Anda di halaman 1dari 16

I.

STUDI KASUS
BALITA USIA 3 - < 4 TAHUN
Anita berusia 3 tahun 2 bulan dengan berat badan 15,5 kg dan tinggi badan 92
cm. Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia diketahui Hb 11,5 g/dL sementara
kadar glukosa darah adalah 87 mg/dL. Orang tua Anita mengeluhkan bahwa Anita
sering terlihat mengantuk, lemas, dan pucat.
Pola makannya Anita tergolong cukup baik. Asupan sayur dan buah cukup,
demikian juga dengan sumber protein. Anita masih mengkonsumsi susu formula
sebanyak 3 botol per hari (@200 ml) . Makanan kesukaan Anita adalah coklat, susu
coklat dan kentang goreng. Diketahui Anita alergi terhadap ikan laut. Berdasarkan
hasil recall 24 jam diketahui asupan energi 1230 kcal, protein 35 gram, lemak 53
gram, dan karbohidrat 163 gram.
Riwayat penyakit Anita adalah bronchitis dimana batuk berbulan-bulan tidak
sembuh. Berdasarkan hal ini diperlukan penanganan dari sisi gizi agar kondisi Anita
tetap baik.

II. SOAP
A. Subjektif
1. Biodata
Nama : Balita A
Umur : 3 tahun 2 bulan (38 bulan)
Jenis kelamin : Perempuan
2. Riwayat gizi
a. Kebiasaan makan :
 3 botol per hari (@200 ml)
 Pola makan baik
 Asupan sayur, buah dan protein cukup
b. Makanan yang disukai : Suka mengonsumsi coklat, susu coklat dan
kentang goreng
c. Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
d. Makanan pantangan : Tidak ada
e. Makanan yang menimbulkan alergi : Ikan laut
3. Perubahan BB : Tidak ada
B. Objektif
1. Antropometri
a. TB : 92 CM
b. BB sekarang : 15,5 kg
2. Biokimia
a. Hb : 11,5 g/dL
b. Glukosa darah : 87 mg/dL
3. Fisik klinik : Tidak ada
4. Dietary
Hasil Recall
a. Energi = 1230 kkal
b. Protein = 35 gram
c. Lemak = 53 gram
d. Karbohidrat = 163 gram

C. ASESMENT
C. Asesment

59
1. Antropometri : Berdasarkan perhitungan IMT = → 23,63 status
(1,58)2

Ny. I BB normal (Depkes keluarga sadar gizi,2009) lalu,


pada Perhitungan kenaikan berat badan dari sebelum hamil
50
sampai akhir kehamilan yaitu IMT = 1,582 = 20,02 (normal)

dan pada perhitungan penambahan berat badan pada masa


kehamilan yaitu, 62– 50 = 12 kg sehingga pada cut off point
dikatakan pada status IMT normal penambahannya BB 11,5
– 16 kg maka ibu I dikatakan penabahannya normal
(berdasarkan Internationan organization for Mirgation,
1990). Lalu pada penurunan BB dari masa kehamilan
hingga sekarang normal.

2. Biokimia : Tidak ada


3. Fisik klinik : Tidak ada
4. Dietary : Energi Protein Lemak Karbohidart
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Hasil Recall 2200 59 60 348
AKG 2580 76 86 364
% pemenuhan
(90-110%) 85,27% 77,63% 69,76% 95,6%

Hasil dari perbandingan recall ny. I dengan AKG


dikatakan bahwa % pemenuhan pada energi, protein, dan
lemak masih kurang. Hanya pada karbohidat saja yang
sudah cukup.

D. Planing

a) Meningkatkan zat gizi lemak dan protein agar memperoleh gizi yang
seimbang.

b) Mempetahankan zat gizi lainnya pada ibu menyusui agar anak dan ibu
tetap terpenuhi gizinya.
c) Membuat variasi makanan untuk ibu menyusui agar asinya tetap lancar.

2. Prinsip dam Syarat diet

 Sumbur energi yaitu 2251,75 kkal


 Sumber protein 15%
 Sumber lemak 20%
 Sumber Karbohidrat 65%
 Makan makanan yang mampu meningkatkan produksi Asi
 Cukup cairan (konsumsi air putih paling sedikit 8 gelas/hari)
 Makanan dengan menu seimbang terutama sumber protein, energi, lemak,
dan karbohidart.

3. Perhitungan kebutuhan gizi ( Hariss Benediet )

 BMR = 655,1 + (9,66 x 59 ) + (1,85 x 158) – (4,68 x 27)

= 655,1 + 576,60 + 292,3 – 126,36

= 1397,64

 TEE = 1397,64 x 1,375 → (aktivitas ringan)

= 1921,75 + 330 → (Penambahan energi 6 bulan pertama AKG)

= 2251,75 kkal

15
 Protein 15% = 100 × 2251,75

= 337,76 : 4
= 84,44 gram

20
 Lemak 20% = 100 × 2251,75
= 450,35 : 9
= 50,03 gram

65
 Kh 65% = 100 × 2251,75
= 1463,63 : 4
= 365,90 gram
 Syarat perhitungan
 Karbohidart = ½ x 2251,75

= 1125,87 : 175

= 6,4 = 6P
 Protein hewani =2–3P
 Protein Nabati =2–3P
 Sayuran =3–5P
 Gula = 5 – 10% total E ( 2-4 P)
10
Max = x 2251,75
100

= 225,175 : 50 = 4,5
5
Min = 100 x 2251,75

= 112,587 : 50 = 2,2

 Penjabaran kebutuhan gizi sehari

Golongan Penukar Energi Protein Lemak KH


(kkal) (gram) (gram) (gram)
Karbohidrat 6P 1050 24 - 240
Protein Hewani 1P 225 7 13 -
tinggi
Protein Hewani 2P 150 14 10 -
sedang
Protein Nabati 3P 150 15 9 21
Sayur B 3P 75 3 - 15
Sayur C 2P 100 6 - 20
Gula 2P 100 - - 24
Susu rendah lemak 1P 125 7 6 10
Minyak 3P 150 - 15 -
Jumlah 2125 76 53 330
Kebutuhan 2251,7 84,4 50,03 365,9
% Pemenuhan
(90%-110%) 94,37% 90% 105,9% 90,1%
 Perencanaan menu
Waktu Nama Bahan makanan Energi dan zat gizi
Makan Makanan Nama Penukar URT Gram Energi Protein Lemak KH
bahan (kkal) (gram) (gram) (gram)
makanan
Makan pagi Susu ibu Susu 1P 1 gls 200 125 7 6 10
menyusui rendah
lemak
Nasi Nasi 1P ¾ gls 100 175 4 - 40

Sayur Bayam 1P 1 gls 100 25 1 - 5


bening
bayam + Wortel 1P 1 gls 100 25 1 - 5
wortel
Telur Telur 1P 1 btr 55 75 7 5 -
rebus ayam
Tempe Tempe 1P 2 ptg 50 75 5 3 7
goreng sdg
Air putih Air putih 1 gls
Selingan Krakers krakers 1P 5 bh 50 175 4 - 40
pagi Air putih Air putih 1 gls

Makan siang Nasi Nasi 2P 1.5 200 350 8 - 80


gls
Sayur Kacang 1P 1 gls 100 25 1 - 50
tumis panjang
kacang
panjang + Minyak 1P 1 sdt 5 - - 5 -
tahu
Tahu 1P 1 bj 110 75 5 3 7
sdg
Ayam Ayam 1P 1 ptg 55 150 7 13 -
bakar bakar sdg
dengan
kulit
Air putih Air putih 1 gls
Selingan sore Agar – Agar - 1P ¾ bh 90 50 - - 12
agar agar 1P 1 sdm 13 50 - - 12
Gula
Makan Nasi Nasi 2P 1,5 gls 200 350 8 - 80
malam Sayur Sayur 1P 1 gls 100 100 6 - 20
bening katuk
daun
katuk + Toge 1P 1 gls 100 100 6 - -
toge kacang
kedelai
Sate Hati ayam 1P 1 bh 30 75 7 5 -
bacem sdg
hati ayam
Air putih Air putih 1 gls
Selingan Bubur Kacang 1P 2 sdm 20 75 5 3 7
malam kacang hijau
hijau Santan 1P 1/3 gls 40 50 - 5 -
Gula 1P 1 sdm 13 50 - - 12
Air putih Air putih 1 gls
Jumlah 2125 76 53 330
Kebutuhan 2251,7 84,44 50,03 365,90
%
Pemenuhan
94,3% 90% 105,9% 90,1%
(90 – 110%)
III. PEMBAHASAN
Ibu I berusia 27 tahun melahirkan anak pertama dengan berat 3,1 kg dan
panjang badan 47 cm. Pada saat setelah melahirkan ASI ibu I belum keluar sehingga
ibu I memberikan anaknya susu formula sebanyak 20 ml, menurut teori
(soetijiningsih,1997) pada ibu melahirkan hari pertama asi belum keluar
seharusnya bayi cukup disusu kan 4 – 5 menit saja untuk merangsang produksi ASI
dan membiaskan puting susu dihisap oleh bayi jadi tidak perlu diberikan susu
formula lalu ia juga berusaha supaya ASI nya lancar dengan cara memijat
payudaranya dan mengkonsumsi katuk, sehingga pada hari kedua ASI ibu I sudah
keluar dan ia memberikan ASI kepada anaknya 8x. Berat badan ibu I sebelum hamil
50 kg, setelah hamil menjadi 62 kg dan berat badan saat menyusui sekarang menjadi
59 kg dengan tinggi badan 158 cm. Pola makan ibu I 3x sehari dengan cemilan 3x
sehari dan selalu mengkonsumsi susu 1x sehari. Ibu I tidak memiliki alergi, lalu
suka mengkonsumsi telur, seafood dan sayuran hijau dan tidak suka mengkonsumsi
buah. Hasil recall ibu I energi 2200 kkl, protein 59 gram, lemak 60 gram, dan
karbohidrat 348 gram.

Dari studi kasus yang kami analisis di atas, kami mendapatkan hasil bahwa
pasien Ny. I berumur umur 27 tahun, jenis kelamin perempuan, mempunyai
kebiasaan makan sehari 3x dengan cemilan 3x dan selalu mengkonsumsi susu ibu
menyusui 1x sehari pada frekuensi makan Ny. I sudah baik sehingga nutrisi yang
ada ditubuh Ny. I tidak akan kekurangan dan sering mengkonsumsi daun katuk
untuk memperlancar ASI nya, tidak hanya pada konsumsi daun katuk saja cara
memperlancar ASI tetapi jenis – jenis sayuran lainya juga dapat memperlancar ASI
yaitu sayur bayam, brokoli dan sayuran berwarana hijau tua lainnya, karena sayuran
hijau mengandung jumlah kalsium, folat, betakaroten, dan riboflavin yang tinggi.
Ny. I suka mengkonsumsi telur, seafood dan sayur, tetapi tidak menyukai buah-
buahan, padahal buah-buah sangat penting untuk karena dapat menjadi sumber
energi yang baik untuk ibu menyusui dan produksi ASInya. , Ny. I tidak memiliki
pantangan dan alergi terhadap makanan.
Hasil data objektif diketahui nilai Antropometri Ny. I yaitu TB 156 cm, BB
sebelum hamil 50 kg, BB setelah melahirkan 62 kg, BB setelah menyusui 59 kg,
maka pada penurunan BB Ny. I dari akhir kehamilan hingga sekarang ini 3 kg.
Angka ini menunjukkan bahwa simpanan lemak yang terpakai untuk memproduksi
ASI hanya sedikit karena, pada saat setelah Ny. I melahirkan, ASI-nya belum
keluar, Sehingga menurut teori simpanan lemak selama hamil dapat menyumbang
energi 100-200 kkl/hari dengan begitu proses menyusui membantu mempercepat
penurunan berat badan ibu karena berkaitan dengan hormon oksitosit,(
Arisman,2009). Riwayat makan Ny. I dari hasil reccal diketahui bahwa asupan
energi Ny. I 2200 kkal, protein 59 gram, lemak 60 gram, karbohidrat 345 gram,
sehingga dapat dikatakan masih sedikit kurang bila dibandingkan dengan tabel
AKG.

Pada perhitungan IMT Ny. I mendapatkan hasil 23,63 menurut cut off point
IMT normal yaitu 18,3 – 25,0 (Depkes keluarga sadar gizi,2009) maka dengan
angka 23,63 masih dikatakan status gizi Ny. I normal dengan begitu membuatu
perencanan menunya hanya mempertahkan status gizi saja. Perhitungan kenaikan
berat badan pada saat hamil juga normal sesuai dengan cut off pont ibu hamil yaitu
IMT dibandingan dengan penambahan berat Ny. I pada saat hamil yaitu IMT
sebelum hamil adalah 20,02 (normal) dan penabahan berat badan pada saat hamil
12 kg, lalu pada cut off point dikatakan status gizi normal penambahan berat
badannya 11,5 – 16 kg (berdasarkan Internationan organization for Mirgation,
1990) sehingga penambahan BB dikata normal. Pada studi kasus Ny. I tidak terdapat
masalah Biokimia dan Fisik klinik. Lalu dietary Ny. I berdasarkan hasil recall di
bandingkan dengan tabel (AKG,2013) mendapatkan hasil persen pemenuhan ±
10% yaitu pada energi 85,27%, protein 77,63%, lemak 69,76% dan karbohidrat
95,6%. Dapat kita lihat bahwa pada energi,protein, dan lemak masih kurang
terutama pada lemak masih banyak sekali, dengan begitu dalam perencanana dapat
ditambahkan makanan yang mengandung tinggi lemak dan protein agar gizi pada
Ny.I tercukupi dan seimbang.

Pada kasus Ny. I perencana diet yang diberikan yaitu untuk Meningkatkan
zat gizi lemak dan protein agar memperoleh gizi yang seimbang karena ibu masih
membutuhkan penambahan zat gizi sebesar 15% pada protein dan 10% pada lemak,
mempertahankan zat gizi lainya agar status gizi pada masa ibu menyusui anaknya
terpenuhi karena pada seorang ibu yang sedang menyusui harus menjaga
keseimbangan zat gizi agar pertubuhan bayi juga berhasil dan tumbuh dengan baik,
lalu pada seorang ibu juga penting karena tubuh ibu bisa menjadi sehat serta kualitas
dan kuantitas produksi ASI menjadi lebih baik dan membuat makanan yang
bervariasi untuk ibu menyusui agar ASI nya tetap lancar, karena pada produksi ASI
salah satunya berhubungan dengan berbagai macam variasi makanan agar ASI yang
di peroleh zat gizi terpenuhi dengan baik . Adapun prinsip dan syaratnya yaitu untuk
memenuhi kebutuhan energi yaitu 2251,75% kkal, protein 15%, lemak 20%, dan
karbohidrat 65% dari persentase tersebut digunakan karena sesuai dengan tujuan
meningkatkan zat gizi pada Ny. I susuai dengan perhitungan Hariss Bennedict.
mengkonsumsi air putih Paling sedikit 8 gelas perhari karena pada ibu meyusui
harus meningkatkan intake cairan yang bertujuan agar selama menyusui ibu tidak
dehidrasi. Konsumsi air dianjurkan 2-3 liter per hari atau lebih dari 8 gelas (12-13
gelas sehari) kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-buahan
dan air yang tersedia di makanan (bruyen,2008) dan makan dengan menu seimbang
terutama sumber protein, energi, lemak dan karbohidrat.

Pada penjabaran kebutuhan gizi sehari karbohidrat yang digunakan 6p karena


sesuai perhitungan di syarat yaitu karbohidrat = ½ dari energi Ny. I makan di dapat
hasil 6,4 dan di genapkan menjadi 6P. Yang kedua protein hewani mengunakan
tinggi lemak dan lemak sedang, lemak sedang menggunakan 2P dan di pilih karena
pada BMP lemak sedang banyak variasa makanan di bandingkan dengan rendah
lemak dan tinggi lemak, lalu memilih tinggi lemak karena pada perencanan menu
menggunakan sedikit minyak, sehingga untuk memenuhi kebutuhan lemak
menggunakan protein hewani dengan lemak tinggi. Yang ketiga protein nabati
menggunakan 3P agar Ny. I mendapatkan nutrisi yang ada di protein nabati juga,
lalu keempat sayuran menggunakan sayuran B dan C karena terdapat nilai gizi,
sedangkan pada sayuran A tidak ada nilai gizinya atau kandungan energi di abaikan.
Selanjutnya gula menggunakan 2P,karena sesuai syarat 2-4 P dan pada gula
memilih menggunakan 2P saja karena kandungan energinya sedikit tinggi dan tidak
baik untuk tubuh jika kebanyakan mengkonsumsi gula. Susu menggunakan 1P yaitu
susu rendah lemak sesuai dengan susu ibu menyusi, Ny.I mengkonsumsi susu agar
menabah zat gizi yang ada di susu dan menabah intake cairan agar tidak dehidarsi.
Dan terakhir minyak yang digunakan 3P, karena tidak boleh terlalu berlebihan
mengkonsumsi minyak,tidak baik bagi kesehatan ibu. Sehingga diperoleh jumlah
dari Energi = 2125kkal, Protein = 76gram, Lemak = 53gram dan Karbohidrat
330gram lalu perhitungan nilai gizi Ny.I menggunakan Hraiss Benedit sesuai
dengan prinsip di peroleh Energi = 2251,7kkal, Protein = 84,4gram, Lemak =
50,03gram, dan Karbohidart 365,9gram. Lalu dibandingkan hasil keduanya dengan
% pemenuhan 90-110% di peroleh Energi = 94,37%, Protein = 90%, Lemak =
105,9%, dan Karbohidart 90,1% hasil pesen pemenuhan sudah dengan 90-110%
menurut standar hariss benedict.

Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu
yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil.Rata-
rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/
100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan.
Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510
kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata
ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001). Oleh sebab
itu, pemberian menu berupa nasi, sayur bening bayam campur wortel, telur rebus,
tempe goreng, dan air putih beserta dengan susu dimaksudkan untuk memenuhi
nutrisi dan menambah energi bagi ibu I agar lebih bersemangat untuk menjalani
berbagai aktivitas pada hari itu. Pemilihan susu sebagai bagian dari menu makanan
pagi hari karena susu dapat menyumbang kalori tambahan, nasi sebagai sumber
energi, sayur bayam campur wortel dapat meningkatkan produksi asi, telur rebus
kaya akan protein yang sangat dibutuhkan oleh setiap ibu menyusui, tempe goreng
juga kaya akan protein dan antioksidan yang dapat memperbaiki sel-sel yang rusak
serta air putih yang wajib diminum karena semua makanan yang wajib dikonsumsi
saat menyusui tidak akan bekerja secara maksimal jika tidak diimbangi dengan
mengkonsumsi cukup air putih.

Pada selingan pagi, kami memilih menu cracker karena cracker merupakan
camilan yang baik bagi ibu menyusui yang mengandung protein, serat, dan kalsium.
Cracker juga dapat menjaga ibu agar tetap kenyang (supadmi dkk, 2008). Dan Air
putih dapat mencegah ibu agar tidak dehidrasi dan dapat membantu meningkatkan
intake cairan ibu (asmadi,2011). Lalu Pada menu makan siang, kami memilih menu
nasi, tumis kacang panjang + tahu, dengan lauk ayam bakar dan segelas air putih.
Nasi sebagai sumber Karbohidrat, tumis kacang panjang + tahu baik bagi ibu karena
kacang panjang mengandung vitamin A, kalsium, serat, dan vitamin D
(sediaoetama,2006). Sedangkan tahu merupakan sumber protein nabati & ayam
bakar yang merupakan sumber protein hewani, sehingga menu makan siang yang
kami buat untuk Ny. I sudah seimbang.

agar-agar dipilih sebagai selingan sore karena agar-agar cenderung membuat


ibu merasa kenyang sehingga terhindar dari keinginan untuk mengonsumsi
makanan lain yang tidak terkontrol dan juga dapat membantu memperlancar
pencernaan. Pemberian menu makan malam berupa nasi, sayur bening daun katuk
tambah tauge, sate bacem hati ayam serta air putih. Pemberian menu berupa nasi
dimaksudkan untuk mempertahankan sumber energi utama yang baik bagi tubuh.
Sayur bening daun katuk campur tauge berguna bagi produksi asi dan memperlancar
pencernaan juga sudah dipercaya secara empiris untuk meningkatkan produksi asi.
Sate bacem hati ayam berguna untuk meningkatkan asupan kolin yang berpengaruh
terhadap tumbuh kembang bayi, meningkatkan kualitas asi, dan mencegah stress
karena dalam hati ayam mempunyai zat asam pantotenat yang mengoptimalkan
kinerja kelenjar adrenal sehingga menekan kondisi stress yang sering terjadi pada
ibu menyusui. Air putih menjadi penutup untuk memenuhi kebutuhan cairan serta
melancarkan oksigen dalam tubuh.

Pada selingan malam, kami memilih menu bubur kacang hijau karena bubur
kacang hijau yang hangat, cocok untuk dikonsumsi ketika malam hari. Kacang hijau
sendiri merupakan sumber protein nabati yang dapat membantu melancarkan
pencernaan dan menurunkan resiko penyakit jantung. Kacang hijau juga merupakan
sumber karbohidrat kompleks dan serat yang baik bagi tubuh (jurnal
flobamora,2010).
IV. KESIMPULAN
 Assesment
Data antropometri yang didapat menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh
(IMT) Ny. I normal (Depkes keluarga sadar gizi,2009). Selain itu, data
dietary yaitu recall 24 jam dari Ny. I menunjukkan frekuensi makan sudah baik,
hanya nilai zat gizi energi,protein dan lemak nya masih kurang.
 Planing
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan diet yang harus
diberikan adalah untuk mempertahankan status gizi ibu dan anaknya dan juga
membuat makanan yang bergaris di agar ibu menyusui memiliki ASI yang
lancar.
 Prinsip dan syarat
Untuk memenuhi kebutuhan energi Ny. I yaitu sebesar 2251,75%, protein 15%,
lemak 20%, dan karbohidrat 65%, makan. Dan juga konsumsi makan yang
mampu meningkatkan energi, lemak, protein, dan karbohidrat.
 Perhitungan kebutuan gizi
kebutuhan Energi sesuai faktor aktifitas, protein 15%, lemak 25% dan
karbohidart 65% dihitung berdasarkan rumus Hariss Benedict, dan ditambah
AKG untuk ibu menyusui 0-6 bulan. Kebutuhan zat gizi digunakan untuk
mempertahankan status gizi serta menambah nutrisi untuk bayi yang disusui.
 Pejabaran kebutuhan gizi sehari
Mengunakan Karbohidrat 6P, Protein Hewani tinggi 1P, Protein Hewani
sedang 2P, Protein Nabati 3P, Sayur B 3P, Sayur C 2P, Gula 2P, Susu rendah
lemak 1P, Minyak 3P.% pemenuhan 90-110% di peroleh Energi = 94,37%,
Protein = 90%, Lemak = 105,9%.
 Perencanan menu
Dari perencanaan menu yang kami buat, kami memilih menu masakan yang
bertujuan untuk membantu melancarkan produksi asi Ny. I, dan membantu
mencukupi kebutuhan energi, protein, lemak, dan KH serta membantu
meningkatkan intake cairan Ny. I.
V. DAFTAR PUSTAKA

Afianti, F., & Indrawati , V. (2015). pegaruh penambahan tepung ikan gabus
dan air terhadap sifat organepoleptik crackers. journal boga, (4) 46-55.

Arisman. 2009. Gzi dalam daur kehidupan. EGC. Jakarta :193-195


Asmadin, Kasjono H.S. 2011. Teknologi pengelolahan air minum. Yogyakarta
: Gosyen publishing.

Bruyne, De.Pinna.Whitney.2008. Buku Ajar kebidanan Nifas Normal. Jakarta


: EGC.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik jilid I.
Jakarta: Badan penerbit IDAI. 2011

MB, Dr Arisman, 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi – Gizi Dalam Daur Kehidupan
Edisi 2. Jakarta : EGC.

Sediaoetomo. 2006. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid II. Jakarta:
Dian rakyat

Soetjiningsih. 1997. ASI: petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta EGC.

LAPORAN STUDI KASUS

GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN (GDDK)

IBU MENYUSUI (0 – 6 BULAN)


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : IV
1. ADELLIA FEBBY SARINANDE (18120094)
2. TREVY C. I. SITORUS (18120092)
3. SITI MAHMUDATUL OKTAVANI (18120096)
4. ERLIS AGUSTININGRUM (18120099)
5. DENISSA HUBARANI S. (18120100)
6. LIDIA SARRY (18120102)
7. RODHIE OCTARYAN (18120088)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2019

Anda mungkin juga menyukai