Anda di halaman 1dari 14

Kuda

Makalah Biologi

Dibuat Oleh :

Bima Rezi Putra/XS1/7

Jl. Raya Narogong No. 202, Kemang Pratama, Bojong Rawalumbu, Rawa Lumbu, Bojong
Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat 17116
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat yang
diberikan saya dapat menulis Makalah yang berjudul “Kuda”. Makalah ini saya susun secara
sederhana.

Makalah ini dibuat berdasarkan pengetahuan dari informasi yang berada di internet, Semoga
Makalah ini dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk mengetahui tentang jenis dan ciri-
ciri dari hewan kuda ini .

Saya menyadari bahwa penulisan Makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Untuk itu demi kesempurnaan Makalah ini saya sangat mengharapkan adanya
saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada guru dan teman yang telah memberikan saran
yang baik kepada saya dalam menyusun Makalah ini, tak lupa saya juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada guru Ibu Dewi selaku sebagai guru Biologi yang telah memberi
kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk membuat Makalah ini.
DAFTAR ISI

Latar belakang ……………………………………………………………………………. 1


Ciri – ciri Kuda …………………………………………………………………………… 1
Jenis – jenis kuda dan cirinya .….………………………………………………………... 2-6
Pencernaan Kuda …………………………………………………………………………. 6-8
Reproduksi Kuda …………………………………………………………………………. 8-9
Peranan Kuda ……………………………………………………………………………... 9-10
Daftar pustaka …………………………………………………………………………….. 11
1. Latar Belakang
Kuda adalah hewan yang bersifat nomadic dan bersemangat tinggi. Dalam keadaan liar,
efisiensi reproduksi pada kuda dapat mencapai 90 % atau lebih. Kondisi domestik dengan
campur-tangan manusia, tingkat efisiensi reproduksi itu sangat menurun. Kesempatan latihan
fisik yang kurang, banyaknya gangguan dan penyakit serta faktor-faktor yang lain,
menyebabkan rendahnya tingkat konsepsi atau kebuntingan serta rendahnya tingkat kelahiran.
Pengetahuan yang memadai tentang berbagai aspek reproduksi amatlah penting agar seorang
peternak dapat berhasil dalam mengembangbiakkan kuda (Blakely dan Bade, 1991).
Kualitas pejantan adalah salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan kebuntingan.
Pejantan menentukan keturunan yang dihasilkan. Silsilah adalah salah satu dari banyak hal yang
perlu diutamakan ketika memilih pejantan. Manajemen pemeliharaannya juga tidak kalah
penting dalam menghasilkan kuda pejantan yang kemampuan mengawininya tinggi yakni kuda
yang fertilitasnya baik. Fertilitas kuda pejantan khususnya dalam manajemen pemeliharaannya
dipengaruhi oleh banyak hal.
Fungsi alamiah esensial seekor kuda jantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin jantan
atau spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial fertil, dan secara sempurna meletakkannya ke
dalam saluran kelamin betina. Inseminasi buatan hanya memodifiser cara dan tempat perletakan
spermatozoa. Semua proses-proses fisiologik dalam tubuh hewan jantan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, menunjang produksi dan kelangsungan hidup spermatozoa. Pusat 2
kegiatan kedua proses ini terletak pada organ reproduksi hewan jantan itu sendiri (Toelihere,
1979).

2. Ciri – ciri hewan kuda


1. Kuda memiliki tinggi badan 160-200 cm namun ada beberapa kuda yang memiliki
tinggi tidak sampai dari 100cm yaitu kuda kerdil yang bernama kuda poni, kuda ini biasanya
dipelihara sebagai kuda peliharaan dan bukan sebagai kuda pekerja.
2. Makanan dari kuda adalah rerumputan yang tumbuh sekitar tanah dan sering kali kuda
memakan rumput yang masih segar.
3. Kuda adalah Hewan mamalia dalam arti kuda adalah hewan yang melahirkan dan
menyusiu anaknya.
4. Kuda Memiliki kaki 4 dan tidak memiliki tangan untuk beraktifitas dan makan kuda
memakai mulutnya.
3. Jenis – jenis kuda dan cirinya
 Kuda Sandel-Hout

Cirinya :
a. Tinggi antar 110 cm-130 cm.
b. Bentuk tubuh cukup serasi.
c. Tubuh bagian tengah agak pendek.
d. Dada cukup besar dan dalam.
e. Mata bersinar riang
f. Telinga agak kecil.
g. Suri dan kumba agak tebal.
h. Pangakal leher pendek.
i. Kedudukan ekor tinggi.
j. Bentuk kuku kecil.
k. Tipe kuda penarik ringan.
l. Kulit tipis.
m. Warna macam-macam.
n. Langkah pendek.

 Kuda Sumbawa
Cirinya :

a. Tinggi antara 1-1,25 m.


b. Bentuk tubuh pendek.
c. Dada cukup lebar dan dalam.
d. Tubuh bagian tengah cukup panjang.
e. Kepala lebih besar dari kuda Sumba.
f. Bahu agak tegak.
g. Lengkung tulang rusuk cukup baik.
h. Bentuk kuku cukup baik sedikit lebih besar.
i. Sifat periang.
j. Tipe kuda pekerja.
k. Warna bermacam-macam.
l. Tahan bekerja.
 Kuda Flores

Cirinya :
a. Tinggi antara 1,11-1,39 m.
b. Kepala besar dan lebar.
c. Kesan umum adalah kuat, sabar, tapi lebih kasar dari pada kuda Sumba.
d. Leher kencang dan cukup besar.
e. Kumba cukup baik.
f. Kumudi agak lebar.
g. Punggung dan pinggang cukup lebar.
h. Dada cukup lebar dan dalam.
i. Kaki agak tegak dan pendek.
j. Sifat-sifat tenang.
k. Warna kebanyakan merah.
 Kuda Sabu

Cirinya :
a. Tinggi rata-rata 1-1,35 m.
b. Tubuh panjang sedang.
c. Bentuknya halus sekali.
d. Kepala agak kecil pendek, banyak “SNOEKS HOOFD”
e. Lubang hidung lebar.
f. Mata menonjol kedepan.
g. Telinga kecil.
h. Dahi lebat.
i. Kumba rendah.
j. Kemudi lebar.
 Kuda Timor

Cirinya :
a. Tinggi antara 1-1,35 m.
b. Lubang hidung luas.
c. Rahang agak sempit.
d. Muka halus.
e. Telinga sedang dan gagah.
f. Mata jernih dan menonjol ke depan.
g. Kuncung agak pendek.
h. Kumba cukup tinggi, kadang-kadang pendek.
 Kuda Lombok

Cirinya :
a. Tinggi antara 1-1,32 m.
b. Kepala agak besar, panjang diba-gian muka.
c. Dada kurang dalam dan sempit.
d. kaki panjang.
e. Leher kurang baik.
f. Pungung dan pinggang kuat.
g. Kemudi condong sedikit runcing.
h. Kuku agak terlampau besar.
i. Kuku kurang tagak.
j. Kualitas kuku kurang baik.
 Kuda Bali

Cirinya :
a. Kepala besar-leher besar.
b. Bahu tegak.
c. Punggung terlampau panjang sedikit.
d. Kemudi condong.
e. Anggota kecil, urat-urat kurang baik
 Kuda Batak

Cirinya :
a. Tinggi antara 1,10-1,18 m.
b. tubuh cukup dalam dan lebar.
c. Anggota cukup besar.
d. Dada lebar dan dalam.
e. Kumba agak rendah dan pendek.
f. Punggung pendek dan kencang.
g. Urat-urat kemudi kebanyakan kurang baik.
h. Kuku biasanya kecil akan tetapi kualitasnya cukup baik.
i. cara berdiri biasanya baik.
j. Kebanyakan sendi loncat tegak.
k. Warna bermacam-macam.

4. Sistem pencernaan Kuda serta fungsinya#


1. Rongga Mulut
Mulut adalah bagian pertama sistem penceraan yang mempunyain 3 fungsi, yaiyu mengambil
pakan, penghalusan secara mekanik dan pembasahan pakan dengan saliva. Rongga mulut
terdapat organ pelengkap, yaitu lidah, gigi dan saliva.
 Lidah berfungsi sebagai alat pengecap atau perasa pakan yang biasa di makan kuda.
 Gigi bergungsi sebagai menentukan umur, dan menghaluskan pakan yang didalam mulut.
 Saliva berfungsi sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan pakan, mengatur
temperatur rongga mulut dan pelindung mukosa mulut serta detoksikasi.

2. Pharynx dan Esophagus


Pharynx adalah organ penyambung antara rongga mulut dan Esophagus. Esophagus kuda
memiliki panjang 62 cm, lebar lambung 4.5 cm dan berat lambung 0.6 kg. Esophagus
letaknya membentuk sudut curam sehingga membentuk katup satu arah atau seperti selang
(kerongkongan). Fungsi utama esophagus digunakan untuk menyalurkan makanan dari mulut
menuju kelambung.

3. Lambung (Gastrium)
Lambung kuda memiliki ukuran relatif kecil dibandingkan dengan ternak ruminansia.
Lambung kuda dewasa, memiliki panjang 38.5 cm, lebar 28 cm dan berat mencapai 1 kg.
Lambung berbentuk, seperti parutan kelapa, isi lambung berwarna kuning dan memiliki
tekstur kasar serta kering. Fungsi utama lambung digunakan untuk tempat penyimpanan
makanan sementara, dan tempat fermentatif (asam laktat).

5. Pankreas
Pankreas pada kuda sangat berbeda dengan ternak ruminansia. Kuda spesifik memiliki
konsentrasi enzim dan kadar HC03 rendah. Fungsi utama pankreas untuk memecah enzim
polimer hati, lemak dan protein, seperti amylase, lipase dan tripsin.

6.Usus Halus
Usus halus atau usus kecil pada kuda terdiri dari 3 bagian, yaitu duedenum, jejenum dan
ileum. Secara umum, usus halus memiliki panjang 11, 33 cm, lebar 6 cm dan berat 3.3
kg. Secara anatomi, usus halus bagian dudenum mempunyai lebar 3 cm, jejenum 8 cm dan
ileum 5 cm. Fungsi utama usus halus digunakan sebagai tempat mencerna karbohidrat, protein
dan lemak serta tempat absorbsu vitamin dan mineral. Adapun fungsi 3 bagian dari usus halus
diantara yaitu:
 Duedenum berfungsi untuk mencerna makanan secara kimiawi dengan bantuan enzim-
enzim pencernaan yang sebagian berasal dari pankreas.
 Jejenum berfungsi untuk melakukan proses penyerapan nutrisi dari pakan yang dicerna.
 Ileum berfungsi untuk menyerap pakan yang belum diserap sebelumnya, dan mengatur
katup ileosekal dari usus besar ke usus halus

7. Usus Besar
Usus kasar (usus besar) terdiri dari caecum, colon dan rektum. Secara umum berat usus besar
kuda 2.5 kg, panjang 165 cm dan lebar 14.5 cm, dengan tekstur kering serta berwarna hijau
gelap.
 Caecum berfungsi sebagai tempat fermentasi, dan terdapat gerakan penduler (mencampur)
penyerapan dengan maksimal.
 Colon berfungsi sebagai tempat proses fermentasi , absorbsi air dan elektrolit intensif.
 Rectum berfungsi sebagai tempat pembentukan feses dan penyimpanan sementara sebelum
dikeluarkan ke anus.

8. Anus
Anus adalah organ akhir dari sistem pencernaan. Sisa makanan setelah semua sisa makanan
diserap, akan dikeluarkan dari tubuh ternak kuda. Fungsi utama anuas adalah tempat
pembuangan sisa makanan atau keluarnya feses, dan tempat proses defekasi.

5. Reproduksi Kuda

1. Organ Reproduksi Kuda Betina


Organ reproduksi kuda betina terdiri atas ovarium berjumlah dua buah, begitupula dengan
tuba fallopii berjumlah dua buah, uterus, vagina dan vulva. Berikut gambarnya.

a) Ovarium
Ovarium adalah suatu organ primer reproduksi pada betina. Ovarium dapat bersifat endokrin
atau sitogenik karena mempunyai kemampuan menghasilkan hormone yang akan disalurkan
ke dalam peredaran darah, dan juga penghasil ovum (sel telur) yang diovulasikan oleh
ovarium. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum
(Hafez, 2000).

b) Tuba Fallopii
Tuba Fallopii pada kuda terdapat sepasang dengan panjang 25-30 cm, berhubungan
langsung dengan cornua uteri. Tuba Fallopii dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu isthmus yang paling dekat dengan cornua uteri
berdiameter 2-5 mm, ampula yang berdekatan dengan ovarium berdiameter 5-
10 mm dan infundibulum yang
berhubungan langsung dengan ovarium. Fertilisasi terjadi di ampula, yang memiliki
daerah mukosa dengan
permukaan bersruktur seperti rambut untuk mentransportasikan telur yang telah dibuahi
menuju utero tuba junction (Morel, 2002 dalam Jamalia, 2006).

c) Uterus
Uterus kuda merupakan sruktur memanjang yang menghubungkan cervix dengan
tuba Fallopii. Uterus dibagi menjadi dua bagian
yaitu bagian badan atau corpus dan tanduk
atau cornua. Corpus uteri pada kuda normal panjangnya 18-20 cm dan diameter 8-
12 cm. Bagian cornua panjangnya 25 cm dengan diameter 4-
6 cm pada pangkal cornua 1-2 cm pada saat mendekati tuba Fallopii. Ukuran
uterus dipengaruhi oleh usia dan seringnya partus. Tipe uterus kuda disebut uterus
simpleks bipartitus karena ukuran corpus uteri lebih
besar dari cornua uteri dengan perbandingan 60 : 40 (Morel, 2002 dalam Jamalia, 2006)
d) Cervix
Cervix terletak di belakang corpus uteri, berupa dinding yang tebal, dan kuat. Cervix
berfungsi mengisolasi uterus dari lingkungan
luar selama kebuntingan dengan membentuk barrier berupa mucus yang sangat kental. Pada
stadium diestrus kuda dewasa yang tidak aktif, cervix berkontraksi sangat kuat, berwarna
putih dengan panjang 6-8 cm dan diameter 4-5
cm, sekresi cervix sedikit dengan konsistensi
kental. kondisi otot dan ukuran cervix sangat dipengaruhi oleh perubahan homonal (Mo
rel, 2002 dalam Jamalia, 2006).

e) Vagina
Vagina kuda mempunyai panjang 18-23 cm dan diameter 10-15 cm.
Pada bagian dalam tubuh vagina diselimuti oleh peritoneum
dan dikelilingi jaringan ikat longgar, lemak dan buluh darah. Vulva merupakan organ
paling luar dalam saluran reproduksi. Bagian
dalam dilapisi membran mukous dan berhubungan dengan vagina. Bagian atas vulva
(dorsal comissure) berjarak 7 cm dari anus, sedangkan bagian bawah (ventral comissure)
terdapat clitoris (Morel, 2002 dalam Jamalia, 2006).

2. Organ Reproduksi Kuda Jantan


Poros gerakan dan glans penis memperpanjang cranioventrally daerah umbilicus dari dinding
perut. Tubuhnya berbentuk silinder tapi dikompresi lateral. Ketika diam, penis secara
perlahan termanpatkan, dan panjang sekitar 50 cm. 15-20 cm terletak bebas dalam preputium.
Ketika maksimal tegak, penis sampai tiga kali lebih panjang dari pada saat berada dalam
keadaan diam. Bagian-bagian alat reproduksi kuda jantan yaitu:
a. Penis
b. Testis
c. Ginjal
d. Ureter
e. Kandung kemih
f. Duktus deferens
g. Vesikula seminalis
h. Kelenjar prostat
i. Kelenjar cowper.

6. Peranan hewan Kuda

 digunakan dalam transportasi sejak zaman dahulu sebagai kendaraan penarik kereta
kuda

 digunakan untuk bercocok tanam mengolah lahan pertanian

 digunakan sebagai satuan ukuran kecepatan pada benda-benda otomotif.

 Memberikan manfaat ekonomi karena diternakan dalam peternakan kuda


 Digunakan dalam acara olahraga, yakni pacuan kuda

 Daging kuda belakangan juga dimanfaatkan sebagai daging yang dapat dikonsumsi
manusia

 Susu kuda juga bermanfaat untuk Menyembuhkan penyakit TBC, asma, lumpuh,
reumatik, diabetes, ginjal, talesemia, anemia, types, kanker darah, menurunkan
kolesterol dan paru - paru basah.

 Susu kuda liar juga berguna Meningkatkan vitalitas, keguguran dan kejantanan pria.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://anitassignments.blogspot.co.id/2011/07/peranan-dan-manfaat-kuda.html
2. http://kotakmipa.blogspot.co.id/2017/01/makalah-reproduksi-vertebrata-kuda.html
3. http://fredikurniawan.com/sistem-pencernaan-kuda-beserta-fungsinya/
4. https://www.kaskus.co.id/thread/54ca30aa12e25703778b4573/jenis---jenis-kuda-di-
indonesia/
5. https://www.kaskus.co.id/thread/54ca30aa12e25703778b4573/jenis---jenis-kuda-di-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai