Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

TILIK DAN BANGSA TERNAK


Dosen Pengajar : Neko Riffiandi,S.Pt.,M.Si.

Oleh :
Clara Bintang Pratiwi
NPM: 21741036

PRODI D3 PRODUKSI TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah -Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.Dalam makalah ini kami membahas tentang ‘ Tilik dan Bangsa Ternak“.
Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah memberi
dukungan kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.Kami juga menyadari, bahwa
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada laporan tersebut.
Oleh karena itu, kami senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.kami berharap laporan
ini dapat memberi apresiasi kepada pembaca dan utamanya kepada kelompok kami
sendiri.Selain itu, semoga laporan ini dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak yang
membutuhkan.

Bandar Lampung, Mei 2021

Clara Bintang Pratiwi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya penilaian ternak dilaksanakan atas apa yang terlihat dari
segi penampilannya saja dan kadang-kadang terdapat hal hal yang oleh
peternak dianggap sangat penting akan tetapi ahli genetika berpendapat
bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap potensi
perkembangbiakan atau produksi. Oleh karena itu, dalam penentuan seleksi
ternak sebaiknya kedua cara penilaian digunakan. Jadi selalu ternak tersebut
mempunyai kedudukan urut atau ranking tertinggi berdasarkan nilai rekor
performannya, juga baik dalam memenuhi persyaratan secara fisik.
Untuk menilai ternak di antaranya harus mengenal bagian-bagian dari
tubuh sapi serta konformasi tubuh yang ideal. Ternak yang dinilai harus sehat
dan baik sesuai dengan jenis bangsanya, bagus ukuran tubuhnya, seluruh
bagian tubuh harus berpadu dengan rata, harus feminim dan tidak kasar.
Dengan demikian, maka kita dapat menentukan perbandingan antara kondisi
sapi yang ideal dengan kondisi sapi yang akan kita nilai. Bagian-bagian tubuh
sapi yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi yang akan
dihasilkannya.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui jenis-jenis ternak dari ternak ruminansia besar, ruminansia


kecil,unggas, dan aneka ternak. Juga pada praktek selanjutnya mampu menyebutkan
nama dan karakteristik dari masing-masing jenis hewan ternak tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruminansia
Hewan ruminansia adalah salah satu hewan pemakan rumput dengan
perut kompleks yang disebut rumen. Beberapa contoh hewan ruminansia
adalah sapi, domba, kambing, kerbau, rusa, jerapah dan unta. Salah satu
fitur paling penting dari sistem pencernaan ruminansia adalah adanya
perut yang kompleks dengan empat kompartemen. Mereka adalah rumen,
retikulum, omasum, dan abomasum. Tiga kompartemen pertama, rumen,
retikulum, dan omasum memecah serat tanaman melalui fermentasi
dengan bantuan mikroflora. Fermentasi ini menghasilkan asam lemak
volatil seperti asetat, butirat, dan propionat. Oleh karena itu, proses ini
disebut fermentasi foregut. Kompartemen keempat mengeluarkan enzim
pencernaan.
Hewan ruminansia atau sering disebut juga dengan hewan pemamah
biak yaitu sekelompok hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang
mempunyai dua proses pencernaan makanan. Pertama dengan mengunyah
makanan yang sudah dicerna di dalam perutnya kemudian dikeluarkan lagi
untuk dimakan kembali pada proses pencernaan yang kedua. Hal ini
memungkinkan hewan ruminansia dapat memadatkan sari-sari makanan
yang dapat memberikan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan
hewan ruminansia. Selain itu hewan ruminansia dibantu mikroorganisme
dalam perutnya dalam proses pencernaan.

1.) Ruminansia Besar


Ruminansia besar adalah hewan pemakan hijauan atau herbivora
yang memiliki empat buah kantung lambung yaitu rumen, retikulum,
omasum, dan abomasum.Ternak ruminansia merupakan hewan yang
memiliki empat lambung, diantaranya rumen, retikulum, omasum dan
abomasum. Inilah bagian terakhir dari proses pencernaan hewan
ruminansia setelah makanan yang masuk sudah halus dan sudah
melewati ruang abomasums maka makanan tersebut akan masuk ke
usus halus. Saluran pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut
(oral), kerongkongan (oesophagus), proventrikulus (pars glandularis),
yang terdiri dari rumen, retikulum, dan omasum; ventrikulus (pars
muscularis) yakni abomasum, usus halus (intestinum tenue), usus
besar (intestinum crassum), sekum (coecum), kolon, dan anus.

a. Karakteristik Ternak Ruminansia Besar


NO Bagian tubuh Karakteristik Karakteristik
Sapi simetal Sapi PO/ongol
1. Kepala Besar Kecil/panjang
2. Tanduk Lebih besar Lebih kecil
3. Hidung Pink Hitam
4. Telinga Berbulu Tidak berbulu
5. Mata Hitam putih(coklat) Lebih hitam/gelap
6. Mulut Pink Hitam
7. Susunan gigi _ _
8. Leher Tidak bergelambir Bergelambir
9. Pungggung Tidak berpunuk Berpunuk
10. Dada Lebat Sempit
11. Ekor Pendek Lebih panjang
12. Kaki Pendek/besar Lebih tinggi
13. Perut Bulat Ramping
1. Sapi Simental

Sapi Simmental merupakan salah satu sapi potong yang banyak dipelihara
di Sumatera Barat karena sapi ini mempunyai banyak keunggulan diantaranya
sebagai penghasil daging, susu serta dapat digunakan sebagai tenaga kerja, ukuran
tubuh besar, pertumbuhan otot bagus, penimbunan lemak di bawah kulit rendah,
fertilitas tinggi, memiliki bobot lahir anak tinggi, pertambahan bobot badan harian
tinggi serta pertumbuhannya cepat. Sapi Simetal adalah jenis sapi yang mudah
beradaptasi. Sapi Simetal adalah hasil persilangan antara sapi jerman besar dan breed asli
lebih kecil ke Swiss.

2. Sapi Peranakan Ongole

Sapi Pernakan Ongol hasil persilangan dari sapi Sumba Ongole(SO)


dengan sapi betina jawa yang berwarna putih. Sapi Ongole(Bos Indicus)
sebenarnya berasal dari India,termasuk tipe sapi pekerja dan pedaging yang
disebarkan di Indonesia sebagai sapi Sumba ongole. Ciri-ciri sapi PO yaitu
kepalanya berwarna putih, dan lebih ramping;mempunyai tanduk yang panjang
dan cekung keatas yang mempunyai jarak yang dekat antar tanduk kanan dan kiri;
hidung nya berwarna warna hitam;memiliki telinga yang panjang
ramping;Matanya berwarna hitam pekat;mempunyai mulut yang rata atas
bawah;lehernya panjang dan lebih bergelambir daripada sapi Simetal;sapi PO
mempunyai punggung yang berpunuk;mempunyai dada yang menonjol
kedepan;ekornya panjang tidak berbulu;kakinya kecil bagian lutut dan perutnya
secara umum sapi Po ini ramping dan kecil.

2.) Ruminansia Kecil

b. Karakteristik Ternak Ruminansia Kecil


No Bagian Tubuh Kambing Peranakan Domba Garut
Etawa
1 Kepala Pendek,lonjong Panjang,lonjong
2 Tanduk Kecil,melengkung Panjang,melengkung
Kebawah kebawah
3 Hidung Lubang hidung sempit Lubang hidung
Tertutup lebar,terbuka
4 Telinga Daun telinga panjang Daun telinga lebih
kecil
5 Mata Lebih kecil Bulat
6 Mulut Lebih kecil Lebih besar,lebar
7 Leher Lebih lebar domba Lebih kecil panjang
8 Punggung Kecil ramping Lebih lebar
9 Dada Kedalam Melebar
10 Ekor Panjang keatas Panjang kebawah
11 Kaki Berbulu lebat kecil Berbulu tipis
12 Perut Kecil, ramping Lebar besar, bulat
13 Susunan Gigi Kecil rata Besar rata
1. Domba

Domba Garut telah dibudidayakan masyarakat Garut sejak lama. Domba yang
memiliki fisik yang besar dan kuat ini, melahirkan seni atraksi laga domba yang di daerah
Bayongbong Garut. Domba Garut merupakan hasil persilangan segitiga antara domba asli
Indonesia, domba Merino dari Asia Kecil dan domba ekor gemuk dari Afrika.

2. Kambing Peranakan Etawa

Kambing jenis peranakan Etawa merupakan hasil persilangan kambing Kacang


lokal dengan kambing Etawa. Peranakan etawa memiliki ciri cirinya yaitu bulu badannya
belang karena hasil percampuran warna bulu kambing Etawa dan Kacang.

Sedangkan badannya besar seperti kambing Etawa dengan bobot yang


mencapai 91 kg untuk kambing jantan, untuk betina bisa mencaoai 63 kg. Bentuk dahi,
hidung dan tanduk sama persis dengan kambing Etawa.
B. Ternak Unggas
Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang
dimanfaatkan untuk daging dan telur atau bulunya. Umumnya merupakan
bagian dari ordo Galliformes, dan Anseriformes. Kata unggas juga
umumnya digunakan untuk burung pedaging. Unggas pedaging adalah
unggas yang dipelihara untuk menghasilkan daging. Jenis unggas
pedaging antara lain adalah ayam, bebek/itik, enthog, angsa, dan burung
puyuh.

a. Karakteristik Ternak Unggas Ayam

No Bagian Tubuh Ayam Buras Kampung Ayam Hias


1 Kepala Ramping,lonjong panjang Kecil
2 Jengger Tunggal,kecil Tunggal
3 Cuping Lebar lubangnya Bergelambir krbaawah
4 Mata Lebar dan panjang Kecil
5 Paruh Ramping da runcing Kecil,pendek,runcing
6 Telinga lebar bulat Lebar bulat
7 Leher Berbulu lebat,ramping dan Pendek
Panjang
8 Punggung Kecil dan panjang Tegap
9 Dada Kecil dan dalam Membusunng kedepan
10 Bulu ekor Panjang,lebat dan rapih Tegak ke atas
11 Shank Panjang kecil Pendek kecil
12 Perut Lebar panjang Bulat,besar
13 Cakar Panjang,runcing Panjang,runcing
14 Jari Hitam,bertulang runcing Pendek kecil
15 Pial Lebih kecil Lebih besar
1. Ayam Buras (kampung)

Ayam kampung adalah sebutan di Indonesia bagi ayam peliharaan yang tidak
berasal-usul dari galur atau ras yang dihasilkan untuk kepentingan komersial. Dahulu,
ayam kampung tidak memiliki istilah ayam kampung petelur ataupun pedaging.
Pertumbuhan ayam kampung relatif lambat. Ayam berumur 2 bulan besarnya masih
sebesar kepalan tangan orang dewasa. Dan, baru siap dikonsumsi setelah lewat dari 8
bulan bahkan ada yang lebih dari 12 bulan. Dari segi produktivitas telurnya pun
demikian, ayam ini baru bisa bertelur setelah berumur lebih dari 6 bulan. Produktivitas
paling banyak 115 butir telur setiap tahun.

2. Ayam Hias

Ayam hias merupakan salah satu jenis hobi unggas yang menjanjikan selain
burung-burung eksotis. Ayam hias bagi beberapa orang mungkin menjadi salah satu jenis
hewan peliharaan yang sangat menarik. Pasalnya, setiap orang memiliki preferensi
menarik mengenai hewan peliharaan, baik seekor ikan maupun sepasang unggas. Ayam
Kate dikenal karena ciri khasnya yang memiliki perawakan mini, suara yang merdu,
keindahan bulu, jengger dan berbagai keindahan fisik lainnya. Hal itulah yang
mendorong para peternak dan para hobbies untuk memelihara ayam hias ini sebagai
hiburan dan pengusir stress.
b. Karakterstik Unggas Petelur dan Pedaging
No Bagian Ayam Pedaging Ayam Petelur
Tubuh
1 Kepala Panjang Bulat
2 Jengger Singgel/bilah Sumpal,bulat
3 Cuping Merah Merah
4 Mata Bening Kuning
5 Paruh Pendek tipis Besar lebar
6 Telinga Berbulu tipis Besar tebal
7 Leher Lebih pendek Panjang
8 Punggung Tidak terlalu panjang Lebar
9 Dada Bulu dada lebat Kecil
10 Bulu ekor Sedikit Banyak
11 Shank Pendek,kulit tipis Panjang tebal
12 Perut Bulat buncit Besar bulat
13 Cakar Lebih pendek Lebih panjang
14 Jari Pendek Panjang

3. Ayam Petelur

Ayam petelur adalah ayam dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan


banyak telur, telur merupakan produk akhir ayam ras dan tidak boleh disilangkan
kembali (Sudaryani, 2000). Sifat-sifat yang dikembangkan pada tipe ayam petelur
adalah cepat mencapai dewasa kelamin, ukuran telur normal, bebas dari sifat
mengeram, bebas dari kanibalisme dan sebagainya (Yuwanta, 2004). Adapun ciri-ciri
ayam petelur adalah mempunyai kepala bulat, jenggernya sumpal, cupingnya merah.
4. Ayam Pedaging

Ayam broiler atau yang disebut juga ayam ras pedaging (broiler) adalah
jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam.[1] Ayam broiler
yang merupakan hasil perkawinan silang dan sistem berkelanjutan sehingga mutu
genetiknya bisa dikatakan baik. Ayam broiler merupakan ternak yang paling
ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah
kecepatan pertambahan/produksi daging dalam waktu yang relatif cepat.

C. Aneka Ternak
Aneka Ternak adalah berbagai jenis hewan yang sengaja dipelihara
dan dikembangbiakkan, selain jenis ternak yang biasa dipelihara (ayam,
sapi, kerbau, kambing, domba, babi) yang tidak biasa dipelihara namun
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pemenuhan kebutuhan
manusia.

a. Karakteristik Aneka Ternak

No Bagian tubuh Karakteristik kalkun Karakteristik Bebek


1 Kepala Kecil bulat Besar panjang
2 pial kecil Tidak memiliki
3 jengger Tidak memiliki jengger Tidak memiliki jengger
4 cuping Tidak memiliki cuping Tidak memiliki cuping
5 mata Kecil bulat Lebih besar hitam menonjol
6 paruh Melengkung ke bawah Panjang pipih
7 telinga Lebih besar Lebih kecil
8 leher panjang Panjang
9 punggung Melengkung Lebih panjang
10 dada Kecil bulat Lebar panjang
11 Bulu ekor Pendek ke bawah Lebih pendek
12 shank Panjang kecil Pendek
13 perut besar Ramping
14 cakar pendek Melengkung ke bawah
15 jari Kecil ramping Berselaput
1. Kelinci

Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat


ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci berkembang biak dengan cara beranak yang
disebut vivipar. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke
daratan Eropa. Adapun ciri-ciri dari kelinci adalah kepalanya lonjong, telinganya
panjang, matanya merah kecil bulat, mulutnya kecil, lehernya pendek, ekornya pendek,
perutnya bulat.

2. Kalkun

Kalkun atau ayam kalkun adalah sebutan untuk dua spesies burung berukuran besar
dari ordo Galliformes genus Meleagris. Kalkun betina lebih kecil dan warna bulu kurang
berwarna-warni dibandingkan kalkun jantan. Sewaktu berada di alam bebas, kalkun
mudah dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,5-1,8 meter. Salah satu hal yang
khas dari unggas ini yaitu gelambir kulit pada bagian kepalanya.
D. Pendugaan Bobot Badan dan Body Condition Scoring Sapi Potong
(BCS)

BCS adalah suatu metode untuk memberi score kondisi tubuh ternak
baik secara visual maupun perabaan terhadap lemak tubuh pada bagian tertentu.
Cara mengukurnya dengan menggunakan pita ukur pada tinggi badan, panjag
badan dan lingkar dada. Kemudian catat hasil yang didapat kemudian lakukan
perhitungan bobot sapi dengan rumus school:

{Lingkar Dada(cm)+22 }²
Bobot Badan (kg) =
100

1. Pengukuran Tubuh Ternak

1.) Panjang badan

a. Panjang badan absolut : jarak antara samping tulang baku (tuberculum


humeralis lateralis)sampai dengan ujung tulang duduk (tuberculum
ischiadum);
b. Panjang badan relatif : proyeksi (garis datar) dari pada panjang badan
absolut
2.) Tinggi Gumba/tinggi pundak/tinggi badan
jarak lurus dari titik tertinggi tulang gumba sampai ke tanah datar

3.) Lingkar Dada

Panjang melingkar/ keliling yang diukur pada bag dada tepat di bag belakang

`tulang gumba pada tulang rusuk ke 3-4.


4.) Lebar Dada
Jarak antara kedua bagian samping (lateral) kanan kiri tulang bahu.

5.) Dalam Dada


Jarak antara titik tertinggi tulang gumba sampai dengan bagian tepi bawah
tulang dada.

2. Pendugaan Umur dengan Melihat Jumlah Gigi


Jika sapi memiliki 1 pasang gigi maka umur sapi tersebut berkisar 1,5 – 2
tahun; Jika sapi memiliki 2 pasang gigi maka umur sapi bekisar 2 – 3 tahun;
Jika sapi memiliki 3 pasang gigi maka umur sapi bekisar 4 tahun lebih.

4. SKOR KONDISI TUBUH


Skor kondisi dimaksudkan untuk memberikan kriteria pada seekor ternak sapi
yang dinilai secara kualitatif. Standar penilaian ini penting terkait dengan kondisi
tubuh ternak yang dapat menjadi indikator terhadap pertumbuhan ternak dan
potensi reproduksi yang dimiliki oleh seekor ternak.untuk melihat dan
menentukan skor dan kondisi tubuh ternak dapat di lihat dan dinilai dari 6
parameter:

1. Pin bone
2. Rump
3. Back Bone
4. Pangkal ekor
5. Tulang rusuk
6. Tulang Hip

Skor 1

Pada kondisi skor 1 ternak Menunjukkan keragaan tubuh yang ”Sangat Kurus” di
mana tonjolan tulang belakang, tulang rusuk, tulang pinggul dan tulang pangkal
ekor terlihat sangat jelas. Pada kondisi tubuh seperti ini, sapi betina dewasa
mengalami gangguan reproduksiberat yang ditandai dengan berhentinyasiklus
birahi.

Skor 2

Pada kondisi skor 2 ternak menunjukkan keragaan tubuh yang ”Kurus”, namun
lebih baik dibandingkan dengan ternak pada kondisi skor 1 dimana tonjolan tulang
di berbagai tempat mulai tidak terlihat namun garis tulang rusuk masih terlihat
jelas dan sudah mulai terlihat ada sedikit perlemakan pada pangkal tulang ekor
dimana pangkal tulang ekor terlihat sedikit lebih bulat.

Skor 3
Pada kondisi skor 3 ternak menunjukkan keragaan tubuh yang ”Sedang atau
Menengah”, dimana tonjolan tulang sudah tidak terlihat lagi dan kerangka tubuh,
pertulangan dan perlemakan mulai terlihat seimbang namun masih terlihat jelas
garis berbentuk segitiga antara tulang HIP dan rusuk bagian belakang dan tonjolan
pangkal tulang ekor sudah membentuk kurva karena adanya penimbunan
perlemakan pada pangkal tulang ekor. Pada kondisi tubuh seperti ini, aktivitas
reproduksi sapi betina dewasa sudah kembali normal.

Skor 4

Pada kondisi skor 4 ternak menunjukkan keragaan tubuh yang ”Baik”, dimana
kerangka tubuh dan tonjolan tulang sudah tidak terlihat dan perlemakan sudah
lebih menonjol pada semua bagian tubuh. Garis tonjolan pangkal tulang ekor
masih terlihat namun jika dilihat dari belakang. Bagian belakang tubuh sudah
mulai berbentuk persegi panjang yang menunjukkan perlemakan pada bagian
paha, pinggul dan paha bagian dalam. Pada kondisi tubuh seperti ini ternak akan
dapat bertahan dan aktivitas reproduksi tidak terganggu selama musim kering atau
musim kekurangan pakan.

Skor 5

Pada kondisi skor 5 ternak menunjukkan keragaan tubuh yang ”Gemuk”, dimana
kerangka tubuh dan struktur pertulangan sudah tidak terlihat dan tidak teraba.
Tulang pangkal ekor sudah tenggelam oleh perlemakan dan bentuk persegi
panjang pada tubuh belakang sudah membentuk lengkungan pada bagian kedua
ujungnya. Pada kondisi tubuh seperti ini ternak akan dapat berproduksi dan tidak
terganggu oleh perubahan musim.

DILIHAT

DIRABA-DITEKAN
DINILAI
Tonjolan Tulang Tonjolan Tulang Tonjolan Tulang Terlihat Nyata
Masih terlihat Sudah Tidak Terlihat
Beberapa Bagian
BCS 1. Perlemakan BCS 4. Perlemakan BCS 7. Perlemakan Sangat Tipis Sekali
Sedang, Beberapa Tebal, Beberapa
Tulang Masih Teraba Tulang Tidak Teraba, Langsung Rump Masih
Cekung
BCS 2. Per!emakan BCS 5. Perlemakan BCS 8. Perlemakan
Sangat Tipis Seda• 8 Tulang Tebal, Beberapa
Teraba setelah Tulang Tidak Teraba, ditekan
Rump Datar
BCS 3. Perlemakan BCS 6. Perlemakan BCS 9. Perlemakan Tipis Sedang,
Tulang Baru Sangat Tebal, Tulang
Teraba Setelah ada Tidak Teraba Sama TeLanan Kuat
Sekali Meskipun
Ditekan, Rump Cembung
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Ilmu tilik ternak adalaha ilmu yang mempelajari tentang bentuk tubuh bagian
luar untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan ternak. Dengan ilmu tilik ini juga
dapat memperkirakan bobot badan sapi. Bagian tubuh sapi yang diukur yaitu panjang
badan, tinggi gumba, tinggi hip, tinggi gumba, lebar dada dan dalam dada. Untuk
memperkirakan bobot badan sapi, menggunakan rumus Schoorl dengan memanfaatkan
data lebar dada. Data yang didapatkan yaitu sapi jantan: panjang badan 84 cm, tinggi hip
113 cm, tinggi gumba 114 cm, lebar dada 143 cm , dalam dada 71,5 cm dan bonot (berat)
badan 272,25 kg. Sedangkan sapi betina, panjang badan 70 cm, tinggi hip 111cm, tinggi
gumba 113 cm, lebar dada 130 cm, dalam dada 65 cm dan bobot (berat) badan 231,04 kg.
Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang ternak. Faktor – factor tersebut
antara lain genetic, pakan, lingkungan, umun dan jenis kelamin serta manajemen
pemeliharaan . Perbedaan hasil yang didapat pada sapi jantan dan betina ini lebih
disebabkan factor jenis kelamin ternak tersebut karena kedua ternak sapi ini bergenetik
sama, hidup dilingkungan dan manajemen pemeliharaan dan pakan yang sama, yang
berbeda hanya jenis kelaminnya saja.
2. Saran
Diharapkan praktikum dalam pendugaan / memperkirakan bobot badan ternak
menggunakan pita ukur dan rumus Schoorl ini perlu diteliti lebih lanjut dalam
ketepatannya menduga bobot badan ternak. Serta diharapkan para praktikan melakukan
pengukuran sendiri – sendiri sehingga semua prkatikan bisa mengerti materi pengukuran
bagian tubuh ternak ini.

Anda mungkin juga menyukai