Ny. T, 35 tahun BB, 75 Kg TB 160 cm, seorang Teller bark merasa badannya kurang ideal. Selama ini. Ny. T
mempunyai kebiasaan sarapan mie instan goreng 2 bungkus serta sering makan nasi Padang atau fast food
untuk maksan siang dan malam. Ny. T memiliki kebiasaan ngemil gorengan pada malam hari sehingga
berat badan terus meningkat dalam 1 tahun terakhir. Ny. T berusaha menurunkan berat badan dengan
mengurangi porsi makan dan tetap mengonsumsi karbohidrat, lipid dan protein dalam jumlah yang cukup
untuk mendapatkan energi dalarn melakukan aktivitas sehari-hari serta tidak ngemil pada malam hari.
Selain itu, Ny. T juga mulai melakukan latihan fisik berupa olahraga cross fit setiap malam hari selama l
jam. Setelah menjalani program penurunan berat badan selama 1 bulan. berat badan Ny. T
turun 3 kg. Hari ini, karena kesibukannya Ny. T tidak sempat makan malam tetapi tetap olahraga cross fit
seperti biasa. Setelah olahraga. Ny. T merasa pusing, lemas dan berkeringat dingin.
Menghitung IMT
Langkah-Langkah
Pemantauan Asupan Makan
75/(1,6)2 = 29,29
760 Kalori
664 Kalori 520 Kalori 137 Kalori
108 gr karbohidrat
70 gr karbohidrat 0 gr karbohidrat 6,74 gr karbohidrat
16 gram protein
70 gram protein 36 gram protein 1,99 gram protein
28 gram lemak
15 gram lemak 34 gram lemak 11,59 gram lemak
2.081 kkal
184,74 gr karbohidrat
123,99 gr protein
88,59 gr lemak
Kebutuhan Kalori Total perhari Kalori yang Ny. N asup
2.081 kkal
KET : 1410 kkal 184,74 gr karbohidrat
Protein 70,5 gram protein 123,99 gr protein
Karbohidrat 176,2 gram 88,59 gr lemak
Lemak 47 gram
Kesimpulan:
Pasien kelebihan asupan kalori perhari
Pasien kelebihan asupan karbohidrat perhari
Pasien kelebihan asupan protein dan lemak
Metabolisme lemak:
1. Mengkonsumsi lemak
2. Cairan empedu akan mengemulsifikasi
lemak dalam usus halus untuk membentuk
mmolekul yang lebih kecil
3. Enzim lipase didalam usus akan memecah
trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol
4. Asam lemak akan diserap oleh mukosa usus
dan dikonversi menjadi trogliserida.
5. Trigliserida akan tergabung dengan
kolesterol dan apolipoprotein menjadi
kilomikron
6. Kilomikron kemudian menuju ke jaringan
melalui sirkulasi limfatik dan sirkulasi darah
7. Didalam kapiler pembuluh darah,
lipoprotein lipase memecah kilomikron
menjadi asam lemak dan gliserol
8. Asam lemak masuk ke jaringan
9. Asam lemak yang ada di jaringan akan
dioksidasi kembali (untuk mekanisme
glukoneogenesis) atau diesterifikasi untuk
disimpan dalam bentuk adiposit
Metabolisme karbohidrat:
1. Karbohidrat masuk kedalam tubuh
2. Karbohidrat akan dipecah oleh enzim amilase yang disekresikan oleh saliva menjadi
maltosa
3. Karbohidrat yang masuk ke traktus GI (usus) di usus karbohidrat akan dipecah menjadi
bentuk monosakarida yaitu glukosa menggunakan enzim maltase, laktase dan
sukrase.
4. Peningkatan kadar glukosa dalam tubuh akan merangsang beta pankreas untuk
menghasilkan hormon insulin
5. Hormon insulin akan menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan cara
memasukkan glukosa kedalam sel (sel hati, sel otot, sel adiposa)
6. Glukosa yang masuk ke sel hati dan sel otot akan disimpan dalam bentuk glikogen
melalui proses glikogenesis dan glukosa yang masuk ke sel adiposa akan disimpan
dalam bentuk lipid melalui proses lipogenesis.
7. Glukosa yang masuk kedalam tubuh tadi selain disimpan juga akan digunakan untuk
proses pembentukkan energi aerob melalui siklus krebs.
8. Glukosa akan diubah menjadi glukosa 6 phosphate dan mgengalami proses glikolisis
untuk membentuk energi
Apabila glukosa dalam darah rendah (puasa/diet rendah kalori) maka glikogen yang
disimpan didalam hepar, otot dan juga lipid yang disimpan didalam sel adiposa akan
dipecah:
- Glikogen dipecah melalui proses glikogenolisis
- Lipid dipecah melalui proses lipogenolisis/lipolisis
Metabolisme protein:
1. Protein masuk ke tubuh
2. Protein dipecah oleh enzim endopeptidase didalam tubuh
untuk mencerna ikatan peptida internal:
- Pada saat protein masuk ke lambung, lambung akan
mensekresikan enzim pepsin untuk mengubah protein
menjadi pepton.
- Pada saat protein masuk ke usus halus, pankreas akan
mensekresikan enzim tripsin dan kemotripsin untuk
mengubah protein menjadi polipeptida
3. Protein juga akan dipecah oleh enzim eksopeptidase untuk
mencerna ikatan peptida internal agar melepaskan asam
amino
4. Setelah dicerna sebagian besar protein diserap dalam
bentuk asam amino bebas. Sebagian kecil diabsorbsi dalam
bentuk dipeptida dan tripeptida.
5. Beberapa peptida yang lebih besar dari tripeptida dapat
diabsorbsi secara transitosis
Pada saat tubuh kita mengkonsumsi lemak, karbo dan protein dalam jumlah banyak,
metabolisme tubuh kita akan meningkat sehingga energi yang dihasilkan meningkat.
Dengan cara:
1. Karbohidrat memasuki glikolisis dalam bentuk glukosa proses glikolisis akan
menghasilkan piruvat piruvat akan masuk kedalam mitokondria untuk
menjalankan siklus krebs, dengan cara piruvat diubah menjadi asetil KoA oleh
koenzim A (KoA) asetil KoA diubah menjadi unit asil yang kemudian masuk
kedalam siklus krebs untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP jumlah ATP yang
dihasilkan adalah 30-32 ATP untuk metabolisme aerob
2. Protein merupakan struktur makromolekul dari asam amino. dalam pembentukan
energi asam amino akan masuk kedalam proses glikolisis untuk menghasilkan
piruvat piruvat akan masuk kedalam mitokondria untuk menjalankan siklus
krebs, dengan cara piruvat diubah menjadi asetil KoA oleh koenzim A (KoA)
asetil KoA diubah menjadi unit asil yang kemudian masuk kedalam siklus krebs
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP
3. Lemak, akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol gliserol akan masuk ke
proses glikolisis untuk menghasilkan piruvat dan asam lemak akan
masuk kedalam mitokondria untuk menjalankan siklus krebs, dengan cara piruvat
diubah menjadi asetil KoA oleh koenzim A (KoA) asetil KoA diubah menjadi unit
asil yang kemudian masuk kedalam siklus krebs untuk menghasilkan energi dalam
bentuk ATP jumlah ATP yang dihasilkan adalah 30-32 ATP untuk metabolisme aerob
Peran vitamin dan mineral dalam metabolisme:
Vitamin dan mineral mempunyai fungsi penting dalam metabolisme tubuh yaitu sebagai kofaktor. Kofaktor
adalah susbtansi non protein yang berperan dalam reaksi ensimatis mental.
Koenzim vitamin
kofaktor
Ion ion metal
(mineral)
Kofaktor adalah bahan kimia yang membantu (molekul atau ion), yang terikat enzim untuk meningkatkan
aktivitas biologis enzim.
Hidro lisis
air dipecah
Seno, 30 tahun, seorang pekerja swasta, sedang bersepeda di hari minggu bersama teman-temannya
dengan rute Palembang-Inderalaya-Palembang pada pukul 08.00 WIB. Seno bersepeda dengan
menggunakan kostum lengkap pesepeda disertai dengan jaket parasut pada siang hari yang terik.
Awalnya Seno mengayuh sepeda sangat kencang, tidak lama kemudian ia mulai merasakan lelah, dan
kaki terasa pegal. Seno lalu mengayuh sepeda dengan pelan meski nafasnya sudah mulai terasa sesak,
wajahnya memerah dan banyak mengeluarkan keringat. Saat perjalanan pulang dari Inderalaya menuju
Palembang, pada pukul 11.30 WIB Seno pingsan dan dibawa ke klinik terdekat. Hasil pemeriksaan
kesadaran didapatkan Seno membuka mata ketika dipanggil, menepis tangan pemeriksa ketika diberi
rangsang nyeri dan hanya mengucapkan kata-kata dan tidak berupa kalimat. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan bibir Seno terlihat kering, wajah terlihat kemerahan, denyut jantung 128x/mnt, tekanan
darah 100/70 mmHg, frekuensi pernapasan 32x/menit, dan temperatur 410C.
Adaptasi autoregulasi suhu dalam aktivitas fisik
Peningkatan panas internal dalam tubuh mekanisme homeostasis tubuh yaitu cara menurunkan suhu dalam
tubuh dengan cara konveksi (vasodilatasi perifer) dan evaporasi (berkeringat) ekskresi keringat meningkat
cairan didalam tubuh berkurang CO menurun penurunan aktivitas reflex baroreseptor vasokonstriksi
pembuluh darah sistemik peningkatan TD dan HR meningkatkan suplai O2 ke jaringan perifer
Adaptasi sistem respirasi dalam aktivitas fisik
Saat aktivitas fisik kebutuhan O2 untuk pembentukan ATP (energi) meningkat sehingga tubuh
memberikan respon berupa peningkatan laju pernapasan agar kebutuhan O2 di jaringan terpenuhi.
Saat tubuh kelebihan CO2 dan kekurangan O2 saat sedang aktivitas fisik, akan terjadi rangsangan
pada kemoreseptor di medulla oblongata, medulla oblongata dan pons memberikan respon berupa
peningkatan sistem saraf somatik saat inspirasi dan ekspirasi sehingga laju pernapasan meningkat.
Adaptasi sistem syaraf dalam aktivitas fisik
Pada saat sedang melakukan aktivitas fisik, tubuh kita akan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik.
Sehingga akan terjadi peningkatan TD, HR, sekresi hormon adrenali dan noradrenalin meningkat dan
relaksasi bronkus.
Adaptasi endokrin dalam aktivitas fisik
Excersice berlebihan ditambah udara panas, menyebabkan aktivitas saraf simpatik kolinergik meningkat,
sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan ekskresi keringat meingkat, ekskresi keringan yang
meningkat menyebabkan cairan intravaskuler menurun (hipovolemia). Apabila cairan tubuh berkurang,
maka aliran balik vena menurun yang akan mengakibatkan darah yang dipompa ke seluruh tubuh (CO)
menurun.
1. Pada awalnya, terjadi mekanisme kompensasi yaitu refleks baroreseptor menurun sehingga
resistensi vaskular meningkat sehingga TD akan meningkat dan HR meningkat.
2. Namun, apabila kondisi ini terus menerus terjadi, maka tubuh akan mengalami mekanisme
dekompensasi, sehingga terjadi peningkatan aktivitas reflex baroreseptor, vasodilatasi pembuluh
darah sehingga TD menurun dan HR lama kelamaan akan menurun. Hal ini menyebabkan aliran
darah ke jaringan perifer menurun. Apabila penurunan aliran darah sampai ke otak, maka akan
kekurangan asupan O2 dan darah sehingga terjadilah Syncope.
Jalur Katabolik Menghasilkan ATP
Produksi ATP dapat melalui jalur aerob dan anaerob.
Satu glukosa yang dimetabolisme secara aerobik melalui siklus krebs
menghasilkan 30-32 ATP. Satu glukosa yang dimetabolisme secara anaerobik
menghasilkan hanya 2 ATP
TERIMAKASIH