktor-faktor penyebabnya. Etologi merupakan bidang yang

berkembang pesat. Sejak awal abad ke-21, para peneliti telah memeriksa

kembali dan mencapai kesimpulan baru dalam banyak aspek

komunikasi hewan, emosi, budaya, pembelajaran, dan seksualitas yang

telah lama dipahami oleh komunitas ilmiah.

2.2 Seleksi Hewan

Seleksi merupakan suatu proses dimana individu-individu tertentu

dalam suatu populasi dipilih dan diternakkan untuk tujuan produksi

yang lebih baik (segi kuantitas dan kualitas) pada generasi selanjutnya.

Istilah seleksi dalam pemulian ternak menunjukkan suatu keputusan :

a. Keputusan yang diambil oleh para pemulia pada tiap generasi untuk

menentukan ternak mana yang akan dipilih sebagai tetua pada generasi

berikutnya dan yang mana disisihkan sehingga tidak memberikan

keturunan.

b. Menentukan apakah dari individu yang terpilih akan dibiarkan

mempunyai banyak keturunan, sedangkan yang lain hanya akan

mempunyai beberapa keturunan saja.

Seleksi merupakan dasar utama dalam pemuliaan ternak. Akibat

seleksi dalam populasi adalah meningkatnya rataan dalam suatu sifat

kearah yang lebih baik dan diikuti oleh peningkatan

3
keseragaman/homozigositas atau dengan perkataan lain penurunan

keragaman atau simpangan baku. Secara umum seleksi dapat dibagi atas

dua macam, yaitu :

a. Seleksi alam (natural selection) dimana seleksi terjadi secara spontan

akibat pengaruh alam.

b. Seleksi buatan (artificial selection); seleksi terhadap ternak/hewan

yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

2.3 Judging

Judging adalah penelitian tingkatan ternak dengan beberapa

karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging

terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecematan pandangan

(visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian

elalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita

memilih ternak bedasarkan sifa-sifat yang tampak. Dalam cara ini

memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi.

Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan judging.

Penafsiran badan sangat penting dilakukan oleh para pemilik ternak

untuk mengetahui bobot tubuh ternak. Cara ini merupakan cara lain

untuk mengetahui berat badan ternak selai penimbangan berat badan.

Apabila setiap kali harus selalu dilakukan penimbangan, hal ini dirasa

kurang praktis di samping timbangan itu jumlahnya terbatas.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tingkah Laku Kuda

Kuda merupakan hewan yang tingkat sosialnya sangat tinggi mereka sangat

suka hidup berkelompok. Tingkah laku yang normal termasuk mendominasi

teman – teman atau patuh pada kuda di sekitarnya walaupun mereka tak pernah

kontak secara fisik langsung. Dengan pengalaman serta mengenal tingkah laku

kuda, maka kita dapat mengelola kuda dengan lebih baik (sebagai penunggang,

pemilik ataupun pelatih), bisa menjadi groomer maupun keeper, dan


mempersiapkan skill saat bekerja pada industri kuda. Berikut adalah tingkah

laku tidak normal yang sering terjadi pada kuda. :

1. Tingkah laku gejala sakit

Perubahan tingkah laku dapat menandakan adanya gejala sakit pada

kuda seperti mengais–ngais lantai, memutar mutar ekor atau

menggaruk–garuk perut. Hal tersebut merupakan gejala penyakit

sehingga pemilik kuda atau ahli kesehatan dapat mengklasifikasi

penyakit tersebut sehingga dapat diberi penanganan lebih lanjut

2. Tingkah laku meniru – niru

Seperti menggigit benda di sekitarnya, menggerak – gerakkan lidah,

menggerak – gerakan bibir, berputar – putar dalam kandang, ekor,

menendang tembok kandang dan menggigit badan sendiri. Hal tersebut

bisa diatasi dengan melaksanakan manajemen yang baik atau bisa

dengan melakukan latihan tingkah laku yang normal.

3. Tingkah laku urinasi

- Apetif (mencium – cium tempat)

- Konsumatoris (ekor diangkat, kemudian defakasi)


- Refraktoris (tempat berak diendus-endus lalu ditinggalkan)

5
4. Tingkah laku investigasi (pengenalan terhadap benda sekitar)

Mengenal wilayah dengan menggunakan semua indera objek yang

ditakuti dengan cara mendekati, kemudian mengendus,

menerima/menolaknya, mengenal lingkungan dan rasa takut muncul.

5. Tingkah laku seksual

- Jantan

Dalam tahap perkawinan yaitu merayu, ereksi, naik, intromisi,

ejakulasi. Birahi pertama pada umur 6-8 bulan. Sedangkan

perkawinan sempurna terjadi pada umur 10-12 bulan. Libido seksual

jantan terjadi pada musim semi lebih tinggi dari musim gugur.

- Betina

Terdiri dari 3 kategori pada estrus betina :

a. Monoestrus,

b. Setengah polyestrus

c. polyestrus

6. Tingkah laku ketika istirahat

- Kaki depan ditekuk dibawah badan, dada bersnetuhan dengan tanah

tetapi tidak menahan badan dan kepala tegak/terangkat.

- Berbaring di salah satu sisi, kaki dijulurkan, kepala diletakkan diatas

tanah pada sebelah pipi.

3.2 Seleksi Kuda

Seleksi merupakan tindakan untuk memilih kuda yang dianggap

memiliki mutu genetik berkualitas sebagai unsur hereditas. Fungsi seleksi

adalah mengubah frekuensi gen didalam populasi terhadap sifat gen yang

dikehendakiTahapan dalam memilih kuda yang tepat memerlukan waktu

karena memiliki berbagai ukuran, ras, warna, temperamen, dan kondisi

6
kesehatan. Jenis kelamin dan status reproduksi kuda merupakan faktor lain

yang perlu dipertimbangkan. Jantan yang telah dikebiri (kebiri) umumnya

lebih tenang dan lebih mudah ditangani daripada kuda jantan yang belum

dikebiri. Kuda yang lebih tua biasanya lebih jinak daripada yang muda.

Kuda pembibitan harus matang secara seksual dan cukup berpengalaman

untuk kawin dengan sukses tetapi tidak terlalu tua untuk tidak subur.

Dalam pemutusan pembelian kuda, pastikan untuk mengecek

keadaan kesehatannya termasuk pengamatan selama pergerakan.

Pemeriksaan setelah pembelian adalah investasi waktu dan uang yang baik,

karena tidak hanya memberi jaminan bahwa kuda itu sehat tetapi juga

mengetahui apabila terjadi penyakit.

3.3 Judging

Salah satu cara mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh hewan yang

berfungsi untuk produksi merupakan definisi dari judging. Judging

berfungsi dalam melihat hubungan antara penampilan eksterior dengan

kualitas ternak. ). Konformasi yang baik diantaranya mata besar, rahang

lebar, lubang hidung besar, leher berukuran sedang sedikit melengkung,

bahu miring, punggung berotot. Penilaian konformasi tubuh kuda

(judging) didasarkan pada lima kriteria utama yaitu :

- Keseimbangan (balance), diartikan sebagai blending atau perpaduan

bagian-bagian tubuh kuda. Bagian-bagian tubuh yang dinilai yaitu

bagian sholder, barrel dan hid yang harus memiliki ukuran dan

panjang yang sama serta garis dari withers bagian atas hip hampir

rata, garis yang ditarik dari bagian wthers ke bagian girth atau dada

dan dari dada ke tanah harus memiliki panjang yang sama.

- Kualitas, terutama dievaluasi di daerah kepala dan leher kuda dan


mungkin juga termasuk kualitas mantel bulu atau haircoat. Kepala

7
harus lebar diantara kedua mata, pendek dari mata ke moncong, dan

meruncing ke bawah hingga moncong halus. Telinganya pendek dan

mata serta lubang hidungnya besar.

- Anatomi, bagian wither harus tajam dan menonjol untuk membantu

menahan pelana tempatnya, punggung harus pendek dan kuat untuk

menahan beban pelana dan penunggang

- Berotot, otot terbagi menjadi 4 area utama yaitu lengan bawah, bahu,

stifle, gaskin. Contoh perbedaan otot yaitu : heavy, adequate, dan

light.

- Struktur dan gerakan. Struktur atau kaki dan tungkai kuda sangat

penting untuk kegunaannya. Seekor kuda yang memiliki struktur

yang buruk tidak akan mampu menahan beban, pengguanaan atau

penunggangan yang berat. Evaluasi ini diakukan dengan

pengamatan dari sisi samping, depan, dan belakang kuda. Kuda

dengan performa yang ideal harus memiliki kaki dan telapak kaki

yang baik, dapat tergambar garis lurus dari pundak turun ke depan

lutut, cannon bone, dan kuku depan (kaki depan), serta dari kaki

belakang turun ke hock, cannon bone, dan bagian belakang kuku..

8
BAB IV

PENUTUP

4. 1 Kesimpulan

Perubahan tingkah laku dapat menandakan adanya gejala sakit pada kuda,

hal ini disebabkan oleh adanya gejala penyakit sehingga pemilik kuda atau

dokter dapat mengklasifikasi penyakit tersebut. Seleksi kuda sangat penting

karena kuda datang dalam berbagai ukuran, ras, warna, temperamen, dan

kondisi kesehatan. Oleh karena itu varietas kuda yang berbeda akan

memiliki temperamen yang berbeda pula. Jenis kelamin dan status

reproduksi kuda merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Jantan

yang telah dikebiri (kebiri) umumnya lebih tenang dan lebih mudah

ditangani daripada kuda jantan yang belum dikebiri. Kuda yang lebih tua

biasanya lebih jinak daripada yang muda. Konformasi tubuh yang baik

diantaranya mata besar, rahang lebar, lubang hidung besar, leher berukuran

sedang sedikit melengkung, bahu miring, punggung berotot.

9
DAFTAR PUSTAKA
Alam. Taksonomi Hewan Vertebrata Peranan Filogenetika Molekuler dalam
Bidang Taksonomi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan.
Campbell, N.A. 2011. Tingkah Laku Kuda Biologi Edisi Kelima. Penerbit
Erlangga : Jakarta.
Mansyur, Tanuwiria dan D. Rusmana. 2006. Eksplorasi Hijauan Pakan Kuda dan
Kandungan Nutrisinya. UNPAD. Bandung. PP : 924 – 931
Molén, Mats. The Evolution of the Horse. Journal of Creation 23.2 (2009): 59-63.
Parraksi. 2011. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa :
Bandung.
Partodiharjo, S.1980. Ilmu Reproduksi Ternak. Mutiara : Jakarta.
Setyobudi, A., Kustono dan D.T. Widayati. 2009. Kinerja Ternak Kuda. Jurnal
LPPM Bidang Sains dan Teknologi. Vol 5 (2) : 81 – 85.
Soeharjono, O. 1990. Kuda. Yayasan Pamulang Equistian Centre. Jakarta
Taufik, Leo Muhammad. Teori Evolusi Darwin. Jurnal Filsafat Indonesia 2.3
(2019) : 98 - 102

10
MENJAWAB PERTANYAAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Equine communication ladders

(menurut Rachel Draaisma). Bagaimana tahapan dan contoh masing –

masing tahapan?

- Equine communication ladders merupakan tangga komunikasi yang

digunakan sebagai alat ukur penilaian tingkah laku kuda sehinggat

dapat memudahkan ketika berinteraksi dengan manusia. Tangga

tersebut menunjukkan tingkat tingkah laku dan stress yang berbeda


dan sinyal mengenai seekor kuda dapat merespons rangsangan di

lingkungannya. Tangga tersebut dapat membantu manusia dalam

mengenali tingkah laku kuda dengan lebih mudah. Hal tersebut

dapat meningkatkan sosialisasi, kesejahteraan, dan melatih kuda

agar lebih mudah untuk berinteraksi dan menghindari tingkat stres

yang tinggi.

11
2. Jelaskan dan berikan contoh tingkah laku abnormal dari kuda serta

penyebabnya!

- Contoh tingkah laku abnormal diantaranya seperti mengais – ngais

lantai, memutar mutar ekor atau menggaruk – garuk perut. Hal ini

disebabkan oleh adanya gejala penyakit sehingga pemilik kuda atau

ahli kesehatan dapat mengklasifikasi penyakit tersebut dan diberi

perlakuan lanjutan. Hal tersebut biasa disbeut dengan perilaku

stereotip. Perilaku stereotip merupakan pola perilaku abnormal yang

dilakukan berulang-ulang dan tidak memiliki tujuan atau fungsi

yang jelas. Contoh lain perilaku stereotip pada kuda : menggigit

buaian, menenun, berjalan di kotak, mengunyah kayu, dan mengisap

angin.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan langkah walk, trot, canter, gallop

dan jumping. Apa tujuan dan manfaatnya?

- Walk (jalan) : Gerakan normal kuda untuk berpindah tempat. Di

dalam satu langkah, ada 4 depak (4-beat gait). Saat berjalan, kuda

mendepak (mengangkat kaki) dengan urutan :

12
depak 1) kaki belakang kanan

(depak 2) kaki depan kanan

(depak 3) kaki belakang kiri

(depak 4) kaki depan kiri.

Setiap kali satu kaki diangkat, tiga kaki yang lainnya menapak di

tanah.

- Trot (jalan cepat) : gerakan 2 depak (2-beat gait). Berbeda dengan

“berjalan”, saat berjalan cepat, ada satu waktu di mana keempat kaki

kuda berada di udara. Tubuh kuda naik turun dari satu diagonal ke

diagonal yang lain. Oleh karena hanya ada dua depak dan ada waktu

kuda tidak menjejak tanah, maka lebih nyaman bagi penunggang

dan juga kudanya untuk membawa tubuhnya naik (tidak bertumpu

pada sadel) dan turun (bertumpu pada sadel) selang-selang sesuai

angkatan dan jatuhnya kaki-kaki kuda.

(depak 1) kaki depan kiri / belakang kanan

(depak 2) kaki depan kanan / belakang kiri

13
Kaki depan kiri digerakkan bersamaan dengan kaki belakang kanan

dan kaki depan kanan digerakkan bersamaan dengan kaki belakang

kiri. Pola inilah yang disebut dengan diagonal.

- Canter : Gerakan 3 depak (3-beat gait). Dalam gait ini terdapat

waktu suspensi setelah setiap langkah. Gerakan ini mulai dengan

kaki belakang, kemudian dimajukan ke depan dengan ayunan.

(depak 1) kaki belakang kiri

(depak 2) kaki belakang kanan / depan kiri

(depak 3) kaki depan kanan

- Gallop : Gerakan 4 depak (4-beat movement). Gerakan (gait) ini

mirip kanter, tetapi kaki kuda bergerak satu-per-satu.

(depak1) kaki belakang kiri

(depak 2) kaki belakang kanan

(depak 3) kaki depan kiri

(depak 4) kaki depan kanan

- Jumping : Gerakan meloncat pada kuda.

14
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Equine Equestrian? Apa perbedaan

antara dressage, eventing dan show jumping?

- Equestrian adalah nama lain dari olaharaga berkuda . Bukan hanya

melatih kekuatan fisik seperti menjaga keseimbangan dan

koordinasi, olahraga menunggang kuda ini juga merupakan terapi

untuk kesehatan mental. Berkuda mengacu pada keterampilan

menunggangi, mengendarai, melompat atau berlari menggunakan

kuda.

- Dressage (tunggang serasi) : cabang olahraga olimpik yang

merupakan dasar dari semua nomor ketangkasan berkuda. Selain

menjadi olahraga yang sangat kompetitif, dressage juga merupakan

kesenian. Yang dilihat adalah keindahan dan keanggunan seekor

kuda yang atletis, lentur dan luwes yang bergerak sesuai dengan

pertolongan yang sangat halus dari penunggangnya. Cabang

15
olahraga berkuda ini menuntut keserasian baik penunggang maupun

kudanya pada saat suatu gerakan, dimana keterampilan dan

pengalaman penunggang sangat menentukan untuk menciptakan

atau membentuk kelincahan dan keluwesan dari setiap gerakan yang

dihasilkan sehingga terkesan kuda melangkah dan bergerak di atas

dasar keinginan sendiri tanpa adanya perintah dari penunggang .

Tujuan Dressage (Tunggang Serasi) adalah pengembangan fisik

kuda dan keserasian penunggang dengan kuda. Keterampilan dan

mutu yang baik terlihat dari ayunan langkah yang bebas dan sama

rata, seolah kuda bergerak mudah dan tanpa beban. Kudanya

memberi kesan bahwa ia melakukan semua gerakan dengan

sendirinya, karena bantuan yang ringan dari penunggang tidak dapat

terlihat lagi.

- Eventing (trilomba) : kombinasi pertandingan yang mengandalkan

pengalaman penunggang dalam semua nomor yang dikendarai.

Kuda maupun penunggang, harus memiliki kecekatan dan serba

bisa. Pesertanya mengikuti pertandingan kombinasi yang terdiri dari

tiga tes: dressage, cross-country - sebagai tes utama - dan jumping,

dengan kuda yang sama selama pertandingan berlangsung. Hal itu

tentunya membutuhkan kerjasama antara kedua atlit yang saling

percaya, dan juga pelatihan yang terstruktur dan sistematis dalam

semua disiplin tadi. Perhitungan trilomba dilakukan dalam sistem

poin pinalti. Artinya, para peserta berusaha mendapatkan angka

penalti sesedikit mungkin untuk mengungguli pertandingan yang

pada umumnya berlangsung selama satu (Acara Satu Hari) sampai

16
tiga hari (Acara Tiga Hari). Tingkat kesulitan dibagikan dalam level

One Star hingga Four Star Eventing.

- Show jumping (lompat rintangan) : Dalam kompetisi ini banyak

memerlukan konsentrasi berpikir dan strategi. Tujuan utama adalah

menyelesaikan lintasan atau lintasan yang telah ditentukan tanpa

mrnjatuhkan rintangan. Course designer merancang lintasan yang

berbeda untuk setiap pertandingan showjumping, dan dapat

menyesuaikan tingkat kesulitan lintasan dengan jenis atau level

konflik. Panjang lintasan minimal 150m, maksimal 1200m. Luas

arena standar internasional adalah 90x45 meter, dengan alas/

groundpasir atau rumput. Kebanyakan tipe kompetisi melompat

rintangan mengandalkan kecepatan, ketepatan, dan kegesitan.

Penunggang harus mengatasi rintangan dengan 6 sampai 14

rintangan, dalam waktu tertentu, dengan kesalahan minimal.

17
MEREVIEW

• “Understanding Horse Behavior”

Tingkah laku dapat didefinisikan sebagai respon hewan terhadap

lingkungannya. Beberapa hal yang membuat kuda unik dari hewan lainnya

yaitu kuda memiliki sifat yang sangat sosial karen mereka nemiliki tingkat

kenyamanan yang lebih tinggi saat mereka mempertahankan kontak visual

dengan kuda lain. Jenis perilaku sosial kuda diklasifikasi dalam kategori

perilaku kontaktual, ingestif, eliminatif, seksial, epimeletik, alelomimetik,


investigasi, agonistik, dominasi.

Secara umum kuda memiliki 5 indera. Dalam indera penglihatan,

kuda memiliki pengelihatan yang baik, tapi tidak sebaik manusia. Hal ini

disebabkan karena fakta seekor kuda tidak dapat melihat langsung dibawah

kepalanya, itu sebabnya kuda sering mengangkat kepalanya. Dalam

pendengaran kuda memiliki sensitifitas terhadap suara bernada tinggi

seperti gonggongan anjing, kuda akan enjadi gugup dan sulit ditangani

karena hormon stress meningkat. Dalam indera penciuman, kuda memiliki

indera penciuman yang lebih berkembang daripada manusia. Kuda

menggunakan indra penciman untuk mengidentifikasi kuda lain, anaknya

sendiri, mengidentifikasi kuda betina saat kawin dalam mendeteksi masa

birahinya serta dalam memilih pakan yang segar daripada yang busuk.

Dalam indera rasa kuda berusaha memakan pakan yang memberi mereka

nutrisi yang dibutuhkan, bahkan kudamengonsumsi pakan pada tingkat

uang jauh lebih tinggi dari yang diperlukan untuk menyediakan nutrisi

penting. Dalam indera peraba dlam kuda ini merupakan hal penting dalam

interaksi dengan manusia.

18
Komunikasi pada kuda terbagi menjadi beberapa cara contohnya

seperti visual, seara dan bahkan penciuman.Menurut medis saat kuda

berperilaku sakit dia sedang membutuhkan perhatian. Maka dari itu

pentingnya dokter hewan dipanggil untuk mendapatkan informasi yang

lebih rinci. Setelah pangalaman dalam menilai perilaku kuda meningkat,

kita akan menemukan bahwa kita dapat membaca keadaan emosi kuda.

Selain itu setelah mempelajari perilaku kuda, hal ini dapat bermanfaat bagi

kita seperti ketika kuda menyampaikan peringatan sebelum menimbulkan

bahaya.

Perilaku saat menjelang kawin, pada kuda betina panjang masa

estrus yaitu 19-26 hari. Pada kuda betina ciri ciri perilaku estrus secara

umum terlihat dari sifat umumnya seperti gelisah, hiperaktif, sedikit waktu

untuk makan dan istirahat, sering buang air kecil, postur mengangkang.

Selama puncak estrus kuda betina dapat mengendus, menjilat atau

menyenggol kuda jantan. Setelah kuda melahirkan, kuda betina biasanya

mulai menjilati bagian kepala hingga bagian belakang anaknya, hal ini

dapat membantu proses beriri dengan melakukan nuzzling. Dalam dua jam

pertama, anak kuda mulai bernapas, mengangkat kepala (dalam 5 menit),

berusaha bangkit (dalam 10 menit), berdiri (dalam 55 menit), bersuara (45

menit), mengeluarkan mekonium (30 menit), tidur siang pertama (2 jam)

Perilaku dalam memilih pakan, kuda sangat selektif dalam pakan,

kuda akan sering memilih bagian jerami yag paling enak dan meninggalkan

batang yang tidak diiginkan.

Perilaku kuda yang digembalakan,dipengaruhi dari pola

penggembalaannya seperti lokasi air. Ada beberapa sifat buruk kuda yang

digembalakan seperti contoh mengunyah kayu karena kekurangan serat

19
dalam makanan, menendang atau mencakar dinding atau lantai ketika lapar

atau waktu makan.

• “Selecting a Horse”

Memilih kuda yang tepat membutuhkan waktu dan bisa jadi sulit.

Kuda datang dalam berbagai ukuran, ras, warna, temperamen, dan kondisi

kesehatan. Varietas kuda yang berbeda akan memiliki temperamen yang

berbeda pula, oleh karena itu sangat penting untuk mencocokkan kuda

dengan penunggangnya. Jenis kelamin dan status reproduksi kuda

merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Jantan yang telah

dikebiri (kebiri) umumnya lebih tenang dan lebih mudah ditangani daripada

kuda jantan (jantan utuh). Kuda yang lebih tua biasanya lebih jinak daripada

yang muda. Namun, kuda yang lebih tua mungkin memiliki kondisi medis

yang memengaruhi tingkah lakunya dan memiliki kebiasaan buruk, seperti

tiduran, menggigit, keras kepala, atau berguling. Kuda pembibitan harus

matang secara seksual dan cukup berpengalaman untuk kawin dengan

sukses tetapi tidak terlalu tua untuk tidak subur.

Sebelum memutuskan untuk membeli kuda, pastikan untuk

mengecek keadaan kesehatannya. Pemeriksaan sebelum pembelian

melibatkan evaluasi lengkap terhadap kuda, termasuk pengamatan selama

pergerakan. Pemeriksaan prapembelian adalah investasi waktu dan uang

yang baik, karena tidak hanya memberi jaminan bahwa kuda itu sehat tetapi

juga mengetahui apabila terjadi penyakit.

• “Horse Judging From Home: Conformation (Week 2)”

Ada beberapa kriteria dalam melakukan judging conformation, diantaranya:

a. Balance

20
Keseimbangan bisa dibilang merupakan aspek paling kritis untuk dievaluasi

saat memeriksa kuda. Keseimbangan sangat penting untuk kualitas gerakan

dan performa dalam acara apa pun, dan ditentukan oleh struktur tulang kuda.

Keseimbangan mengacu pada distribusi otot dan berat yang sama dari depan

kuda ke belakang kuda, dari atas ke bawah dan dari sisi ke sisi. Namun,

keseimbangan tidak ditentukan oleh berat kuda melainkan oleh sudut yang

tepat dan proporsi bagian tubuh yang berbeda. Dengan kata lain, seekor

kuda bisa bertubuh ringan ataubertubuh berat dan tetap seimbang jika

struktur tulangnya memungkinkan distribusi berat yang sama.

Keseimbangan yang tepat memungkinkan kuda membawa dirinya sendiri

dengan cara yang memungkinkan kemampuan manuver yang mudah,

tenaga yang lebih besar, dan gerakan yang lebih mulus.

b. Structural Correctness

Ketepatan struktural sangat penting untuk kesehatan serta gerakan

yangbenar dan bersih. Ini ditentukan oleh struktur dan keselarasan tulang

yang tepat, terutama yang berkaitan dengan kaki. Kebenaran struktural

terkait sangat erat dengan keseimbangan dan memengaruhi cara kuda

bergerak.

c. Muscling

Otot juga menjadi pertimbangan saat mengevaluasi kuda, meski tidak

sepenting keseimbangan dan ketepatan struktural. Kuantitas, kualitas, dan

distribusi otot dievaluasi saat melihat kuda dari samping, depan

danbelakang.

d. Breed/Sex Characteristics

Karakter ras dan jenis kelamin mengacu pada seberapa baik seekor

kudamewakili jenis dan jenis kelaminnya. Sebagian besar ras memiliki

kualitas unik yang dengannya mereka dapat diidentifikasi. Menilaiseekor

21
kuda berdasarkan jenisnya mengacu pada menilai seberapa miripnya kuda

ideal dari jenis itu. Ini mungkin penting atau tidaktergantung pada

ekspektasi kudanya. Kuda yang berkompetisi dalam banyak acara

pertunjukan tidak harus mewakili ras atau jenis kelamin dengan baik untuk

menjadi kompetitif. Namun, untuk kuda yang berkompetisi dalam acara

halter, kriteria ini penting.

22

Anda mungkin juga menyukai