PERCOBAAN 2
Disusun oleh:
NPM : 10060318119
BANDUNG
I. Tujuan Percobaan
1.1 Untuk melakukan kalibrasi termometer dengan cara panas menggunakan air
mendidih
1.2 Untuk melakukan pemurnian asam benzoat dengan cara rekristalisasi
1.3 Untuk melakukan pemurnian kamfer dengan cara sublimasi
3.2 Termometer
Termometer adalah alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat.
Ada beberapa jenis thermometer, yang prinsip kerjanya bergantung pada
beberapa sifat materi yang berubah terhadap suhu. Sebagian besar
thermometer umumnya bergantung pada pemuaian materi terhadap naiknya
suhu (Wijaya, 2018).
Jenis-jenis thermometer menurut Wijaya (2018);
a. Termomer Laboratorium
Termometer ini menggunakan air raksa atau alkohol. Jika cairan
bertambah panas maka raksa atau alkohol akan memuai sehingga
skalanya bertambah.
b. Termometer Klinis
Termometer ini khusus digunakan untuk mendiagnosa penyakit dan
biasanya diisi dengan raksa atau alkohol. Skala pada termometer ini
antara 35 ℃ sampai 42 ℃.
c. Termometer Ruangan
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan.
Pada dasarnya thermometer ini sama dengan thermometer yang lain
hanya saja skalanya yang berbeda. Skala thermometer ini antara -50 ℃
sampai 50℃.
d. Termometer Digital
Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya
yang kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh
rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang bisa
langsung dibaca.
e. Termokopel
Termokopel merupakan termometer yang menggunakan bahan
bimetal sebagai alat pokoknya. Ketika terkena panas maka bimetal akan
bengkok kea rah yang koefisiennya lebih kecil. Pemuaian ini kemudian
dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka tertentu. Angka
yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu benda.
3.3 Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan teknik pemurnian suatu zat padat dari
campuran atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang cocok
atau sesuai. Suatu pelarut dapat dikatakan cocok atau pelarut yang
baik dalam proses kristalisasi yaitu pelarut yang dapat memberikan
perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan
zat pengotor dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Prinsip dasar
rekristalisasi yaitu perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan
dengan kelarutan zat pencampur atau pengotornya. Larutan yang terbentuk
dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan
dikristalkan dengan cara menjenuhkannya (mencapai kondidi supersaturasi
atau larutan lewat jenuh) (Agustina, 2018).
Kristal dapat dipisahkan dari larutannya yang telah jenuh dengan
penyaringan. Penyaringan umumnya dilakukan dibawah tekanan
menggunakan corong Buchner. Pemisahan zat murni dengan pengotornya
dapat dibantu dengan proses menambahkan norit ke dalam larutan agar
terjadi proses adsorpsi. Adsorpsi adalah proses penggumpalan zat terlarut
dalam larutan, oleh permukaan bahan penyerap. Zat yang terlibat dalam
proses adsorpsi diantaranya disebut adsorbat yaitu zat yang terserap pada
permukaan zat lain yang dan adsorben yaitu zat yang permukaannya dapat
menyerap zat lain. Dengan demikian, zat pengotornya dapat teradsorpsi dan
zat murni tetap dalam larutan (Brady, 1998)
3.4 Sublimasi
Sublimasi merupakan prinsip pengering-bekuan (freeze drying) adalah
menghilangkan air dan pelarut lain dari produk beku tanpa melewati fase
cair. Tingkat kebekuan produk yang dapat dicapai, lama pengeringan dan
jenis produk yang dikering-bekukan serta faktor personil yang
mengoperasikan alat dalam proses sublimasi tersebut. Pembekuan secara
perlahan-lahan lebih baik dibandingkan dengan pembekuan secara cepat
sebab dengan pembekuan secara perlahan-lahan akan terbentuk kristal es
yang besar sehingga kondisi ini akan memperlancar proses sublimasi dari
setiap lapisan es dalam produk. Tahap pengeringan pertama dimulai pada
saat produk sudah berada dalam kondisi beku sempurna dan keadaan beku
ini harus tetap dipertahankan selama proses pengeringan (Misyetti, 2006).
Prinsip kerja sublimasi yaitu perbedaan tekanan uap digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan senyawa padat yang dapat menyublim pada
tekanan kamar. Mudah sekali dilakukan proses sublimasi pada tekanan
kamar, tanpa menurunkan tekanannya, hanya cukup langsung dipanaskan
saja, maka senyawa tersebut akan langsung menyublim (Day dan
Underwood, 1981).
3.8 Champor
Pemerian dari Champor atau yang memiliki nama lain kamfer adalah
hablur tidak berwarna atau putih; bau khas, tajam; rasa pedas; aromatik.
Memiliki titik leleh 175-177℃ dan titik didihnya 204℃ (Sciencelab, 2018).
V. Prosedur
5.1 Kalibrasi Termometer
Tabung reaksi diisi dengan aquades 100 ml, kemudian dimasukkan batu
didih. Seteleh itu dipanaskan sampai mendidih. Thermometer diposisikan
pada uap di atas permukaan air yang telah mendidih. Kemudian diamati
kenaikan suhu.
5.2 Rekristalisasi Asam Benzoat dalam Air
2 gram asam benzoat dimasukkan ke gelas kimia 100 ml, kemudian
ditambahkan air sedikit demi sedikit dan diaduk dalam keadaan panas
sampai asam benzoat tepat larut. Kemudian dididihkan dengan pembakar
bunsen dan dialasi dengan kaca asbes. Lalu diaduk dengan kaca pengaduk.
Selanjutnya dituang ke labu erlenmeyer yang telah dipasang corong dan
kertas saring secepat mungkin. Dibiarkan dingin secara perlahan. Kemudian
erlenmeyer direndam dalam wadah yang berisi es untuk mempercepat
terbentuknya kristal. Ketika semua kristal telah terbentuk semua, dilakukan
penyaringan kristal dengan corong Buchner yang dilengkapi suction.
Kemudian kristal dalam corong Buchner dicuci dengan pelarut dingin.
Kemudian kristal ditimbang di atas kertas saring dan ditentukan titik
lelehnya.
5.3 Sublimasi
1 gram kamper ditempatkan di dalam cawan porselen. Kemudian
dipasang cawan di atas klem bundar dan ditutup dengan kaca arloji.
Ditambahkan beberapa potong es di kaca arloji. Kemudian dilakukan
pemanasan dengan api kecil. Kristal yang menempel di kaca dikumpulkan
dan ditimbang serta ditentukan titik lelehnya.
VIII. Kesimpulan
8.1 Termometer layak digunakan karena suhu termometer setelah dilakukan
kalibrasi adalah 98 ℃
8.2 Kristal asam benzoat murni yang dihasilkan adalah 1,2 gram dan
rendemennya 60%. Sedangkan titik lelehnya berada pada trayek 125 – 135
℃
8.3 Kristal kamfer murni yang dihasilkan adalah 0,85 gram dan rendemennya
85%. Sedangkan titik lelehnya berada pada trayek 172- 178 ℃
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. (1998). Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Day, R. A., & Underwood. (1981). Analisa Kimia Kualitatif. Jakarta: Erlangga.