Anda di halaman 1dari 12

ILMU TILIK TERNAK

PENILIKAN SAPI PERAH

Disusun Oleh :
I Made Krishna Aditya Bhuana 1703511108
Flavia Rodrigues Cardoso 1703511126
I Made Agus Arya Dwi Anggara 1703511128

KELAS C

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Ilmu Tilik Ternak
ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih bagi pihak pihak baik itu dari dosen maupun
teman –teman yang membantu dalam penyelesaian dan penyempurnaan tugas ini.

Kami memohon maaf yang sebesar – besarnya jika ada kesalahan dan ketidaksempurnaan dari
laporan ini. Kami harap ada kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan yang kami buat.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................................... i

KATA PENGATAR ................................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

1.1 Kata Pengantar....................................................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................................... 1

1.3 Pertanyaan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3

2.1 Jawaban Pertanyaan Nomor 1 .............................................................................................. 3

2.2 Jawaban Pertanyaan Nomor 2 .............................................................................................. 3

2.3 Jawaban Pertanyaan Nomor 3 .............................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tugas juri adalah menilai dan atau memilih ternak yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Pemilihan ternak sebenarnya adlah pelaksanaan seleksi, sebab dengan seleksi akan dapat menghasilkan
peningkatan mutu ternak yang dikaitkan dengan efisiensi produksi dan nilai ekonomis tinggi. Sistem
seleksi yang didasarkan atas tipe atau individualitas yang ideal, biasanya disebut pemilihan “judging”
yang biasa dilakukan oleh tim penilai atau juri.

Peternak yang baik seyogyanya juga sebagi juri yang baik; sebab peternak sendiri harus dapat
menentukan secara tepat ternak yang akan digunakan sebagai bibit ataukah bakalan.ternak bibit
dimanfaatkan untuk tujuan perkembangbiakan atau berreproduksi, sedangkan ternak bakalan untuk
tujuan penggemukan. Jadi ternak bibit jantan akan berfungsi sebagai pejantan dan ternak bibit betina
berfungsi sebagai induk dan penghasil susu.

Kaitan antara umur, berat badan, dan ukuran tubuh bagian luar dapat dipakai untuk menentukan
tingkat pertumbuhan. Dalam menilai pertumbuhan lebih baik didasarkan atas perubahan ukuran-ukuran
tubuh linier, sebab fariasi atau penyimpangan ukuran-ukuran tubuh linier lebih kecil bahkan bias
diabaikan, bila dibandingkan dengan fariasi yang terjadi pada berat badan, misalnya pada saat bunting,
sehabis makan atau pada saat kurang makan, dan pada saat masa laktasi khususnya pada sapi perah.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Untuk menunujukan 5 ukuran penting dalam penilikan sapi perah
2. Untuk menunjukan teknis menentukan kriteria-kriteria yang tergolong dalam diskriminasi ringan,
sedang ataupun diskriminasi berat akan penilaian cacat (defects), ”diskualifikasi ternak”, ter-
diskualifikasi-kan dalam kontes dan diskriminasi ringan namun dapat mampu menang dalam
kontes sapi perah.
3. Untuk menunjukan sifat – sifat unggul akan produksi susu yang dapat diwariskan kepada setiap
individu ternak

1
1.3 Pertanyaan
1. Menyebutkan dan menguraikan lima (5) ukuran penting dalam penilikan sapi perah
2. a. Menentukan kriteria kriteria yang tergantung dalam diskriminasi ringan, sedang, dan berat akan
penilaian cacat (defects)
b. Bagaimana cara menentukan bahwa ternak sapi perah tertentu harus digolongkan ke dalam
kelompok “diskualifikasi ternak”
c. Dalam situasi yang bagaimanakah sapi perah sering menjadi diskualifikasikan dalam kontes
d. Bagaimanakah sapi perah yang digunakan dalam diskriminasi ringan namun dapat mampu
menang dalam kontes sapi perah
3. Bagaimanakah sifat sifat unggul akan produksi susu ini dapat diwariskan kepada setiap indivisu
ternak dalam peternakan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jawaban Pertanyaan Nomor 1

 Berat Badan
Berat Badan untuk mengetahui berat (bobot) badan dengan jitu ialah dengan cara menimbang
dengan timbangan yang berkapasitas cukup dan kepekaan yang baik, biasanya cara untuk
menimbang dengan aman dengan cara memasukan sapi ke kandang jepit atau fiksasi agar sapi
tidak bisa bergerak bebas dan pada atas timbangan di tambah dengan kayu atau metal berbentuk
pipa tertanam dalamnya sekitar 30-50 cm untuk mempermudah proses penimbangan berat badan
pada sapi.
 Lingkar Dada
Lingkar yang diukur pada dada serta merta atau persis di belakang siku, tegak lurus dengan sumbu
tubuh.
 Tinggi Gumba
Tinggi Gumba adalah jarakk tegak lurus dari titik tertinggi pundak sampai ke tanah atau lantai
paling dasar. Alat yang digunakan untuk mengkur tinggi gumba adalah tongkat ukur
 Panjang Badan
Panjang Badan (body length) jarak lurus antara benjolan bahu (tuberosity of humerus) sampai
tulang duduk atau tulang tapis (pin bone = tuber ischia) pada sisi sama.
 Tinggi Pinggul
Tinggi pinggul (hips = hook bones = tuber coxae: height at hip) adalah jarak tegak lurus dari titik
tertinggi pada os sacrum (sacrale) pertama sampai ke tanah (lantai).

2.2 Jawaban Pertanyaan Nomor 2

A. Kriteria-Kriteria yang Tergolong Dalam Diskriminasi Ringan, Sedang Ataupun Diskriminasi


Berat Akan Penilaian Cacat

Beberapa pertimbangan yang sungguh-sungguh harus dilakukan untuk menentukan diskualifikasi,


ini berarti bahwa ternak itu tidak boleh menang dan tidak dipertunjukan dalam kelompok. Kelemahan

3
dan cacat itu beragam dari yang ringan sampai berat. Ini adalah wewenang juri untuk menentukan derajat
diskriminasi.

Penilaian cacat pada sapi perah adalah sebagai berikut:

1. Pada Mata : buta akan diskualifikasi, buta pada satu mata (sedikit diskualifikasi), mata juling
(diskriminasi ringan)
2. Muka yang berputar (diskriminasi ringan sampai berat tergantung semakin besar putaran)
3. Telinga yang berputar (diskriminasi ringan)
4. Rahang yang pendek ( diskriminasi ringan sampai berat tergantung semakin pendek rahang)
5. Pundak yang scapula tidak melekat kuat pada badan (diskriminasi ringan sampai berat sampai
berat tergantung derajatnya)
6. Titik Pinggang yang lemah (diskriminasi ringan)
7. Letak pangkal ekor yang kekiri atau ke kanan (diskriminasi ringan sampai berat tergantung
semakin jauhnya letak pangkal ekor dari tengah tengah antara kedua kaki belakang sapi)
8. Kaki yang:
a. Pincang permanen (diskualifikasi)
b. Lutut menonjol (diskriminasi ringan sampai berat tergantung seberapa menonjol)
c. Arthiritis/radang sendi,kaki belakang kejang, (diskriminasi ringan sampai berat)
9. Besar badan yang kurang (diskriminasi ringan sampai berat tergantung seberapa kurang / semakin
kurusnya sapi)
10. Ambing yang :
a. satu atau lebih kuarternya mati /tidak berfungsi (diskualifikasi)
b. air susu yang dihasilkan tidak normal seperti berdarah, pekat,atau cair sekali
(diskualifikasi)
c. ambing pertautanya yang berantakan (diskriminasi berat)
d. pertautan ambing lemah (diskriminasi ringan sampai berat tergantung lemahnya pertautan
ambing)
e. satu atau kuarternya ringan, keras, puting tersumbat (diskriminasi ringan sampai berat)
f. bocor sedikit (diskriminasi ringan)
11. pada sapi yang tidak berproduksi : apa bila diperoleh score sama, maka perlu dinilai pada saat
sapi sedang berproduksi.
12. sapi dara yang fermatin, jika tidak mau membuktikan mau bunting (diskualifikasi). Kondisi yang
gemuk sekali (diskriminasi ringan sampai berat tergantung seberapa gemuk)
4
13. Luka sementara, yang tidak mempengaruhi penggunaan sapi, diskriminasi ringan
14. Bukti adanya perbaikan, karena:
a. operasi yang menghilakngkan sifat cacat dengan maksud agar sapi terlihat lebih baik,
(diskualifikasi)
b. sapi dara yang tidak beranak dan memperlihatkan menghasilkan susu karena diberikan
hormon (diskriminasi berat)
15. Sapi jantan dengan satu testis atau testisnya abnormal (diskualifikasi)

B. Ternak Sapi Perah yang Harus Digolongkan ke Dalam Kelompok ”Diskualifikasi Ternak”

Pada suatu kontes ternak, ternak perah akan digolongkan kedalam kelompok ”Diskualifikasi Ternak”
apabila jika ada beberapa kriteria mutlak standar mutu ternak perah yang tidak terpenuhi. Beberapa
kriteria yang menyebabkan terjadinya diskualifikasi yaitu:

 Misalnya sapi dara yang freemartin, jika tidak membuktikan mau bunting maka ternak tersebut
akan didiskualifikasi.
 Ketika pada tubuh ternak sapi perah tersebut terdapat bukti adanya perbaikan karna operasi yang
menghilangakan sifat cacat dengan maksud supaya sapi terlihat sapi yang sehat, maka sapi
tersebut didiskualifikasi.

Ternak akan juga tergolong menjadi “diskualifikasi ternak” jika tidak memenuhi syarat utama dari
ketentuan suatu kontes. Misalnya pada kontes ternak 2016 oleh Dinas Peternakan Pemerintahan Provinsi
Bali yang ketentuan utama untuk ternak perah agar dapat mengikuti kontes tersebut yaitu: memiliki umur
(minimal 2 pasang gigi susu telah menjadi gigi permanen), ( minimal 1 bulan setelah melahirkan) dan
lain lain.

C. Ternak-Ternak Sapi Perah yang Sering Menjadi Terdiskualifikasik Dalam Kontes

Ternak sapi perah akan terdiskualifikasi dalam sebuah kontes apabila terjadi insiden atau kejadian yang
secara tidak sengaja di alami oleh ternak sapi perah tersebut.

Contoh:

 Seekor tenak sapi perah yang akan mengikuti suatu kontes, mengalami patah kaki atau luka yang
sangat berat akibat jatuh dari mobil pengiriman saat menuju ke tempat kontes, maka ternak
tersebut akan langsung terdiskualifikasi.

5
 Seekor ternak yang sedang mengikuti kontes, terkena benda tajam pada bagian perut yang
menyebabkan cacat permanen pada ternak bersangkutan, maka ternak itu pun akan
terdiskualifikasi.

D. Sapi Perah yang Digolongkan Dalam Diskriminasi Ringan Namun Dapat Mampu menang
Dalam Kontes Sapi Perah

Setiap kontes ternak perah kadang-kadang ditemukan beberapa hal yang membuat para juri sulit untuk
mengambil keputusan, salah satu diantaranya adalah ketika sapi perah yang didiskriminasi ringan namun
memiliki beberapa kriteria yang mendukung sapi perah tersebut untuk menjadi pemenang.

Contoh:

 Seekor sapi perah yang mengalami luka sobek pada telinga akibat pemberian kartu nomor
pada telinganya, dan hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas sapi perah tersebut, maka ia
bisa dijadikan pemenang karena ia memiliki kreteria sapi perah bermutu dari aspek lainnya.
 Sapi perah yang memiliki luka bakar akibat penomoran dan tidak mempengaruhi produktivitas
sapi tersebut, maka ia pun bisa dijadikan pemenang akibat ada beberapa segi kualitas sapi perah
yang terpenuhi.

Akan tetapi lebih baik tidak terjadi hal seperti itu karena tetap akan mengurangi nilai karena hal seperti
itu termasuk kedalam luka.

2.3 Jawaban Pertanyaan Nomor 3

 Sistem pemuliabiakan

Pada umumnya sapi perah dara dapat di kawinkan dengan sapi jantan pedaging, hal ini tujuannya
untuk mengurangi resiko kesulitan dalam proses melahirkan. Setelah memiliki satu anak, baru dapat di
kawinkan dengan sapi perah pejantan pilihan. Bibit juga harus diberi keleluasan untuk bergerak aktif,
setidaknya 2 jam dalam sehari.

6
 Memilih bibit serta calon indukan

Untuk menunjang produktivitas ternak sapi perah yang tinggi, yang Anda perlukan adalah memperbaiki
lingkungan hidup serta meningkatkan mutu genetik dari ternak yang dijalankan. Bibit yang baru saja
datang, sebaiknya Anda karantina terlebih dahulu untuk mencegah penularan penyakit. Setelah itu bibit
sapi perah diberikan air minum yang sudah dicampuri garam dapur. Setelah itu tempatkan bibit sapi
perah pada kandang yang sudah siap. Jangan lupa untuk menimbang dan mencatat penampilannya.

7
8

Anda mungkin juga menyukai