Anda di halaman 1dari 67

Tujuan Pembelajaran

• Tujuan Umum :

– Setelah mengikuti kuliah ini mahasiwa diharapkan mengetahui


prinsip-prinsip budidaya ayam pedaging dan dapat menyusun program
pemeliharaan ayam pedaging serta dapat memelihara ayam pedaging
– Serta mampu mengidentifikasi, menganalisis, permasalahan produksi
dan menyusun strategi pemasaran.

• Tujuan Khusus :

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan :


– Mengetahui sistem pemeliharaan ayam pedaging.
– Dapat merencanakan program pemeliharaan ayam pedaging sesuai
permintaan pasar
– Mengetahui dan dapat memilih bibit ayam pedaging yang baik
– Mengetahui kebutuhan pakan dan cara pemberian pakan.
– Mengetahui sistem pekandangan untuk pemeliharaan ayam pedaging.
– Dapat melaksanakan manajemen pemeliharaan ayam pedaging
– Dapat merencanakan strategi pemasaran.
Edjeng Suprijatna
PENDAHULUAN
Pengertian Ayam Pedaging.
Ayam pedaging adalah ayam ras yang dipelihara
untuk tujuan produksi daging. Biasanya dijual
pada umur muda sekitar 5-6 minggu dengan
berat badan sekitar 1,5 - 2,0 kg.
Ayam pedaging yang baik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut : ukuran badannya besar,
berdada lebar dan dalam, perdagingan penuh
dan berlemak, gerakannya lamban dan tenang,
berbulu putih bersih.
BROILER GROWING PROGRAM
• All-in All out system : only one age of broiler is on the
farm at the same time.
• Multiple brooding : keeping chiks of several ages on the
same farm.
• Isolation : The growing farm shoul be isolated
• Size of Operation : one farmer can easily handled over
40-50 thousand bird.
• Brood per Year : The length of the growing period and
the down time (time beween broods/ 7-14 days) vary, in
turn these variations affect the number of the broods
each year.
BROILER HOUSING
Type of Hauses :

1. Open Side House.

2. Environmentally controlled house.


SISTEM PEMELIHARAAN
• Berdasarkan kepada penempatan ayam
ke dalam kandang sistem pemeliharaan
ayam pedaging menggunakan sistem All
in all out. Ayam dipelihara pada kandang
yang sama sepanjang hidupnya, tidak
dilakukan pemindahan ke kandang lain,
mulai anak ayam sampai dengan siap di
pasarkan.
FASE PEMELIHARAAN

• Berdasarkan laju pertumbuhannya pemeliharaan ayam


pedaging dibedakan menjadi 2 periode, yaitu :
• Periode Starter (Umur 0 - 3 minggu), merupakan periode
dimana berlangsung laju pertumbuhan yang cepat.
Pemeliharaan pada periode ini ditujukan untuk
pembentukkan daging. Oleh karena itu perlu digunakan
pakan dengan kualitas gizi yang tinggi (protein tinggi).
• Periode Finisher (Umur 3 - 6 minggu), merupakan
periode dimana laju pertumbuhan sudah mulai menurun
dan perlemakan mulai berlangsung. Pemeliharaan pada
periode ini bertujuan untuk membentuk karkas yang
baik, dengan perlemakan yang merata. Oleh karena itu
perlu digunakan pakan dengan kandungan protein yang
lebih rendah tetapi energi yang lebih tinggi.
PENGENALAN BIBIT

Bibit anak ayam yang beredar di pasaran dewasa ini


adalah berupa strain ayam, yaitu ayam hasil
pemuliabiakan perusahaan pembibitan (Breeder Farm).
Ayam jenis ini merupakan ayam commercial stock atau
final stock atau sering dfisebut pula ayam niaga, hanya
untuk sekali pakai bagi tujuan tertentu, yaitu dalam hal
ini sebagai ayam potongan atau pedaging, bukan untuk
dikembangkan lebih lanjut. Strain ayam yang beredar
banyak sekali. Secara umum kualitasnya hampir sama.
Baru tampak bedanya apabila telah dipelihara. Oleh
karena itu selain melihat spesifikasi dalam brosur yang
diterbitkan pembibit, untuk mengetahui lebih lanjut
kualitas suatu strain ayam maka lebih baik bertanya
kepada peternak yang sudah berpengalaman. Namun
secara praktis untuk mengetahui bibit/ anak ayam yang
baik dapat menggunakan pedoman sebagai berikut :
CIRI-CIRI BIBIT YANG BAIK

• Warna bulu putih bersih


• Kondisi bulu kering dan halus lembut, tidak
lengket ke tubuh atau basah.
• Kondisi tubuh normal, tidak ada cacat seperti
kaki pengkor, paruh bengkok, pusar belum
masuk ke tubuh dan masih basah.
• Anus bersih, tidak basah atau tidak terdapat
kotoran yang melekat kering.
• Bentuk tubuh bulat gemuk dan kaki besar.
• Mata bersinar, tidak kuyu.
• Berat badan tidak kurang dari 35 gram.
BIBIT YANG BAIK
2. PAKAN AYAM PEDAGING

Jenis Pakan Ayam Pedaging :


Berdasarkan periode pertumbuhannya
pakan untuk pemeliharaan ayam
pedaging ada 2 macam, yaitu :
1. Pakan Periode Starter (Umur 0 - 3
minggu).
2. Pakan Periode Finisher (Umur 3 - 6
minggu).
1. Bentuk Pakan
• Pakan untuk ayam pedaging bentuknya
harus disesuaikan dengan pertumbuhan
ayam. Berdasarkan bentuknya pakan
untuk ayam pedaging adalah sebagai
berikut :
– Crumble/remah/butiran kecil. Diberikan untuk
ayam periode starter.
– Pelet. Diberikan untuk ayam periode finisher
2. Kebutuhan Pakan
• Pakan harus diberikan sesuai
kebutuhannya. Pakan yang kurang akan
mengakibatkan pertumbuhan terganggu
tetapi jika berlebihan juga akan
mengakibatkan pemborosan, tidak
efisien. Oleh karena itu sebagai
pedoman harus mengetahui standar
kebutuhan.
Tabel 1 : Kandungan Gizi Pakan Untuk
Ayam Pedaging

JENIS UMUR Protein Energi


PAKAN (MINGGU) (%) metabolisme
(Kkal/Kg)
STARTER 0-3 22-24 3000-3200

FINISHER 4-6 20-22 3200-3300


(dipasarkan
Tabel 2 : Standar konsumsi ransum, Berat badan,
Konversi ransum dan Konsumsi Air Minum ( 32,2 OC
)
Umur Konsumsi Berat badan KonversiPakan KonsumsiAir
Minum(liter /1000
Minggu (Kg/100 ekor/ (Kg akhir
ekor/hari)
hari) minggu)
1 1,64 0,15 0,79 34
2 4,00 0,37 1,07 98
3 6,09 0,65 1,26 197
4 8,36 0,97 1,43 273
5 10,18 1,29 1,64 356
6 12,46 1,62 1,84 416
7 14,59 1,94 2,07 462
8 16,09 2,21 2,33 473
Sumber : North dan Bell (1990).
3. Cara Pemberian Pakan
• Cara pemberian pakan pada pemeliharaan ayam
pedaging pada prinsipnya secara ad libitum (tidak
terbatas).
• Tetapi dewasa ini pemberian pakan cara tersebut
sudah ditinggalkan. Dewasa ini digunakan pemberian
pakan sesuai jatah (Point Feed). Cara ini ternyata
lebih efisien. Pakan harus diberikan sesuai jatah per
minggu, didasarkan kepada tabel standar kebutuhan.
• Frekuensi pemberian pakan dapat dilakukan sesuai
kondisi. Pada saat awal diberikan lebih sering tetapi
setelah memasuki periode finisher dapat diberikan 2 -
3 kali per hari.
3. PERKANDANGAN

• Pemeliharaan ayam pedaging di


Indonesia secara umum menggunakan
kandang terbuka dengan sistem litter.
Walaupun dewasa ini sudah ada yang
menggunakan kandang sistem tertutup
(close hause), menggunakan sistem
pengaturan lingkungan kandang dengan
alat, tetapi belum dilakukan secara
umum baru pada perusahaan skala
besar, sedangkan sebagian besar masih
menggunakan sistem pengaturan
lingkungan dalam kandang secara alami
(sistem kandang terbuka).
a. Persyaratan Kandang

1. Lebar kandang tidak lebih dari 6 m, jika lebih lebar maka harus dilengkapi
dengan fan/kipas angin.
2. Panjang kandang disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Tinggi atap terendah tidak kurang dari 2,4 m dan tertinggi tidak kurang
dari 3 m
4. Bentuk atap kandang sebaiknya monitor.
5. Untuk kandang yang sangat panjang sebaiknya disekat, tiap 40 m2.
6. Kandang jangan di isi terlalu padat, sampai umur 6 minggu tidak lebih 10
ekor/m2.
7. Ketebalan litter tidak kurang dari 10 cm.
8. Untuk kandang yang luas sebaiknya dilengkapi dengan fan atau kipas
angin, untuk membantu sirkulasi udara.
9. Kandang dilengkapi penerangan
10. Untuk periode brooding, kandang dilengkapi dengan alat pemanas atau
brooder atau induk buatan.
11. Kandang dilengkapi tirai untuk mencegah arus angin yang terlalu deras.
Digunakan jika hujan angin atau udara terlalu dingin, terutama pada
malam hari.
Kandang bilah
KANDANG LITTER
KANDANG DI AREAL PERSAWAHAN
KANDANG DI ATAS KOLAM
KANDANG BER TRAP/ LOKASI TIDAK DATAR
KEPADATAN KANDANG
Tempat pakan dan Minum
Perlengkapan tempat pakan dan minum pada pemeliharaan
ayam pedaging dengan kandang sistem terbuka lantai litter
adalah sebagai berikut:

• Tempat pakan dan minum terbuat dari bahan yang tidak


mudah berkarat dan mudah dibersihkan
• Tempat pakan dan minum jumlahnya harus cukup sesuai
kebutuhan ayam. Jika tidak mencukupi akan
mengakibatkan ayam bersaing dan akan mengalami stres
berdampak kepada pertumbuhan yang tidak merata, serta
mengakibatkan efisiensi penggunaan pakan menurun dan
mudah terserang penyakit.
• Tempat pakan dan minum diatur menyebar rata di sekitar
kandang, selang seling tempat pakan dan minum.
• Tinggi tempat pakan dan minum di atur selalu 2,5 cm di
atas pundak ayam.
4. PENYAKIT DAN PENCEGAHAN

Penyakit merupakan salah satu faktor pembatas pada


pemeliharaan ayam pedaging. Ayam yang terserang
penyakit akan terganggu pertumbuhannya, bahkan yang
lebih serius dapat mengakibatkan kematian. Berhubung
periode pemeliharaan ayam pedaging sangat singkat,
maka pengobatan menjadi tidak efisien. Oleh karena itu
lebih diutamakan pencegahan terhadap penyakit.
Pencegahan penyakit terutama dilakukan terhadap
penyakit yang sering menyerang atau sering berjangkit
di daerah sekitar peternakan.
• Cara pencegahan penyakit dapat dilakukan sebagai
berikut :
• Sanitasi
• Isolasi
• Vaksinasi.
5. MANAJEMEN
• Persiapan Kandang.
Sebelum penmgelolaan ayam pedaging dimulai, kandang harus
sudah benar-benar siap untuk dipakai. Beberapa langkah yang
perlu dilaksanakan antara lain adalah :

1. Memeriksa kelengkapan kandang dan perlengkapannya.


2. Memperbaiki bagian-bagian kandang dan peralatan yang
rusak. Jika ada peralatan yang sudah tidak dapat berfungsi
maka harus segera diganti.
3. Membersihkan dan mencuci kandang dan peralatan. Setelah
bersih di desinfeksi dengan desinfektan. Selanjutnya kandang
beserta peralatannya difumigasi dengan menggunakan gas
formaldehid. Pada saat desinfeksi kandang dalam keadaan
tertutup rapat dengan tirai.
4. Dosis fumigasi untuk tiap 2,8 m 3 adalah 20 g KMnO4 kristal
+ 40 ml larutan formalin 40 %( 1 dosis). Untuk kandang yang
sudah dipakai digunakan 3 x dosis.
Persiapan Anak Ayam Tiba

Sebelum anak ayam tiba perlu dipersiapkan hal sebagai berikut :


– Memasang Indukan / Brooder / alat pemanas. Alat pemanas
dipasang dan disesuaikan jumlahnya dengan jumlah anak
ayam yang akan dipelihara. Jika digunakan alat pemanas
Infra Merah / Gasolek (yang dipanaskan dengan gas) maka
untuk tiap buah mampu memanasi sekitar 400 ekor ayam.
– Memasang reflektor (pemancar panas) di atas gasolek.
Biasanya dengan diameter 1,5 m. Selanjutnya di pasang
chicguard atau pembatas melingkar di sekitar gasolek dengan
diameter sekitar 2 m. Tinggi chickguard sekitar 40 cm. Alat
ini berfungsi untuk mencegah anak ayam berkeliaran ke
mana-mana sehingga meninggalkan alat pemanas, jika anak
ayam tidak kembali maka akan kedinginan dan kematian
meningkat. Di atas litter pada daerah yang telah dikelilingi
pembatas ditutup degan kertas koran. Berfungsi untuk
mencegah anak ayam memakan litter. Karena pada awal
kehidupannya anak ayam belum mengenal jenis pakan.
– Menpersiapkan alat penerang dan mencoba
menghidupkannya, jika tidak berfungsi harus segera
diperbaiki.
-Mencoba menghidupkan alat pemanas,
apakah panas yang disediakan sudah
cukup. Alat pemanas dihidupkan 24 jam
sebelum anak ayam tiba. Pengukuran
panas dilakukan 5 cm di atas permukaan
litter.
– Sebagai pedoman panas yang
dibutuhkan oleh anak ayam adalah
sebagai berikut :
Tabel 3 : Kebutuhan Panas Periode Indukan

Umur (minggu) Panas (temperatur)

0F 0C

I 95 35,0

II 90 32,2

III 85 29,0

IV 80 25,8
• Air minum dipersiapkan sekitar 2 jam
sebelum anak ayam tiba. Sebaiknya air
minum ditambah gula pasir (sukrosa)
dengan konsentrasi 5 %. Guna segera
memperbaiki kondisi tubuh ayam yang
mengalami stres karena mengalami
dehidrasi selama dalam mesin tetas dan
selama perjalanan. Gula adalah sumber
energi yang dapat segera diserap tubuh,
sehingga diharapkan dapat segera
memulihkan kondisi tubuh.
Memasukkan Anak Ayam ke dalam Kandang.
• Pada saat anak ayam tiba harus segera di masukkan ke
dalam kandang indukkan. Pada saat memasukkan anak
ayam ke dalam indukkan maka harus dilakukan hal sebagai
berikut :
– Seleksi anak ayam. Anak ayam diambil dari dalam box
(kotak) dengan cara dipegang, diraba bagian perut,
dada, punggung dan sambil dilihat kepala, paruh, leher,
kaki, sayap, semuanya harus dalam keadaan baik, tidak
ada yang cacat sedikitpun. Ayam yang cacat harus
segera di afkir, dipisahkan pada kandang isolasi.
– Menghitung jumlah anak ayam. Penghitungan jumlah
anak ayam dilakukan sambil melakukan seleksi terhadap
anak ayam. Jumlahnya harus sesuai dengan data yang
tertera pada box.
– Menimbang berat badan anak ayam. Penimbangan
dilakukan sekitar 5 % dari jumlah anak ayam (pada
jumlah yang banyak). Penimbangan ini dilakukan untuk
mengetahui kualitas bibit yang di beli dan untuk
menghitung pertambahan berat badan guna mengontrol
pertumbuhan anak ayam, apakah dapat mencapai
pertumbuhan seperti yang direkomendasikan breeder.
MANAJEMEN PERIODE STARTER/INDUKAN
Pemeliharaan Periode Starter.
– Pada saat awal anak ayam berada dalam kandang,
yang pertama dilakukan adalah mengusahakan
agar anak ayam dapat minum semuanya.
Diperlukan waktu sekitar 15 menit. Jika anak ayam
dirasa telah semuanya minum maka selanjutnya
dilakukan pemberian pakan.
– Pakan diberikan di atas karton bekas box anak
ayam. Pakan disebar sedikit demi sedikit sampai
semua anak ayam dapat makan.
– Pada hari kedua anak ayam dilatih untuk makan
pada tempat pakan berbentuk memanjang (linier)
atau berbentuk tabung digantung (hanging tube
feeder). Jika semua anak ayam tampak telah
mampu makan pada tempat pakan , maka
pemberian pakan pada karton dihentikan dan koran
penutup lantai dibuka.
– Pemberian pakan pada saat awal minggu ini dilakukan sesering
mungkin sekitar 4-6 kali. Ayam menyukai pakan yang baru.
Jumlahnya disesuaikan dengan standar kebutuhan.
– Mengatur tempat pakan dan minum. Tempat pakan ditata
menyebar di sekitar indukan dengan letak selang seling.
Jumlah tempat minum dan pakan harus sesuai dengan jumlah
anak ayam. Jangan sampai ada anak ayam yang tidak dapat
kesempatan makan. Jika ini terjadi akan mengakibatkan
gangguan pertumbuhan. Anak ayam pertumbuhannya tidak
merata. Ada yang besar tetapi ada yang kecil.
• Mengamati Anak Ayam. Pada awal pemeliharaan, harus dilakukan
pengamatan terhadap anak ayam. Terutama pada 2 hari pertama
penganatan harus dilakukan selama 24 jam. Diamati penyebaran
anak ayam dalam kandang indukan. Jika anak ayam menyebar
berati lingkungan telah memberikan panas yang cukup bagi anak
ayam. Tetapi jika anak ayam bergerombol berarti anak ayam
kedinginan. Sebaliknya jika anak ayam menjauhi alat pemanas
berarti anak ayam kepanasan. Anak ayam yang merasa nyaman
disamping menyebar rata juga akan aktif makan, tidak berisik
menciap-ciap.
– Mengganti koran. Koran harus diganti setiap
hari, karena kotoran yang menumpuk akan
menimbulkan bau dan akan menggang
pernafasan anak ayam. Penggantian
dilakukan sebaiknya pag hari.
• Mengatur Luas Lantai. Pada awal
kehidupannya anak ayam tumbuh sangat
cepat, sehingga anak ayam nampak
mudah berdesakkan. Untuk itu setiap 2
hari sekali pembatas harus dilebarkan.
• Mengatur Tirai Kandang. Pada awal kehidupannya anak
ayam membutuhkan kehangatan, sehingga kandang
harus tertutup rapat, jangan sampai ada angin deras
masuk kandang. Tetapi menjelang minggu kedua sesuai
perkembangan tubuh ayam dan bulu, maka ayam
semakin mampu beradaptasi dengan lingkungan
kebutuhan panas menurun dan kebutuhan akan udara
segar meningkat. Sehingga tirai perlu dibuka secara
bertahap guna menjamin masuknya udara segar serta
mengurangi kelembaban di dalam kandang, tetapi pada
malam hari atau pada saat-saat tertentu, seperti hujan
atau ada angin deras tirai dapat ditutup. Pembukaan
tirai mulai akhir minggu pertama pada siang hari dibuka
seperempat bagian. Setiap akhir minggu tirai kandang
pembukaanya ditingkatkan seperempat bagian,
sehingga pada akhir minggu ke 4 tirai sudah dapat
dibuka seluruhnya. Tetapi jika malam hari kedinginan
dapat ditutup, demikian pula jika cuaca buruk.
• Pemeliharaan Litter. Ketebalan litter pada awalnya 10
cm. Litter harus dijaga tetap kering sehingga mampu
berfungsi menyerap cairan. Tetapi kadang-kadang litter
menggumpal karena basah. Biasanya terjadi di sekitar
tempat air minum karena banyak air tumpah. Untuk itu
harus dilakukan pembalikan dan meratakan liiter. Litter
yang basah akan menjadi sumber berkembangnya lalatt.
Selain itu akan mengakibatkan telapak kaki ayam
membengkak atau luka, sehinhga ayam mengalami
kesulitan berjalan. Disamping itu karena ayam akan
merebahkan badannya pada saat istirahat dan ayam
pedaging lebih banyak rebah istrirahat, maka hal ini akan
mengakibatkan dada ayam mengalami luka atau
mengeras. Hal ini akan merusak kualitas karkas, terjadi
blister (kapalen).
• Penimbangan. Untuk mengetahui pertumbuhan ayam
adalah dengan mengetahui berat badan. Oleh karena itu
penimbangan harus dilakukan setiap akhir minggu.
Penimbangan dilakukan 5 % dari jumlah popolasi (Jika
jumlahnya banyak). Untuk melakukan penimbangan
ayam secara acak dikelompokkan dan digiring dengan
jala ke arah pojok kandang, kemudian tangkap dan
ditimbang. Hasil penimbangan dicatat dan di rata-rata.
Data ini dapat digunakan untuk evaluasi hasil
pemeliharaan. Ayam dengan berat badan berada di
bawah nilai rata-rata ( X ) + 10 % atau X - 10 % harus
dipisahkan dan di lakukan perlakuan khusus, terutama
pemberian pakannya, sehingga bisa berada dalam
kisaran normal. Ayam yang beratnya ekstrem rendah
diberi pakan di atas jatahnya (point feed untuk minggu
tersebut) sedangkan yang terlalu gemuk dikurangi
jatahnya. Setelah minggu berikutnya jika berat badannya
telah normal maka dikembalikan dipelihara bersama.
Tembolok Anak Ayam
Pemeliharaan Periode Finisher
• Pada akhir minggu ke tiga masuk minggu ke empat ayam
memasuki periode finisher. Pada saat tersebut alat pemanas
sudah tidak diperlukan lagi. Bulu ayam telah tumbuh lengkap.
• Lampu penerangan tetap diperlukan guna memberikan
penerangan agar ayam dapat makan pada saat cuaca gelap,
malam hari atau pada saat mendung. Dengan demikian
pertumbuhan ayam tidak terganggu, berat badan optimal
dapat tercapai pada waktunya.
• Pada periode ini konsumsi ransum sudah semakin tinggi dan
jumlah kotoran juga meningkat cepat serta semakin basah.
Oleh karena itu litter cepat basah dan berbau. Akibat proses
dekomposisi yang tidak sempurna maka akan terjadi polusi
amoniak. Kandang akan menjadi semakin meningkat
kelembaban dan temperaturnya serta baunya. Dengan
demikian harus dilakukan secara rutin pembalikan litter serta
menjaga sirkulasi udara yang lancar. Jika tidak maka ayam
akan mudah terserang berbagai penyakit, seperti pernapasan
dan koksidiosis. Oleh karena itu pada periode ini tingkat
kematian akan meningkat jika tidak dilakukan pengelolaan
lingkungan kandang yang baik.
Pergantian pakan
• pada saat memasuki periode finisher dari
pakan starter-finisher harus dilakukan
secara bertahap. Penggantian pakan
secara tiba-tiba akan mengakibatkan
ayam stres. Pentahapan penggantian
pakan dapat dilakukan seperti pada tabel :
Tabel 4 : Tahap penggantian Pakan
Starter

Hari Ke
Jenis
Pakan
1 3 5 7

Starter
(%) 75 50 25 0

Finisher
(%) 25 50 75 100
PEMANENAN
• Pemanenan ayam pedaging dapat dilakukan jika
ayam telah mencapai berat pasar dengan harga
yang paling tinggi. Jika ayam terlalu berat atau
kecil, kadang-kadang dihargai lebih rendah per
kg nya. Oleh karena itu, pemanenan harus
memperhatikan beberapa hal sbagai berikut :
– Permintaan pasar mengenai besar kecilnya ayam.
– Harga ayam yang paling baik di pasaran
– Pertumbuhan optimal
– Konversi pakan optimal.
• Berdasarkan kepada berbagai pertimbangan tersebut
maka dapat dibuat rencana pada umur dan berat berapa
ayam dapat dijual. Pemanenan dapat dilakukan dengan
cara :
– Pemanenan secara bertahap. Ayam yang telah
memenuhi berat badan sesuai harga pasar yang
menguntungkan di panen lebih dulu. Sedangkan sisa
ayam lainnya dipacu pertumbuhannya beberapa hari
kemudian untuk dapat mencapai berat pasar.
– Pemanenan serentak. Jika harga sedang baik dan
berat badan ayam tidak begitu berpengaruh pada
harga per kg maka lebih baik ayam dijual secara
serentak.
Bentuk Pemasaran Produk

• Bentuk Ayam idup


• Bentuk Karkas
KOMPONEN TUBU AYAM
COMMERCIAL CUT UP
PENCEGAHAN PENYAKIT DAN
VAKSINASI
• Secara umum pencegahan penyakit pada
ayam pedaging dapat dilakukan melalui :
• BIOSEKURITAS
• Sanitasi
• Isolasi
• Bibit
• Vaksinasi
• Penyediaan dan pemberian pakan yang baik.
SANITASI
• Menjaga kebersihan pada pemeliharaan ayam
pedaging merupakan salah satu syarat untuk
keberhasilannya. Kebersihan ini terutama
kebersihan di dalam kandang, lingkungan
sekitar kandang, tempat pakan dan minum serta
tempat dan alat-alat lainnya, kebersihan pekerja
dan pakaian yang digunakan, demikian pula
angkutan atau tamu yang masuk ke dalam
lingkungan peternakan.
• Disamping menjaga kebersihan yang termasuk
dalam program sanitasi adalah melakukan suci
hama (desinfeksi) dengan menggunakan
desinfektan.
ISOLASI
• Isolasi adalah merupakan salah satu cara
pencegahan penyakit dengan memisahkan
ayam yang diduga sakit maupun yang sakit agar
tidak menulari ayam yang sehat, dengan
menempatkannya pada kandang terpisah
(kandang isolasi). Juga termasuk ke dalam
isolasi adalah memblokir kompleks peternakan
dari pengunjung dan hewan-hewan liar.

BIBIT
• Memilih bibit yang sehat merupakan salah satu
cara untuk mencegah penyakit. Cara ini
dilakukan dengan mengeluarkan bibit-bit yang
tidak sehat, cacat atau terlalu kecil. Jika bibit
yang digunakan kualitasnya buruk maka tidak
bisa diharapkan untuk tumbuh dengan baik.
VAKSINASI
• Vaksinasi adalah suatu usaha untuk
kenimbulkan kekebalan di dalam tubuh ayam
pedaging agar mampu mengatasi serangan
penyakit. Vaksinasi dilakukan terutama untuk
jenis-jenis penyakit tertentu yang sering
mewabah. Vaksinasi yang sering dilakukan
pada pemeliharaan ayam pedaging antara lain
adalah :
1. ND (New Castle Disease)
2. CRD (Cronic Respiratory Disease)
3. Marek”s
4. Gumboro
• Keberhasilan vaksinasi ini tergantung kepada 3
hal, yaitu :
– Kondisi ayam yang divaksin. Ayam harus benar-
benar dalam keadaan sehat.
– Kondisi vaksin yang digunakan. Harus masih dalam
keadaan baik.
– Pelaksanaan vaksinasi. Caranya harus benar. Hal
ini tergantung sepenuhnya kepada keterampilan
manusia yang melaksanakan.
Tabel . Contoh Program Pemeliharaan Ayam Petelur

Umur Jenis Kegiatan


(mg) Nama Protein ME(Kkal/k Program Pemberian pakan
Pakan (%) g)
1-3 Starter 19 2850 Ad-libitum
4-6 Starter 19 2850 Restricted
7-11 Grower 15 2800 Skip Every Other day (3,5
hari/mg)
12-19 Pakan 2 hari
Skip 1 hari
(4 2/3 hari/minggu)
20 Pakan 5 hari
Skip 2 hari
(Skip Minggu dan rabu)
21-22 Breeder 16 2750 Ad-libitum
23-24
60-70
Lanjutan …….
Lanjutan……
INDIKATOR EFISIENSI TEKNIS
• Index performance =

Rataan Berat Panen x (100-% Kematian)


IP = x 100
Rataan Umur Panen x konversi pakan

** Semakin besar angka IP semakin baik performans nya.

Anda mungkin juga menyukai