STUDI KASUS
BALITA USIA 3 - < 4 TAHUN
Anita berusia 3 tahun 2 bulan dengan berat badan 15,5 kg dan tinggi badan 92
cm. Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia diketahui Hb 11,5 g/dL sementara
kadar glukosa darah adalah 87 mg/dL. Orang tua Anita mengeluhkan bahwa Anita
sering terlihat mengantuk, lemas, dan pucat.
Pola makannya Anita tergolong cukup baik. Asupan sayur dan buah cukup,
demikian juga dengan sumber protein. Anita masih mengkonsumsi susu formula
sebanyak 3 botol per hari (@200 ml) . Makanan kesukaan Anita adalah coklat, susu
coklat dan kentang goreng. Diketahui Anita alergi terhadap ikan laut. Berdasarkan
hasil recall 24 jam diketahui asupan energi 1230 kcal, protein 35 gram, lemak 53
gram, dan karbohidrat 163 gram.
Riwayat penyakit Anita adalah bronchitis dimana batuk berbulan-bulan tidak
sembuh. Berdasarkan hal ini diperlukan penanganan dari sisi gizi agar kondisi Anita
tetap baik.
II. SOAP
A. Subjektif
1. Biodata
Nama : Balita A
Umur : 3 tahun 2 bulan (38 bulan)
Jenis kelamin : Perempuan
2. Riwayat gizi
a. Kebiasaan makan :
3 botol per hari (@200 ml)
Pola makan baik
Asupan sayur, buah dan protein cukup
b. Makanan yang disukai : Suka mengonsumsi coklat, susu coklat dan
kentang goreng
c. Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
d. Makanan pantangan : Tidak ada
e. Makanan yang menimbulkan alergi : Ikan laut
3. Perubahan BB : Tidak ada
B. Objektif
1. Antropometri
a. TB : 92 CM
b. BB sekarang : 15,5 kg
2. Biokimia
a. Hb : 11,5 g/dL
b. Glukosa darah : 87 mg/dL
3. Fisik klinik : Tidak ada
4. Dietary
Hasil Recall
a. Energi = 1230 kkal
b. Protein = 35 gram
c. Lemak = 53 gram
d. Karbohidrat = 163 gram
C. ASESMENT
C. Asesment
59
1. Antropometri : Berdasarkan perhitungan IMT = → 23,63 status
(1,58)2
D. Planing
a) Meningkatkan zat gizi lemak dan protein agar memperoleh gizi yang
seimbang.
b) Mempetahankan zat gizi lainnya pada ibu menyusui agar anak dan ibu
tetap terpenuhi gizinya.
c) Membuat variasi makanan untuk ibu menyusui agar asinya tetap lancar.
= 1397,64
= 2251,75 kkal
15
Protein 15% = 100 × 2251,75
= 337,76 : 4
= 84,44 gram
20
Lemak 20% = 100 × 2251,75
= 450,35 : 9
= 50,03 gram
65
Kh 65% = 100 × 2251,75
= 1463,63 : 4
= 365,90 gram
Syarat perhitungan
Karbohidart = ½ x 2251,75
= 1125,87 : 175
= 6,4 = 6P
Protein hewani =2–3P
Protein Nabati =2–3P
Sayuran =3–5P
Gula = 5 – 10% total E ( 2-4 P)
10
Max = x 2251,75
100
= 225,175 : 50 = 4,5
5
Min = 100 x 2251,75
= 112,587 : 50 = 2,2
Dari studi kasus yang kami analisis di atas, kami mendapatkan hasil bahwa
pasien Ny. I berumur umur 27 tahun, jenis kelamin perempuan, mempunyai
kebiasaan makan sehari 3x dengan cemilan 3x dan selalu mengkonsumsi susu ibu
menyusui 1x sehari pada frekuensi makan Ny. I sudah baik sehingga nutrisi yang
ada ditubuh Ny. I tidak akan kekurangan dan sering mengkonsumsi daun katuk
untuk memperlancar ASI nya, tidak hanya pada konsumsi daun katuk saja cara
memperlancar ASI tetapi jenis – jenis sayuran lainya juga dapat memperlancar ASI
yaitu sayur bayam, brokoli dan sayuran berwarana hijau tua lainnya, karena sayuran
hijau mengandung jumlah kalsium, folat, betakaroten, dan riboflavin yang tinggi.
Ny. I suka mengkonsumsi telur, seafood dan sayur, tetapi tidak menyukai buah-
buahan, padahal buah-buah sangat penting untuk karena dapat menjadi sumber
energi yang baik untuk ibu menyusui dan produksi ASInya. , Ny. I tidak memiliki
pantangan dan alergi terhadap makanan.
Hasil data objektif diketahui nilai Antropometri Ny. I yaitu TB 156 cm, BB
sebelum hamil 50 kg, BB setelah melahirkan 62 kg, BB setelah menyusui 59 kg,
maka pada penurunan BB Ny. I dari akhir kehamilan hingga sekarang ini 3 kg.
Angka ini menunjukkan bahwa simpanan lemak yang terpakai untuk memproduksi
ASI hanya sedikit karena, pada saat setelah Ny. I melahirkan, ASI-nya belum
keluar, Sehingga menurut teori simpanan lemak selama hamil dapat menyumbang
energi 100-200 kkl/hari dengan begitu proses menyusui membantu mempercepat
penurunan berat badan ibu karena berkaitan dengan hormon oksitosit,(
Arisman,2009). Riwayat makan Ny. I dari hasil reccal diketahui bahwa asupan
energi Ny. I 2200 kkal, protein 59 gram, lemak 60 gram, karbohidrat 345 gram,
sehingga dapat dikatakan masih sedikit kurang bila dibandingkan dengan tabel
AKG.
Pada perhitungan IMT Ny. I mendapatkan hasil 23,63 menurut cut off point
IMT normal yaitu 18,3 – 25,0 (Depkes keluarga sadar gizi,2009) maka dengan
angka 23,63 masih dikatakan status gizi Ny. I normal dengan begitu membuatu
perencanan menunya hanya mempertahkan status gizi saja. Perhitungan kenaikan
berat badan pada saat hamil juga normal sesuai dengan cut off pont ibu hamil yaitu
IMT dibandingan dengan penambahan berat Ny. I pada saat hamil yaitu IMT
sebelum hamil adalah 20,02 (normal) dan penabahan berat badan pada saat hamil
12 kg, lalu pada cut off point dikatakan status gizi normal penambahan berat
badannya 11,5 – 16 kg (berdasarkan Internationan organization for Mirgation,
1990) sehingga penambahan BB dikata normal. Pada studi kasus Ny. I tidak terdapat
masalah Biokimia dan Fisik klinik. Lalu dietary Ny. I berdasarkan hasil recall di
bandingkan dengan tabel (AKG,2013) mendapatkan hasil persen pemenuhan ±
10% yaitu pada energi 85,27%, protein 77,63%, lemak 69,76% dan karbohidrat
95,6%. Dapat kita lihat bahwa pada energi,protein, dan lemak masih kurang
terutama pada lemak masih banyak sekali, dengan begitu dalam perencanana dapat
ditambahkan makanan yang mengandung tinggi lemak dan protein agar gizi pada
Ny.I tercukupi dan seimbang.
Pada kasus Ny. I perencana diet yang diberikan yaitu untuk Meningkatkan
zat gizi lemak dan protein agar memperoleh gizi yang seimbang karena ibu masih
membutuhkan penambahan zat gizi sebesar 15% pada protein dan 10% pada lemak,
mempertahankan zat gizi lainya agar status gizi pada masa ibu menyusui anaknya
terpenuhi karena pada seorang ibu yang sedang menyusui harus menjaga
keseimbangan zat gizi agar pertubuhan bayi juga berhasil dan tumbuh dengan baik,
lalu pada seorang ibu juga penting karena tubuh ibu bisa menjadi sehat serta kualitas
dan kuantitas produksi ASI menjadi lebih baik dan membuat makanan yang
bervariasi untuk ibu menyusui agar ASI nya tetap lancar, karena pada produksi ASI
salah satunya berhubungan dengan berbagai macam variasi makanan agar ASI yang
di peroleh zat gizi terpenuhi dengan baik . Adapun prinsip dan syaratnya yaitu untuk
memenuhi kebutuhan energi yaitu 2251,75% kkal, protein 15%, lemak 20%, dan
karbohidrat 65% dari persentase tersebut digunakan karena sesuai dengan tujuan
meningkatkan zat gizi pada Ny. I susuai dengan perhitungan Hariss Bennedict.
mengkonsumsi air putih Paling sedikit 8 gelas perhari karena pada ibu meyusui
harus meningkatkan intake cairan yang bertujuan agar selama menyusui ibu tidak
dehidrasi. Konsumsi air dianjurkan 2-3 liter per hari atau lebih dari 8 gelas (12-13
gelas sehari) kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-buahan
dan air yang tersedia di makanan (bruyen,2008) dan makan dengan menu seimbang
terutama sumber protein, energi, lemak dan karbohidrat.
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu
yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil.Rata-
rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/
100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan.
Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510
kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata
ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001). Oleh sebab
itu, pemberian menu berupa nasi, sayur bening bayam campur wortel, telur rebus,
tempe goreng, dan air putih beserta dengan susu dimaksudkan untuk memenuhi
nutrisi dan menambah energi bagi ibu I agar lebih bersemangat untuk menjalani
berbagai aktivitas pada hari itu. Pemilihan susu sebagai bagian dari menu makanan
pagi hari karena susu dapat menyumbang kalori tambahan, nasi sebagai sumber
energi, sayur bayam campur wortel dapat meningkatkan produksi asi, telur rebus
kaya akan protein yang sangat dibutuhkan oleh setiap ibu menyusui, tempe goreng
juga kaya akan protein dan antioksidan yang dapat memperbaiki sel-sel yang rusak
serta air putih yang wajib diminum karena semua makanan yang wajib dikonsumsi
saat menyusui tidak akan bekerja secara maksimal jika tidak diimbangi dengan
mengkonsumsi cukup air putih.
Pada selingan pagi, kami memilih menu cracker karena cracker merupakan
camilan yang baik bagi ibu menyusui yang mengandung protein, serat, dan kalsium.
Cracker juga dapat menjaga ibu agar tetap kenyang (supadmi dkk, 2008). Dan Air
putih dapat mencegah ibu agar tidak dehidrasi dan dapat membantu meningkatkan
intake cairan ibu (asmadi,2011). Lalu Pada menu makan siang, kami memilih menu
nasi, tumis kacang panjang + tahu, dengan lauk ayam bakar dan segelas air putih.
Nasi sebagai sumber Karbohidrat, tumis kacang panjang + tahu baik bagi ibu karena
kacang panjang mengandung vitamin A, kalsium, serat, dan vitamin D
(sediaoetama,2006). Sedangkan tahu merupakan sumber protein nabati & ayam
bakar yang merupakan sumber protein hewani, sehingga menu makan siang yang
kami buat untuk Ny. I sudah seimbang.
Pada selingan malam, kami memilih menu bubur kacang hijau karena bubur
kacang hijau yang hangat, cocok untuk dikonsumsi ketika malam hari. Kacang hijau
sendiri merupakan sumber protein nabati yang dapat membantu melancarkan
pencernaan dan menurunkan resiko penyakit jantung. Kacang hijau juga merupakan
sumber karbohidrat kompleks dan serat yang baik bagi tubuh (jurnal
flobamora,2010).
IV. KESIMPULAN
Assesment
Data antropometri yang didapat menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh
(IMT) Ny. I normal (Depkes keluarga sadar gizi,2009). Selain itu, data
dietary yaitu recall 24 jam dari Ny. I menunjukkan frekuensi makan sudah baik,
hanya nilai zat gizi energi,protein dan lemak nya masih kurang.
Planing
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan diet yang harus
diberikan adalah untuk mempertahankan status gizi ibu dan anaknya dan juga
membuat makanan yang bergaris di agar ibu menyusui memiliki ASI yang
lancar.
Prinsip dan syarat
Untuk memenuhi kebutuhan energi Ny. I yaitu sebesar 2251,75%, protein 15%,
lemak 20%, dan karbohidrat 65%, makan. Dan juga konsumsi makan yang
mampu meningkatkan energi, lemak, protein, dan karbohidrat.
Perhitungan kebutuan gizi
kebutuhan Energi sesuai faktor aktifitas, protein 15%, lemak 25% dan
karbohidart 65% dihitung berdasarkan rumus Hariss Benedict, dan ditambah
AKG untuk ibu menyusui 0-6 bulan. Kebutuhan zat gizi digunakan untuk
mempertahankan status gizi serta menambah nutrisi untuk bayi yang disusui.
Pejabaran kebutuhan gizi sehari
Mengunakan Karbohidrat 6P, Protein Hewani tinggi 1P, Protein Hewani
sedang 2P, Protein Nabati 3P, Sayur B 3P, Sayur C 2P, Gula 2P, Susu rendah
lemak 1P, Minyak 3P.% pemenuhan 90-110% di peroleh Energi = 94,37%,
Protein = 90%, Lemak = 105,9%.
Perencanan menu
Dari perencanaan menu yang kami buat, kami memilih menu masakan yang
bertujuan untuk membantu melancarkan produksi asi Ny. I, dan membantu
mencukupi kebutuhan energi, protein, lemak, dan KH serta membantu
meningkatkan intake cairan Ny. I.
V. DAFTAR PUSTAKA
Afianti, F., & Indrawati , V. (2015). pegaruh penambahan tepung ikan gabus
dan air terhadap sifat organepoleptik crackers. journal boga, (4) 46-55.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik jilid I.
Jakarta: Badan penerbit IDAI. 2011
MB, Dr Arisman, 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi – Gizi Dalam Daur Kehidupan
Edisi 2. Jakarta : EGC.
Sediaoetomo. 2006. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid II. Jakarta:
Dian rakyat