Anda di halaman 1dari 31

OSOCA 1 BLOK 5

dr. Winny Mutia F


KEBUTUHAN NUTRISI
Skenario A

Ny. T, 35 tahun BB, 75 Kg TB 160 cm, seorang Teller bark merasa badannya kurang ideal. Selama ini. Ny. T
mempunyai kebiasaan sarapan mie instan goreng 2 bungkus serta sering makan nasi Padang atau fast food
untuk maksan siang dan malam. Ny. T memiliki kebiasaan ngemil gorengan pada malam hari sehingga
berat badan terus meningkat dalam 1 tahun terakhir. Ny. T berusaha menurunkan berat badan dengan
mengurangi porsi makan dan tetap mengonsumsi karbohidrat, lipid dan protein dalam jumlah yang cukup
untuk mendapatkan energi dalarn melakukan aktivitas sehari-hari serta tidak ngemil pada malam hari.
Selain itu, Ny. T juga mulai melakukan latihan fisik berupa olahraga cross fit setiap malam hari selama l
jam. Setelah menjalani program penurunan berat badan selama 1 bulan. berat badan Ny. T
turun 3 kg. Hari ini, karena kesibukannya Ny. T tidak sempat makan malam tetapi tetap olahraga cross fit
seperti biasa. Setelah olahraga. Ny. T merasa pusing, lemas dan berkeringat dingin.
Menghitung IMT

Langkah-Langkah
Pemantauan Asupan Makan
75/(1,6)2 = 29,29

Tentukan klasifikasi status gizi


dengan menggunakan tabel
WHO 2004

IMT Ny. T masuk kedalam


preobesitas
Penentuan BBI dengan rumus broca:
BBI = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg
BBI = 90% x (160 – 100) x 1kg
BBI = 54 kg Bagi pria dengan TB < 160 cm dan wanita < 150 cm:
BBI = (TB dalam cm-100) x 1 kg

Penentuan Kebutuhan energi basal (KEB) dengan rumus Harris


Benedict:
KEB laki-laki = 66,5 + (13,7 BB) + (5 TB) – (6,8 U)
KEB perempuan = 655 + (9,7 BB) + (1,7 TB) – (4,8 U)
KEB = 655 + (9,7 x 54) + (1,7 x 160) – (4,8 x 35)
655 +523+272-168
KEB = 1.282,8 kkal
Penentuan Jenis Aktivitas Fisik (AF)
Aktivitas Fisik:
• Penambahan 10%  diberi saat istirahat
1282 kkal x 20% • Penambahan 20%  aktivitas ringan: pegawai kantor, guru, IRT
• Penambahan 30%  aktivitas sedang: pegawai industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak
256,4 kkal berperang.
=1538 kcal • Penambahan 40%  aktivitas berat: petani, buruh, atlet, militer dalam keadaan latihan
• Penambahan 50%  aktivitas sangat berat: tukang becak, tukang gali.
Komposisi makronutrien Penentuan Faktor Stress (FS):
(kebutuhan karbo, protein dan DIGUNAKAN KALAU PASIEN SAKIT!!
lemak perhari) 1.282,8 kkal x 10%
- Protein 15-20% KET  1 gr Stres ringan  +10- 20% KEB 128,8 kkal
Stress sedang  + 30-40%KEB 1154 kcal
protein memberikan 4 kalori Stress berat  + 50-100%KEB
- Karbohidrat 50-60% KET 
1 gr karbohidrat memberikan
4 kalori Kebutuhan IMT/energi tambahan
- Lemak 25-30% KET  1 gr DIGUNAKAN KALAU PASIEN UNDERWEIGHT/OVERWEIGHT/OBESITAS
lemak memberikan 9 kalori
underweight  + 20% KEB
Overweight  - 10% KEB
Obesitas  - 20% KEB

Penentuan Kebutuhan Kalori Total (KET):


KET = Kebutuhan Energi Basal (KEB) + Aktifitas Fisik (AF) + faktor stress (FS)
+/- kebutuhan IMT
KET = 1.282 kkal + 256 kkal - 128 kkal
KET = 1410 kkal
Komposisi makronutrien (kebutuhan karbo, protein dan lemak perhari)
- Protein 15-20% KET  1 gr protein memberikan 4 kalori
- Karbohidrat 50-60% KET  1 gr karbohidrat memberikan 4 kalori
- Lemak 25-30% KET  1 gr lemak memberikan 9 kalori

Protein 20% x 1410 kkal = 282 kkal/4 = 70,5 gram protein

Karbohidrat 50% x 1410 = 705 kkal/4 = 176,2 gram

Lemak = 30% x 1410 kkal = 423 kkal/9 = 47 gram


Porsi Makan Ny. M (selama ini)
Sarapan Pagi Makan Siang Makan Malam Snack Malam

760 Kalori
664 Kalori 520 Kalori 137 Kalori
108 gr karbohidrat
70 gr karbohidrat 0 gr karbohidrat 6,74 gr karbohidrat
16 gram protein
70 gram protein 36 gram protein 1,99 gram protein
28 gram lemak
15 gram lemak 34 gram lemak 11,59 gram lemak

2.081 kkal
184,74 gr karbohidrat
123,99 gr protein
88,59 gr lemak
Kebutuhan Kalori Total perhari Kalori yang Ny. N asup

2.081 kkal
KET : 1410 kkal 184,74 gr karbohidrat
Protein 70,5 gram protein 123,99 gr protein
Karbohidrat 176,2 gram 88,59 gr lemak
Lemak 47 gram

Kesimpulan:
Pasien kelebihan asupan kalori perhari
Pasien kelebihan asupan karbohidrat perhari
Pasien kelebihan asupan protein dan lemak
Metabolisme lemak:
1. Mengkonsumsi lemak
2. Cairan empedu akan mengemulsifikasi
lemak dalam usus halus untuk membentuk
mmolekul yang lebih kecil
3. Enzim lipase didalam usus akan memecah
trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol
4. Asam lemak akan diserap oleh mukosa usus
dan dikonversi menjadi trogliserida.
5. Trigliserida akan tergabung dengan
kolesterol dan apolipoprotein menjadi
kilomikron
6. Kilomikron kemudian menuju ke jaringan
melalui sirkulasi limfatik dan sirkulasi darah
7. Didalam kapiler pembuluh darah,
lipoprotein lipase memecah kilomikron
menjadi asam lemak dan gliserol
8. Asam lemak masuk ke jaringan
9. Asam lemak yang ada di jaringan akan
dioksidasi kembali (untuk mekanisme
glukoneogenesis) atau diesterifikasi untuk
disimpan dalam bentuk adiposit
Metabolisme karbohidrat:
1. Karbohidrat masuk kedalam tubuh
2. Karbohidrat akan dipecah oleh enzim amilase yang disekresikan oleh saliva menjadi
maltosa
3. Karbohidrat yang masuk ke traktus GI (usus) di usus karbohidrat akan dipecah menjadi
bentuk monosakarida yaitu glukosa menggunakan enzim maltase, laktase dan
sukrase.
4. Peningkatan kadar glukosa dalam tubuh akan merangsang beta pankreas untuk
menghasilkan hormon insulin
5. Hormon insulin akan menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan cara
memasukkan glukosa kedalam sel (sel hati, sel otot, sel adiposa)
6. Glukosa yang masuk ke sel hati dan sel otot akan disimpan dalam bentuk glikogen
melalui proses glikogenesis dan glukosa yang masuk ke sel adiposa akan disimpan
dalam bentuk lipid melalui proses lipogenesis.
7. Glukosa yang masuk kedalam tubuh tadi selain disimpan juga akan digunakan untuk
proses pembentukkan energi aerob melalui siklus krebs.
8. Glukosa akan diubah menjadi glukosa 6 phosphate dan mgengalami proses glikolisis
untuk membentuk energi

Apabila glukosa dalam darah rendah (puasa/diet rendah kalori) maka glikogen yang
disimpan didalam hepar, otot dan juga lipid yang disimpan didalam sel adiposa akan
dipecah:
- Glikogen dipecah melalui proses glikogenolisis
- Lipid dipecah melalui proses lipogenolisis/lipolisis
Metabolisme protein:
1. Protein masuk ke tubuh
2. Protein dipecah oleh enzim endopeptidase didalam tubuh
untuk mencerna ikatan peptida internal:
- Pada saat protein masuk ke lambung, lambung akan
mensekresikan enzim pepsin untuk mengubah protein
menjadi pepton.
- Pada saat protein masuk ke usus halus, pankreas akan
mensekresikan enzim tripsin dan kemotripsin untuk
mengubah protein menjadi polipeptida
3. Protein juga akan dipecah oleh enzim eksopeptidase untuk
mencerna ikatan peptida internal agar melepaskan asam
amino
4. Setelah dicerna sebagian besar protein diserap dalam
bentuk asam amino bebas. Sebagian kecil diabsorbsi dalam
bentuk dipeptida dan tripeptida.
5. Beberapa peptida yang lebih besar dari tripeptida dapat
diabsorbsi secara transitosis
Pada saat tubuh kita mengkonsumsi lemak, karbo dan protein dalam jumlah banyak,
metabolisme tubuh kita akan meningkat sehingga energi yang dihasilkan meningkat.
Dengan cara:
1. Karbohidrat memasuki glikolisis dalam bentuk glukosa  proses glikolisis akan
menghasilkan piruvat  piruvat akan masuk kedalam mitokondria untuk
menjalankan siklus krebs, dengan cara piruvat diubah menjadi asetil KoA oleh
koenzim A (KoA)  asetil KoA diubah menjadi unit asil yang kemudian masuk
kedalam siklus krebs untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP jumlah ATP yang
dihasilkan adalah 30-32 ATP untuk metabolisme aerob
2. Protein merupakan struktur makromolekul dari asam amino. dalam pembentukan
energi asam amino akan masuk kedalam proses glikolisis untuk menghasilkan
piruvat  piruvat akan masuk kedalam mitokondria untuk menjalankan siklus
krebs, dengan cara piruvat diubah menjadi asetil KoA oleh koenzim A (KoA) 
asetil KoA diubah menjadi unit asil yang kemudian masuk kedalam siklus krebs
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP
3. Lemak, akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol  gliserol akan masuk ke
proses glikolisis untuk menghasilkan piruvat  dan asam lemak akan
masuk kedalam mitokondria untuk menjalankan siklus krebs, dengan cara piruvat
diubah menjadi asetil KoA oleh koenzim A (KoA)  asetil KoA diubah menjadi unit
asil yang kemudian masuk kedalam siklus krebs untuk menghasilkan energi dalam
bentuk ATP jumlah ATP yang dihasilkan adalah 30-32 ATP untuk metabolisme aerob
Peran vitamin dan mineral dalam metabolisme:

Vitamin dan mineral mempunyai fungsi penting dalam metabolisme tubuh yaitu sebagai kofaktor. Kofaktor
adalah susbtansi non protein yang berperan dalam reaksi ensimatis mental.

Koenzim vitamin
kofaktor
Ion ion metal
(mineral)

Kofaktor adalah bahan kimia yang membantu (molekul atau ion), yang terikat enzim untuk meningkatkan
aktivitas biologis enzim.

Mekanisme absorbsi vitamin dan mineral:


Vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) diabsorbsi di usus halus bersamaan dengan lemak. Vitamin yang
larut dalam air (C dan sebagian besar vitamin B). Absorbsi mineral biasanya terjadi melalui transport aktif
Peran air dalam metabolisme:

Air berperan sebagai:


- Donor proton H+  menurunkan pH cairan tubuh
- sumber “hidrogen bond”
- Sebagai alat pengangkut
- Sebagai pelarut
- Sebagai media semua reaksi dalam tubuh

Contoh peran air dalam metabolisme adalah dalam proses katabolisme.


Yaitu merubah molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil (hidrolisis)

Hidro lisis

air dipecah

Hidrolisis berperan dalam mekanisme pembentukan ATP


Mekanisme hipoglikemia

Keadaan dimana glukosa dalam


plasma darah rendah
HOMEOSTASIS
” SANMORI ”

Seno, 30 tahun, seorang pekerja swasta, sedang bersepeda di hari minggu bersama teman-temannya
dengan rute Palembang-Inderalaya-Palembang pada pukul 08.00 WIB. Seno bersepeda dengan
menggunakan kostum lengkap pesepeda disertai dengan jaket parasut pada siang hari yang terik.
Awalnya Seno mengayuh sepeda sangat kencang, tidak lama kemudian ia mulai merasakan lelah, dan
kaki terasa pegal. Seno lalu mengayuh sepeda dengan pelan meski nafasnya sudah mulai terasa sesak,
wajahnya memerah dan banyak mengeluarkan keringat. Saat perjalanan pulang dari Inderalaya menuju
Palembang, pada pukul 11.30 WIB Seno pingsan dan dibawa ke klinik terdekat. Hasil pemeriksaan
kesadaran didapatkan Seno membuka mata ketika dipanggil, menepis tangan pemeriksa ketika diberi
rangsang nyeri dan hanya mengucapkan kata-kata dan tidak berupa kalimat. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan bibir Seno terlihat kering, wajah terlihat kemerahan, denyut jantung 128x/mnt, tekanan
darah 100/70 mmHg, frekuensi pernapasan 32x/menit, dan temperatur 410C.
Adaptasi autoregulasi suhu dalam aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan


produksi panas internal. Panas internal berasal dari metabolisme
tubuh yang meningkat dan dari kontraksi otot yang meningkat.
Apabila terjadi peningkatan suhu tubuh maka tubuh akan
mengaktifkan mekanisme kompensasi dengan cara mengeluarkan
panas tubuh melalui proses konduksi, radiasi, konveksi dan evaporasi.

1. Mekanisme evaporasi: Pada saat panas tubuh meningkat, terjadi


peningkatan rangsangan saraf simpatis kolinergik sehingga
pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi  pengeluaran
panas tubuh meningkat dan panas internal tubuh menurun
2. Mekanisme konduksi: panas tubuh diturunkan dengan cara ke
benda yang lebih dingin yang menyentuh tubuh seperti kompres
es
3. Mekanisme konveksi: udara panas naik dan dialirkan oleh udara
dinigin disekitr tubuh
4. Mekanisme radiasi: Energi radiasi dapat diserap/dipantulkan, oleh
sebab itu palkaian berwarna terang mencegah heat related illness
karena penyerapan panas lebih sedikit
Klasifikasi Heat Stroke
Klasik (Heat stroke tanpa aktivitas) Heat Stroke dengan aktivitas
Terjadi karena suhu lingkungan yang panas Biasanya terjadi pada orang dewasa muda
dan terdapat paparan pasif dari lingkungan. yang banyak aktivitas diluar rumah dengan
Biasanya terjadi pada anak-anak, orang tua paparan panas yang tinggi.
dan pasien ODGJ. Heat stroke terjadi ketika suhu tubuh tinggi
Mekanisme homeostais gagal karena suhu dan sistem thermoregulasi gagal respon
lingkungan yang sangat tinggi secara adekuat.
Mekanisme Heat Stroke

Pada suhu tubuh yang ekstrim


 respon inflamasi sistemik
meningkat dan peningkatan
permeabilitas dinding sel
(vasokonstriksi splanchnic) 
pelepasan endotoksin
meningkat  kerusakan
sel dan Kegagalan
termoregulasi  heat
stroke
Adaptasi autoregulasi suhu dalam aktivitas fisik

Suhu tubuh tinggi  pengaturan


thermoregulasi di hipothalamus 
mengaktifkan sistem saraf simpatis
kolinergik  vasodilatasi pembuluh
darah perifer untuk menghilangkan panas
secara konvektif dan evaporasi 
sekresi keringat dari kelenjar keringat 
pengeluaran panas tubuh melalui
pendinginan penguapan
Thermoregulasi diotak

Pengeluaran suhu tubuh diatur oleh mekanisme


thermoregulasi di hipothalamus. Hipothalamus akan
memberikan respon untuk menurunkan panas tubuh
apabila panas tubuh melebihi 37,8oC. Aktivasi
thermoregulasi pada hipothalamus akan
meningkatkan sistem saraf kolinergik simpatis
sehingga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
dan peningkatan sekresi kelenjar keringat. Dengan
adanya mekanisme ini akan menyebabkan suhu tubuh
menurun
Adaptasi kardiovaskuler dalam aktivitas fisik

Peningkatan panas internal dalam tubuh  mekanisme homeostasis tubuh yaitu cara menurunkan suhu dalam
tubuh dengan cara konveksi (vasodilatasi perifer) dan evaporasi (berkeringat)  ekskresi keringat meningkat 
cairan didalam tubuh berkurang  CO menurun  penurunan aktivitas reflex baroreseptor  vasokonstriksi
pembuluh darah sistemik  peningkatan TD dan HR meningkatkan suplai O2 ke jaringan perifer
Adaptasi sistem respirasi dalam aktivitas fisik

Saat aktivitas fisik kebutuhan O2 untuk pembentukan ATP (energi) meningkat sehingga tubuh
memberikan respon berupa peningkatan laju pernapasan agar kebutuhan O2 di jaringan terpenuhi.

Saat tubuh kelebihan CO2 dan kekurangan O2 saat sedang aktivitas fisik, akan terjadi rangsangan
pada kemoreseptor di medulla oblongata, medulla oblongata dan pons memberikan respon berupa
peningkatan sistem saraf somatik saat inspirasi dan ekspirasi sehingga laju pernapasan meningkat.
Adaptasi sistem syaraf dalam aktivitas fisik

Pada saat sedang melakukan aktivitas fisik, tubuh kita akan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik.
Sehingga akan terjadi peningkatan TD, HR, sekresi hormon adrenali dan noradrenalin meningkat dan
relaksasi bronkus.
Adaptasi endokrin dalam aktivitas fisik

Sistem endokrin terdiri atas hipothalamus,


hipofisis, kelenjar tiroid dan paratiroid, pankreas,
glandula adrenal, kelenjar gonad, glandula pineal
dan thymus.

Saat terjadi aktivitas fisik, hipothalamus akan


mensekresikan hormon kortikotropin releasing
hormon untuk dikirim ke hipofisis anterior,
kemudian hipofisis anterior akan mensekresikan
hormon adenokortikotropin. ACTH akan menuju
glandula adrenal, di glandula adrenal ACTH akan
memicu produksi epinefrin dan norepinefrin
yang berfungsi untuk meningkatkan TD, HR,
meningkatkan kadar darah dan glukosa tubuh.
Hipertermia, hipoksia dan hipovolemia pada excersice berlebih dan paparan panas

Excersice berlebihan ditambah udara panas, menyebabkan aktivitas saraf simpatik kolinergik meningkat,
sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan ekskresi keringat meingkat, ekskresi keringan yang
meningkat menyebabkan cairan intravaskuler menurun (hipovolemia). Apabila cairan tubuh berkurang,
maka aliran balik vena menurun yang akan mengakibatkan darah yang dipompa ke seluruh tubuh (CO)
menurun.

1. Pada awalnya, terjadi mekanisme kompensasi yaitu refleks baroreseptor menurun sehingga
resistensi vaskular meningkat sehingga TD akan meningkat dan HR meningkat.
2. Namun, apabila kondisi ini terus menerus terjadi, maka tubuh akan mengalami mekanisme
dekompensasi, sehingga terjadi peningkatan aktivitas reflex baroreseptor, vasodilatasi pembuluh
darah sehingga TD menurun dan HR lama kelamaan akan menurun. Hal ini menyebabkan aliran
darah ke jaringan perifer menurun. Apabila penurunan aliran darah sampai ke otak, maka akan
kekurangan asupan O2 dan darah sehingga terjadilah Syncope.
Jalur Katabolik Menghasilkan ATP
Produksi ATP dapat melalui jalur aerob dan anaerob.
Satu glukosa yang dimetabolisme secara aerobik melalui siklus krebs
menghasilkan 30-32 ATP. Satu glukosa yang dimetabolisme secara anaerobik
menghasilkan hanya 2 ATP
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai