Oleh:
Nama : Abdul Aziz
NIM : D1A018046
Kelompok :1D
Asisten : Tangkas Wicak Suraswaka
Tinggi
Kandang Tempat Air Minum
Kambing 3 15 20 26 6 21 122,7
Pengukuran Ternak
1.1.4. Evaluasi Kecukupan Pakan
Diketahui :
Lingkar Dada Sapi : 165 cm
Produksi Susu : 15 Liter/hari
Kadar Lemak Susu : 3,2 %
Hitunglah menggunakan standar 4% FCM
Ditanyakan: Evaluasi Kecukupan Pakan?
Jawab:
Menghitung Bobot Badan Ternak
BB = (601,8 – (9,033x LD)) + (0,04546 x (LD) 2 )
BB = (601,8 – (9,033x 165)) + (0,04546 x (165) 2 )
BB = (601,8 – (1.490,445)) + (0,04546 x 27.225)
BB = -888,645 + 1.237,8485
BB = 349,0035 kg
Menghitung Kg Lemak/Hari
KG L = (15 liter x 1,027) x 3,2%
KG L = 15,405 x 3,2%
KG L = 0,49296 kg
Menghitung 4% FCM
4% FCM : 0,4 x prod. susu/hari + 15 x lemak susu kg/hari
4% FCM : (0,4 x 15 liter) + (15 x 0, 49296)
4% FCM : 6 + 7,3944
4% FCM : 13,3944 kg
Menghitung Kebutuhan BK
DMI (% body weight) = 4.048 – (0.00387 x BB (kg)) + (0.0584 x 4% FCM (kg))
DMI = 4,048 – (0,00387 x 349,0035 kg) + (0,0584 x 13,3944)
DMI = (4,048 – 1,350) + 0,782
DMI = 3,48%
DMI (Kg)
DMI (kg) = 3,48% x 349,0035 kg
DMI (kg) = 12 kg BK
Menghitung Kebutuhan PK
PK = 0,432 x (BB/500)0,75 + (0,087 x 4%FCM)
PK = 0,432 x (349,0035 kg/500)0,75 + (0,087 x 13,3944 kg)
PK = 0,432 x (0,69 x 0,75) + 1,165
PK = (0,432 x 0,517) + 1,165
PK = 0,223344 + 1,165
PK = 1,38 kg
Menghitung Kebutuhan TDN
TDN = 3,72 x (BB/500)0,75+(0,326 x 4% FCM)
TDN = 3,72 x (349,0035 kg/500)0,75 + (0,326 x 13,3944 kg)
TDN = (3,72 x 0,517) + 4,36
TDN = 6,28 kg
Memasukan Data Tabel
Uraian BK PK TDN
Pemberian
Kebutuhan 12 1,38 6,28
Evaluasi
Menghitung Pemberian
Pemberian kepada ternak:
o 35 kg rumput gajah BK= 21%, PK=9,6%, TDN=67,68%
o 4 kg Konsentrat komersil BK= 80,86%, PK=17,82%, TDN=68,50%
o 15 kg ampas tahu BK=16,05%, PK=11,45%, TDN=77,90%
1. Pemberian Rumput Gajah 35 Kg
BK = 21% x 35 kg = 7,35 kg
BK = 80,86% x 4 kg = 3,23 kg
BK = 16,05% x 15 kg = 2,41 kg
BK = 12,99 kg
• PK = PK rumput + PK konsentrat + PK Ampas Tahu
PK = 1,57 kg
• TDN = TDN rumput + TDN konsentrat + TDN Ampas Tahu
TDN = 9,06 kg
Memasukan data ke table
Uraian BK PK TDN
Pemberian 12,99 1,57 9,06
Kebutuhan 12 1,38 6,28
Evaluasi +0,99 +0,19 +2,78
Cukup Cukup Lebih
1.2. Pembahasan
1.2.1. Pemeliharaan
Kambing dimandikan selama 3-4 bulan sekali atau tergantung dengan musim.
Musim hujan kambing tidak dimandikan untuk mencegah kambing menjadi sakit karena
kedinginan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Khandari dan Jahroh (2015) bahwa
budaya peternak dalam memandikan kambing adalah 3 bulan sekali, dengan masa
penggemukan 4 bulan maka diasumsikan peternak hanya memandikan 3 kali dalam
setahun.
Pakan yang diberikan pada kambing yaitu rumput, rerambanan. Rasio pemberian
hijauan lebih banyak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Fadhilah et al. (2019) bahwa
rasio hijauan yang lebih tinggi dibandingkan konsentrat dapat menurunkan efek
merugikan yang ditimbulkan oleh asam lemak tak jenuh ganda (poly unsaturated fatty
acid) pada fermentasi rumen karena fraksi serat yang besar menciptakan lingkungan yang
memungkinkan PUFA dapat dihidrolisis dan dibiohidrogenasi oleh mikroba rumen.
Pemberian pakan akan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Penentuan waktu tersebut dengan tujuan siang hari digunakan ternak untuk proses
ruminansi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Aslimah et al. (2014) bahwa pemberian
pakan pagi dan sore hari menghindari heat stress akibat makan siang hari, pemberian
pakan pagi dan sore hari memberikan respon yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari
nilai PBBH yang lebih tinggi meskipun tingkat konsumsi bahan kering lebih rendah dan
nilai konversi pakannya juga lebih baik. Air minum diberikan menggunakan ember dan
diganti setiap hari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hernaman et al. (2018) bahwa
air minum selalu tersedia dalam ember dan digantikan setiap hari.
2.1. Kesimpulan
1. Pemeliharaan kambing meliputi memandikan domba serta memberikan pakan dan
minum. Memandikan domba sebaiknya 3-4 bulan sekali, memberikan pakan berupa
hijauan dan air minum diberikan secara cukup dan diganti setiap hari.
2. Tipe kandang yang digunakan yaitu kandang panggung yang dilengkapi dengan tempat
pakan dan minum.
3. Penyakit yang menyerang kambing yaitu scabies, diare, sakit mata, flu dan batuk.
Pengobatan penyakit tersebut dengan menggunakan obat yang dibeli dari apotek atau
dari dinas peternakan.
4. Pengukuran bobot badan ternak domba, didapatkan hasil yaitu domba nomor 1
sebesar 23 kg, domba nomor 2 sebesar 20,12 kg dan domba nomor 3 sebesar 21 kg.
Body condition score (BCS) domba nomor 1 sebesar 138, domba nomor 2 sebesar
129,8 dan domba nomor 3 sebesar 122,7. Semakin tinggi nilai BCS seekor domba,
maka semakin banyak lemak dan daging yang melekat sehingga mempengaruhi
performa karakteristik karkas yang semakin besar.
5. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil pemberian BK sebesar 12,99 kg,
kebutuhan BK pakan sebesar 12 kg dan kelebihan BK 0,99 kg. Hasil pemberian TDN
sebesar 9,06 kg, kebutuhan TDN pakan sebesar 6,28 kg, dan kelebihan TDN 2,78 kg.
Hasil pemberian PK sebesar 1,57 kg, kebutuhan PK pakan sebesar 1,38 kg. dan
kelebihan PK 0,19 kg.
2.2. Saran
Praktikum sebaiknya dilakukan pada ternak perah mas supaya praktikan paham
tentang pemeliharaan ternak perah dan juga metode pemerahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, D. S., D. W. Harjanti, dan R. Hartanto. 2020. Evaluasi Konsumsi Protein dan Energi
terhadap Produksi Susu Sapi Perah Awal Laktasi. Jurnal Peternakan Indonesia
22(3):292-305.
Allama, H., O. Sjofjan, E. Widodo, dan H. S. Prayogi. 2012. Pengaruh Penggunaan Tepung
Ulat Kandang (Alphitobius diaperinus) dalam Pakan terhadap Penampilan Produksi
Ayam Pedaging. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 22(3):1-8.
Arifin, M. 2015. Mempercepat Penggemukan Domba. AgroMedia, Jakarta.
Arifin, M., A. Y. Oktaviana, R. R. S. Wihansah, M. Yusuf, Rifkhan, J. K. Negara, dan A. K. Sio.
2016. Kualitas Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Susu Kambing pada Waktu Pemerahan
yang Berbeda di Peternakan Cangkurawok, Balumbang Jaya, Bogor. Jurnal Ilmu
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan 4(2):291-295.
Aslimah, S., M. Yamin, dan D. A. Astuti. 2014. Produktivitas Karkas Domba Garut Jantan
pada Pemberian Jenis Pakan dan Waktu yang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan
Teknologi Hasil Peternakan 2(1):251-256.
Astuti, D. A. 2009. Petunjuk Praktik Menggemukkan Domba, Kambing, dan Sapi Potong.
AgroMedia, Jakarta.
Atmaja, D. S., E. Kurnianto, dan B. Sutiyono. 2012. Ukuran-Ukuran Tubuh Domba Betina
Beranak Tunggal dan Kembar di Kecamatan Bawen dan Jambu Kabupaten
Semarang. Animal Agriculture Journal 1(1):123-133.
Awaludin, A., Y. R. Nugraheni, dan S. Nusantoro. 2017. Program Pengabdian Kepada
Masyarakat Teknik Handling dan Penyembelihan Hewan Qurban. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Peternakan 2(2):84-97.
Fadhilah, V. S., I. K. G. Wiryawan, dan S. Suharti. 2019. Pengaruh Penambahan
Mikroenkapsulasi Minyak Kanola terhadap Performa, Kecernaan Nutrien, dan Profil
Asam Lemak Rumen Domba. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 6(3):349-
357.
Fahmi, T., S. Tedi, dan E. Sujitno. 2015. Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak
Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Barat.
Griana, T. P. 2013. Scabies: Penyebab, Penanganan dan Pencegahannya. El-Hayah 4(1):37-
46.
Gunawan, A., dan B. W. Putera. 2016. Aplikasi Linier Ukuran Tubuh untuk Seleksi
Fenotipik Bibit Induk Sapi PO di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ilmu Produksi dan
Teknologi Hasil Peternakan 4(3):375-378.
Hernaman, I., A. Budiman, dan B. Ayuningsih. 2018. Pengaruh Penundaan Pemberian
Ampas Tahu pada Domba yang Diberi Rumput Gajah terhadap Konsumsi dan
Kecernaan. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran 8(1):1-6.
Indriani, A. P., A. Muktiani dan E. Pangestu. 2013. Konsumsi dan Produksi Protein Susu
Sapi Perah Laktasi yang Diberi Suplemen Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dan
Seng Proteinat. Animal Agriculture Journal 2(1):128–135.
Juniarto, A. D. 2018. Pengaruh Penggunaan Benzalkonium Klorida untuk Meningkatkan
Kualitas Susu Sapi. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia 3(1):9-15.
Khandari, S. M., dan S. Jahroh. 2015. Kelayakan Usaha Ternak Domba dengan Introduksi
Pakan Silase Daun Singkong (Kasus di Desa Petir, Kecamatan Dramaga Kabupaten
Bogor). Forum Agribisnis 5(2):213-224.
Kusnadi, U. dan E. Juarini. 2017. Optimalisasi Pendapatan Usaha Pemeliharaan Sapi Perah
dalam Upaya Peningkatan Produksi Susu Nasional. Wartazoa 17(1):21-28.
Mahardika, O., S. Sudjatmogo, dan T. H. Suprayogi. 2012. Tampilan Total Bakteri dan pH
pada Susu Kambing Perah Akibat Dipping Desinfektan yang Berbeda. Animal
Agriculture Journal 1(1):819-828.
Masir, U., dan A. Fausiah. 2020. Paritas dan Body Condition Score (BCS) Ternak Sapi Bali di
Wilayah Kanusuang, Sulawesi Barat. Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan 1(2):55-
59.
Ma’rufi, I., E. Istiaji, dan E. Witcahyo. 2012. Hubungan Perilaku Sehat Santri dengan
Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Kabupaten Lamongan. Ikesma 8(2):119-129.
Novaiza, A., A. H. Daulay, dan I. Sembiring. 2012. Pemanfaatan Amoniasi Urea Kulit
Daging Buah Kopi Padapakan Domba terhadap Karkas Domba Jantan Lepas Sapih.
Jurnal Peternakan Integratif 1(1):11-18.
Nugraha, B. K. 2016. Kajian Kadar Lemak, Protein dan Bahan Kering Tanpa Lemak Susu
Sapi Perah Fries Holland pada Pemerahan Pagi dan Sore di KPSBU Lembang.
Students e-Journal 5(4):1-15.
Nurmi, A. 2016. Respons Fisiologis Domba Lokal dengan Perbedaan Waktu Pemberian
Pakan dan Panjang Pemotongan Bulu. EKSAKTA: Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
MIPA 1(1):58-68.
Oktavia, Y., dan M. Widyarti. 2011. Analisis Iklim Mikro Kandang Domba Garut Sistem
Tertutup Milik Fakultas Peternakan IPB. Jurnal Keteknikan Pertanian 25(1):37-42.
Prasita, D., D.Samsudewa dan E. T. Setiatin. 2015. Hubungan antara Body Condition Score
(BCS) dan Lingkar Panggul terhadap Litter Size Kambing Jawarandu di Kabupaten
Pemalang. Agromedia 33(2):65-70.
Rabbani, R. A. 2016. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Rumah Tangga pada Pemeliharaan
Kambing di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Students e-Journal 5(4):1-8.
Septiadi, A. dan H. Nur. 2017. Kondisi Fisiologis Domba Ekor Tipis Jantan yang Diberi
Berbagai Level Ransum Fermentasi Isi Rumen Sapi. Jurnal Peternakan Nusantara
1(2):69-80.
Surjowarjodo, P. 2011. Tingkat Kejadian Mastitis dengan Whiteside Test dan Produksi
Susu Sapi Perah Friesien Holstein. Journal of Tropical Animal Production 12(1):46-
55.
Sutiyono, B., S. Johari, E. Kurnianto, Y. S. Ondho, Sutopo, Y. Ardian, A. Kusmuhernanda
dan Darmawan. 2010. Hubungan Penampilan Induk Anak Kambing dari Berbagai
Tipe Kelahiran. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 20(2):24-30.
Tarigan, A. dan S. P. Ginting. 2011. Pengaruh Taraf Pemberian Indigofera sp. terhadap
Konsumsi dan Kecernaan Pakan serta Pertambahan Bobot Hidup Kambing yang
Diberi Rumput Brachiaria ruziziensis. JITV 16(1):25-32.
Tulung, Y. L. R., A. F. Pendong, dan B. Tulung. 2020. Evaluasi Nilai Biologis Pakan Lengkap
Berbasis Tebon Jagung dan Rumput Campuran terhadap Kinerja Produksi Sapi
Peranakan Ongole (PO). Zootec 40(1):363-379.
Utomo, R. dan Miranti D. P. 2010. Tampilan Produksi Susu Sapi Perah yang Mendapat
Perbaikan Manajeman Pemeliharaan. Journal of Sustainable Agriculture 25(1):21-
25.
LAMPIRAN
https://drive.google.com/file/d/13yoS_kl7DxplIV8OngzfxGfIGmkfhdla/view?usp=drivesdk