Anda di halaman 1dari 8

Tugas Manajemen kesehatan Hewan di Lahan Kering

Nama : Marlin C.C. Malelak


NIM

: 1109012035

A. Body Condition Score (BCS)


BODY SCORING = BODY CONDITION SCORING = CONDITION SCORING
Merupakan teknik untuk menilai kondisi tubuh ternak pada interval tertentu. Kondisi : bb.
Ternak yang disesuaikan dengan kerangkanya (frame = cengkorongan). Fungsi body scoring
untuk :
1) Mencapai keseimbangan antara pemberian makan yang Ekonomis
2) Produksi yang baik
3) Kesejahteraan yang Baik (good welfare)
B. Teknik menilai BODY SCORING
Pengamat:

Ketebalan lemak bawah kulit

Penonjolan tulang-tulang pada pangkal ekor dan areal pinggang (loin)

Penilai berdiri tepat di belakang sapi

Sapi dalam keadaan tenang

Tangan yang sama untuk meraba

C. Penilaian BODY SCORING


Sangat subyektif Patokan (ancer-ancer) -------------- Memerlukan beberapa tingkatan kondisi

Patokan kriteria angka :

1 s/d 5 (inggris & commonwealth )

1 s/d 9 (amerika)

D. Areal yang dinilai


Pangkal ekor : meraba /merasakan adanya lapisan lemak di sekitar pangkal ekor &

penonjolan tulang pelvik.


Pinggang (loin) : merasakan proc. Spinosus dan transversus dan adanya lemak di
antaranya

E. Patokan kriteria angka


1.

Kurus parah; kelaparan dan lemah, tidak ada lemak terdeteksi di punggung, pinggul

atau tulang rusuk; tailhead dan individual tulang rusuk terlihat mencolok; semua struktur
rangka terlihat tajam dan biasanya ternak terserang penyakit. Dalam sistem produksi normal
ternak di BCS ini jarang terjadi.
2.
Kurus; mirip dengan BCS 1, tapi tidak lemah; jaringan otot sedikit terlihat; tailhead
dan iga kurang menonjol.
3.
Sangat kurus; tidak ada lemak diatas tulang rusuk atau di punggung; tulang punggung
mudah terlihat, sedikit peningkatan dalam otot lebih dari BCS.
4.
Perbatasan; rusuk individu terlihat kurang tertutup lemak secara keseluruhan; otot
meningkat melalui bahu dan kaki belakangnya, pinggul dan tulang punggung terlihat sedikit
membulat dibandingkan penampilan tajam BCS 3.
5.
Sedang; lemak yang menutupi tulang rusuk meningkat, tulang rusuk umumnya hanya
dibedakan 12 dan 13 secara individual, tailhead penuh tapi tidak bulat.
6.
Baik; tulang rusuk belakang dan tailhead terlihat agak bulat dan ketika diraba sedikit
penumpukan lemak pada punggung.
7.
Gemuk; munculnya daging dan lemak dan ke belakang tailhead, dan punggung; tulang
rusuk tidak terlihat; daerah vulva dan rektum eksternal mengandung timbunan lemak sedang;
pada ambing sedikit berlemak.
8.
Sangat gemuk; kuadrat penampilan karena kelebihan lemak di punggung, tailhead, dan
bagian belakangnya; penumpukan lemak ekstrim di punggung dan seluruh tulang rusuk;
lemak yang berlebihan di sekitar vulva dan rektum; mobilitas dalam ambing mungkin mulai
dibatasi.
9.
Obesitas; mirip dengan BCS 8, tetapi untuk tingkat yang lebih besar mayoritas lemak
disimpan pada ambing yang terbatas efektifitas laktasi.
Dalam sistem produksi normal ternak di BCS ini jarang terjadi.

SCORE

KONDISI

JELEK

PANGKAL EKOR : CEKUKAN DALAM, TANPA


JARINGAN LEMAK DI BAWAH KULIT. KULIT
CUKUP SUPEL (ELASTIS), TTP.BULU
SERINGKALI KASAR.
LOIN : SPINA MENONJOL DAN PROC.
HORIZONTAL TAJAM

SEDANG

PANGKAL EKOR : CEKUKAN DANGKAL,


TETAPI PIN BONE MENONJOL, SEDIKIT
LEMAK DI BAWAH KULIT. KULIT LEMAS
ELASTIS.
LOIN : PROC. HORIZONTAL TERLIHAT NYATA
DG. TEPIAN YG. BULAT ( TIDA TAJAM).

BAIK

PANGKAL EKOR : LEMAK MELAPISI


SELURUH AREA, DAN KULIT HALUS TTP.
PELVIS DAPAT DIRABA.
LOIN : UJUNG PROC. HORIZONTAL HANYA
DAPAT DIRABA DG. PENEKANAN, HAYA ADA
SEDIKIT TEKANAN DI BAWAH LOIN.

GEMUK

PANGKAL EKOR : TERISI SEMPURNA DAN


BERLIPAT-LIPAT DAN TIMBUNAN LEMAK
SANGAT NYATA
LOIN : TIDAK TERABA PROC. DAN TAMPAK
MEMBULAT

SANGAT
GEMUK

PANGKAL EKOR : TERTIMBUN JARINGAN


LEMAK, PELVIS TAK TERABA MESKIPUN
DENGAN SEDIKIT PENEKANAN.

F. Deskripsi angka score

DESKRIPSI

SANGAT KURUS (EMASIASI)

Proc. Spinosus dan horizontalnya pada perabaan terasa tajam, tidak ada lemak
pada pangkal ekornya, tulang-tulang pd. Pinggang, rusuk, sangat menonjol.

2.

Setiap proc. Mudah dirasakan tetapi terasa bulat (tdk. Tajamlagi). Tedapat
jaringan menutupi pangkal ekor. Tulang-tulang rusuk tidak lagi terlihat jelas

3.

Rusuk terakhir hanya bisa dirasakan dg. Sedikit penekanan dngan ibu jari.
Daerah di sekitar pangkal ekor tertutup lapisanlemak yg. Mudah dirasakan.

4.

Proc. Tdk. Lagi bisa dirasakan, dan lemak sudah meliputi pangkal ekor. Lipatanlipatan lemak mulai tampak pada tulang rusuk & paha

5.

Struktur penulangan sudah tidak tampak lagi, pangkal ekor hampir seluruhnya
tertutup jaringan lemak

SATUAN TERNAK (ST) / ANIMAL UNIT (AU)


Satuan Ternak (ST) atau Animal Unit (AU) merupakan satuan untuk ternak yang
didasarkan atas konsumsi pakan. Setiap satu AU diasumsikan atas dasar konsumsi seekor sapi
perah dewasa non laktasi dengan berat 325 kg atau seekor kuda dewasa.
Tabel

Nilai konversi ST atau AU pada berbagai jenis dan umur fisiologis ternak.

Jenis Ternak

ST per ekor

1 ST setara dengan Jumlah


Ternak

Kuda

1.00

Sapi

1.00

Sapi Pejantan

1.00

Sapi muda, umur lebih 1 tahun

0.50

Pedet (anak sapi)

0.25

Anak kuda (colt)

0.50

Babi induk/pejantan

0.40

2,5

Babi seberat 90 kg

0.20

Domba Induk/pejantan

0.14

Anak domba (cempe)

0.07

14

Ayam (setiap 100 ekor)

1.00

100

Anak ayam (setiap 200 ekor)

1.00

200

Sumber: Ensminger, 1961.


Catatan:

2 ekor anak kuda = 2 X 0,50 ST = 1 ST

ekor sapi muda = 0,50 ST sehingga 1 ST sapi muda = 1 / 0,50 ekor

ekor sapi muda.

1 ST domba = 1 / 0,14 ekor


=

7,14

ekor atau (7 ekor ternak domba)

1 ST anak domba = 1 / 0,07 ekor

14,28 ekor atau (14 ekor ternak anak domba).

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa:


1 ST = 1 ekor sapi = 2 ekor babi = 7 ekor domba = 100 ekor ayam.
1 ST = 2 ekor sapi muda = 5 ekor babi muda = 14 ekor domba muda = 200 ekor anak
ayam

KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGEMBALAAN


Kapasitas

Tampung

Padang

Penggembalaan

adalah

kemampuan

dari

padang

penggembalaan dalam menyediakan hijauan bagi ternak dalam waktu 1 tahun.


Contoh:: Jika 1 ha padang penggembalaan memiliki kapasitas tamping 2 ST per tahun.
Artinya setiap tahun padang penggembalaan tersebut, mampu menyediakan hijauan pakan
yang cukup untuk dikonsumsi oleh 2 ekor ternak sapi
Atau : untuk ternak domba sebanyak sebanyak 2 X 7 ekor = 14 ekor.
Cara menghitung kapasitas tampung dari suatu areal penggembalaan seluas 1 ha yaitu:
1. 1.

Dibuat ubinan seluas 1 m X 1 m (1 m2) sebanyak 5 buah.

2. 2.

Produksi hijauan dari setiap ubinan dipotong untuk ditimbang. Jika produksi

hijauan rendah maka satuannya dalam gram sedangkan jika produksi hijauannya
tinggi maka satuannya dalam kilogram.
3. 3.

Produksi hijauan dari seluruh ubinan yang telah dipotong kemudian dihitung

jumlahnya dan rata-rata berat hijauan untuk setiap m2.


4. 4.

Rata-rata produksi hijauan dikalikan dengan 10.000 (1 ha = 100 m X 100 m).

Contoh perhitungan produksi hijauan untuk menentukan kapasitas tampung.

No. Ubinan ke

Produksi

Urt

Musim Hujan (kg)

Hijauan pada Musim


Kemarau (kg)

16

4,5

23

5,6

19

6,3

34

5,8

28

4,8

120

27,0

24

5,40

Jumlah

Produksi

Rata-rata Produksi

1. Perhitungan Produksi:
Produksi hijauan pada musim hujan
= 240.000 kg

atau

240 ton hijauan.

Produksi hijauan pada musim kemarau


= 54.000 kg

atau

= 24 kg X 10.000.

= 5,40 kg X 10.000.

54 ton hijauan.

Perbandingan produksi antara musim hujan dan musim kemarau adalah: 240 ton : 54 ton
atau =

: 4,44

Jadi total produksi hijauan selama 1 tahun sebanyak: 240 ton + 54 ton = 294 ton/ha/tahun.
1. Perhitungan Kapasitas Tampung:
Jika untuk ternak sapi membutuhkan hijauan sebanyak 40 kg/ekor/hari, maka
dalam sebulan kebutuhan untuk konsumsi hijauan adalah sebesar
30 X 40 kg

= 1.200 kg

atau 7,2 ton.

Sedangkan untuk 6 bulan:


Dan untuk 1 tahun

6 X
12 X

1,2 ton =

7,2 ton.

1,2 ton = 14,4 ton

Hal ini berarti :


Pada musim hujan dapat menyediakan hijauan untuk ternak sapi sebanyak :
240 ton / 7,2 ton = 33,3 ekor atau 33 ekor ternak sapi.
Sedangkan pada musim kemarau dapat menyediakan hijauan untuk ternak sapi sebanyak :
54 ton / 7,2 ton = 7,5 ekor atau 7 ekor ternak sapi.

Anda mungkin juga menyukai