( UNGGAS )
DISUSUN OLEH :
1) DELA RAHMADANI
2) FANNISA AJENG DEWI WULANDARI
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah
ilmu pangan dasar yang berjudul “UNGGAS”.
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian tentang unggas, jenis-jenis
unggas, stuktur unggas, komposisi gizi pada unggas, sifat fisik dan kimia unggas,
komposisi kimia unggas, cara pengolahan dan hasil olahan ungggas, produk oalahan
daging ayam, penyimpanan bahan kimia dan contoh masakan dari unggas. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan unggas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu
kritik dan saran dan semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridai segala
usaha kita. Amin.
Ayam
a. Ayam kampung atau ayam lokal : jenis ayam yang tidak atau belum mengalami
usaha pemulihaan, biasa dikenal juga dengan sebutan ayam buras (bukan ras).
Berat badan rata-rata ayam yang siap untuk dipotong adalah yang berumur
sekitar dua tahun, dengan berat badan sekitar 2,5 kg untuk ayam betina dan
sekitar 3-3,5 kg untuk ayam jantan.
b. Ayam ras (broiler) : jenis ayam yang telah mengalami upaya pemuliaan.
Sehingga merupakan ayam pedaging yang unggul dengan bentuk, ukuran dan
warna yang seragam. Di negara-negara maju seperti Amerika, pada umumnya
ayam pedaging dipanen pada umur 8 - 12 minggu, dengan berat 1,59 - 2,05 kg
per ekor. Sedangkan di Indonesia ayam pedaging dipanen pada umur yang
lebih muda yaitu sekitar 6 minggu dengan berat 1 - 1,4 kg. Hal ini karena
konsumen di Indonesia lebih menyukai karkas ayam yang tidak terlalu besar,
karena dagingnya lunak, lemaknya belum banyak dengan tulang yang tidak
begitu keras.
Ayam cull
Ayam cull sebenarnya bukan ayam pedaging, tetapi dijadikan sebagai
sumber daging karena alasan tertentu. Biasanya karena diapkir dari penggunaan
utamanya. Sebagian besar adalah ayam petelur yang diapkir. Ayam diapkir
karena alasan cacat, atau tidak berfungsi normal, misalnya produktifitasnya
turun. Mutu daging ayam “cull”umumnya lebih rendah dari ayam ras karena
sudah tua dan ukurannya tidak seragam serta jumlahnya sedikit.
Kalkun : Di Indonesia kalkun hanya sebagai binatang peliharaan, sedangkan di
Negara barat dijual dalam bentuk dibekukan yang siap untuk dioven. Dan jenis-
jenis kalkun antara lain :
Young Turkey (Kalkun Muda) Berumur 3- 4 bulan, berat 2–3 kg, teknik olah
dipanggang (roasting), digoreng (frying).
Yearilng Turkey (Kalkun dewasa) berumur 5 –7 bulan, berat 4 –7 kg, teknik olah
dipanggang (roasting, grilling)
Large Turkey (Kalkun) berumur Lebih dari 10 bulan, berat lebih dari 8 kg, teknik
olah Boiling dan stewing.
Itik sebagai sumber daging unggas dan telur. Berat tubuh 1,2 – 1,4 kg ekor saat
umur 2 tahun.
Angsa : burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek
dan Angsa berleher pendek juga terdapat di famili Anatidae. Angsa bersama
angsa berleher pendek masukke dalam subfamili Anserinae namun Angsa
memiliki suku sendiri, yaitu suku Cygnini Terdapat tujuh spesies dalam genus
Cygnus. Angsa adalah hewan monogami, 'perceraian' kadang-kadang terjadi jika
proses bersarang mengalami kegagalan. Angsa adalah anggota terbesar dari
famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air terbesar yang dapat
terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet dan
Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan
sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan
saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih besar dalam ukuran
dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih besar. Jenis angsa
ada 2 macam :
a). Gooseling (angsa muda) berumur 3 –5 bulan, berat 2 –3 kg, teknik olah dipanggang
(roasting), direbus.
b). Goose (angsa dewasa) berumur 6 –9 bulan, berat 3–7 kg, teknik olah Pot roasting,
boiling.
C. Struktur Unggas
Otot
Komponen karkas yang paling mahal adalah otot. Bagian terbesar otot terdapat
dibagian dada, sehingga besarnya dada dijadikan ukuran untuk membandingkan
kualitas daging pada broiler. Fungsi otot yang utama bagi tubuh unggas adalah untuk
menggerakan tubuh, menutupi tulang dan membentuk tubuh. Otot pada dada ayam
berwarna lebih terang sedangkan otot pahanya berwarna lebih gelap, disebabkan ayam
lebih banyak berjalan dari pada terbang, sehingga menyebabkan pigmen mioglobin
terdapat lebih banyak pada otot paha.
Lemak
Lemak mempunyai tiga tipe, yaitu (1) lemak bawah kulit (subcutan), (2) lemak perut
bagian bawah (abdominal) dan (3) lemak dalam otot (intramuscular). Persentase lemak
abdominal pada ayam lebih tinggi daripada ayam jantan, dan bobotnya semakin
bertambah dengan meningkatnya umur. Kandungan lemak subkutan dipengaruhi oleh
umur. Lemak subkutan meningkat dari 13,25 % pada umur 3 minggu menjadi 33,87 %
pada umur 9 minggu.
Tulang
Sistem pertulangan pada unggas berbeda dengan pertulangan pada mamalia.
Tulang unggas ringan tetapi kuat dan kompak, karena mengandung garam kalsium
yang sangat padat. Umumnya tulang-tulang yang panjang membengkok, yang
membuat tulangmenjadi ringan, dan tulang-tulang tersebut bergabung bersama-sama
membentuk susunan yang kokoh yang mana juga merupakan tempat bertautnya
daging. Tulang disamping merupakan kerangka bagi tubuh dan tempat bertautnya
daging, juga berfungsi melindungi organ tubuh, dan sumsum tulang.
Kulit
Kulit unggas berfungsi melindungi permukaan tubuh. Kulit mempunyai kelenjar
minyak atau “oil gland” yang terdapat pada pangkal ekor. Kulit terdiri atas dua
lapis,lapisan luar disebut epidermis dan bagian dalam disebut dermis. Paruh dan kuku
serta kulit pada kaki serta bulu terdiri atas epidermis. Jengger dan daun telinga dari
dermis yang ditutupi epidermis. Epidermis terdiri atas dua lapisan tipis bagian luar
disebut “stratum corneum” dan bagian dalam disebut “rete malphigi” atau “stratum
germinatum”. Dermis tersusun dari jaringan pengikat yang mengandung banyak lemak.
Kulit unggas relatif tipis dibandingkan dengan kulit mamalia. Pada ayam, kulit sangat
sensitif waktu rontok bulu (molting), karena jaringan syaraf, otot dan pembuluh darah
yang mengalir di dalam kulit berhubungan dengan akar bulu. Warna kulit dipengaruhi
oleh pigmen kulit, melanin dan santophyl. Kulit mempunyai beberapa fungsi yaitu (1)
melindungi bagian dalam kulit secara mekanik terdapat kemungkinan masuknya zat-
zat, (2) melindungi kulit terdapat cahaya atau sinar yang akan masuk, karena pada sel
epidermis terdapat pigmen melanin, (3)mengatur temperatur tubuh, (4) sebagai,
kelenjar sekresi, yaitu tempat keluarnya keringat,(5) tempat pembentukan vitamin D dari
cholesterol dan (6) sebagai tempat berlangsungnya respirasi.
D. Komposisi Gizi Pada Unggas
Pengolahan Unggas
a. Pemeriksaan Ayam Hidup
Inspeksi ante-mortem pada ayam hidup bertujuan untuk memeriksa kesehatan
ayam. Hanya ayam yang benar-benar sehat yang dipilihara sebagai ayam potong.
Ayam hidup yang umum dipotong berumur antara 8 – 12 minggu dengan berat 1,4 – 1,7
kg/ekor. Sebelum ayam disembelih sebaiknya ayam pedaging tidak diberi makan
selama lebih kurang 3 jam untuk memudahkan pembersihan isi perut. Karena alasan
agama, khususnya agama Islam, maka cara penyembelihan yang khas harus dipatuhi.
b. Penyembelihan
Pemotongan ayam dilakukan dengan cara memotong vena jugularis dan arteri carotis di
dasar rahang. Kadang-kadang dilakukan dengan cara menusuk bagian otak diarahkan
pada medula ablongata dengan pisau kecil. Terdapat beberapa cara penyembelihan
mulai dari cara pemenggalan leher yang sederhana sampai metode konsher yang
dimodifikasi cara modern. Cara konsher dengan memotong pembuluh darah, jalan
makanan dan jalan nafas. Sedangkan cara konsher modifikasi dilakukan dengan
memotong hanya pembuluh darah (dipingsankan terlebih dahulu), serta cara Islam yaitu
pemutusan saluran darah (vena dan arteri), kerongkongan dan tenggorokan, hewan
harus sehat, tidak boleh dibius dan yang memotong orang Islam.
c. Penuntasan Darah
Penuntasan darah harus dilakukan dengan sempurna karena dapat mempengaruhi
mutu daging unggas. Penuntasan darah yang kurang sempurna menyebabkan karkas
akan berwarna merah di bagian leher, bahu, sayap dan pori-pori kulit dimana lama
penyimpanan akan terjadi perubahan warna. Penuntasan darah pada pemotongan
unggas yang modern dilakukan dengan cara unggas yang disembelih digantung pada
gantungan. Pengeluaran darah sebaiknya dilakukan secara tuntas atau sekitar 50 - 70
detik sehingga ayam kehilangan sekitar 4 persen dari berat badannya.
d. Penyeduhan
Penyeduhan atau perendaham dalam air panas dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan proses pencabutan pada tahap berikutnya karena kolagen yang mengikat
bulu sudah terakogulasi. Suhu dan waktu perendaman yang digunakan 54,50 C selama
60 – 120 detik. Perendaman terlalu lama menyebabkan kulit menjadi gosong atau
coklat.
e. Pencabutan Bulu
Tahap pencabutan bulu meliputi penghilangan bulu besar, bulu halus dan bulu
seperti rambut. Pencabutan bulu besar dilakukan secara mekanis dari dua arah, yaitu
depan dan belakang. Sedangkan pencabutan bulu halus dan bulu rambut umumnya
dilakukan dengan metode “wax picking”, yaitu dengan pelapisan lilin. Metode pelapisan
lilin dilakukan pada unggas yang telah mengalami penyeduhan dilapisi lilin dengan
cara merendamnya dalam cairan lilin. Setelah cukup terlapisi unggas diangkat dan
dikeringkan sehingga lapisan lilin menjadi mengeras padat. Dengan demikian bulu-bulu
yang ada pada karkas akan ikut terlepas bila lapisan lilin yang telah mengeras
dilepaskan.
f. Dressing
Tahap dressing meliputi pemotongan kaki, pengambilan jeroan dan pencucian.
Dengan membuat irisan lobang yang cukup besar dari bagian bawah anus, seluruh isi
perut ditarik keluar termasuk jaringan pengikat paru-paru, hati dan jantung.
Pengambilan jeroan dilakukan dengan cara memasukkan tangan ke dalam rongga
perut dan menarik seluruh isi perut keluar. Pencucian bertujuan untuk memberikan
karkas unggas dari kotoran yang masih tertinggal di bagian dalam permukaan karkas.
Bahan :
1. 1 kg daging ayam potong jadi 10 bagian
2. 2 batang serai, memarkan
3. 1 lembar daun salam
4. 2 lembar daun jeruk
5. 1 cm lengkuas
6. Kelapa parut dari satu buah kelapa
Bumbu halus :
1. 6 siung bawang putih
2. 3 siung bawang merah
3. 1 ruas kunyit
4. 1 ruas jahe
5. 2 sdt ketumbar
6. 3 butir kemiri
7. 1 sdt garam
8. 1 sdt gula jawa
9. 500 ml air
Cara membuat :
1. Cuci bersih daging ayam kemudian rebus hingga matang. Tiriskan kemudian
sisihkan sebentar.
2. Panaskan sedikit minyak tumis bumbu yang telah dihaluskan hinnga harum dan
kering.
3. Masukkan batang serai , dan salam, daun jeruk dan lengkuas, aduk rata.
4. Tambahkan air kemudian masak hingga mendidih.
5. Masukkan daging ayam kemudian ungkep bersama bumbu hingga bumbu
meresap. Rebus hingga air menyusut.
6. Masukkan parutan kelapa kedalam rebusan daging ayam dan bumbu. Masak
hingga air asat.
7. Angkat daging ayam bersama parutan kelapa, tiriskan.
8. Goreng dadging ayam bersama serundeng hingga matang dan berwarna
kecoklatan.
9. Daging ayam serundeng siap disajikan.
Bahan :
1. Ayam kalkun
2. 4 siung bawang merah
3. 2 siung bawang putih
4. Cabai
5. 2 sdm jahe bubuk
6. 2 sdm merica bubuk
7. 3 sdm garam
8. 2 sdm kecap manis
9. 2 sdm madu
10. Air
11. 1 buah jeruk nipis
12. Gula merah
13. Minyak goreng untuk menumis
Cara membuat :
1. Cuci bersih ayam kalkun, lumuri dengan perasan jeruk nipis, lalu diamkan
sebentar sampai meresap.
2. Haluskan bawanng merah, bawang putih dan cabai.
3. Tumis semua bumbu, kecuali gula merah, dan madu.
4. Apabila bumbu sudah harum, masukkan daging ayam kalkun, tumis hingga
merata, lalu masukkan air dan tunggu sampai mengental.
5. Setelah daging lembut diamkan sekitar 1 jam sampai meresap bumbunya.
6. Panaskan Teflon atau alat panggang daging, setelah panas masukkan ayam
sambil oleskan dengan sisa bumbu yang tersedia hingga matang.
7. Ayam kalkun siap disajikan.
Bahan :
1. 1 ekor bebek potong 4 bagian
2. 4 sdm air asam jawa
3. 1 sdm garam halus
4. Minyak untuk menumis
Bumbu halus :
1. 5 siung bawang merah
2. 3 siung bawang putih
3. 7 buah cabai merah, buang bijinya
4. 4 cm kunyit
5. 5 butir kemiri
6. 1 cm lengkuas, memarkan
7. 1 batang serai, memarkan
8. 2 lembar daun salam
9. 500 ml santan dari ½ butir kelapa
10. 1 sdm gula merah
11. 1 sdt garam
Cara membuat :
1. Lumuri bebek dengan 3 sdm air asam jawa dan garam. Diamkan selama 20
menit. Lalu cuci bersih. Sisihkan.
2. Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan lengkuas, serai, daun salam,
masukkan bebek, masak hingga bebek ½ matang. Beri santan 1 sdm air asam
jawa, gula merah, dan garam. Masak sampai bebek empuk dan santan
mengental. Angkat.
3. Panggang bebek di atas bara api sambil diolesi bumbunya, angkat.
4) Olahan dari Angsa
Rica – Rica Angsa
Bahan :
1. Angsa 1 ekor
2. Minyak goreng
3. Air matang 150 ml
4. Daun jeruk nipis 5 lembar
5. Air jeruk nipis 1 sdm
Bahan tumisan :
1. Serai 2 batang
2. Bawang merah 8 siung
3. Daun salam 1 lembar
Bumbu halus :
1. Cabai merah 10 buah
2. Cabai rawit 10 buah
3. Bawang putih 6 siung
4. Jahe 3 cm
Cara membuat :
1. Tumis semua bahan tumisan hingga bawang merah matang dan terlihat agak
kecoklatan
2. Tuang bumbu halus dan daun jeruk ke dalam tumisan, tumis hingga harum
3. Masukkan potongan daging angsa. Aduk-aduk hingga rata sekitar 3 menit
4. Tuang air, aduk sebentar, lalu tutup wajan. Biarkan hingga air agar asat atau
menyusut dan bumbu meresap ke daging. (jangan gunakan api kecil dalam
proses ini, agar daging empuk).
5. Terakhir tuangkan air jeruk nipis, aduk hingga rata. Biarkan hingga benar-benar
menyusut atau berair sedikit. (sesuai selera).